Anda di halaman 1dari 14

ABSES PERITONSIL KIRI

MICHELLE
Skenario 5 :

Seorang laki-laki berusia 20


tahun datang ke dokter
dengan keluhan nyeri
menelan

Istilah yang tidak diketahui :

Tidak ada

Rumusan masalah :

Laki-laki 20 tahun,
keluhan nyeri
menelan
ANAMNESIS

• Identitas • Laki-laki 20 tahun


• Ku • Sakit saat menelan
• Rps • 1 minggu , di sisi kiri,
• Rpd demam (+), 2 hari
• Rpk makin berat, pilek,
nyeri pada telinga,
• Riwayat susah buka mulut,
pengobatan lidah sedikit kotor
• Riawayat sosial
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
• Ku : Tampak sakit sedang, • Hitung darah lengkap,
kesadarn kompos mentis pengukuran kadar elektrolit,
• Ttv : 38oC, RR , nadi dan kultur darah
TD dalam batas normal • Tes Monospot (antibodi
( Pemeriksaan THT ) heterophile)
• palatum mole tampak
membengkak dan menonjol • “Throat culture” atau
pada sisi kiri “throat swab
• uvula bengkak terdorong ke sisi • Plain radiographs
dextra • Computerized tomography
• tonsil kiri T2 hiperemis dan udem (CT scan)
• Pada pemeriksaan trismus,
didapatkan hanya dapat • Ultrasound, contohnya:
memasukkan 2 jari ke dalam intraoral ultrasonography.
mulutnya.
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Abses Peritonsil Abses Parafaring Tonsilitis

Definisi Infeksi dalam leher terbentuk suatu abses leher dalam yang suatu inflamasi yang terjadi
di dalam suatu area yang terbentuk di dalam ruang pada tonsila faringeal yang
berada di antara tonsila parafaring yang dapat dapat meluas ke tonsila
palatina dan kapsula tonsil/m. disebabkan oleh berbagai lingualis.
konstriktor superio mekanisme

Patofisiologi komplikasi yang berawal dari Tusukan jarum yang Sebagian besar episode
tonsilitis eksudatif akut, terkontaminasi atau tonsilitis akut disebabkan oleh
berkembang menjadi penjalaran infeksi dari ruang virus seperti Herpes Simplex
peritonsilitis, dan pada akhirnya peritonsil, retrofaring, atau Virus, Epsteinn-Barr Virus,
membentuk suatu abses submandibula Cytomegalovirus, Adenovirus.
Pada tonsilitis bakterialis,
penyebab yang paling sering
ditemukan adalah bakteri
dari golongan Group A Beta-
Hemolytic Streptococcus
(GABHS), yaitu Streptococcus
pyogenes.

Gejala nyeri menelan adanya trismus, demam, nyeri tenggorokan,


(odinofagia),demam, Pada pembengkakan di sekitar disfagia, odinofagia, dan
kasus yang agak berat, angulus mandibula (indurasi), kelenjar getah bening servikal
terdapat sulit menelan demam tinggi, serta adanya yang teraba lunak
(disfagia), nyeri alih ke telinga pembengkakan dinding
pada sisi terbentuknya abses lateral faring ke medial, sakit
peritonsil,lidah kotor, serta saat menelan , napas berbau
trismus, pasien sulit berbicara
dan mengakibatkan suara
gumam
ANATOMI
ETIOLOGI
Abses peritonsil terjadi sebagai
akibat komplikasi tonsillitis akut atau
 Organismee aerob yang
infeksi yang bersumber dari kelenjar
paling sering
mucus Weber di kutub atas tonsil.
menyebabkan abses
Biasanya kuman penyebabnya
peritonsiler adalah
sama dengan kuman penyebab
Streptococcus pyogenes
tonsillitis
(Group A Beta-hemolitik
streptococcus),
Staphylococcus aureus,
dan Haemophilus influenza
 organisme anaerob yang
berperan adalah
Fusobacterium, Prevotella,
Porphyromonas, dan
Peptostreptococcus spp.
EPIDEMIOLOGI

• Abses peritonsil sering mengenai orang dewasa


pada usia 20 sampai 40 tahun. Pada anak jarang
terjadi

• Insiden abses peritonsil di A.S terjadi 30 per 100.000


orang/tahun, insiden terjadinya abses peritonsil;
1/6500 populasi atau 30.1/40.000 orang pertahun di
Amerika Serikat, Di Irlandia Utara dilaporkan 1 per
100.000 pasien per tahun dengan rata-rata usia
26.4 tahun
PATOFISIOLOGI

Tonsilitis eksudatif

Bengkak
&
Peritonsilitis Hiperemis

Uvula terdorong ke
Abses
arah yang sehat
Suara
Terjadi terus bergumam
menerus

Radang Iritasi
jaringan sekitar m.pterigoid Trismus
MANIFESTASI KLINIS

• Keluhan utama nyeri menelan (odinofagia)


• Demam, lemah, lesu serta nyeri kepala
• Terdapat sulit menelan (disfagia)
• nyeri alih ke telinga pada sisi terbentuknya abses
peritonsil
• Lidah kotor
• Trismus
• Suara gumam
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa

• Terapi • Penisilin 600.000 –


• Insisi drainase 1.200.000 unit,),
• tonsilektomi • Clindamicin 2-3 x 500
mg/hari atau ampisilin
3-4 x 250 – 500 mg/hari,
• Metronidazole 3-4 x 250
– 500 mg/hari.
• Analgetik – antipiretik
paracetamol 3-4 x 250 -
500 mg/hari , dan
diobati kumur
antiseptic
KOMPLIKASI

• Komplikasi yang mungkin terjadi ialah:


• Abses pecah spontan, mengakibatkan
perdarahanm aspirasi paru, atau piema.
• Penjalaran infeksi dan abses ke daerah parafaring,
sehingga terjadi abses parafaring. Kemudian dapat
terjadi penjalaran ke mediastinum menimbulkan
mediastinitis.
• Bila terjadi penjalaran ke daerah intracranial, dapat
mengakibatkan thrombus sinus kavernosus,
meningitis, dan abses otak.
PROGNOSIS

Abses peritonsil hampir selalu berulang bila tidak


diikuti dengan tonsilektomi, maka perlu dilakukan
tonsilektomi pada pasien abses peritonsil agar
didapatkan prognosis yang baik.
KESIMPULAN

• Pada kasus skenario seorang laki-laki berusia 20


tahun pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan
penunjang didapatkan keluhan sakit saat menelan,
sulit membuka mulut, demam, pemeriksaan trismus
2 jari, palatum mole membengkak dan menonjol
pada sisi kiri, uvula bengkak terdorong ke sisi dextra,
tonsil kiri T2 hiperemis dan udem, menunjukkan
pasien tersebut menderita abses peritonsil kiri. Abses
peritonsil hampir selalu berulang bila tidak diberikan
antibiotik dan insisi abses dan diikuti dengan
tonsilektomi.

Anda mungkin juga menyukai