Seorang perempuan usia 33 tahun dirujuk oleh
spesialis kebidanan dan kandungan ke poliklinik
gizi RS FMC dengan keluhan sudah menikah 5
tahun, tetapi belum mempunyai anak dan
didiagnosis sebagai Sindroma Ovarium Polikistik (
SOPK ).
Tatalaksana
Anamnesis Pemeriksaan fisik
Pada anamnesis didapatkan Pada pemeriksaan fisik
identitas pasien wanita 33 didapatkan pasien memiliki
tahun datang dengan tekanan darah 100/ 70
keluhan belum memiliki
anak setelah 5 tahun usia mmHg tinggi badan 155
pernikahan dan didiagnosis Cm, dan berat badan 90 kg
sebagai Sindroma Ovarium sertaLpe 95 cm Lpa 105 cm.
Polikistik ( SOPK ). Pasien
dirujuk oleh dokter spesialis
kebidanan dan kandungan
ke poliklinik gizi.
Sindrom ovarium polikistik
Merupakan kumpulan gejala dan tanda dari kelainan hiperandrogen
serta anovulasi yang diakibatkan oleh gangguan sistem endokrin.
Hiper- ≥150 mg/dl (≥ 1,7 mmol/L) ≥ 150 mg/dl (≥1,7 ≥ 150 mg/dl
trigliseridemia mmol/L)
Hipertensi TD ≥ 140/90 mmHg atau TD ≥ 130/85 mmHg TD sistolik ≥ 130 mmHg
riwayat terapi anti atau riwayat terapi TD diastolik ≥ 85 mmHg
hipertensif anti hipertensif
Operasi Bariatrik
wanita SOPK dengan IMT 50,7 setelah dilakukan operasi bariatrik bisa
menurunkan berat badan 41-50 kg dalam 12 bulan, dan mengalami perbaikan dalam
ovulasi, resistensi insulin dan hiperandrogen, hirsutisme
Komplikasi
Jantung koroner
Stroke
Diabetes
Prognosis
Komponen sindrom metabolik dapat mengalami perbaikan
dengan tata laksana yang memprioritaskan program tata
laksana berat badan yang intensif, disamping modifikasi gaya
hidup dan tata laksana faktor risiko klinis lain terkait dengan
penyakit kardiovaskular.
Kesimpulan
Sindrom ovarium polikistik merupakan salah satu penyebab
infertilitas, sindom ini sering ditemukan pada wanita yang
mengalami kegemukan dan resistensi insulin. Sindrom metabolik
juga merupakan salah satu penyebabnya karena sindrom
metabolik adalah kelompok beberapa gejala dari obesitas sentral,
dislipidemia, hiperglikemia, dan hipertensi. . Tatalaksana sindrom
metabolik dapat dilakukan beberapa cara sesuai dengan kondisi
pasiennya yaitu terdiri dari pengaturan pola makan, aktivitas fisik
atau olahraga, farmakoterapi dan pembedahan.