Anda di halaman 1dari 21

JENIS &ETIKA

PENULISAN ILMIAH
Ika Puspita Sari
Departemen Farmakologi & Farmasi Klinik
F.Farmasi UGM
Ika.puspitasari@gmail.com; ika_tunggul@ugm.ac.id
RPKPS

Jenis-jenis karya tulis ilmiah TCL

Etika penulisan karya ilmiah: aturan sitasi, TCL

plagiarism, konfidensial data/responden

Bagian dalam karya tulis ilmiah TCL dan Case study

Penulisan essai Collaborative

UTS
• Artikel
Populer • Sumber pustaka
• Bahasa

• Karya tulis
Ilmiah • Sumber pustaka
• Bahasa
Makalah
• karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya
berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif.
• disajikan dalam sebuah seminar atau dipresentasikan di kelas (tugas perkuliahan).
karya ilmiah mahasiswa mengenai suatu topik tertentu yang tercakup dalam ruang
lingkup suatu perkuliahan (kajian pustaka maupun hasil kegiatan perkuliahan
lapangan).
• karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu masalah atau topik tertentu yang
ditulis secara sistematis dan runtut dengan disertasi analisis yang logis dan objektif.

Sistematika Makalah:
• Pendahuluan
• Pembahasan
• Kesimpulan
Contoh Makalah Minor illness
• Pendahuluan
• Patofisiologi
• Sasaran terapi
• Review produk
• Contoh kasus
• Kesimpulan
Skripsi
• karya tulis ilmiah mahasiswa untuk menyelesaikan jenjang
studi S1 (Sarjana).
• Skripsi berisi tulisan sistematis yang mengemukakan
pendapat penulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain.
Pendapat yang diajukan harus
didukung oleh data dan fakta empiris-objektif,
penelitian langsung (obsevasi lapangan, atau percobaan di
laboratorium)
Data sekunder?
Tesis, disertasi (S2,S3)
Artikel ilmiah populer
• artikel ilmiah yang ditulis dengan gaya bahasa populer (bahasa
media/bahasa jurnalistik) untuk dimuat di media massa (suratkabar,
majalah, tabloid).
tidak terikat secara ketat dengan aturan penulisan ilmiah
• ditulis lebih bersifat umum, untuk konsumsi publik
• untuk "dikomunikasikan" kepada publik melalui media massa.
Sumber :
hasil penelitian ilmiah, namun disajikan dengan lebih ringkas dan lugas,
dengan opini penulis
Paper/manuskrip

• KBBI: naskah tulisan


• Tulisan ilmiah yang dipublikasikan dalam
jurnal tertentu
• Sistematika: tergantung jurnal yang akan
dituju
Ciri-ciri karya ilmiah
• Mengacu pada teori sebagai landasan berpikir (kerangka pemikiran) dalam
pembahasan masalah
• Lugas --tidak emosional, bermakna tunggal, tidak menimbulkan
interprestasi lain
• Logis --disusun berdasarkan urutan yang konsisten
• Efektif --ringkas dan padat
• Efisien -- hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan
mudah dipahami
• Objektif berdasarkan fakta --setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu
apa adanya, sebenarnya, dan konkret.
• Sistematis --baik penulisan dan pembahasan
• Sesuai dengan prosedur dan sistem yang berlaku
PLAGIAT
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan RI Nomor 17 Tahun 2010 dikatakan:
• “Plagiat adalah perbuatan sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau
mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip
sebagian atau seluruh karya dan atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai
karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai”
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) disebutkan:
• “Plagiat adalah pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan
menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat) sendiri”.
Menurut Oxford American Dictionary dalam Clabaugh (2001) plagiarisme adalah:
• “to take and use another person’s ideas or writing or inventions as one’s own”
Menurut Reitz dalam Online Dictionary for Library and Information
Science (http://www.abc-clio.com/ODLIS/odlis_p.aspx) plagiarisme adalah : “Copying or
closely imitating take work of another writer, composer etc. without permission and with
the intention of passing the result of as original work”
Lingkup
• Mengutip kata-kata atau kalimat orang lain tanpa menggunakan
tanda kutip dan tanpa menyebutkan identitas sumbernya.
• Menggunakan gagasan, pandangan atau teori orang lain tanpa
menyebutkan identitas sumbernya.
• Menggunakan fakta (data, informasi) milik orang lain tanpa
menyebutkan identitas sumbernya.
• Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri.
• Melakukan parafrase (mengubah kalimat orang lain ke dalam
susunan kalimat sendiri tanpa mengubah idenya) tanpa
menyebutkan identitas sumbernya.
• Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan /atau telah
dipublikasikan oleh pihak lain seolah-olah sebagai karya sendiri.
Tipe (Soelistyo, 2011)
• Plagiarisme Kata demi Kata (Word for word Plagiarism). Penulis menggunakan kata-
kata penulis lain (persis) tanpa menyebutkan sumbernya.
• Plagiarisme atas sumber (Plagiarism of Source). Penulis menggunakan gagasan
orang lain tanpa memberikan pengakuan yang cukup (tanpa menyebutkan
sumbernya secara jelas).
• Plagiarisme Kepengarangan (Plagiarism of Authorship). Penulis mengakui sebagai
pengarang karya tulis karya orang lain.
• Self Plagiarism. Termasuk dalam tipe ini adalah penulis mempublikasikan satu
artikel pada lebih dari satu redaksi publikasi. Dan mendaur ulang karya tulis/ karya
ilmiah. Yang penting dalam self plagiarism adalah bahwa ketika mengambil karya
sendiri, maka ciptaan karya baru yang dihasilkan harus memiliki perubahan yang
berarti. Artinya Karya lama merupakan bagian kecil dari karya baru yang dihasilkan.
Sehingga pembaca akan memperoleh hal baru, yang benar-benar penulis tuangkan
pada karya tulis yang menggunakan karya lama
Pencegahan
• Pengutipan
– Menggunakan dua tanda kutip, jika mengambil langsung satu kalimat,
dengan menyebutkan sumbernya.
– Menuliskan daftar pustaka, atas karya yang dirujuk, dengan baik dan
benar. Yang dimaksud adalah sesuai panduan yang ditetapkan masing-
masing institusi dalam penulisan daftar pustaka.
• Paraphrase
– Melakukan parafrase dengan tetap menyebutkan sumbernya.
Parafrase adalah mengungkapkan ide/gagasan orang lain dengan
menggunakan kata-kata sendiri, tanpa merubah maksud atau makna
ide/gagasan dengan tetap menyebutkan sumbernya.
Aplikasi
• Menggunakan alat/aplikasi pendeteksi
plagiarisme. Misalnya: Turnitin, Wcopyfind,
dan sebagainya.
• Penggunaan aplikasi Zotero, Endnote dan
aplikasi sejenis untuk pengelolaan sitiran dan
daftar pustaka
Cara menghindari
• Tentukan buku yang hendak anda baca
• Sediakan beberapa kertas kecil (seukuran saku) dan satukan dengan
penjepit.
• Tulis judul buku, pengarang, penerbit, tahun terbit, tempat terbit,
jumlah halaman pada kertas kecil paling depan
• Sembari membaca buku, salin ide utama yang anda dapatkan pada
kertas-kertas kecil tersebut.
• Setelah selesai membaca buku, anda fokus pada catatan anda
• Ketika menulis artikel, maka jika ingin menyitir dari buku yang telah
anda baca, fokuslah pada kertas catatan.
• Kembangkan kalimat anda sendiri dari catatan yang anda buat
Sanksi
• Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 mengatur sanksi bagi
orang yang melakukan plagiat, khususnya yang terjadi
dilingkungan akademik. Sanksi tersebut adalah sebagai
berikut (Pasal 70):
• Lulusan yang karya ilmiah yang digunakannya untuk
mendapatkan gelar akademik, profesi, atau vokasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 Ayat (2) terbukti
merupakan jiplakan dipidana dengan pidana penjara
paling lama dua tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
Sanksi
Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun 2010 telah mengatur sanksi bagi
mahasiswa yang melakukan tindakan plagiat. Jika terbukti melakukan plagiasi
maka seorang mahasiswa akan memperoleh sanksi sebagai berikut:
• Teguran
• Peringatan tertulis
• Penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa
• Pembatalan nilai
• Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa
• Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa
• Pembatalan ijazah apabila telah lulus dari proses pendidikan.
• SITASI
• KERAHASIAAN
KERAHASIAAN DATA
• Peraturan Menteri Kesehatan no. 269 Tahun 2008 tentang
Rekam Medis menyebutkan bahwa meskipun informasi
tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat
pemeriksaan dan riwayat pengobatan pasien harus dijaga
kerahasiaannya oleh klinisi, petugas pengelola dan
pimpinan sarana kesehatan, namun informasi ini dapat
dibuka antara lain untuk memenuhi permintaan aparatur
penegak hukum atas perintah pengadilan dan memenuhi
permintaan institusi/lembaga sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan. Permintaan tersebut harus
disampaikan secara tertulis kepada pimpinan RS.
• Selain itu, Permenkes ini juga mengatur mengenai kepemilikan, manfaat dan tanggung jawab dalam
mengelola Rekam Medis. Berkas rekam medis adalah milik sarana pelayanan kesehatan dan isinya
yang berupa ringkasan rekam medis merupakan milik pasien. Ringkasan tersebut dapat diberikan,
dicatat atau dicopy oleh pasien atau orang yang diberi kuasa atau atas persetujuan tertulis pasien
atau keluarganya yang berhak untuk itu.

Rekam medis dapat dimanfaatkan untuk:


• Pemeliharaan Kesehatan dan Pengobatan Pasien,
• Alat Bukti dalam Proses Penegakkan Hukum,
• Disiplin Kedokteran dan Kedokteran Gigi dan Penegakkan Etika Kedokteran dan Kedokteran Gigi,
• Keperluan Pendidikan dan Penelitian,
• Dasar Pembayar Biaya Pelayanan Kesehatan, dan
• Data Statistik Kesehatan.
Kecuali untuk pendidikan dan penelitian yang dilakukan untuk kepentingan negara, pemanfaatan rekam
medis yang menyebutkan identitas pasien harus mendapat persetujuan dari pasien dan ahli warisnya
dan harus dijaga kerahasiaannya.

Anda mungkin juga menyukai