Enteritis regional adalah inflamasi kronis dan sub-akut yang meluas keseluruh lapisan dinding usus dari mukosa usus, ini disebut juga transmural (brunner&suddarth.2002.) ETIOLOGI
Enteritis biasanya disebabkan oleh makan atau minum
bahan yang terkontaminasi dengan bakteri atau virus. Kuman menetap di usus kecil dan menyebabkan inflamasi dan pembengkakan, yang dapat mengakibatkan sakit perut, kram, diare, demam, dan dehidrasi. Enteritis juga bisa disebabkan oleh: * Kondisi autoimun seperti penyakit Crohn * Beberapa obat, termasuk ibuprofen, natrium naproxen, dan kokain * Kerusakan dari terapi radiasi MANIFESTASI KLINIK 1. Nyeri abdomen dan nyeri tekan di perut bawah sebelah kanan 2. Diare - akut dan berat 3. Kehilangan nafsu makan 4. Muntah – langka 5. Penurunan berat badan 6. Malnutrisi 7. anemia sekunder 8. demam 9. leukositosis 10.Gejala meluas keseluruhan saluran gastrointestinal dan umumnya mencakup masalah sendi (arthritis), lesi kulit (eritema nodosum), gangguan okuler (konjungtivitis), ulkus oral. (brunner&suddarth, keperawatan medical bedah.vol 2:1105) 11.Penyumbatan usus akut yang berulang, yang menyebabkan kejang dan nyeri hebat di dinding usus, pembengkakan perut, sembelit dan muntah-muntah 12. Peradangan dan penyumbatan usus parsial menahun, yang menyebabkan kurang gizi dan kelemahan menahun 13.Pembentukan saluran abnormal (fistula) dan kantung infeksi berisi nanah (abses), yang sering menyebabkan demam, adanya massa dalam perut yang terasa nyeri dan penurunan berat badan. Komplikasi
1. Disritmia jantung berhubungan dengan
penipisan elektrolit 2. Perdarahan GI dengan kehilangan volume cairan 3. Perforasi usus Pemeriksaan Penunjang • Hitung darah lengkap termasuk pemeriksaan elektrolit • Pemeriksaan barium enema • CT Scan • Proktosigmoidoskopi PENATALAKSANAAN MEDIS kasus ringan biasanya tidak memerlukan pengobatan. obat anti diare dapat menunda organisme meninggalkan saluran pencernaan, dan karena itu mungkin tidak dianjurkan. Rehidrasi dengan solusi elektrolit mungkin diperlukan jika dehidrasi terjadi. Orang dengan diare (terutama anak muda) yang tidak dapat minum cairan karena mual mungkin memerlukan perawatan medis dan cairan melalui pembuluh darah (cairan infus). PENATALAKSANAAN MEDIS 1. Masukan Diet dan Cairan : cairan oral, diet rendah residu-tinggi protein-tinggi kalori, dan terapi suplemen vitamin dan pengganti besi diberikan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. 2. Terapi Obat-obatan, seperti : a. Obat sedatif dan antidiare/antiperistaltik digunakan untuk mengurangi peristaltik sampai minimum untuk mengistirahatkan usus yang terinflamasi. Sulfonamida seperti sulfasalazin (azulfidine) atau sulfisoxazol(gastrisin) biasanya efektif untuk menangani inflamasi ringan atau sedang. b. Antibiotik digunakan untuk infeksi sekunder, terutama untuk komplikasi purulen seperti abses, perforasi dan peritonitis, azulfudin membantu dalam mencegah kekambuhan. c. Hormon adenokortikopik parental (ACTH) dan kortikosteroid efektif dalam pengobatan penyakit usus inflamasi akut. Bila kortikostroid dikurangi atau dihentikan, gejala penyakit dapat berulang. Bila kortikosteroid dilanjutkan, gejala sisa merugikan seperti hipertensi, retensi cairan, katarak, hirsutisme (pertumbuhan rambut abnormal)dan supresi adrenal dapat terjadi. d. Aminosalisilat topikal dan oral terbaru (misal Mesalamin {asacol}, olsalazin{dipentum}telah terbukti sangat efektif dalam pengobatan). Preparat imunosupresif juga digunakan preparat ini membantu untuk mencegah kekambuhan dan kemungkinan pasien untuk menerim kortikosteroid dosis rendah untuk periode waktu lebih pendek. e. Psikoterapi ditujukan untuk menentukan faktor yang menyebabkan stress pada pasien, kemampuan menghadapi faktor-faktor ini, dan upaya untuk mengatasi konflik sehingga mereka tidak berkabung karena kondisi mereka. ASUHAN KEPERAWATAN ENTERITIS A. Pengkajian 1. ANAMNESE 2. PEMERIKSAAN FISIK 3. PEMERIKSAAN PENUNJANG B. DIAGNOSA KEPERAWATAN C. INTERVENSI D. IMPLEMENTASI E. EVALUASI PENGKAJIAN Pengkajian Subjektif 1. Riwayat kesehatan diambil untuk mengidentifikasi awitan, durasi, dan karakteristik nyeri abdomen; diare, tenesmus, mual, anoreksia, penurunan BB. 2. Riwayat keluarga tentang penyakit usus inflamasi 3. Pola diet : jumlah Alkohol, kafein, dan nikotin yang dipakai setiap hari atau setiap minggu. 4. Pola eliminasi : karakter, frekuensi, dan adanya darah, pus, lemak, atau mukus. 5. Alergi : intoleransi usus atau laktose. 6. Kaji gangguan pola tidur bila diare atau nyeri terjadi pada malam hari. Pengkajian Objektif 1. Auskultasi abdomen terhadap bising usus dan karakteristiknya. 2. Palpasi abdomen terhadap distensi, nyeri tekan, atau nyeri. 3. Inspeksi kulit terhadap adanya saluran fistula atau gejala dehidrasi. 4. Feses di inspeksi terhadap adanya darah dan mucus. Diagnosa Keperawatan 1. Diare berhubungan dengan proses inflamasi 2. Nyeri berhubungan dengan peningkatan peristaltik dan inflamasi 3. kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan banyak anoreksia, mual dan diare 4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembatasan diet, mual dan malabsorpsi 5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan 6. Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan 7. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan episode diare berulang 8. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan malnutrisi dan diare 9. Kurang pengetahuan mengenai proses dan penatalaksanaan penyakit