Anda di halaman 1dari 18

Fraktur Basis Cranii

Pembimbing :
dr. Febriyanto, Sp.B(K)Onk
.
Disusun Oleh:
Muhammad Aidil Fitri (1102014165)
Definisi
• Fraktur Basis Cranii adalah fraktur linear yamg terjadi
pada dasar tulang tengkorak(Basis Cranii)
Etiologi
• Kebanyakan cedera basis cranii
disebabkan trauma tumpul
berkecepatan tinggi
• Kecelakaan Lalu lintas
• Terjatuh
• Perkelahian
Epidemiologi
• Fraktur Basis Cranii angka
kejadiannya 4 % dari seluruh pasien
dengan CKB
• Trauma Basis cranii merupakan 20%
dari keseluruhan fraktur tengkorak
Klasifikasi
• Fraktur Temporal
• Fraktur basis cranii Anterior, termasuk
paranasal sinus, orbita bagian atas
• Fraktur basis cranii Central, seperti
tulang sphenoid dan sekitarnya
• Fraktur basis cranii posterior, Clivus,
condyles, sebagian os petrosa
Patofisologi
• Fraktur pada tulang temporal dapat mencederai
nervus VII dan VIII meneyebab kan terjadinya vertigo,
penurunan pendengaran dan paralisis wajah.
• Ruang subaraknoid dapat terhubung ke telinga
tengah menyebabkan Cairan CSF mengalir ke pharynx
dari saluran eutaschian atau mengalir dari telinga
(otorrhea)
• Extravasasi darah meneybabakan terjadinya
ecchymosis dibelakang telinga (battle’sign)
Patofisiologi

• Fraktur pada Basis Cranii Anterior dapat menyebabkan


anosmia, Drainage cairan CSF dari hidung
(Rhinorrhead) dan periorbital ecchymosis(racoon eyes)
Manifestasi klinis

• Rhinorrhea
• Otorrhea
• Periorbital
Ecchymosis (racoon
eyes)
• Mastoid ecchymosis(
Battle’s Sign)
• Hemotympanum
• Hemotympanum
• Penurunan status mental
• Mual dan muntah
• Defisit pada pergerakan mata ( cedera pada Cranial III, IV,
VI)
• Pelemahan otot wajah (N VII)
• Penurunan pendengaran dan tinnitus
Cedera kepala secara umum
• Faktor yang penting untuk menilai cedera kepala
(termasuk fraktur basis cranii) dan penialaian
komplikasi adalah tingkat kesadaran, Amnesia
sebelum kejadian
• Hal yang harus diperhatikan
• Tingkat kesadaran
• Ukuran pupil dan reaktifitas
• Pergerakan ektremitas dan respon
Pemeriksaan Penunjang

• Halo Test
• Beta-2 transferrin testing
• Foto Polos
• CT-Scan
• MRI
Tatalaksana

• Jika Asimtomatik tidak dibutuhkan pengobatan


• Fraktur basis cranii dibutuhkan intervensi jika
terdapat defisist neurologis dan tanda-tanda
kebocoran CSF
• Pemasangan NGT dan intubasi Nasotracheal
dihindari
• Stabilisasi Jalan nafas, ventilasi dan Sirkulasi
• Stabilisasi vertebra cervical
• Indikasi dilakukan operasi adalah perdarahan intracranial yang
membutuhkan dekompresi, cedera vascular, Cedera saraf
cranialis yang signifikan dan Kebocoran cairan CSF yang
persisten
• Pada Fraktur Basis cranii meningkatakan risiko meningitis
sehingga perlu diberikan antibiotic profilaksis seperti
Seftriakson, metronidazole, meropenem,
• Tatalaksana CSF yaitu dengan tirah baring, elevasi kepala
sampai 30%, pemberian acetazolamide, Drainase lumbar,
indikasi operasi jika persisten lebih dari 10 hari,
• Pada paralisis wajah biasanya 90% pulih spontan. Tapi dapat
diberikan corticosteroid
Komplikasi
• Kebocoran cairan Cerebrospinal
• Meningitis
• Parese N. Cranialis
• Kehilangan pendengaran
• Thrombosis sinus cavernosus
Daftar Pustaka
• Brunicardi C. F. et al. 2015. Principle of Surgery. Tenth Edition. New
York:Mcgrawhill Education
• Quick G, R, C. Et al. 2014. Essential Surgery Problem, Diagnosis,and
Management. Philadelphia: Elsevier
• Wani, A.A. Et Al. 2013. Skull Base Fractures: An Institutional Experience
With Review of Literature. The Indian Journal of Neurotrauma.
Elsevier:Philadelphia. 10: 120-126.
• Simon V.L.,Basilar Skull Fractures . Diperoleh:
https://emedicine.medscape.com/article/927029-overview. Diakses pada
tanggal 22 April 2019

Anda mungkin juga menyukai