Anda di halaman 1dari 20

SIKLUS PENANGGULANGAN TANAH LONGSOR

Kelompok 5:

1. Desy Nur Anisa


2. Nurul Abibah
3. Dita Rizky Baerawati
4. Putri Utami
5. Sugiarto Arif Budiman
6. Arizal Setiawan
Manajemen Bencana
Undang-Undang No. 24 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana Siklus
manajemen tersebut terdiri atas 3 tahapan
1. Pra Bencana
a. Pencegahan dan Mitigasi.
b. Kesiapsiagaan
2. Saat Bencana
Kegiatan yang dilakukan adalah tanggap
darurat atau respon.
3. Pasca Bencana
a. Rehabilitasi
b. Rekonstruksi,
Gerakan tanah adalah proses perpindahan
suatu masa batuan/tanah akibat gaya
gravitasi. Gerakan tanah seringkali disebut
sebagai longsoran dari massa
tanah/batuan dan secara umum diartikan
sebagai suatu gerakan tanah dan atau
batuan dari tempat asalnya karena
pengaruh gaya berat (Noor, 2006: 106).
Penyebab terjadinya tanah longsor
1. Lereng terjal
2. Tanah yang Kurang Padat dan Tebal
3. Batuan yang Kurang Kuat
4. Jenis Tata Lahan
5. Getaran
6. Surutnya Muka Air Danau
7. Adanya Beban Tambahan
8. Pengikisan (Erosi)
Dampak dari tanah longsor???

1. Dampak Positif :
– meningkatkan kesadaran diri supaya tidak terjadi
lagi penebangan hutan dan memperluas lahan.
– Meningkatkan kepedulian terhadap korban
bencana dan kepedulian terhadap sesama secara
umumnya.
– Menjadikan sikap waspada dan siaga bagi
masyarakat yang tinggal di daerah yang rawan
tehadap tanah longsor.
– Bisa menjadikan motivasi dan penelitian oleh
para ahli geologi apa yang bisa menyebabkan
tanah longsor terjadi.
2. Dampak Negatif :
– kehilangan tempat tinggal.
– Mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.
– Memutus jalur transportasi ketika tanah
longsor menimbun jalanan utama.
– Mengakibatkan perekonomian tersendat
di daerah yang terjadi tanah longsor.
– Kerugian bagi Negara karena
infrastuktur yang tertimbun oleh tanah
longsor
Tahap Pencegahan dan Mitigasi
1. Mitigasi structural, didefinisikan
sebagai usaha pengurangan risiko
yang dilakukan melalui pembangunan
atau perubahan lingkungan fisik
melalui penerapan solusi yang
dirancang.
2. Mitigasi non struktural, meliputi
pengurangan kemungkinan atau
konsekuensi risiko melalui modifikasi
proses-proses perilaku manusia atau alam,
tanpa membutuhkan penggunaan struktur
yang dirancang.
■ Membuat peta rawan bencana longsor dan memetakan
masalah yang akan timbul akibat longsor bila sewaktu
waktu terjadi,
■ Membuat poster/brousure/leaflet yang terkait tentang
bencana longsor, membuat dan penempatan tanda-
tanda peringatan, bahaya larangan memasuki daerah
rawan bencana longsor,
■ Mengkajian atau menganalisis risiko yang disebabkan
oleh bencana longsor,
■ Membuat pelatihan dasar tentang bencana longsor bagi
aparat dan masyarakat,
■ Relokasi penduduk dari daerah yang rawan bencana
longsor ke daerah yang lebih aman dari ancaman
longsor,
■ Melakukan penyuluhan dan peningkatan kewaspadaan
masyarakat terhadap bahaya bencana longsor,
1. Pengaktifan pos-pos siaga bencana disekitar
lokasi bencana longsor dengan mengikut
sertakan masyarakat setempat,
2. Memberikan Pelatihan siaga bencana atau
simulasi bencana longsor bagi voluntir dan
warga masyarakat yang beresiko terkena
bencana longsor,
3. Inventarisasi sumber daya pendukung
kedaruratan hal ini bertujuan untuk
memudahkan saat fase tanggap darurat
bencana longsor,
Lanjutan…
1. Menyiapkan dukungan dan mobilisasi
sumberdaya atau suplay logistik ke lokasi
bencana longsor,
2. Menyiapkan sistem informasi dan
komunikasi yang cepat dan terpadu
untuk mendukung tugas dilokasi
bencana longsor.
3. Pemasangan dan menyiapkan early
warning instrument (sistem peringatan
dini)
Tahap Tanggap Darurat
(Emergency Response)
1. Melakukan pengkajian
secara cepat dan tepat
lokasi,kerusakan,kerugia
n, dan sumber daya saat
informasi
2. Pembukaan akses lokasi
longsor dengan 4. Memberikan
menggunakan alat berat pengobatan massal/
3. Penyelamatan dan pelayanan kesehatan
evakuasi masyarakat terpadu di lokasi
yang terkena bencana pengungsian
longsor
5. Pemenuhan kebutuhan
dasar bagi korban
6. Menyediakan akses
informasi terkait bencana
longsor
Tahap Pemulihan ( Recovery )
1. Memperbaiki lingkungan daerah bencana longsor
2. Perbaikan prasarana dan sarana umum yang
diakibatkan oleh terjangan bencana longsor
2. Memberikan bantuan perbaikan rumah masyarakat
yang rusak akibat bencana longsor
4. pemulihan sosial psikologis korban/masyarakat
akibat trauma bencana longsor
3. Memaksimalkan pelayanan kesehatan terhadap korban
di lokasi longsor
5. Menata kembali sosial, ekonomi, dan budaya
masyarakat yang telah berantakan akibat bencana
tanah longsor
4. Menerapkan rancang bangun yang tepat dan
penggunaan peralatan yang lebih baik
Perawat perawat saat kejadian gawat
darurat:
■ Penyelamatan korban
■ Triase dan stabilisasi
■ Merujuk pasien atau transportasi
■ Memberikan tindakan definitif
Perawat perawat setelah kejadian
gawat darurat:
■ Melakukan evaluasi pelaksanaan tugas
■ Melakuakn analisis dampak setelah
kejadian atau ada bahaya lain yang
mengancam
■ Melakukan tindakan rekonsiliasi
■ Memulihkan kembali ke kehidupan normal
Perawat perawat saat di rumah
sakit gawat darurat:
■ Care giver
■ Conselor
■ Advocator
■ Communicator
Contoh kasus

Bencana tanah longsor terjadi pada hari Jumat


malam (12/12 2014). Dusun Jemblung, di
Kabupaten Banjarnegara berada di sebuah
lembah kecil, dengan perbukitan di
belakangnya.
■ hujan yang terus turun selama dua hari
menyebabkan bukit itu longsor dan menyapu
dusun yang berpenduduk lebih dari 300 orang
itu. Sekitar 200 orang dapat menyelamatkan diri.
Manajemen bencana pada
kasus tersebut
■ Kepala Markas Palang Merah Indonesia, Kabupaten
Banjarnegara, mengatakan konsentrasi kini juga
diberikan untuk penanganan korban selamat. (
menetapkan 7 hari sebagai tanggap bencana)
■ membantu korban yang sekarang menjadi pengungsi
■ dilakukan proses penghijauan. tanaman yang ditanam
merupakan tanaman yang mempunyai nilai ekonomi
yang tinggi, seperti kopi.
■ Upaya pencegahan atau mitigasi lainnya yang dilakukan
di Kabupaten Banjarnegara adalah menambah informasi
dan pengetahuan terkait mitigasi tanah longsor
■ Penguatan lembaga lokal dilakukan mulai
dari fasilitasi peta-peta daerah rawan
longsor, pemasangan penakar hujan di
darah rawan longsor,
melembagakan warning system dan
membuatkan jalur evakuasi apabila ada
potensi bencana longsor
■ BPTKPDAS Solo telah mengidentifikasi
wilayah yang berpotensi longsor di di
Kabupaten Purworejo, Banjarnegara, dan
Karanganyar di Propinsi Jawa Tengah
■ dibentuk remaja tanggap bencana di
Kabupaten Banjarnegara.

Anda mungkin juga menyukai