Anda di halaman 1dari 38

Oleh :

Anggun A.W & Ica P.


25.07.2013
PENDAHULUAN
 Telinga adalah indra yang sangat penting bagi
manusia
 Terdiri dari 2 organ:
• Pendengaran (auditivus / auditus) 
untuk komunikasi
• Keseimbangan (status / vestibuler) 
untuk keseimbangan tubuh, orientasi
tubuh terhadap sekitar
ANATOMI dan FISIOLOGI PENDENGARAN
AURIS AURIS AURIS
EKSTERNA MEDIA INTERNA

-Kavum -Koklea
-Aurikulum
-Meatus timpani (organ
akustikus -Tuba auditivus)
eksternus Eustachius -Labirin
-Membran -Antrum & vestibuler
timpani sel-sel (organ
mastoid vestibuler)
www.themegallery.com

AURIKULUM

 Bagian yang bertulang rawan :


AURICLE
Helix
heliks dan anti heliks; tragus dan
anti tragus; konka, sulkus
Crus Helix retroaurikuler
Anthelix Tragus
 Bagian yang tidak bertulang
rawan : lobulus
Concha
 Diliputi kulit yang melekat pada
Helix
External
Auditory
Meatus
Lobulus
perikondrium

Pada proses mendengar:


Aurikulum berfungsi menangkap
dan mengumpulkan gelombang
bunyi dan menentukan arah sumber
bunyi (pada binatang aurikulum
dapat digerakkan)
MEATUS AKUSTIKUS EKSTERNUS ( MAE )

 Tabung bengkok, penampang ± 0,5 cm, panjang ± 2,5 – 3 cm

 1/3 luar rangka tulang rawan (pars kartilago/ kartilagenus


- merupakan lanjutan dari aurikulum
- mempunyai rambut, kelenjar sebasea, kelenjar serumenalis
- kulit melekat erat pada perikondrium

 2/3 dalam rangka tulang (pars oseus)


- merupkan bagian dari os temprale
- tidak berambut
- ada penyempitan, yaitu ismus MAE
- tidak mobile terhadap sekitarnya

Pada proses mendengar:


 melanjutkan gelombang bunyi
 meresonansi (± 12-15 dB)
MEMBRAN TIMPANI ( GENDANG TELINGA )
 Posisi :
- membentuk sudut 45°dengan bidang horizontal dan
sagital
- tepi bawah terletak 6 mm lebih medial dari tepi atas
 Warna : putih mengkilap seperti mutiara
 Ukuran : tinggi 6-9 mm, lebar 8-9 mm
 Bentuk : oval yang condong ke anterior
Company Logo
KAVUM TIMPANI
 Terdiri dari 3 bagian: • Epitimpanum
• Mesotimpanum
• Hipotimpanum
 Merupakan kotak 6 dinding yang dibentuk oleh:
• Lateral :membran timpani
• Medial :promontorium  labirin
• Superior :tegmen timpani  fosa kranii media
(lobus temporalis)
• Inferior :bulbus vena jugularis
• Anterior :muara tuba Eustachius,
arteri karotis interna posterior
• Posterior :aditus ad antrum, antrum,
sel-sel mastoid
 Isi kavum timpani
• Osikula : maleus, inkus, stapes
• Muskulus : tensor timpani, stapedius
• Lain-lain : ligamen, saraf (korda timpani)

Pada proses mendengar


 membran timpani & osikulae  memperkuat gelombang
bunyi 25 – 30 kali (±27 kali)
 M. tensor timpani & M. stapedius  mengurangi
gelombang bunyi yang terlalu keras
Company Logo
TUBA EUSTACHIUS
 Menghubungkan kavum timpani dengan
nasofaring
Untuk: • drainase
• ventilasi (pertahankan tekanan
udara dan oksigenasi)

Company Logo www.themegallery.com


ANTRUM dan SEL-SEL MASTOID

 Berhubungan dengan kavum timpani lewat


aditus ad antrum
 Pneumatisasi (2 pengertian) :
• Proses pembentukan sel-sel mastoid
• Jenis  tergantung jumlah sel mastoid :
normal, hiper, hipo-pneumatik dan sklerotik
ORGAN AUDITUS – KOKLEA dan ORGAN STATUS (
VESTIBULER )

ORGAN AUDITUS-KOKLEA
Rumah siput  2½ lingkaran, panjang
±3.5 cm
Tiga ruangan :
-Skala Vestibuli
-Skala Timpani
-Skala Media

ORGAN STATUS ( VESTIBULER )


Pada proses mendengar :
Organ Corti merupakan reseptor
pendengaran, rangsang bunyi
(mekanis) menjadi listrik (cochlear
microphonic)
BAGAN PROSES MENDENGAR
Aurikulum • gelombang bunyi
dikumpulkan dan
ditentukan arah bunyi

M.A.E • diteruskan,diresonansi

Konduksi M.Timpani
Maleus
• diperkuat 27 kali
Inkus

Stapes

Sensorineural
BAGAN PROSES MENDENGAR
Konduksi

Perilimf • M.Reisner dan


(skala vestibuli M.Basilaris bergetar
skala timpani)

Koklear Endolimf • M.Tektoria bergetar


(skala media)  Gesekan dengan
sel rambut
Sensori
neural
Organ Corti • Cochlear microphonic

Retrokoklear
BAGAN PROSES MENDENGAR (lanjutan)
Koklear

N.Koklearis • Meneruskan
Sensori
neural Impuls listrik
N.Akustikus

Nuklei di Batang otak


Retrokoklear

Pusat Pendengran
Korteks Serebri • Mendengar
Lobus Temporalis dengan sadar
(Wernicke)
ANAMNESIS
Keluhan utama berupa :
1. Gangguan pendengaran/ pekak (tuli)
2. Suara berdenging/ berdengung (tinitus)
3. Rasa pusing yang berputar (vertigo)
4. Rasa nyeri di dalam telinga (otalgia)
5. Keluar cairan dari dalam telinga (otore)
CARA MEMERIKSA TELINGA ( OTOSKOPIA )
 Tujuan :
Memeriksa MAE dan MT dengan meneranginya memakai
cahaya lampu
 Alat :
- Lampu kepala Van Hasselt ( dng listrik )
- Otoskop dengan baterei
- Spekulum telinga
- Alat penghisap
- Hak tajam
- Pemilin kapas
- Forsep telinga
- Balon Politzer
- Semprit telinga
Company Logo www.themegallery.com
PELAKSANAAN
 Cara Memakai Lampu Kepala
 pasang lampu kepala, sehingga tabung lampu berada di antara
kedua mata
 letakkan telapak tangan pada jarak 30 cm di depan mata kanan
 mata kiri ditutup
 proyeksi tabung harus tampak terletak medial dari proyeksi
cahaya dan saling bersinggungan
 diameter proyeksi cahaya kurang lebih 1 cm
 Cara Duduk
- Penderita duduk di depan pemeriksa
- Lutut kiri pemeriksa berdempetan dengan lutut kiri penderita
- Kepala dipegang dengan ujung jari
- Waktu memeriksa telinga yang kontra lateral, hanya posisi
kepala penderita yang diubah
- Kaki, lutut penderita dan pemeriksa tetap pada keadaan semula
Company Logo www.themegallery.com
 Cara Memeriksa Telinga
- Kanan
Aurikulum dipegang dengan jari pertama dan kedua,
sedangkan jari ketiga, keempat dan kelima pada planum
mastoid. Aurikulum ditarik ke posterosuperior untuk
meluruskan MAE
- Kiri
Aurikulum dipegang dengan jari pertama dan kedua,
sedangkan jari ketiga, keempat dan kelima di depan
aurikulum. Aurikulum ditarik ke arah postero superior
 Cara Memegang Otoskop
- Pilih spekulum telinga yang sesuai dengan besar lumen MAE
- nyalakan lampu otoskop
- masukkan spekulum telinga pada MAE
Company Logo
 Cara Memilin Kapas
- Ambil kapas sedikit, letakkan pada pemilin kapas dengan
ujung pemilin berada di dalam tepi kapas
- Pilin perlahan-lahan searah dengan jarum jam
- Untuk melepasnya, ambil sedikit kapas, putar berlawanan
arah dengan jarum jam
Company Logo www.themegallery.com
TES PENDENGARAN
 Tes Bisik
Syarat:
- Tempat :
Ruangan sunyi serta ada jarak sepanjang 6 meter
- Penderita
Mata ditutup/ dihalangi agar tidak membaca gerak bibir;
telinga yang diperiksa dihadapkan ke arah pemeriksa; telinga
yang tidak diperiksa ditutup; mengulang dengan keras dan
jelas kata-kata yang dibisikkan
- Pemeriksa
Kata-kata yang dibisikkan terdiri dari 1 atau 2 suku kata
yang dikenal penderita
 Hasil Tes
Normal :6 m
Tuli Ringan :> 4 m - < 6 m
Tuli Sedang :> 1 m - < 4 m
Tuli Berat :< 1 m
Tuli Total : Bila berteriak di
depan telinga,
penderita tetap
tidak mendengar
TES GARPU TALA
A. Rinne Test
 Membandingkan konduksi tulang dgn
konduksi udara.
 Garputala dibunyikan dan pangkalnya
ditekankan pd tulang mastoid px. Ia
disuruh mendengarkan bunyinya. Bila
tdk terdengar lagi, garputala segera
didekatkan pd MAE.
 Normal, konduksi udara lbh baik drpd
konduksi tulang. Didptkan juga pd tuli
perseptif/ tuli saraf. Tuli konduktif,
konduksi tulang lbh baik (getaran tdk
terdengar lg).
 Jika msh terdengar bunyi, maka
konduksi udara lbh baik drpd konduksi
tulang, Rinne (+).
B.Schwabach Test
 Membandingkan pendengaran
px dengan pemeriksa yg
dianggap normal.
 Garputala dibunyikan, kmdn
ditempatkan di dekat telinga
px. Stl px tdk mendengarkan
bunyi lg, garputala
ditempatkan di dekat telinga
pemeriksa. Bila msh terdengar
bunyi o/ pemeriksa, maka
dikatakan bahwa schwabach
lbh pendek (u/ konduksi
udara), kmdn garputala
dibunyikan lg & pangkalnya
ditekankan pd tulang mastoid
px. Disuruh ia mendengarkan
bunyinya. Bila sudah tdk
mendengar lg, maka garputala
ditempatkan di tulang mastoid
pemeriksa. Bila pemeriksa
msh mendengarkan bunyinya
maka dikatakan schwabach (u/
konduksi tulang) lbh pendek.
C. Weber Test
 Garputala yg dibunyikan
ditekankan pangkalnya pd dahi
px, tepat dipertengahan, kmdn
mintalah px u/ membandingkan
getaran tsb (lbh terasa di
kanan/ kiri).
 Normal, akan didengar/
dirasakan ditengah.
 Jk tdp pean pendengaran 1
sisi krn pykt telinga tengah/ tuli
konduksi, maka akan dirasakan
pd sisi yg terkena, sdkan pd tuli
saraf getaran akan dirasakan di
sisi telinga yg normal.
 Tes weber berlateralisasi ke kiri
(atau ke kanan), bila bunyi lbh
keras terdengar di telinga kiri
(atau kanan)
PEMERIKSAAN SARAF VESTIBULARIS
A. Kalori Test
 Berfungsi u/ mengetahui apakah
keadaan labirin normal, hipoaktif/
tdk berfungsi.
 Kepala px diangkat ke belakang 60º. TES KALORI
Tabung suntik 20 cc diisi dgn air
30ºC, disemprotkan ke liang telinga,
shg gendang telinga tersiram kira-
kira 20 detik. Amati bola mata px,
ada nistagmus atau tdk. Bila telinga
kiri yg dipanaskan maka nistagmus
ke kiri
 Telinga yg satu diberi 5 ml air es
diinjeksikan ke telinga scr lambat.
Amati ada nistagmus atau tdk. Jika
tdk ulangi. Jk msh blm berarti labirin
tdk berfungsi. Bila telinga kiri yg
didinginkan maka nistagmus ke
kanan, krn air yg disuntikkan lbh
dingin dari suhu badan)
 Catatlah arah gerak nistagmus,
frekuensi (biasanya 3-5x/ detik) &
lamanya nistagmus berlsg (biasanya
½ - 2 menit) tiap org beda.
B. Romberg Test
 Px berdiri dgn kaki yg satu di depan
kaki yg lainnya. Tumit kaki yg satu
berada di depan jari kaki yg lainnya, Romberg Test
lengan dilipat pd dada & mata kmdn
ditutup. Org yg normal mampu
berdiri dlm sikap romberg yg
dipertajam selama 30 detik/ lebih.

A B

Anda mungkin juga menyukai