Anda di halaman 1dari 20

ZINC PYRITHIONE

Kelompok 13
Merly Jayanti (17380053)
Monica Safira (17380054)
M. Havel Altasyah (17380056)
Murhani (17380058)
Neneng Lisnawati (17380060)
Shampo

Secara umum shampo didefinisikan sebagai


deterjen bentuk larutan, krim, padat atau bentuk-
bentuk lain yang cocok untuk mencuci rambut,
dikemas dalam bentuk yang sesuai untuk digunakan,
dan berguna untuk menghilangkan kotoran dan
lemak yang melekat pada kulit kepala tanpa
mempengaruhi keaslian dan kesehatan rambut si
pemakai, sehingga didapat rambut yang harum,
berkilau, halus dan mudah diatur (Mita dkk., 2009).
Kandungan shampo
O Deterjen atau Surfaktan
O Bahan Pendispersi Garam Kalsium
O Bahan Pengikat Ion (Sequestering Agents)
O Bahan Pelarut Deterjen
O Bahan Pengental .
O Bahan Pembentuk dan Penstabil Busa
O Bahan Pencemerlang Rambut
O Bahan Pelembab Rambut dan Kulit Kepala
O Bahan Pengawet .
O Parfum dan Bahan Pewarna
O Bahan Aktif/Obat
Misalnya: Anti-ketombe (Selenium sulfide 1-2,5%, Zinc
pyrithione 2%)
Zinc Pyrithione
O Zinc pyrithione (ZnPT) merupakan kompleks
seng yang hampir tidak larut dalam air yang
sering digunakan sebagai zat aktif anti-
ketombe karena dapat menghambat
pertumbuhan bakteri dan fungi pada infeksi
kulit (Hamdani, dkk., 2014).
Definisi
O Ketombe atau pitiriasis sika (dandruff) banyak
diderita oleh penduduk di Indonesia yang
beriklim tropis, suhu tinggi dan udara lembab.
O Ketombe adalah sejenis penyakit peradangan
kulit berminyak (dermatitis seboroik) yang paling
ringan namun lebih sering menjadi masalah
bagi penderita karena mengurangi daya tarik
seseorang akibat kotornya rambut yang
merupakan mahkota kecantikan seseorang
(Wasitaatmadja, 1997).
O Efek zinc pyrithione pada kulit kepala
berketombe adalah menormalkan
keratinisasi, mengurangi produksi sebum,
atau keduanya (Sanfilippo dan English III,
2006).
O Zinc pyrithione sebagai agen sitostatik
diketahui dapat menurunkan laju replikasi
sel epidermis, dengan demikian waktu yang
dibutuhkan untuk pergantian sel epidermis
meningkat sehingga mengurangi sisik pada
kulit yang nampak secara signifikan
(Anonim, 2014).
O Saat ini penggunaan zinc pyrithione sebagai
anti-ketombe menurut Peraturan Kepala
Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor
18 Tahun 2015 dibatasi 2% untuk produk
dibilas dan 0,1% produk non bilas (BPOM RI,
2015).

O Penggunaan zinc pyrithione secara


berlebihan dapat menyebabkan dermatitis
pada kulit kepala dan kerusakan pada
rambut seperti rambut rontok, berubah
warna dan patah–patah (Hamdani, dkk.,
2014
Persyaratan yang harus dipenuhi
untuk shampo anti ketombe
O Dapat membersihkan rambut dan kulit kepala
dari ketombe tanpa membuat rambut menjadi
berminyak, kering, atau tidak dapat diatur.
O Mengandung zat aktif germisida, fungisida, atau
zat antiseptika yang dapat mematikan
pertumbuhan bakteri, dan mencegah infeksi
setelah pemakaian.
O Konsentrasi zat aktif yang digunakan tidak
meningkatkan sensitivitas kulit kepala.
O Dapat mengurangi rasa gatal ataupun hal lain
yang akan menimbulkan ketidaknyamanan.
Komatografi Cair Kinerja
Tinggi (KCKT)
O merupakan teknik pemisahan senyawa
dengan cara melewatkan senyawa melalui
fase diam (stationary phase) dengan
menggunakan fase gerak (mobile phase)
mengaliri semua ini. Senyawa dalam kolom
akan keluar dari kolom atas dasar
kepolaran yang berbeda, sehingga akan
mempengaruhi kekuatan interaksi senyawa
dengan fase diam dan fase gerak
Bahan
O Bahan yang digunakan untuk proses penelitian
ini adalah zinc pyrithione (ZnPT) 49,18 %
aqueous dispersion cosmetic grade (ARCH),
copper sulfate pentahydrat (CuSO4.5HO) GR for
analysis (merck), potassium dihydrogen
phosphate (KH2PO4) GR for analysis (merck),
sodium hydroksida (NaOH) GR for analysis
(merck), phosphoric acid (H3PO) 85% GR for
analysis (merck), aqua DM, asetonitril grade for
liquid chromatography (merck), dikhlorometan
grade for liquid chromatography (merck), dan
plasebo sampo.
Kondisi Pengukuran KCKT
No Parameter Spesifikasi

1 Fase Diam (Kolom) Licrocart Lichrospher 100 RP 18 (250 x 4,6


mm), oktadesil (C18), ukuran partikel isi
5µm. (Merck)

2 Fase Gerak Campuran larutan dapar fosfat : acetonitril


sesuai tabel III.1

3 Laju Alir 1 mL/menit

4 Detektor UV-Vis (λ = 240 nm)

5 Volume Injeksi 10 µL
Hasil Validasi Metode
Analisis
O Parameter validasi metode analisis yang
dilakukan meliputi, uji selektivitas
(spesifisitas), uji linearitas, uji akurasi
(kecermatan), presisi (keseksamaan), dan
uji robustness (ketegaran).
Hasil validasi
O Hasil validasi metode analisis pada kondisi optimum,
memenuhi uji selektivitas, uji linearitas pada rentang
konsentrasi CuPT 3,08 sampai 24,62 µg/mL dengan
koefisien korelasi (r) sebesar 0,995, dan uji presisi
(keseksamaan) dengan nilai koefisien variasi 0,65%.
Pada uji akurasi (kecermatan) perolehan kembali
sampel dengan konsentrasi CuPT 12,31-15,38
µg/mL berada pada rentang 99–101%, sedangkan
perolehan kembali pada konsentrasi 12,31 µg/ml
berada diluar rentang 98-102%. Hasil uji robustness
(ketegaran) memberikan rata-rata perolehan kembali
sebesar 85,98 % dengan nilai koefisien variasi
4,74%.
Penetapan kadar Zinc Pyrithione
dengan metode Iodimetri
O Titrasi iodimetri adalah titrasi berdasarkan reaksi oksidasi antara
iodin sebagai pentiter dengan reduktor yang memiliki potensial
oksidasi lebih rendah dari sistem iodin-iodida dimana sebagai
indikator larutan kanji. Titrasi dilakukan dalam suasana netral
sedikit asam (pH 5-8) (Alamsyah, 1994). Pada titrasi iodimetri
digunakan larutan iodin sebagai larutan titer.
O Indikator yang digunakan untuk mengetahui titik akhir titrasi
biasanya adalah kanji atau Amilum 0,5-1%. Warna yang terjadi
adalah biru tua hasil reaksi I2-amilum. Indikator yang digunakan
dalam proses standarisasi adalah indikator amilum 0,5%.
Penggunaan indikator ini untuk memperjelas perubahan warna .
larutan yang terjadi pada saat titik akhir titrasi (Thayban, 2014).
Alat dan Bahan
O Sampel yang digunakan adalah shampo anti
ketombe yang diproduksi oleh PT. LION WINGS.
O aluminium foil, batang pengaduk, beaker
glass, buret, Centrifuge (ROTOFIX 32 A),
erlenmeyer, gelas ukur, neraca analitik, pipet
tetes, dan spatula.
O arsen (III) oksida, asam klorida pekat, aquadest,
iodium, jingga metil, kalium iodida, kanji,
natrium hidroksida, natrium bikarbonat dan
etanol 96%.
Penetapan kadar zinc
pyrithione
O Timbang 5 g sampel dalam beaker glass 20 ml.
Tambahkan 5 ml air, diaduk perlahan (hindari
terbentuknya busa), pindahkan ke tabung centrifuge 50
ml.
O Bilas beaker glass dengan 30 ml air secara kuantitatif,
kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 2500 rpm
selama 30 menit. Dibuang beningan.
O Endapan ditambahkan 5 ml air dan 7,5 ml HCl pekat,
diaduk hingga larut.
O Pindahkan ke erlenmeyer 250 ml, bilas tabung
centrifuge dengan 50 ml air dan titrasi dengan Iodium
0,05 N, menggunakan indikator kanji, dengan sekali-
sekali dikocok hingga titik akhir titrasi berwarna biru
Kadar zinc pyrithione dihitung dengan rumus :
Keterangan :
K = (Vt-Vb) x N x Berat setara x 100%
Bs x 0,05
Vt = Volum I2 yang terpakai pada sampel
Vb = Volum I2 yang terpakai pada blanko
N = Normalitas I2 x 100
Berat setara = 1 ml I2 0,05 N setara dengan 7,94
mg C10H8N2O2S2Zn
Bs = Berat sampel
Pada pengujian ini, digunakan suatu metode titrasi oksidasi-reduksi
yaitu titrasi iodimetri untuk mengetahui kadar zinc pyrithione pada
shampo. Dimana pentiter yang digunakan adalah larutan iodium 0,05
N dengan indikator larutan kanji. Berdasarkan hasil penetapan kadar
zinc pyrithione pada shampo dengan metode iodimetri, diperoleh hasil
bahwa shampo A dan shampo B yang diuji tersebut memenuhi syarat.
Karena kadar rata-rata yang diperoleh lebih kecil dari 2%, yaitu pada
shampo A sebesar 0,90% dan pada shampo B sebesar 0,88%.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai