Anda di halaman 1dari 17

KOMUNIKASI

EFEKTIF DALAM
KELUARGA

By : FITRI SUKMAWATI, S.KEP, NS


KELUARGA
Menurut Kumar (Wijaya,1987) ciri-ciri
komunikasi dalam keluarga adalah
sebagai berikut:
Keterbukaan (openess)
Empati (Empathy)
Dukungan
Perasaan Positif (Positiveness)
Kesamaan (Equality)
BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI
DALAM KELUARGA
 Komunikasi orang tua yaitu suami-istri
Komunikasi orang tua yaitu suami istri disini lebih menekankan pada
peran penting suami istri sebagai penentu suasana dalam keluarga
 Komunikasi orang tua dan anak
Hubungan yang terjalin antara orang tua dan anak di sini bersifat dua
arah, disertai dengan pemahaman bersama terhadap sesuatu hal di
mana antara orang tua dan anak berhak menyampaikan pendapat,
pikiran, informasi atau nasehat
Komunikasi ibu dan anak lebih bersifat pengasuhan, sedangkan
komunikasi ayah dan anak mengarah pada perlindungan ayah
terhadap anak
Peran ayah dalam memberi informasi dan mengarahkan pada hal
pengambilan keputusan pada anak yang peran komunikasinya
cenderung meminta dan menerima
 Komunikasi anak dan anak yang lainnya
POLA KOMUNIKASI DAN INTERAKSI
DALAM KELUARGA
1. Model stimulus – respons (S-R)
 Pola ini menunjukkan komunikasi sebagai suatu
proses “aksi – reaksi” yang sangat sederhana.
 Pola S-R mengasumsikan bahwa kata-kata verbal
(lisan –tulisan), isyarat-isyarat nonverbal, gambar-
gambar dan tindakan-tindakan tertentu akan
merangsang orang lain untuk memberikan respons
dengan cara tertentu.
 Oleh karena itu, proses ini dianggap sebagai
pertukaran atau pemindahan informasi atau
gagasan, proses ini bersifat timbal balik dan
mempunyai banyak efek.

1. Hubungan antarperan
2. Model ABX
POLA KOMUNIKASI DAN
INTERAKSI DALAM KELUARGA
2. Model interaksional
 Model Interaksional ini berlawanan dengan model S-R.
Sementara model S-R mengasumsikan manusia adalah
pasif, model interaksional menganggap manusia jauh
lebih aktif.
 Komunikasi di sini digambarkan sebagai pembentukan
makna yaitu penafsiran atas pesan atau perilaku orang
lain oleh para peserta komunikasi.
 Berapa konsep penting yang digunakan adalah diri
sendiri, diri orang lain, simbol, makna, penafsiran, dan
tindakan.
POLA KOMUNIKASI DAN INTERAKSI
DALAM KELUARGA
3. Hubungan antar peran
Komunikasi dalam keluarga dapat pula dipengaruhi
oleh pola hubungan antar peran hal ini, disebabkan
masing-masing peran yang ada dalam keluarga
dilaksanakan melalui komunikasi.
4. Model ABX
Pola komunikasi lainnya yang juga sering terjadi
dalam komunikasi antara anggota keluarga adalah
model ABX yang dikemukakan oleh Newcomb dari
perspektif psikologi-
sosial. Newcomb menggambarkan bahwa seseorang
(A) menyampaikan informasi kepada seseorang
lainnya (B) mengenai sesuatu (X).
Tahap-Tahap Perkembangan
Komunikasi Keluarga
1. Keluarga dengan anak – anak prasekolah
Pada tahap ini dari lahir hingga usia 6 tahun, anak –
anak ada pada tahun puncak untuk mempelajari bahasa.
Kemampuan berbahasa terutama diperoleh dari
keluarga khususnya dari interaksi anatara anak dan
pengasuh utama, ibunya
2. Keluarga dengan anak – anak usia sekolah
 Anak – anak semakin mengalami kebebasan sejalan
dengan pertambahan usia.
 Mereka memperoleh pengaruh tidak hanya lewat
komunikasi keluarga yang masih merupakan
kekuatan dominan, tapi juga lewat komunikasi
dengan pihak – pihak di luar keluarga.
 Dua dimensi komunikasi orang tua-anak menjadi
penting ; penerimaan – penolakan dan kontrol
otonomi.
Tahap-Tahap Perkembangan
Komunikasi Keluarga
3. Keluarga dengan anak – anak remaja
 Tahap ini cenderung ditandai dengan bertambahnya konflik
sehubungan dengan bertambahya kebebasan anak – anak.
 Masalah – masalah otonomi dan kontrol menjadi sangat
tajam pada tahun –tahun ini.
 Anak – anak remaja mulai mengalihkan komunikasi dari
komunikasi keluarga kepada komunikasi dengan teman-
teman sebaya. Karena perubahan – perubahan fisiologis
dan psikologis yang dialami remaja, topik –topik tertentu
menjadi perhatian mereka. Pendeknya, usia remaja
merupakan tantangan terbesar bagi komunikasi keluarga.
 Bila orang tua dan anak dapat mengatasi badai, komunikasi
selanjutnya akan lebih lancar. Selanjutnya dapat
disimpulkan dengan pertambahan usia, hubungan kita
dengan saudara- saudara kandung tetap penting.
Teknik Komunikasi Efektif dalam
Keluarga
Ada lima hal yang harus diperhatikan agar komunikasi di
dalam keluarga tercipta secara efektif, yaitu:
1. Respek
 Komunikasi harus diawali dengan sikap saling
menghargai (respectfull attitude).
 Adanya penghargaan biasanya akan menimbulkan
kesan serupa (timbal balik) dari si lawan diskusi.
Orangtua akan sukses berkomunikasi dengan anak
bila ia melakukannya dengan penuh respek.
 Bila ini dilakukan maka anak pun akan melakukan
hal yang sama ketika berkomunikasi dengan
orangtua atau orang di sekitanya
Teknik Komunikasi Efektif dalam
Keluarga
2. Empati
 Empati adalah kemampuan untuk menempatkan
diri kita pada situasi dan kondisi yang dihadapi
orang lain.
 Syarat utama dari sikap empati adalah
kemampuan untuk mendengar dan mengerti
orang lain, sebelum didengar dan dimengerti
orang lain.
 Orangtua yang baik tidak akan menuntut
anaknya untuk mengerti keinginannya, tapi ia
akan berusaha memahami anak atau
pasangannya terlebih dulu
Teknik Komunikasi Efektif dalam
Keluarga
3. Audibel
 Audibel berarti “dapat didengarkan” atau bisa dimengerti
dengan baik.
 Sebuah pesan harus dapat disampaikan dengan cara atau
sikap yang bisa diterima oleh si penerima pesan.
 Raut muka yang cerah, bahasa tubuh yang baik, kata-kata
yang sopan, atau cara menunjuk, termasuk ke dalam
komunikasi yang audibel ini.
4. Jelas
 Pesan yang disampaikan harus jelas maknanya dan tidak
menimbulkan banyak pemahaman, selain harus terbuka
dan transparan.
 Ketika berkomunikasi dengan anak, orangtua harus
berusaha agar pesan yang disampaikan bisa jelas
maknanya. Salah satu caranya adalah berbicara sesuai
bahasa yang mereka pahami (melihat tingkatan usia).
Teknik Komunikasi Efektif dalam
Keluarga
5. Tepat
 Dalam membahas suatu masalah hendaknya proporsi yang
diberikan tepat baik waktunya, tema maupun sasarannya.
 Waktu yang tepat untuk membicarakan masalah anak
misalnya pada waktu makan malam. Pada waktu sarapan
pagi, karena ketergesaan maka yang dibicarakan umumnya
masalah yang ringan saja.
6. Rendah Hati
 Sikap rendah hati dapat diungkapkan melalui perlakuan
yang ramah, saling menghargai, tidak memandang diri
sendiri lebih unggul ataupun lebih tahu, lemah lembut,
sopan, dan penuh pengendalian diri.
 Dengan sikap rendah hati ini maka lawan diskusi kita
memjadi lebih terbuka, sehingga banyak hal yang dapat
diungkapkan dari diskusi tersebut
Faktor –Faktor yang Mempengaruhi
Komunikasi Keluarga

1. Citra diri dan citra orang lain


2. Suasana Psikologis
3. Lingkungan Fisik
4. Kepemimpinan
5. Bahasa
6. Perbedaan usia
Hambatan Komunikasi dalam
Keluarga
Hambatan komunikasi ada yang berasal dari pengirim, transmisi
dan penerima. Berbagai hambatan yang timbul dalam
komunikasi, yaitu :
1. Kebisingan
2. Keadaan psikologis komunikan
3. Kekurangan komunikator atau komunikan
4. Kesalahan penilaian oleh komunikator
5. Keterbatasan pengetahuan komunikator atau komunikan
6. Bahasa
7. Isi pesan berlebihan
8. Bersifat satu arah
9. Faktor teknis
10. Kepentingan atau interes
11. Prasangka
PENGKAJIAN
• Usia : Biasanya menyerang dewasa dan orang tua
• Jenis kelamin : Kanker hati sering terjadi pada laki – laki dari pada
perumpuan.
• Pekerjaan : Dapat ditemukan pada orang dengan aktivitas yang
berlebihan
• Aktivitas : Klien akan mengalami kelelahan , kelemahan, malaise
• Sirkulasi : Bradikardi akibat hiperbilirubin berat, akterik pada sclera, kulit
dan membran mukosa.
• Eliminasi: Warna urin gelap ( seperti teh ), diare feses warna tanah liat.
• Makanan dan cairan : Anoreksia, berat badan menurun, perasaan mual
dan muntah, terjadi peningkatan edema, asites.
• Neurosensori : Peka terhadap rangsangan, cenderung tidur, asteriksis
• Nyeri / Kenyamanan : Kram abdomen, nyeri tekan pada abdomen
kuadran kanan atas, mialgia, sakit kepala, gatal – gatal.
• Keamanan : Urtikaria, demam, eritema, splenomegali, pembesaran
nodus servikal posterior
• Seksualitas : Perilaku homoseksual aktif atau biseksual pada wanita
dapat meningkatkan faktor resiko.
PENGKAJIAN
Pada pemeriksaan fisik bisa didapatkan :
1. Ascites
2. Ikterus
3. Hipoalbuminemia
4. Splenomegali, Spider nevi, Eritoma palmaris, Edema.

Secara umum pengkajian keperawatan pada klien dengan kasus


kanker hati, meliputi :
1. Gangguan metabolisme
2. Perdarahan
3. Asites
4. Edema
5. Hipoproteinemia
6. Komplikasi endokrin
7. Aktivitas terganggu akibat pengobatan
Diagnosa Keperawatan

1. Ketidak seimbangan nutrisi berhubungan dengan


anoreksia, mual, gangguan absorbsi, metabolisme
vitamin di hati.
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan
adanya penurunan ekspansi paru (ascites dan
penekanan diafragma)
3. Nyeri berhubungan dengan tegangnya dinding perut
( asites )
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak
seimbangan antara suplai O2 dengan kebutuhan
5. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan
dengan pruritus,edema dan asites

Anda mungkin juga menyukai