Anda di halaman 1dari 21

Penguji dan Pembimbing:

Presented By:
Dr. Samuel Baso, Sp.PD
Mitah Silva
• Latar Belakang: Pendarahan gastrointestinal bagian atas merupakan kasus
yang sering ditemui di unit gawat darurat (UGD) dan dapat disebabkan oleh
banyak lesi eso-gastro-duodenal.
• Kami bertujuan untuk menentukan distribusi gejala yang mengarah kepada
kasus pendarahan gastrointestinal bagian atas di unit gawat darurat (UGD)
dan lesi hemoragik yang diidentifikasi melalui pemeriksaan endoskopi.
ABSTRAK
• Semua pasien dengan dugaan pendarahan gastrointestinal bagian atas di unit
gawat darurat (UGD) diinklusikan ke dalam penelitian.
• Metode: Penelitian ini adalah suatu penelitian prospektif, observasional,
multisenter yang dilaksanakan selama 4 hari berturut- turut di bulan November
2013.
• Hasil: Ada 110 unit gawat darurat (UGD) yang berpartisipasi, termasuk 194 orang
pasien dengan dugaan pendarahan gastrointestinal bagian atas (median usia adalah
66 tahun [Q1-Q3: 51-81]). Secara keseluruhan, 104 orang pasien (54%) mengalami
hematemesis dan 75 orang pasien (39%) mengalami melena.
• Endoskopi menunjukkan lesi pada 121 orang pasien, terutama ulkus atau ulserasi
gastroduodenal (41%) atau lesi pendarahan akibat hipertensi portal (20%).
• Diagnosis akhir pendarahan gastrointestinal bagian atas ditentang melalui
pemeriksaan endoskopi hanya pada 3% kasus.
• Secara keseluruhan, sebanyak 67 orang pasien (35%) memiliki setidaknya
satu tanda yang menunjukkan suatu penyakit yang berat, 21 orang pasien
(11%) meninggal; 40 orang pasien (21%) dirawat di rumah sakit di ICU dan
126 orang pasien (65%) di bagian pengobatan; 28 orang pasien (14%) adalah
pasien- pasien rawat jalan.
• Kesimpulan: Sebagian besar kasus pendarahan gastrointestinal bagian atas
di unit gawat darurat (UGD) didahului oleh gejala berupa hematemesis
• Kata kunci: Pendarahan gastrointestinal, Hematemesis, Melena,
Endoskopi, Unit gawat darurat (UGD)
LATAR BELAKANG

HEMATEMESIS

ANEMIA PERDARAHAN MELENA


JARANG GASTROINTESTINAL

HEMATOKESIA
JARANG
perkembangan terapeutik
Insidensi tahunan dari terbaru
pendarahan gastrointestinal DIPENGARUHI
bagian atas cenderung menurun
atau pencegahan komplikasi
dari hipertensi portal

Akan tetapi angka tersebut masih relatif tinggi karena meluasnya penggunaan obat anti-inflamasi non-steroid
(NSAID) dan agen anti-trombotik
• Sangat sedikit penelitian yang dilakukan di dalam lingkup unit gawat darurat
(UGD) (lingkup rumah sakit dan pra-rumah sakit) untuk menggambarkan
epidemiologi dan tatalaksana dari pendarahan gastrointestinal bagian atas.
Data epidemiologi yang tersedia biasanya membahas mengenai kasus
pendarahan gastrointestinal bagian atas yang terjadi pada pasien- pasien
yang dirawatinap di bagian gastroenterologi, unit perawatan intensif (ICU),
atau setelah menjalani pemeriksaan endoskopi
• Oleh karena itu, kami bertujuan untuk menggambarkan distribusi gejala yang
mengarah kepada kasus pendarahan gastrointestinal bagian atas di unit
gawat darurat (UGD) dan lesi hemoragik yang diidentifikasi melalui
pemeriksaan endoskopi. Tujuan sekunder kami adalah untuk
menggambarkan karakteristik epidemiologis dan penatalaksanaan pasien-
pasien dengan pendarahan gastrointestinal bagian atas, termasuk hasil akhir
dari populasi pasien tersebut.
METODE
PROSVEKTIF

Yang dilakukan selama 4 hari berturut- turut


pada bulan November 2013

METODE

MULTICENTER OBSERVASIONAL
Dalam penelitian ini memasukkan 110 unit gawat darurat (UGD), 17 dengan
unit medis pra-rumah sakit, yang merupakan bagian dari jaringan penelitian
klinis (Kelompok Inisiatif Penelitian Darurat) yang dikoordinasikan oleh
Perkumpulan Kedokteran Emergensi Perancis (SFMU). Koresponden dari
Kelompok Inisiatif Penelitian Darurat untuk setiap unit gawat darurat (UGD)
bertanggung jawab atas inklusi dan ekstraksi data dari para pasien.
PASIEN

KRITERIA INKLUSI KRITERIA EKSKLUSI

Semua pasien dengan dugaan


pendarahan gastrointestinal bagian yang berusia di bawah 18 tahun
• atas
hematemesis dengan atau tanpa
serta mereka yang menolak untuk
berpartisipasi atau sudah termasuk
melena
dalam penelitian ini sekali
melena tanpa hematemesis

hematokesia
(anemia akut, syok hemoragik, atau
sinkop) yang menunjukkan adanya
pendarahan,
DATA PASIEN
jenis kontak pertama dengan struktur unit gawat darurat

Usia

Jenis Kelamin

gejala pertama (hematemesis, melena, lainnya)

riwayat medis (sirosis, ulkus, dan komorbiditas lainnya)

dan penggunaan obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID) dan / atau


anti-trombotik
PenilaianTingkat Keparahan Penyakit

Data untuk item klinis awal yang terkait dengan keparahan dikumpulkan, termasuk tanda- tanda
yang berkaitan dengan kehilangan darah (denyut jantung > 100 kali/menit, tekanan darah
sistolik < 90 mmHg, marbling, status mental yang berubah) dan hemoglobinemia (kadar
hemoglobin > 10,7-10 dan < 7 g/dL).
TATALAKSANA DAN PENANGANAN
ENDOSKOPI

PEMESANGAN NASOGASTRIK

PEMBERIAN CAIRAN

TRANSFUSI

VASOPRESOR

KETOKOLAMIN

ANTIKOAGULAN, ANTIBIOTIK
hasil
keterbatasan

 Salah satu keterbatasan utama penelitian kami adalah risiko


seleksi
Keterbatasan lain dapat disebabkan oleh masa inklusi singkat 4 hari
yang mungkin tidak secara sempurna mencerminkan distribusi
penyebab pendarahan gastrointestinal bagian atas
Keterbatasan ketiga adalah tidak adanya data kuantitatif yang
tepat
kesimpulan
Sebagian besar kasus pendarahan gastrointestinal bagian atas di unit gawat
darurat (UGD) didahului oleh gejala hematemesis.
Diagnosis para dokter yang bertugas di unit gawat darurat (UGD) pendarahan
gastrointestinal bagian atas jarang ditentang oleh temuan endoskopi.
Data epidemiologi untuk pasien- pasien dengan pendarahan gastrointestinal
bagian atas yang dikelola di bagian unit gawat darurat (UGD) serupa dengan
pasien- pasien yang dirawat di bagian gastroenterologi dan / atau di unit
perawatan intensif (ICU).
Lebih dari sepertiga pasien- pasien dengan pendarahan gastrointestinal bagian
atas berusia di atas 75 tahun.
Terima kasih…

Anda mungkin juga menyukai