KELOMPOK 3 S1-IVC
Dysphasia:Anomia (susah
mengingat nama benda atau Gejala psikotik: halusinasi,
orang), aphasia, delusi, curiga.
circumlocation
Dysperaxia
A TIPE DISORGANIZED
Atau skizofrenia hebephrenic pada ICD. di nlana gangguan berpikir
S dan perasaan yang datar terjadi bersama-sama.
I TIPE KATATONIK
F Individu mungkin hampir tidak bergerak atau menunjukkan
kegelisahan, atau gerakan yang tldak ada tujuannya.
I
TIPE UNDIFFERENTIATED
K Ada gejala psikotik narnun tidak memenuhi kriteria untuk jenis
A paranoid, disorganized, atau katatonik.
S TIPE RESIDAAT
I Gejala positif terjadi pada intensitas rendah saja.
Skizofrenia
Patofisiologi Skizofrenia
Kelainan Anatomi
Studi neuroimaging menunjukkan adanya
perbedaan antara otak pasien pengidap
skizofrenia dan tidak mengidap skizofrenia.
Misalnya, ventrikel yang agak lebih besar, ada
penurunan volume otak didaerah medial
temporal, dan perubahan terlihat pada
hippocampus
Patofisiologi Skizofrenia
Kelainan Sistem Neurotransmitter
Pada skizofrenia terdapat penurunan aliran darah dan ambilan
glukosa, terutama di korteks prefrontalis, dan pada pasien tipe II (negativisme)
terdapat penurunan sejumlah neuron (penurunan jumlah substansia grisea).
Selain itu, migrasi neuron abnormal selama perkembangan otak secara
patofisologis sangat bermakna. Atrofi penonjolan dendrit dari sel piramidal
telah ditemukan pda korteks prefrontalis dan girus singulata. Penonjolan dedrit
mengandung sinaps glutaminergik, sehingga transmisi glutamineriknya
terganggu. Selain itu, pada area yang terkena, pembentukan GABA dan atau
jumlah neuron GABAnergik tampaknya berkurang sehingga penghambatan sel
piramidal menjadi berkurang.
Makna patofisologis khusus dikaitkan dengan dopamin. Availabilitas
dopamin atau agonis dopamin yang berlebihan dapat menimbulkan gejala
skizofrenia. Penghambatan pada reseptor dopamin-D2 telak sukses digunakan
dalam penatalaksanaan skizofrenia.. Di sisi lain, penurunan reseptor D2 yang
ditemukan pada korteks prefrontalis dan penurunan reseptor D1 dan D2
berkaitan dengan gejala negatif skizofrenia., seperti kurangnya emosi.
Penurunan reseptor dopamin mungkin terjadi akibat pelepasan dopamin
mungkin terjadi akibat pelepasan dopamin yang meningkat dan ini tidak
memiliki efek patogenetik.
Serotonin mungkin juga berperan dalam menimbulkan gejala
skizofrenia. Kerja serotonis yang berlebihan dapat menimbulkan halusinasi
dan banyak obat antipsikotik akan menghambat eseptor 5-HT2A.
Gejala Skizofrenia
Pasien didiagnosa skizoprenia jika lain. maka satu gejala karakteristik saja
memenuhi kriteria menurut DSM-IV cukup untuk mendiagnosa skizofrenia.
sebagai berikut: Disfungsi sosial atau pekerjaan: Adanya
Gejala karakteristik : dua atau lcbih gejala gangguan terhadap fungsi sosial atau
ini yang muncul dalam jangka waktu yang pekerjaan untuk jangka waktu yang
signifikan dalam periode 1 bulan. yaitu : signifikan
1. Delusi (waham. keyakinan yang kuat Durasi: Tanda gangguan terjadi secara
sesuatu yang sebenarnya tidak riil) terus-menerus selama 6 bulan, yang
2. Halusinasi (seperti mendengar suara- merupakan gejala karakteristik seperti
suara atau melihat sesuatu yang pada poin A.
sebenarnya tidak ada) Gejala psikotik bukan disebabkan karena
3. Cara bicara tak teratur gangguan seperti pada bipolar
4. Tingkah laku yang tak terkontrol Gejala bukan karena disebabkan karena
5. Gejala negatif penggunaan obat atau kondisi medik
tertentu.
Catatan : Jika wahamnya bersifat
aneh/ganjil. atau halusinasinya terdiri dari
suara-suara yang mengomentari orang itu
atau suara-suara yang berbicara satu sama
Nyeri (Pain)
Setiap orang pasti pernah merasakan
nyeri. Nyeri bisa berupa rasa terbakar. atau nyeri
tumpul seperti terkena tekanan. atau mungkin
nyeri tajam seperti teriris pisau. Nyeri dapat
merupakan suatu pertanda bahwa ada Yang
tidak normal di dalam tubuh Yang menyebabkan
seseorang memerlukan pengatasan dengan obat
atau harus berkonsultasi ke dokter.
KLASIFIKASI NYERI
NYERI AKUT NYERI KRONIS
Nyeri akut adalah nyeri dengan Nyeri kronis adalah nyeri dengan
durasi sampai 7 hari yang biasanya durasi lebih lama. bahkan bisa
terjadi secara tiba-tiba. Penyebab- berbulan-bulan atau bertahun-
nya mungkin diketahui atau tidak. tahun, dan sering dianggap
Gejala-gejalanya dapat berlang- sebagai penyakit itu sendiri. Nyeri
sung selama berjam-jam, berhari- ini bisa menjadi memburuk jika
hari, sampai satu minggu dan ada faktor lingkungan dan
biasanya dihubungkan dengan psikologis yang mempengaruhi.
luka jaringan, inflamasi, suatu Nyeri kronis umumnya tidak
prosedur yang berhubungan mempan terhadap pengobatan,
dengan pembedahan, proses dan hal ini bisa menyebabkan
kelahiran bayi, atau suatu gangguan yang berat bagi pasien.
gangguan penyakit yang singkat, Pada beberapa kasus,dapat
dan bisa juga diikuti dengan terjadi serangan nyeri akut pada
kecemasan atau tekanan emo- problem nyeri kronis.
sional.
KLASIFIKASI NYERI
NYERI NOSISEPTIF NYERI FUNGSIONAL
Nyeri nosiseptif adalah nyeri Yang Selain nyeri nosiseptif dan
disebabkan oleh stimulasi neuropatik. Belakangan diper-
langsung pada reseptor nyeri kenalkan istilah nyeri fungsional.
(nosiseptor), baik secara mekanis, Nyeri fungsional adalah sebuah
atau melaluo rangsang kimia atau konsep baru Yang belum begitu
panas. jelas. Seperti nyeri neuropatik.
Nyeri nosiseptif dapat nyeri ini ditandai dengan adanya
dibedakan lagi menjadi dua kepekaan abnormal atau hiper-
berdasarkan lokasinya, yaitu nyeri responsivitas sistem syaraf pusat.
somatik dan visceral. Namun tidak seperti nyeri
neuropatik, nyeri fungsional tidak
disebabkan oleh kerusakan sistem
saraf pusat atau perifer, terapi
karena fungsi abnormal sistem
saraf itu sendiri.
MEKANISME NYERI
Seseorang baru merasakan sensasi nyeri rangsangan
nyeri yang timbul mengalami proses transduksi, transmisi,
modulasi dan kemudian dipersepsikan sebagai nyeri.
Transduksi adalah rangsang nyeri diubah menjadi
depolarisasi membran reseptor yang kemudian menjadi impuls
saraf. Transmisi, saraf sensoris perifir yang melanjutkan rangsang
ke terminal di medula spinalis disebut sebagai neuron aferen
primer, jaringan saraf yang naik dari medula spinalis ke batang
otak dan talamus disebut neuron penerima kedua, neuron yang
menghubungkan dari talamus ke kortek serebri disebut neuron
penerima ketiga.
Modulasi nyeri dapat timbul di nosiseptor perifer,
medula spinalis atau supraspinal. Modulasi ini dapat
menghambat atau memberi fasilitasi. Persepsi, nyeri sangat
dipengaruhi oleh faktor subyektif, walaupun mekanismenya
belum jelas
Fisiologi perjalanan nyeri
Reseptor nyeri disebut
juga nosireceptor(nosiceptor),
secara anatomis reseptor
nyeri (nosireceptor) ada yang
bermielien dan ada juga yang Reseptor A delta
tidak bermielin. Nosireceptor
kutaneus berasal dari kulit dan
sub kutan, nyeri yang berasal
dari daerah ini biasanya Serabut C
mudah untuk dilokalisasi dan
didefinisikan. Reseptor
jaringan kulit (kutaneus)
terbagi dalam dua komponen
yaitu
• Alur nyeri dari tangan yang terbakar mengeluarkan zat
kimia bradykinin, prostaglandin, kemudian merangsang ujung
reseptor saraf yang kemudian membantu transmisi nyeri dari
tangan yang terbakar ke otak.
• Impuls disampaikan ke otak melalui nervus ke kornu
dorsalis pada spinal cord.
• Pesan diterima oleh thalamus sebagai pusat sensori pada
otak.
• Impuls dikirim ke korteks, dimana intensitas dan lokasi nyeri
dirasakan.
• Penurunan nyeri dimulai sebagai signal dari otak, turun
melalui spinal cord.
• Pada kornu dorsalis zat kimia seperti endorfin dikeluarkan
untuk menurunkan intensitas nyeri.
DEFENISI
Nikotin merupakan salah senyawa yang mengandung efek adiksi bagi siapapun
yang mengkonsumsinya, sedangkan pacandu alkkohol biasanya memiliki
karakteristik sifat yang mudah cemas, sering dilingkupi rasa takut, depresi
serta emosi yang tidak stabil.
Masih banyak jenis – jenis adiksi lain seperti adiksi
pada narkoba, adiksi pada belanja, adiksi pada
minuman hingga makanan tertentu, bahkan adiksi
pada kegiatan – kegiatan normal yang seharusnya
biasa – biasa saja seperti adiksi membaca novel,
kecanduan games, atau bahkan kecanduan kerja.
CARA MENGATASI ATAU MENCEGAH ADIKSI UNTUK
MASING – MASING JENISNYA