Anda di halaman 1dari 13

TUJUAN DAN FUNGSI

HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA
KARAWANG
TUJUAN HUKUM
 BEBERAPA TEORI MENGENAI TUJUAN
HUKUM :
1. TEORI KEADILAN
2. TEORI UTILITAS (KEMANFAATAN)
3. TEORI GABUNGAN : KEADILAN DAN
MANFAAT
4. TEORI KETERTIBAN DAN KETENTRAMAN
MASYARAKAT
TEORI KEADILAN
 Menurut teori ini tujuan hukum adalah KEADILAN (ingg :
justice, Bld : gerechtigheid)
 Teori ini adalah teori tertua, mengenai tujuan hukum,
bangsa Yunani Kuno memiliki Dewi yang khusus
menangani Keadilan yaitu DEWI THEMIS.
 Themis digambarkan sebagai wanita yang memegang
timbangan di tangan yang satu dan suatu untaian barang
ditangan yang lain. Ia adalah dewi keadilan alamiah
(natural justice)
 Bangsa Romawi mengambil alih dewi ini dengan memberi
nama JUSTITIA yang digambarkan wanita yang
memegang timbangan dan pedang serta mengenakan
penutup mata sebagai lambang keadilan yang tidak
memihak.
 Dewi justitia lebih bersifat sebagai dewi keadilan duniawi
LANJUTAN TEORI KEADILAN
 Fiat justitia pereat mundus : hendaklah keadilan ditegakan
walaupun dunia harus binasa (let there be justice, though the
world perish)
 Fiat justitia ruat caelum : hendaklah keadilan ditegakan
walaupun langit runtuh (may justice be done though the
heavens fall)
 Ungkapan ini memperlihatkan keyakinan bahwa keadilan
harus dijalankan dengan tidak mempedulikan konsekuensi-
konsekuensinya.
 Pada setiap keputusan pengadilan di Indonesia harus
berkepala “demi kedilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa”
 Bahwa setiap keputusan dijatuhkan “demi keadilan“ bukan
demi hukum.
 Jadi yang dipandang harus mendapatkan perhatian adalah
tujuan dari hukum, yaitu keadilan
 Bangsa Romawi berpedoman kepada ARISTOTELES
merumuskan bahwa : justitia est constans et perpetua
voluntas ius suum cuique tribuere (keadilan adalah
kehendak yang tetap dan tidak ada akhirnya untuk
memberi kepada tiap orang yang menjadi haknya)
tercantum dalam Corpus Iuris Civilis.
 2 keadilan menurut Aristoteles
a. Keadilan distributif (keadilan yang bersifat
menyalurkan)
keadilan yang memberikan kepada setiap orang
menurut jasa, bersifat proporsional berarti persamaan
dalam rasio.
b. Keadilan komutatif (keadilan yang bersifat
membetulkan)
keadilan yang memberikan kepada setiao orang sama
banyaknya dengan tidak melihat jasa-jasa perorangan.
Aristoteles : Keadilan adalah kehendak yang
tetap dan tak ada akhirnya untuk memberi
kepada tiap orang apa yang menjadi haknya

Keadilan komutatif :
Keadilan distributif : memberikan kepada tiap- memberikan kepada
tiap orang menurut jasa (menguasai hubungan setiap orang sama
antara masyarakat, khususnya negara dan banyaknya dengan
individu) tidak mengingat jasa
perorangan
(menguasai hubungan
2. Asas perbedaan : yaitu ketimpangan antar individu
John Rowls : keadilan sebaga I kelayakan sosial dan ekonomi harus diatur
(justice as fairness) kesepakatan atas dua sedemikian lupa sehingga memenuhi dua
asas : hal :
1. Asas kebebasan : setiap orang memiliki a. Semua posisi dan jabatan terbuka bagi
hak yang sama atas kebebasan dasar semua orang menurut syarat kesetaraan
yang paling luas, sama luasnya dengan peluang
kebebasan sama dari orang lain b. Keuntungan terbesar untuk anggota
masyarakat yang paling tidak beruntung
TEORI UTILITAS
 Pelopornya adalah JEREMY BENTHAM
 Semua tindakan manusia diarahkan pada upaya
untuk memaksimalkan kesenangan (pleasure)
dan meminimalkan kesusahan (pain).
 Dia berpandangan bahwa kebahagiaan sebesar-
besarnya untuk jumlah manusia sebanyak-
banyaknya merupakan dasar dari moral dan
peraturan perundang-undangan.
 Bahwa kebahagiaan sebesr-besarnya dari jumlah
manusia sebanyak-banyaknya
TEORI GABUNGAN : KEADILAN DAN
MANFAAT
 VAN APELDOORN : KEDUA WUJUD HUKUM
YANG TERPENTING IALAH KEADILAN DAN
MANFAAT.

 TEORI KETERTIBAN DAN KETENTRAMAN


MASYARAKAT
 Tujuan hukum adalah mengatur pergaulan
hidup secara damai, hukum adalah masyarakat
itu juga, hidup manusia sendiri, sebagai
pergaulan hidup yang teratur
FUNGSI HUKUM
 MEMBERIKAN PENGESAHAN (LEGITIMASI)
TERHADAP APA YANG BERLAKU DALAM
MASYARAKAT
 Von savigny : hukum tidak dibuat, tetapi ada
dan tumbuh bersama –sama bangsa
 Dalam pandangan teori ini diadakannya
undangundang yaitu hukum yang ditetapkan
pemerintah terutama untuk memberikan
pengesahan (legitimasi) terhadap hukum yang
berlaku dalam masyarakat.
 Undang-undang sebagai hukum yang ditetapkan
oleh pemerintah akan selalu berada di belakang
atau tertinggal dari perkembangan massyarakat.
 Roscoe Pound : Hukum sebagai Alat Rekayasa
Masyarakat (Law As A Tool Of Social Engineering)
 Pound mengkaji hukum dari sudut pandang konflik
kepentingan dan nilai. Hukum bukan hanya
merupakan kumpulan norma abstrak atau suatu tertib
hukum, tetapi juga merupakan suatu proses untuk
mengadakan keseimbangan antara kepentingan dan
nilai yang saling bertentangan. Proses itu pada
akhirnya melahirkan keseimbangan baru membuat
masyarakat terekayasa menuju keadaan baru yang
lebih baik dengan keseimbangan baru
 Semua pihak baik anggota masyarakat yang
melakukan unjuk rasa, mass media yang membentuk
pendapat umum (public opinion) hakim yang
menjatuhkan putusan dalam suatu perkara, maupun
pemeintah yang membuat perundangan memiliki
perannya masing-masing dalam melahirkan
keseimbangan baru.
 Dalam pandangan teori ini, hukum tidak berada di
belakang atau di depan perkembangan masyarakat,
karena hukum adalah proses perkembangan
masyarakat itu sendiri.
SARANA PEMBENTUKAN
MASYARAKAT, KHUSUSNYA
SARANA PEMBANGUNAN
 MOCHTAR KUSUMAATMADJA : merupakan
modifikasi pandangan Pound (hukum sebagai
alat pembentukan masyarakat)
 Mochtar memberi tekanan pada undang-undang
sebagai sarana pembentukan masyarakat. (UU
No. 1/74)
 Menurut pandangan ini diadakannya undang-
undang yaitu hukum yang ditetapkan oleh
pemerintah dapat mendahului dan berada di
depan perkembangan masyarakat dan malah
membentuk masyarakat menuju kearah
pandangan baru
HUKUM SEBAGAI SENJATA DALAM
KONFLIK SOSIAL (JOHN AUSTIN)
 Hukum adalah Kekuasaan (law is power). Ini karena
barang siapa menguasai hukum berarti mengendalikan
sumber daya hukum yang mengandung sejumlah
kekuasaan, antara lain pengendalian atas alat-alat
kekerasan fidik langsung, yaitu kekuasaan perang dan
polisi
 Pada saat pembuatan undang-undang semua pihak
berupaya untuk menarik hukum berpihak kepadanya
agar dapat dijadikan sebagai senjata dalam hal
terjadinya konflik sosial.
 Dalam pandangan teori ini hukum merupakan alat
untuk memperoleh kemenangan dalam konflik yang
terjadi dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai