0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan6 halaman
Istihsan adalah berpindahnya seorang mujtahid dari qiyas jelas ke qiyas samar atau dari hukum umum ke pengecualian, jika ada dalil yang mendukung. Mazhab Hanafi, Maliki dan Hambali menerima istihsan sebagai sumber hukum, sedangkan mazhab Syafi'i tidak menerimanya.
Istihsan adalah berpindahnya seorang mujtahid dari qiyas jelas ke qiyas samar atau dari hukum umum ke pengecualian, jika ada dalil yang mendukung. Mazhab Hanafi, Maliki dan Hambali menerima istihsan sebagai sumber hukum, sedangkan mazhab Syafi'i tidak menerimanya.
Istihsan adalah berpindahnya seorang mujtahid dari qiyas jelas ke qiyas samar atau dari hukum umum ke pengecualian, jika ada dalil yang mendukung. Mazhab Hanafi, Maliki dan Hambali menerima istihsan sebagai sumber hukum, sedangkan mazhab Syafi'i tidak menerimanya.
“Berpindahnya seorang mujtahid dari qiyas jali (jelas) kepada qiyas khafi (samar) atau dari hukum kulli (umum) kepada hukum pengecualian dikarenakan adanya dalil yang membenarkannya” (Abdul Wahab Khalaf)
Kelompok yang menerima istihsan Mazhab Hanafi, Maliki dan Hambali
istihsan sebagai ijtihad Az-Zumar : 18 Kelompok yang tidak menerima istihsan sebagai sumber hukum Imam Muhammad Ibn Idris As-Syafi’I (seorang pendiri mazhab Syafi’i) Al-An’am : 38, Al-Maidah : 49 Nama Amggota Kelompok : Siti Aminatus Mahmudah
Tegar Setiawan
Diana Fauzia Pengertian Istiḥsān
Menurut bahasa, istiḥsān berarti menganggap baik sesuatu dan
meyakininya.Menurut istilah ulama uṣūl fiqih, istiḥsān adalah berpindahnya seorang mujtahid dari ketentuan hukum yang di kehendaki qiyās jalli (jelas) kepada ketentuan hukum yang di kehendaki oleh qiyās khafi (samar) atau dari hukum kulli (umum) kepada hukum istisna’ (pengecualian), karena ada dalil yang menuntut demikian. Qiyās khafi menurut kalangan Hanafiyah adalah istiḥsān. Disebut istiḥsān karena seorang mujtahid menganggap bahwa perpindahan penerapan metode dalil dari qiyās jalli ke qiyās khafi adalah lebih baik.