Anda di halaman 1dari 27

Rini N014191078 Sasmita N014191109

Lia Ahmad N014191 Muhlisa N014191099


Juspidayanti N014191082 Ulfa Amalia N014191111
Noer Fauziah R N014191110 Asliah Hardianti N014191088
Arsita Handayani N014191106 Heriwanti Pasalli N014191079
Indah Rosade said N014191116 Venty Try Mangiwa N014191085
Putri Indah Lestari N014191080 Jasmine Istighfariana H N014191103
Natalia Lamba padang N014191087 Kalangi Natasya Rachel N014191077
Apa itu kanker payudara?

Kanker payudara adalah suatu keganasan


yang berasal dati jaringan payudara pada
bagian epitel duktus maupun lobulusnya.
Jenis jenis kanker payudara

Ductus Carcinoma
Invasif, jika invasi telah
Ductal sampai pada bagian
dalam jaringan
Carcinoma
DCIS (Ductus
Carcinoma Insitu), jika
karsinoma tdk sampai
terjadi invasi
Carcinoma Lobular
Invasif, jika invasi telah
Lobular Carcinoma sampai pada bagian
dalam jaringan

Carcinoma Lobular
Insitu, jika karsinoma
tdk sampai terjadi
invasi
Early Breast Cancer
• Terdapat benjolan abnormal
tanpa rasa sakit, namun
perubahan pada puting (Nipple)
kurang terlihat (Dipiro: 619)
• Benjolan tanpa rasa sakit,
biasanya soliter, unilateral,
solid, keras, tidak beraturan, dan
tidak dapat digerakkan (Iso
Farmakoterapi 2)
• Edema kulit, kemerahan,
hangat, dan pengerasan (Iso
Farmakoterapi)
• Benjolan ketiak dan edema pada
Tanda dan Gejala
axila lengan (Panduan
Penatalaksanaan Kaknker
Payudara: Hal.2)
Stadium didasarkan pada ukuran tumor primer (T1-4) adanya dan meluasnya keterlibatan
nodus limfa (N1-3) dan ada atau tidaknya ada metastasis jauh (M0-1). Dinyatakan secara
sederhana, stadium ini dapat dipresentasikan sebagai berikut:

Kanker payudara awal


Stadium 0 : karsinoma *in situ atau penyakit
yang belum menginvasi membrane dasar
Stadium I : tumor primer kecil tanpa
keterlibatan nodus limfa
Stadium II : keterlibatan nodus limfa regional
Kanker Payudara yang berkembang secara
Lokal
Stadium III : biasanya suatu tumor besar
dengan keterlibatan nodus meluas yang mana
nodus atau tumor terfiksasi pada dinding dada;
juga termaksuk kanker payudara inflamatori,
yang berprogresif secara cepat
Kanker payudara stadium lanjut atau metastasis
Stadium IV : bermetastasis ke organ jauh dari
tumor primer

Stage of Breast Cancer


Stage of Breast Cancer
MASTECTOMY

BCS (Breast
Conserving
Therapy)
Radioterapy
Pasca BCS

.
Local Treatment
Terapi adjuvant Untuk mengurangi kemungkinan
sistemik merupakan kekambuhan, kemoterapi adjuvan
pemberian terapi sistemik, terapi hormonal, atau terapi
sistemik setelah biologis diberikan. Penentuan tunggal
terapi definitif lokal atau kombinasi terapi didasarkan pada
(operasi, radiasi faktor prognostik pasien: status ER /
PR dan kepositifan HER2. Seperti
atau keduanya) yang disebutkan sebelumnya, alat-alat
seperti uji genetik Oncotype DX dapat
memperkirakan kekambuhan risiko
berdasarkan karakteristik spesifik
tumor ini dan membantu dalam
penentuan terapi

Terapi Adjuvan Sistemik


Terapi Adjuvan Sistemik
Taxanes

Aromatase Anthracycline
inhibitor (Ais) s

Agen yang
digunakan dalam
terapi sistemik
Tamoxifen ajuvan kanker Pertuzumab

payudara

Terapi Adjuvan Sistemik


Trastuzumab
Ado-
trastuzumad
Kemoterapi
Induksi Konsolidasi / Maintenance Salvage Therapy
Kemoterapi : Intensifikasi : chemotherapy : : Terapi yang
Terapi awal yang kemoterapi yang Perpanjangan diberikan setelah
diberikan dengan terapi dengan gagal terhadap
tujuan untuk diberikan setelah
remisi, untuk dosis rendah regimen therapy
mereduksi sel untuk
kanker semaksimal memperpanjang yang lain.
mungkin. disease free memperpanjang Tujuan dari
Diharapkan terjadi survival durasi dari remisi salvage therapy
complete remission dan mencapai untuk palliative
dari Induksi kesembuhan.
Kemoterapi ini.

Tujuan Pemberian Kemoterapi


Agen Pengalkil Antibiotik
Cyclophosphamide Doxorubicin
Epirubicin

Taxane Anti-Metabolit
Paclitaxel Methotrexate
(MTX)
Docetaxel
Fluorouracil (FU)

Golongan Kemoterapi Untuk


Early Stage Breast Cancer
Golongan Obat Nama Obat Mekanisme Kerja Efek Samping
• Kardiotoksisitas
Menginduksi sitotoksisitas • Penambahan
melalui beberapa mekanisme trastuzumab ke
berbeda. Misalnya, radikal bebas protokol dengan
turunan doxorubicin dapat doxorubicin atau
Doxorubicin menginduksi peroksidasi lipid epirubicin
membran, pemotongan untai meningkatkan gagal
DNA, dan oksidasi langsung dari jantung kongestif
basa purin atau pirimidin, tiol, • Diare
dan amina. • Kehilangan nafsu
makan
Antibiotik
Menghambat enzim
topoisomerase II sehingga
menghambat proses • Mielosupresi
pembelahan sel dan • Gangguan fungsi
pembentukan DNA. Eliminasi jantung
lambat, ekskresi terutama • Alopesia
Epirubicin
melalui empedu. Dengan • Mual-muntah
memperlambat atau • Stomatitis
menghentikan pertumbuhan sel- • Hiperpireksia.
sel kanker. Obat ini termasuk
dalam kelas obat yang dikenal
sebagai anthracyclines.
Golongan Obat Nama Obat Mekanisme Kerja Efek Samping
Menghambat enzim dehidrofolat
reduktase dalam proses pembentukan
purin dan pirimidin. Enzim dihidrofolat
• Nyeri perut
reduktase berguna untuk mengubah
• Kerontokan rambut
asam dihidrofolat menjadi asam
• Penurunan daya tahan
tetrahidrofolat dan juga menghambat
tubuh
enzim timidilate sintetase yang akan
• Nyeri pada area
Methotrexate menyebabkan pengurangan jumlah
persendian
timidilat dan folat yang merupakan
• Mual, muntah
komponen purin dan pirimidin yang
• Bengkak pada kaki
dibutuhkan saat proses sintesis DNA.
• Adanya darah pada
Sintesis DNA yang dihambat akan
saat buang air kecil
menyebabkan apoptosis dari sel T yang
Anti Metabolit telah teraktivasi serta menghambat
kemotaksis neutrofil.

Menghambat pertumbuhan dan


penyebaran sel kanker. Obat ini
termasuk dalam obat anti-metabolit • Stomatitis
yang bekerja dengan menghalangi • Diare
pertumbuhan sel tidak normal, baik sel • Mual
Fluorouracil
pra-kanker maupun kanker. • Muntah
Fluorouracil, mempunyai • Leukopedia
mekanisme kerja antagonis dengan • Alopesia
timin terhadap aktifitas enzim timidilat • Dermatitis.
sintetase (TS), dimana timin diperlukan
untuk sintesis DNA dalam sel.
AC AC → Paklitaksel
Doksorubisin 60 mg/m2 i.v, hari 1 Doksorubisin 60 mg/m2 i.v, hari 1
Siklofosfamid 600 mg/m2 i.v, hari 1 Siklofosfamid 600 mg/m2 i.v, hari 1
Ulangi siklus tiap 21 hari untuk 4 siklus
Ulangi siklus tiap 21 hari untuk 4 siklus Diikuti dengan :
Paklitaksel 175 mg/m2 selama 3 jam
Ulangi siklus tiap 21 hari untuk 4 siklus
FAC TAC
Fluorourasil 500 mg/m2 i.v, hari 1 dan 4 Dosetasel 75 mg/m2 i.v, hari 1
Doksorubisin 50 mg/m2 infus intravena Doksorubisin 50 mg/m2 bolus i.v., hari 1
kontinu selama 72 jam (doksorubisin sebaiknya diberikan sebagai yang pertama)
Siklofosfamid 500 mg/m2 i.v hari 1 Ulangi siklus tiap 21 – 28 hari untuk 6 siklus (harus
Ulangi siklus tiap 21 – 28 hari untuk 6 diberikan dengan pendukung factor pertumbuhan)
siklus

Regimen Kemoterapi Adjuvan


CAF Paklitaksel → FAC
Siklofosfamid 600 mg/m2 i.v, hari 1 Paklitaksel 80 mg/m2 tiap minggu selama 1 jam tiap minggu
Doksorubisin 60 mg/m2 bolus i.v., hari 1 untuk 12 minggu
Fluorourasil 600 mg/m2 i.v, hari 1 Diikuti dengan :
Ulangi siklus tiap 21 – 28 hari untuk 6 siklus Fluorourasil 500 mg/m2 i.v, hari 1 dan 4
Doksorubisin 50 mg/m2 infus intravena kontinu selama 72
jam
Siklofosfamid 500 mg/m2 i.v hari 1
Ulangi siklus tiap 21 – 28 hari untuk 4 siklus
FEC CMF
Fluorourasil 500 mg/m2 i.v, hari 1 Siklofosfamid 100 mg/m2 perhari secara oral, hari 1 - 14
Epirubisin 100 mg/m2 bolus i.v, hari 1 Metotreksat 40 mg/m2 i.v, hari 1 dan 8
Siklofosfamid 500 mg/m2 i.v, hari 1 Fluorourasil 600 mg/m2 i.v, hari 1 dan 8
Ulangi siklus tiap 21 hari untuk 6 siklus Ulangi siklus tiap 21 hari untuk 6 siklus
Atau
Siklofosfamid 600 mg/m2 i.v, hari 1
Metotreksat 40 mg/m2 i.v, hari 1
Fluorourasil 600 mg/m2 i.v, hari 1 dan 8
Ulangi siklus tiap 21 hari untuk 6 siklus

Regimen Kemoterapi Adjuvan


CEF Dosis padat AC → Paklitaksel
Siklofosfamid 75 mg/m2 secara oral tiap hari, Doksorubisin 60 mg/m2 bolus i.v, hari 1
pada hari 1 – 14 Siklofosfamid 600 mg/m2 i.v, hari 1
Epirubisin 60 mg/m2 bolus i.v, hari 1 dan 8 Ulangi siklus tiap 14 hari untuk 4 siklus
Fluorourasil 600 mg/m2 i.v, hari 1 dan 8 (harus diberikan dengan pendukung faktor
Ulangi siklus tiap 21 hari untuk 6 siklus pertumbuhan)
(membutuhkan natibiotik profilaksis atau Diikuti dengan :
pendukung faktor pertumbuhan)
Paklitaksel 175mg/m2 i.v, selama 4 siklus
(harus diberikan dengan pendukung faktor
pertumbuhan)

Regimen Kemoterapi Adjuvan


Terapi adjuvan Biologi
1. Tes IHC (Immuno Histo Chemistry) digunakan untuk melihat
apabila terdapat terlalu banyak pprotein HER2 pada sel kanker.
Hasilnya bisa 0 (negatif), 1+ (negatif), 2+ (ambang batas) atau 3+
(positif).
2. Tes FISH (Fluoresence In Situ Hybridization),melihat apabila ada
terlalu banyak copy gen HER2 pada sel kanker. Hasilnya bisa
positif atau ada amplifikasi gen HER2, atau negatif.
3. Tes SPoT-Light HER CISH dan tes Inform HER2 Dual ISH sama
seperti tes IHC, tes ini juga melihat apabila terdapat replikasi gen
HER2.

Cara mengetaui status HER2


Terapi tambahan dilakukan untuk menghilangkan
mikrometastasis yang dapat menyebabkan penyakit kambuh.
Pemilihan terapi tambahan berdasarkan risiko yang dapat terjadi,
status reseptor hormon steroid tumor utama dan status
menopause.
Terapi tambahan dapat berupa kemoterapi sitotoksik atau terapi
antagonis hormon. Wanita dengan kanker payudara dengan
reseptor hormon steroid positif dipertimbangkan untuk mendapat
terapi antagonis hormon (didahului dengan kemoterapi sitotoksik
jika diperlukan), sedangkan kanker payudara pada wanita dengan
reseptor hormon steroid negatif harus dipertimbangkan untuk
mendapat kemoterapi sitotoksik.

Terapi Endokrin Adjuvant


• Tamoxifen • Toremifene
Toremifene adalah antiestrogen
Antagonis reseptor estrogen efektif triphenylethylene nonsteroid. Terkait
pada wanita pascamenopause, secara kimia dengan tamoxifen,
perimenopause dan pramenopause. toremifene adalah modulator reseptor
Dosis kanker payudara: 20 mg estrogen selektif (SERM).
sehari. Mekanisme Kerja : Agen ini mengikat
Contoh sediaan tamoxifen ebewe, secara kompetitif dengan reseptor
taxen estrogen, sehingga mengganggu
aktivitas estrogen. Toremifene juga
memiliki sifat estrogenik intrinsik, yang
dimanifestasikan menurut jenis jaringan
atau spesies.

Indikasi : Untuk pengobatan kanker


payudara metastasis pada wanita
pascamenopause dengan tumor
reseptor-positif estrogen atau reseptor-
tidak diketahui.

Antiestrogens: SERMs
Goserelin
Goserelin adalah analog
dekapeptida sintetis dari
hormon pelepas hormon Triptorelin
luteinizing (LHRH) Triptorelin adalah analog Leuprolide
dengan aktivitas agonis dekapeptide Leuprolide adalah analog
antineoplastik sintetik dari hormon nonapeptide sintetis dari
Mekanisme Kerja : . pelepas hormon hormon pelepas
Goserelin mengikat dan luteinizing (LHRH). gonadotropin.
mengaktifkan reseptor Memiliki potensi yang Mekanisme Kerja :
hormon pelepas lebih besar daripada Leuprolide berikatan dan
gonadotropin (GnRH) LHRH endogen, mengaktifkan reseptor
hipofisis. Pemberian triptorelin secara terbalik hormon pelepas
goserelin yang menekan sekresi gonadotropin (GnRH)
berkepanjangan gonadotropin. Contoh Sediaan : Lupron
menghambat sekresi
gonadotropin hipofisis,
sehingga menurunkan
estradiol pada wanita.

Agonis hormon luteinizing (LHRH)


Kerja penghambat • Anastrozol dan letrozol m
aromatase terutama dengan erupakan penghambat
melakukan blokade aromatase non-steroid,
konversi androgen menjadi exemestan adalah inhibitor
estrogen pada jaringan aromatase steroid.
perifer, tidak menghambat Anastazol dan letrozol
sintesis estrogen ovarium memiliki efektivitas yang
dan sebaiknya tidak sama dengan tamoksifen
digunakan pada wanita pra- untuk terapi lini pertama
menopause. pada kanker payudara
• Anastrozole metastase pada wanita
• Letrozole pascamenopause.

aromatase inhibitor (AI)

Anda mungkin juga menyukai