Harfiiiii PPT Blok 13

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 17

Inkontinensia Urin, Osteoatritis, dan

Depresi pada Pasien Geriatri


Harfi Sefriyanti Rahman
(102016019)
Skenario 8
Perempuan 70 tahun diantar berobat ke poliklinik dengan keluhan tidak dapat menahan
kencing, sehingga sering ngompol sebelum sampai ke WC sejak 3 minggu yang lalu

Rumusan masalah : perempuan 70 tahun tidak bisa menahan kencing


Anamnesis
Anamnesis merupakan pengambilan data yang dilakukan dengan mengajukan serangkaian
pertanyaan pada pasien (autoanamnesis) maupun pada keluarga pasien (alloanamnesis( Hal-hal
Dapat ditanyakan pula :
yang dapat ditanyakan:
-frekuensi(sering,
• Identitas terus menerus atau kadang-kadang), durasi kencing (berapa lama) dan volumenya?
• Keluhan
-sering timbulUtama
saat apa/kapan (misal batuk, tertawa), apakah sering kencing malam hari?
• Riwayat
-apakah Penyakit
disertai nyeri Sekarang
saat kencing dan disertai darah?
• Riwayat Penyakit Dahulu
-pernah trauma di bagian lumbosacral atau tidak?
• Riwayat Penyakit Keluarga
-berapa kali melahirkan secara normal maupun sesar? Nama :sebelum
Tidak dapat menahan kencing Ny. A sampai ke CW,
• Riwayat Pribadi Pasien sering tidak dapat menahan kencing sehingga
saat batuk danJenis kelamin
tertawa. : perempuan
Keluhan tersebut pasien
sering
-apakah pernah menjalani operasi yang mempengaruhi merasa kencing
berkemih dicelana sebelum sampai ke WC
risihseperti operasi
minderUmur: 70pelvis?
dan tidaktahun
nyaman bergaul.
-nyeri lutut sudah berapa lama, nyeri timbul saat jalan, duduk, istirahat, pernah jatuh atau tidak?
Pemeriksaan Fisik
• kesadaran: compos mentis,
.•Pemeriksaan
keadaan umum: tampak
saluran kemih dan sakit
kelaminringan,
• TB = 150
berbaring cm,  kandung kemih separuh terisi  melihat kemungkinan adanya
terlentang
prolapse panggul atau distensi kandung kemih,
• BB = 60 kg,
colok vagina dapat menilai kualitas dasar panggul dan kekuatan otot perineum.
• Uji
2. 37oC,
T=tekan batuk
• RR = 20x/menit,
Dilakukan saat kondisi kandung kemih penuh  posisi berdiri dan pasien berusahan untuk
batuk
• Nadi =melihat +/- kebocoran urin.
65x/menit,
3. Evaluasi persyarafan lumbosacral
• Pemeriksaan
4. TD = 130/80 mmHg.
volume
2
sisa urin (residu urin pasca kemih)
diukur dalam waktu 10-15 menit pasca kemih USG untuk melihat adatidaknya obstruksi
BB/TB : 60 kg / 150 cm
50ml menunjukan gambaran inkontinensia tipe stress.
Dari berat maupun
200cc tinggi
menunjukan badan
kelemahan otot didapatkan Indeks
detrusor atau adanya obstruksi.
Massa Tubuh yaitu 26,7
Pemeriksaan Penunjang
• Kultur urin
Untuk menyingkirkan infeksi
• IVU
Untuk menilai saluran bagian atas dan obstuksi atau fistula
• Uroflowmetri : mengukur kecepatan aliran
• Sistometri : menggambarkan kontraktur detrusor
• Sistometri video : menunjukkan kebocoran urin saat mengedan pada pasien dengan
inkontinensia stres
• Flowmetri tekanan uretra : mengukur tekanan uretra dan kandung kemih saat istirahat dan
selama berkemih
• Sistoskopi
Jika dicurigai terdapat batu atau neoplasma kandung kemih
• Pemeriksaan spekulum vagina ± sistogram jika dicurigai terdapat fistula vesikovagina.
Working Diagnosis (WD)
Inkontinensia urin  keluarnya urin yang tidak terkendali pada waktu yang
tidak dikehendaki tanpa memperhatikan frekuensi dan jumlahnya

Diagnosis kerja untuk pasien tersebut adalah inkontinensia campuran (mixed


incontinence) yaitu tipe urgensi dan tipe stress.

 Penyebab yang paling sering adalah kombinasi hipermobilitas uretra dan


instabilitas detrusor.
Differential Diagnosis (DD) Penyebabnya Gejala
Inkontinensia Urgensi Gangguan neurologik (misalnya Berkemih sering disertai oleh
stroke, sklerosis multipel) serta tingginya frekuensi berkemih
infeksi saluran kemih (lebih sering dari 2 jam sekali)
Inkontinensia Stress Kelemahan dasar panggul dan Keluarnya urin pada saat tekanan
kurangnya dukungan sfingter intra abdomen meningkat dan
vesikouretra. seringnya berkemih

Inkontinensia Overflow Imobilitas, defisit kognitif, atau Mendesaknya keinginan untuk


daya kembang kandung kemih berkemih menyebabkan urin
yang buruk keluar sebelum mencapai tempat
yang sesuai.
Osteoartritis Obesitas, trauma, kelainan • Primer adalah rasa nyeri, kaku,
endokrin (misalnya diabetes dan gangguan fungsional
melitus) dan kelainan primer • Sekunder terjadi akibat
persendian (misanya artritis keadaan yang jelas merupakan
inflamatorik) penyebabnya (misalnya
trauma, penyakit metabolik
atau artritis inflamasi)
Depresi Biologis, fisis, psikologis dan sosial Ditandai juga dengan
berkurangnya kemauan merawat
diri serta hilangnya kemandirian
Manifestasi klinis
Ditandai dengan akitivitas otot detrusor yang
menyebabkan kontaksi yang tidak terkendali
dari kandung kemih sehingga ketidakmampuan
pasien untuk menunda berkemih bila sensasi
Inkontinensia urin tipe urgensi berkemih muncul. Akibatnya pasien sering
kencing, terutama pada malam hari (nokturia).

kebocoran urin pada saat aktifitas dan


ketidakmampuan menahan kemih pada saat
peninggian tekanan intraabdomen seperti
inkontinensia urin tipe stress batuk, bersin dan tertawa. Keluarnya urin ini
lebih mencolok pada siang hari.
Patofisiologi
Epidemiologi
• Terdapat penelitian epidemiologis di Amerika mengidentifikasi angka prevalensi
sebesar 10-40% wanita lanjut usia yang mengalami inkontinensia.
• Hunskaar dan rekannya (2005) meringkas data epidemiologis yang tersedia dan
menyimpulkan bahwa prevalensi inkontinensia urin pada wanita yang lanjut
usia mengalami peningkatan yang stabil (30% hingga 50%).

Pada wanita lanjut usia, yang sering terjadi adalah inkontinensia tipe campuran.
Puncak prevalensi inkontinensia adalah pada wanita yang telah menopause.
Etiologi
• Kehamilan
Seluruh organ di dalam perut terdesak dan tertekan, tidak terkecuali kantung kencing.
• Proses melahirkan yang terlalu sering
Membuat otot panggul menjadi melebar sehingga tidak dapat mendukung kantung kencing dengan baik
• Hysterectomy (pengangkatan rahim)
Bila terjadi kesulitan saat proses operasi, dapat terjadi kerusakan pada saraf yang mengontrol untuk kencing,
maka dapat terjadi inkontinensia urin.
• Kenaikan berat badan
Seiring dengan naiknya berat badan, otot panggul melemah, kantung kencing menjadi turun menekan vagina.
• Menopause
penipisan mukosa uretra, kehilangan tekanan untuk menutup uretra dan perubahan sudut uretrovesikal.
Penatalaksanaan
• Terapi non Farmakologi  meliputi terapi suportif non spesifik( edukasi,
maniplasi lingkungan, pakaian , dan pdas tertentu) ; intervensi tingkah
laku ( latihan otot dasar panggul, latihan kandung kemih, penjadwalan
berkemih, latihan kebiasaan)

• Terapi medika mentosa operasi dan pemakaian kateter. Keberhasilan


penanganan pasien tergantung pada keberhasilan proses diagnosis
menentukan tipe inkontenensia dan faktor-faktor kontribusi reversibel
dan problem medik akut.
Obat Yang Digunakan Untuk Inkontinensia Urin

Obat Dosis Tipe Inkontinensia Efek Samping

Hyoscin 3 x 0,125 mg Urgensi atau campuran Mulut kering, mata kabur, glaukoma,
derilium, konstipasi

Penggunaan fenilpropanolamin sabagai obat inkontenensia urin tipe


Tolterodin 2 x 4 mg Urgensi atau OAB Mulut kering, konstipasi
stress sekarang telah dihentikan karena hasil uji klinik yang
Imipramin menunjukkan
3 x 25-50 mgadanya resiko stroke pasca penggunaan
Urgensi obat
Derilium, hipotensi ini. Sebagai
ortostatik
gantinya digunakan pseudoefedrin. Namun penggunaan pseudoefedrin
Pseudoephedrin 3 x 30-60 mg Stress Sakit kepala, takikardi, hipertensi
pun jarang ditemukan pada usia lanjut karena adanya masalah hipertensi,
Topikal estrogen aritmia
Urgensi jantung dan Iritasi
dan Stress angina lokal

Doxazosin 4 x 1-4 mg BPH dengan Urgensi Hipotensi postural

Tamsulosin 1 x 0,4-0,8 mg

Terazosin 4 x 1-5 mg
Pencegahan

• Wanita disarankan untuk tidak melahirkan terlalu sering


• wanita yang sering melahirkan, dapat mengikuti senam kegel sejak dini
• Pria harus menjaga kesehatan prostatnya agar terhindar dari resiko timbulnya
hipertrofi maupun keganasan pada prostat yang bisa menyebabkan timbulnya
resiko inkontinensia tipe overflow
• Pasien dengan penyakit demensia dan gangguan mobilitas harus mendapat
akses ke kamar kecil yang lebih mudah. Pemasangan kateter sementara dapat
dilakukan bila pasien tidak dapat bergerak sama sekali
Komplikasi

• Infeksi saluran kencing,


• Infeksi kulit daerah kemaluan,
• gangguan tidur,
• Masalah psiko sosial seperti depresi, mudah marah, dan rasa terisolasi
• Dehidrasi,
Prognosis

• Prognosis inkontinensia urin cukup baik bila diketahui secara cepat dan tepat
penyebabnya sehingga dapat diberikan terapi yang baik.
kesimpulan
• Wanita lebih rentan terhadap inkontinensia urin dibandingkan pria. Hal ini
dikarenakan berbagai resiko yang dialami wanita seperti melemahnya otot dasar
panggul akibat terlalu sering melahirkan. Selain itu seiring lanjutnya usia maka fungsi
fisiologis tubuh makin berkurang yang berakibat rentannya seseorang yang lanjut usia
untuk terkena suatu penyakit.

• Wanita berusia 70 tahun pada skenario menderita inkontinensia urin campuran


yaitu inkontinensia tipe urgensi dan tipe stress. Hal ini menyebabkan pasien tersebut
menjadi depresi sehingga tidak mau keluar rumah.

Anda mungkin juga menyukai