Anda di halaman 1dari 34

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Direktorat Fasilitas Kepabeanan

PROSEDUR FASILITAS
KEPABEANAN

PEMBEBASAN BEA MASUK


Jakarta, Juli 2010

Homepage http://www.beacukai.go.id
DASAR HUKUM

• UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN


2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS
UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN
1995 TENTANG KEPABEANAN.
• UNDANG-UNDANG/ PERATURAN LAIN
YANG PELAKSANAANNYA “DITITIPKAN”
KEPADA DIREKTORAT JENDERAL BEA
DAN CUKAI.
DASAR HUKUM
• PASAL 25 AYAT (1) UNDANG-UNDANG
NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG
PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG
NOMOR 10 TAHUN 1995 TENTANG
KEPABEANAN.
• PASAL 26 AYAT (1) UNDANG-UNDANG
NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG
PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG
NOMOR 10 TAHUN 1995 TENTANG
KEPABEANAN.
Fasilitas pembebasan bea masuk dapat
diberikan pada importasi
• Impor barang contoh
• Impor barang untuk kepentingan umum
• Impor kembali barang yang telah diekspor
• Impor barang untuk proyek pemerintah
• Impor mesin serta barang dan bahan
untuk pembangunan atau pengembangan
industri dalam rangka penanaman modal
BARANG CONTOH

DASAR HUKUM:

Pasal 25 ayat (1) huruf j Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 140/KMK.05/1997 tentang


Pembebasan Bea Masuk dan Cukai atas Impor Barang Contoh.
KMK Nomor 140/KMK.05/1997

PENGERTIAN:
SEMUA BARANG YANG DIIMPOR SECARA
KHUSUS SEBAGAI CONTOH BAGI
PEMBUATAN HASIL PRODUKSI
KMK Nomor 140/KMK.05/1997

SYARAT BARANG CONTOH :

Semata-mata untuk pengenalan hasil produksi atau produk baru;

Pengimporan hanya 3 (tiga) barang untuk 1 (satu) jenis merek/


tipe/model

Bukan sebagai barang yang akan diolah lebih lanjut, kecuali untuk
penelitian dan pengembangan kualitas

Tidak untuk dipindahtangankan, dijual atau dikonsumsi di dalam negeri

Tidak termasuk kendaraan bermotor termasuk alat berat dalam jenis


dan/atau kondisi apapun
KMK Nomor 140/KMK.05/1997

Prosedur untuk mendapatkan fasilitas

Mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau


pejabat yang ditunjuk dengan dilampiri:

Rincian jumlah dan jenis barang yang dimintakan pembebasan bea


masuk beserta nilai pabeannya;

Rekomendasi dari kementerian teknis terkait.

Ketentuan lain yang berkaitan:

Wajib menyimpan untuk jangka waktu 2 (dua) tahun sejak tanggal


realisasi impor;

Apabila digunakan sesuai peruntukannya dan telah melampaui jangka


waktu 2 (dua) tahun, dibebaskan dari kewajiban terhadap negara.
BARANG UNTUK KEPENTINGAN
UMUM

DASAR HUKUM:

Pasal 26 ayat (1) huruf h Undang-Undang Nomor 17


Pasal
Tahun262006;
ayat (1) huruf h Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2006;

Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 163/PMK.04/2007


Peraturan Menteri Keuangan
tentang Pemberian Nomor:
Pembebasan Bea163/PMK.04/2007
Masuk atas Impor
tentang Pemberian Pembebasan Bea Masuk atas Impor
Barang oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah
Barang oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah
yang Ditujukan untuk Kepentingan Umum Daerah
yang Ditujukan untuk Kepentingan Umum
PMK Nomor 163/PMK.04/2007

Subjek penerima fasilitas:


• Pemerintah Pusat;
• Pemerintah Daerah

Kepentingan Umum adalah kepentingan masyarakat yang tidak


mengutamakan kepentingan di bidang keuangan

Jenis Pembiayaan:
• Barang yang dibiayai dari APBN atau APBD;
• Barang yang berasal dari hibah/bantuan.
PMK Nomor 163/PMK.04/2007

Terhadap barang yang tidak diimpor sendiri oleh Pemerintah


Pusat atau Pemerintah Daerah, impor dapat dilakukan oleh
pihak ketiga berdasarkan perjanjian/kontrak kerja antara kedua
belah pihak

Perjanjian atau kontrak kerja tersebut harus menyatakan


bahwa nilai kontrak tidak termasuk unsur bea masuk
PMK Nomor 163/PMK.04/2007

Permohonan untuk mendapatkan fasilitas, apabila dibiayai APBN atau APBD :

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) atau dokumen sejenis dengan DIPA;

Izin dari Instansi teknis terkait dalam hal barang impor merupakan barang larangan dan/atau
pembatasan;

Perjanjian/kontrak kerja dengan pihak III yang ditunjuk sebagai importir, dalam hal impor barang
dilakukan oleh pihak III;

Rincian jumlah, jenis, dan perkiraan nilai pabean atas peralatan dan bahan serta pelabuhan
pemasukan; dan

Surat pernyataan yang ditandatangani oleh pejabat minimal eselon II dan instansi pemerintah yang
bersangkutan, yang menyatakan bahwa pembiayaan dalam DIPA atau dokumen sejenis DIPA, tidak
meliputi unsur bea masuk atas importasi barang yang dimintakan pembebasan bea masuk
PMK Nomor 163/PMK.04/2007

Permohonan untuk mendapatkan fasilitas, apabila berasal dari


hibah/bantuan:
 Surat keterangan dari pemberi hibah/bantuan di luar negeri (gift
certificate atau memorandum of understanding) yang
menyatakan bahwa barang untuk kepentingan umum tersebut
adalah hibah yang diberikan langsung kepada pemerintah pusat
atau pemerintah daerah;
 Izin dari instansi teknis terkait dalam hal barang impor
merupakan barang larangan dan/atau pembatasan;
 Rincian jumlah, jenis dan perkiraan nilai pabean atas peralatan
dan bahan serta pelabuhan pemasukan
PMK Nomor 163/PMK.04/2007

Permohonan yang telah diajukan kepada Direktorat Jenderal Bea


dan Cukai, diteruskan kepada Menteri Keuangan untuk
menetapkan keputusan

Menteri Keuangan dapat memberikan persetujuan atau penolakan

Permohonan yang disetujui oleh menteri keuangan, akan


diterbitkan Surat keputusan Pembebasan oleh Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai

Permohonan yang ditolak oleh Menteri Keuangan, diterbitkan


surat pemberitahuan penolakan dengan menyebutkan alasan
oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
IMPOR KEMBALI BARANG YANG TELAH DIEKSPOR

DASAR HUKUM :

• Pasal 26 ayat (1) huruf h Undang-Undang Nomor 17


Tahun 2006;

• Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 106/PMK.04/2007


tentang Pembebasan Bea Masuk dan/atau Cukai atas
Impor Kembali Barang yang telah Diekspor.
PMK Nomor 106/PMK.04/2007

Impor kembali barang yang telah diekspor:


• Kualitas yang sama;
• Keperluan perbaikan;
• Keperluan Pengerjaan; atau
• Keperluan Pengujian.
PMK Nomor 106/PMK.04/2007

• Dikecualikan dari pembebasan atas pemasukan barang dalam


kualitas yang sama, yang pada saat impor awalnya telah
memperoleh fasilitas pembebasan dan pada saat ekspornya
telah memperoleh pengembalian bea masuk dan/atau cukai
atau pencairan jaminan, dikenakan bea masuk dan/atau cukai
sebesar fasilitas yang telah diperoleh importir

• Atas pemasukan barang untuk keperluan perbaikan dan untuk


keperluan pengerjaan, dikenakan bea masuk dan/atau cukai
terhadap bagian-bagian (parts) pengganti atau ditambahkan,
serta biaya perbaikannya, termasuk ongkos angkutan dan
asuransi
PMK Nomor 106/PMK.04/2007

Permohonan untuk mendapatkan fasilitas:


• Diajukan ke Kepala Kantor;
• Rincian jumlah dan jenis barang yang dimintakan
pembebasan bea masuk beserta nilai pabeannya;
• Bukti ekspor (PEB, Persetujuan Ekspor, LHP/LS atau bukti
lainnya);
• Invoice, Bill of Lading atau Airway Bill saat ekspor dan impor;
dan
• Surat Keterangan dari pihak terkait di luar negeri.
PMK Nomor 106/PMK.04/2007

• Dalam hal permohonan diberikan persetujuan,


Kepala Kantor menerbitkan surat keputusan
pembebasan bea masuk dan/atau cukai atas
impor kembali barang yang telah diekspor.

• Dalam hal permohonan ditolak, Kepala Kantor


menerbitkan surat penolakan.
BARANG PROYEK PEMERINTAH

DASAR HUKUM:
• Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1995
• Pasal 26 ayat (1) huruf j Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2006
• Keputusan Menteri Keuangan Nomor
239/KMK/01/1996
• Surat Edaran Bersama DirJen Anggaran, Dirjen
Pajak, Dirjen Bea dan Cukai No. SE-64/A/71/0596,
No. SE-32/PJ/1996 dan No. SE-19/BC/1996
KMK Nomor 239/KMK.01/1996

Subjek penerima fasilitas :


• Instansi Pemerintah

Obyek fasilitas adalah Proyek Pemerintah yang


dibiayai dengan hibah atau dana pinjaman luar
negeri
KMK Nomor 239/KMK.01/1996

DEFINISI

Proyek pemerintah adalah proyek yang tercantum dalam daftar isian


proyek (DIP) atau dokumen yang dipersamakan dengan DIP, termasuk
proyek yang dibiayai dengan Perjanjian Penerusan Pinjaman (PPP) /
Subsidiary Loan Agreement (SLA)

Kontrak adalah suatu perjanjian pengadaan barang dan jasa


(KPBJ) atau naskah lainnya yang dapat disamakan, yang
ditandatangani oleh Pemimpin Proyek atau pejabat yang
berwenang dan Kontraktor Utama

Master List adalah daftar jenis, jmulah, dan satuan barang yang
akan diimpor dan merupakan pelaksanaan dari KPBJ
KMK Nomor 239/KMK.01/1996

Permohonan untuk mendapatkan fasilitas :


• Masterlist yang ditandatangani oleh pimpinan
proyek dan disahkan oleh pejabat eselon I;
• Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA);
• Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa yang tidak
meliputi bea masuk dan pajak dalam rangka
impor
• Dokumen lain seperti Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) dan Surat Kuasa Pembebanan (SKP)
KMK Nomor 239/KMK.01/1996

Prosedur:
Permohonan diajukan kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sesuai
dengan format permohonan di dalam lampiran I Surat Edaran Bersama
Nomor SE-19/BC/1996 dengan dilampiri:
• 3 (tiga) set ASLI Masterlist dengan format sesuai dengan lampiran II
Surat Edaran Bersama Nomor SE-19/BC/1996;
• 1 (satu) set Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa;
• Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) tahun berjalan;
• Surat Kuasa Pembebanan (SKP) untuk yang pembayaran melalui L/C;
• Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) / notice to proceed
KMK Nomor 239/KMK.01/1996

Setelah hasil pemeriksaan sesuai, maka diterbitkan


Surat Keputusan Menteri Keuangan tentang pemberian
fasilitas tersebut dengan masterlist asli dibubuhi cap “
PROYEK PEMERINTAH HIBAH/PINJAMAN LUAR
NEGERI BEBAS BM TIDAK DIPUNGUT PPN &
PPnBM DAN PPh DITANGGUNG OLEH
PEMERINTAH PP NO 42 TAHUN 1995”
IMPOR MESIN SERTA BARANG DAN BAHAN UNTUK
PEMBANGUNAN ATAU PENGEMBANGAN INDUSTRI
DALAM RANGKA PENANAMAN MODAL

DASAR HUKUM:

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 176/PMK.011/2009 tentang


Pembebasan Bea Masuk atas Impor Mesin serta Barang dan
Bahan untuk Pembangunan atau Pengembangan Industri Dalam
Rangka Penanaman Modal.
PMK Nomor 176/PKM.011/2009

Subjek penerima fasilitas :


• Industri yang menghasilkan barang; dan/atau
• Industri yang menghasilkan jasa.

Pembebasan Bea Masuk diberikan sepanjang mesin,


barang dan bahan tersebut:
• Belum diproduksi di dalam negeri;
• Sudah diproduksi di dalam negeri namun belum
memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan; atau
• Sudah diproduksi di dalam negeri namun
jumlahnya belum mencukupi kebutuhan industri.
PMK Nomor 176/PKM.011/2009

Industri jasa :
• Pariwisata dan kebudayaan;
• Transportasi/perhubungan (untuk jasa transportasi publik)
• Pertambangan
• Konstruksi
• Industri telekomunikasi
• Kepelabuhan
PMK Nomor 176/PKM.011/2009

Permohonan untuk mendapatkan fasilitas:


• Akta pendirian Perusahaan;
• Surat Persetujuan Penanaman Modal;
• Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan tanda terima pengajuan
sebagai Pengusaha Kena Pajak;
• Nomor Identitas Kepabeanan (NIK);
• Angka Pengenal Impor (API/APIT/API-P);
• Daftar mesin meliputi jumlah, jenis, spesifikasi teknis secara
terinci; dan
• Uraian ringkas proses produksi bagi industri yang menghasilkan
barang atau uraian ringkas kegiatan usaha bagi industri jasa.

Permohonan diajukan oleh Pimpinan Perusahaan kepada Kepala


Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Mekanisme Importasi Barang Fasilitas
Sesuai
Sesuai tata
tata laksana
laksana importasi
importasi umum
umum berdasarkan
berdasarkan KEP-
KEP-
07/BC/2003
07/BC/2003tanggal
tanggal3131Januari
Januari2003
2003(PIB,
(PIB,Invoice,
Invoice,Packing
Packing
List,
List,Dokumen
DokumenPelengkap,
Pelengkap,Bukti
BuktiPembayaran)
Pembayaran)

Mencantumkan
Mencantumkan NoNo && Tgl
Tgl SK
SK Fasilitas
Fasilitas pada
pada kolom
kolom 19
19 PIB
PIB
serta
sertamelampirkan
melampirkanSKSKasli
asliFasilitas
Fasilitas

Kepala
KepalaKantor
KantorBC
BCdapat
dapatmemberikan
memberikanfasilitas
fasilitaspengeluaran
pengeluaran
barang
barang impor
impor terlebih
terlebih dahulu
dahulu dengan
dengan penangguhan
penangguhan
pembayaran
pembayaran beabea masuk,
masuk, cukai
cukai dan
dan pajak
pajak dalam
dalam rangka
rangka
impor
impor (vooruitslaag)
(vooruitslaag) dengan
dengan jaminan
jaminan pada
pada saat
saat SKSK
Fasilitas
Fasilitassedang
sedangdiproses.
diproses.
Kewajiban Penerima Fasilitas
Menyelenggarakan
Menyelenggarakan pembukuan
pembukuan pengimporan
pengimporan
mesin/bahan
mesin/bahan baku/sub
baku/sub komponen/bahan
komponen/bahan
penolong
penolong untuk
untuk keperluan
keperluan audit
audit didi bidang
bidang
Kepabeanan
Kepabeanan

Menyimpan
Menyimpan dan dan memelihara
memelihara untuk
untuk sekurang-
sekurang-
kurangnya
kurangnya 10 10 (sepuluh)
(sepuluh) tahun
tahun terhitung
terhitung sejak
sejak
realisasi
realisasi impor
impor pada
pada tempat
tempat usahanya,
usahanya, dokumen,
dokumen,
catatan-catatan,
catatan-catatan, dandan pembukuan
pembukuan sehubungan
sehubungan
dengan
denganfasilitas
fasilitaskeringanan
keringananBMBM
Lain-Lain
Atas
Atas barang
barang yang
yang telah
telah mendapat
mendapat fasilitas
fasilitas keringanan
keringanan BM,
BM,
apabila
apabila pada
pada saat
saat pengimporannya
pengimporannya tidak tidak memenuhi
memenuhi
ketentuan
ketentuan tentang
tentang jumlah,
jumlah, jenis,
jenis, spesifikasi
spesifikasi barang
barang yang
yang
tercantum
tercantumdalam
dalamdaftar
daftarbarang,
barang,dipungut
dipungutBM BMdan
danpungutan
pungutan
impor
imporlainnya
lainnyasesuai
sesuaiketentuan
ketentuanyang
yangberlaku.
berlaku.

Atas
Atas mesin,
mesin, barang
barang dan
dan bahan
bahan yang
yang telah
telah mendapat
mendapat
fasilitas
fasilitas keringanan
keringanan BM,
BM, hanya
hanya dapat
dapat digunakan
digunakan untuk
untuk
kepentingan
kepentinganindustri
industriyang
yangbersangkutan.
bersangkutan.

Penyalahgunaan
Penyalahgunaan mesin,
mesin, barang
barang dan
dan bahan
bahan sebagaimana
sebagaimana
dimaksud
dimaksud didi atas
atas mengakibatkan
mengakibatkan batalnya
batalnya fasilitas
fasilitas BM
BM
yang
yang diberikan
diberikan dan
dan BM
BM terhutang
terhutang harus
harus dibayar
dibayar beserta
beserta
denda
denda100%
100%(seratus
(seratuspersen)
persen)dari
darikekurangan
kekuranganbea
beamasuk.
masuk.
Lain-Lain
Untuk
Untuk pengamanan
pengamanan hakhak keuangan
keuangan negara
negara dan
dan menjamin
menjamin
dipenuhinya
dipenuhinya ketentuan-ketentuan
ketentuan-ketentuan kepabeanan
kepabeanan dan
dan cukai
cukai
yang
yang berlaku,
berlaku, DJBC
DJBC melakukan
melakukan audit
audit atas
atas pembukuan,
pembukuan,
catatan,
catatan, dan
dan dokumen
dokumen perusahaan
perusahaan yang
yang berkaitan
berkaitan
dengan
denganpemasukan
pemasukandandanpenggunaan
penggunaanbarang
barangfasilitas.
fasilitas.

Berdasarkan
Berdasarkan hasil
hasil audit
audit sebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud didi atas,
atas,
Pengusaha
Pengusaha bertanggung
bertanggung jawab
jawab atas
atas pelunasan
pelunasan BM
BM dandan
Cukai
Cukai yang
yang terhutang
terhutang dandan sanksi
sanksi administrasi
administrasi berupa
berupa
denda.
denda.

Terhadap
Terhadapimpor
impormesin
mesindalam
dalamkeadaan
keadaan bukan
bukanbaru,
baru,harus
harus
disertai
disertaidengan
dengansertifikat
sertifikatdari
darisurveyor
surveyoryang
yangmenyatakan
menyatakan
bahwa
bahwa mesin
mesin tersebut
tersebut masih
masih baik
baik dan
dan bukan
bukan scrap
scrap atau
atau
besi
besitua.
tua.
TERIMA KASIH

# Ph.4890308 ext.326/327
#

Anda mungkin juga menyukai