Anda di halaman 1dari 40

Evaluation and Management of

Severe Preeclampsia Before 34 Weeks’


Gestation

Pembimbing: dr. H. Muslich Ashari, Sp.OG


IDENTITY OF JOURNAL

 Penulis
Baha M. Sibai MD
 Penerbit
American Journal of Obstetrics and Gynecology,
halaman 191-198
Tahun publikasi
2011
Latar belakang
• Preeklamsia adalah gangguan multisistem dengan manifestasi
klinis hipertensi dan proteinuria dengan atau tanpa gejala yang
menyertainya, seperti:
• Hasil abnormal uji laboratorium pada ibu,
• intrauterin growth restriction (IUGR),
• atau volume cairan ketuban yang berkurang
• Preeklampsia berat yang terjadi pada fase kehamilan
prematur dapat mengakibatkan kondisi acute pada
ibu dan janinnya, dan pada jangka panjang
mengakibatkan komplikasi
• Komplikasi pada ibu seperti : infark miokard, stroke,
sindrom gangguan pernapasan akut, koagulopati,
gagal ginjal berat, cedera retina dll
• Komplikasi pada Janin dan neonatal merupakan
akibat dari ketidakcukupan aliran nutrisi dari
uteroplasenta dan / atau dari kelahiran yang
prematur.
• Pendapat sebelumnya  wanita dengan preeklamsia
berat sebaiknya dilakukan rujukan dimulai saat
diagnosis ditegakkan untuk membatasi komplikasi
pada maternal dan neonatal
• Pendapat lain  tidak sependapat, upaya pertama
yakni dengan manajemen kehamilan untuk
menatalaksana preeklamsia berat yang ditujukan
untuk dapat memperpanjang usia kehamilan
Manajemen kehamilan

tetap stabil
Dengan
potensi untuk atau membaik
administrasi
manajemen selama
kortikosteroid
kehamilan pengamatan
antenatal
awal
Masukan
dan manajemen
rekomendasi kehamilan
didefinisikan
sebagai setiap
upaya untuk
jauh dari menunda rujukan
hasil akhir
untuk dilakukan
administrasi
Risiko dan manfaat kortikosteroid
dari manajemen
kehamilan pada antenatal
preeklampsia berat
TUJUAN

• Meninjau risiko dan manfaat manajemen


kehamilan padapreeklamsia berat yang tidak
terikat dengan pakem , dan memberikan
rekomendasi untuk manajemen kehamilan,
evaluasi ibu dan janin, pengobatan, dan
indikasi untuk dilakukan perujukan.
METODE

• Studi diidentifikasi database MEDLINE dari artikel


peer-review Januari 1980 - Desember 2010. Selain itu,
Cochrane Library, pedoman dalam organisasi, dan
penelitian diidentifikasi melalui review dokumen di
atas dan artikel review dimanfaatkan untuk
mengidentifikasi artikel yang relevan. Dimana data
yang dapat diandalkan tidak tersedia, pendapat
dihormati, otoritas diakui.
Apa manfaat dan risiko manajemen
kehamilan dengan preeklamsia berat
kehamilan < 34 minggu?
kortikosteroid kortikosteroid
antenatal  rujukan antenatal 
direncanakan setelah 20 janin,
pematangan
48 jam usia kehamilan ↑↑

38 wanita
dengan
preeklamsia 7.1 1.3 rujukan
berat antara
usia kehamilan
(jumlah)
28-34 minggu
dan dengan 221 223 usia kehamilan
Berat janin (hari)
diperkirakan
antara 650 -
1500 gram
75% 33% komplikasi
Manajemen kehamilan terhadap kejadian preeklampsia
berat kehamilan < 34 minggu :
• untuk meningkatkan usia kehamilan saat perujukan,
berat lahir
• mengurangi komplikasi neonatal
Apakah evaluasi awal (inisial) dan pengelolaan
preeklampsia berat pada umur kehamilan <34
minggu?
• mengkonfirmasi diagnosis PE
• evaluasi ibu dan kondisi janin, dan memonitor
perkembangan penyakit
• Selama penilaian awal, magnesium sulfat intravena untuk
profilaksis kejang telah disarankan oleh beberapa pakar
• Pemantauan DJJ dan kontraksi rahim
• USG  evaluasi presentasi janin, mencari bukti IUGR
dan / atau oligohidramnion
Tes laboratorium
- darah lengkap jumlah sel dengan jumlah trombosit,
- serum kreatinin, dan enzim hati
- Protein urin atau jumlah urin protein / kreatinin rasio
- quantitate proteinuria, pengumpulan urin 24 jam
- serum fibrinogen, waktu protrombin, dan waktu trombin parsial,
dan evaluasi untuk hemolisis (smear perifer, serum
bilirubin dan / atau laktat dehidrogenase)
Haruskah proteinuria berat mengubah pendekatan
terhadap pengelolaan preeklampsia berat?
• Kehadiran proteinuria berat pada preeklamsia berat tidak
terkait dengan hasil manajemen kehamilan yang tidak baik.
• Suatu penelitian mempelajari wanita dengan kategori yaitu,
preeklampsia berat dengan proteinuria ringan (<5 g/24
jam), berat (5-9,9 g/24 jam), atau masif (>10 g/24 h) .
Tidak ada perbedaan dalam tingkat eklampsia, solusio
plasenta, paru edema, sindrom HELLP, kematian
neonatal, atau morbiditas neonatal yang diidentifikasi
antara kelompok tersebut.
Haruskah manajemen kehamilan ditawarkan
ketika HELLP Sindrom muncul?
• Meta analisis  11 percobaan yang dievaluasi pada
dampak antenatal pada ibu dengan pengobatan
kortikosteroid pada perinatal selama manajemen
kehamilan dengan HELLP.
• Kajian sistematis ditemukan peningkatan jumlah
trombosit ibu ketika diberikan kortikosteroid,
tapi tidak ada bukti perbaikan angka kematian ibu,
morbiditas ibu, atau kematian perinatal / bayi.
Haruskah manajemen kehamilan ditawarkan
ketika diduga terjadi kemunduran pertumbuhan
janin (IUGR)?
• 14 wanita dengan preeklampsia berat dan
diperkirakan berat badan janin < persentil ke-10
dibandingkan dengan 33 wanita tanpa IUGR.
• Hanya perpanjangan kehamilan singkat (3,1 hari)
terlihat dengan manajemen kehamilan, dan insiden
morbiditas neonatal adalah serupa antara mereka
dengan atau tanpa IUGR
Dapatkah preeklampsia berat terjadi sebelum
batas viabilitas kehamilan mendapat
pengobatan?
• Tingkat kelangsungan hidup dari 0/34 (0%), 4/22
(18,2%), dan 15/26 (57,7%) telah dilaporkan setelah
manajemen kehamilan dengan preeklampsia berat
dimulai < 23 minggu, pada 23 minggu, dan pada 24
minggu usia kehamilan. Laporan lainnya juga
menyarankan kelangsungan hidup yang jarang pada
manajemen kehamilan dengan preeklampsia berat
Apa peran terapi antihipertensi selama manajemen
kehamilan?
• Pada wanita dengan preeklamsia berat, mengontrol
tekanan darah ibu diperlukan untuk mengurangi
risiko akut hipertensi (misalnya, kerusakan
serebrovaskular, iskemia miokard), tapi penurunan
dramatis juga dapat mengganggu perfusi
uteroplasenta
• Indikasi obat antihipertensi:
Tekanan darah sistolik masih terus-menerus >
160 mmHg, atau jika Tekanan darah diastolik terus
berlanjut > 110 mm Hg.
• Target tekanan darah sistolik harus 140-155 mm Hg
dan tekanan darah diastolik 90-105 mm Hg
• Rejimen awal labetalol di 200mg per oral/12 jam, dan
dosis dapat ditingkatkan hingga 800mg per oral/ 8-12
jam sesuai kebutuhan (total maksimum 2.400 mg / d).
• Jika dosis maximum tidak mencapai target, maka short-
acting nifedipin oral dapat ditambahkan pada dosis
awal 10 mg oral setiap 6 jam dan meningkat sesuai
kebutuhan hingga 20 mg setiap 4 jam (40-120 mg / d).
• Sebuah rejimen alternatif, yaitu persiapan long-acting
nifedipin (sampai 30-60 mg / d)
• Kontrol tekanan darah harus diukur setidaknya
setiap 6-8 jam.
• Jika ada hipertensi berat persisten berulang,
meskipun telah diterapi memadai dengan
antihipertensi oral atau intravena, rujukan harus
segera dilakukan setelah ibu stabil.
Strategi apa yang tersedia untuk penilaian janin
selama manajemen kehamilan?
• Suatu kesepakatan bahwa pengujian janin
diindikasikan jika kehamilan dianggap viable
• Nonstress testing (NST) dianjurkan, tetapi frekuensi
optimal pengujian dan nilai tambahan pengujian
profil biofisik belum ditentukan
Apa indikasi untuk perujukan setelah manajemen
kehamilan?
Sesuai gambar

• Perujukan dipertimbangkan untuk wanita dengan


Pengamatan rawat inap berkelanjutan; persisten nyeri
epigastrium yang bertambah berat atau kuadran kanan
atas nyeri, mual, atau muntah; dan untuk mereka yang
mengalami kelahiran prematur atau pecah ketuban
• Ketika indikasi rujuk sudah ada, persalinan pervaginam
sering bisa dilakukan, tapi ini kurang memungkinkan
dengan usia kehamilan yang terlalu muda.
REKOMENDASI

Bukti Tingkat I dan II


rekomendasi level A
1. Manajemen kehamilan dengan preeklampsia berat jauh dari istilah yang tepat
dalam kasus-kasus tertentu, dan terkait dengan perpanjangan kehamilan dan
peningkatan bayi baru lahir.
REKOMENDASI
Bukti Tingkat II dan III
Rekomendasi tingkat B
2. Wanita dengan gejala persisten preeklampsia berat, hipertensi tak terkendali
parah, eklampsia, edema paru, solusio plasenta, koagulasi intravaskular
disseminata, disfungsi ginjal yang signifikan dengan onset baru, dan mereka yang
memiliki hasil surveilans abnormal pada janin, biasanya harus segera dirujuk
setelah ibu stabil.

Bukti Tingkat I
rekomendasi level A
3. Jika sebelumnya tidak diberikan, dan jika dipertimbangkan bahwa akan ada
waktu untuk kemanfaatan janin dari intervensi ini sebelum dilakukan perujukan,
administrasi antenatal kortikosteroid harus dipertimbangkan terlepas dari
rencana untuk manajemen kehamilan
Bukti Tingkat III
rekomendasi level C
4. Karena risiko yang sedang berlangsung untuk ibu
dan risiko janin selama
manajemen kehamilan lanjutan, perujukan untuk
preeklamsia berat harus dilakukan pada usia
kehamilan 34 minggu untuk mereka yang
mengatakan bisa untuk mengakhiri kehamilan pada
usia kehamilan ini.
Bukti Tingkat II
rekomendasi level A
5. Proteinuria berat tunggal dan tingkat perubahan proteinuria
harus tidak dianggap sebagai kriteria untuk menghindari atau
mengakhiri manajemen kehamilan.

Bukti Tingkat I dan II


rekomendasi level A
6. Wanita dengan HELLP syndrome tidak bisa memenuhi syarat
untuk dilakukan manajemen kehamilan.
akhiri persalinan pervaginam atau kelahiran sesar harus segera
dilaksanakan.
Bukti Tingkat II dan III
Rekomendasi tingkat B
7. Keputusan mengenai manajemen hamil dengan
preeklampsia berat dicurigai dengan IUGR harus secara
individual.

Bukti Tingkat I dan II


Rekomendasi tingkat B
8. Konseling eksplisit mengenai potensi risiko ibu harus
disediakan dan perujukan harus dipertimbangkan ketika
preeklampsia berat terjadi sebelum batas viabilitas

Anda mungkin juga menyukai