Anda di halaman 1dari 17

Konsep Lansia

DEFINISI
 Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang.
Menurut Undang Undang Nomor 13 Tahun 1998
tentang kesejahteraan lansia, yang dimaksud lansia
adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke
atas (Azizah, 2011).
 Surini dan Utomo (2003, dalam Azizah, 2011),
menyatakan bahwa lansia bukanlah suatu penyakit,
namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses
kehidupan yang akan dijalani semua individu,
ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh
untuk beradaptasi dengan stres lingkungan.
Batasan lansia

 WHO (1999, dalam Azizah, 2011)


menggolongkan lansia berdasarkan usia
kronologis atau biologis menjadi empat
kelompok, yaitu usia pertengahan (middle age)
antara usia 45 sampai 59 tahun, lanjut usia
(elderly) berusia antara 60 sampai 74 tahun,
lanjut usia tua (old) berusia antara 75 sampai 90
tahun, dan usia sangat tua (very old) di atas 90
tahun.
 Nugroho (2000) juga menyatakan bahwa
lansiaadalah orang atau individu yang telah
berumur 65 tahun ke atas.
Kehidupan seksual lansia
 Hubungan seksual yang sehat adalah hubungan seksual yang
dikehendaki, dapat dinikmati bersama pasangan suami dan istri dan
tidak menimbulkan akibat buruk baik fisik maupun psikis termasuk
dalam hal ini pasangan lansia.
 Dewasa lanjut (Late adult hood) atau lebih dikenal dengan istilah lansia
adalah periode dimana seseorang telah mencapai usia diatas 45 tahun.
Pada periode ini masalah seksual masih mendatangkan pandangan bias
terutama pada wanita yang menikah, termasuk didalamnya aspek sosio-
ekonomi. Pada pria lansia masalah terbesar adalah masalah psikis dan
jasmani, sedangkan pada wanita lansia lebih didominasi oleh perasaan
usia tua atau merasa tua.
 Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lansia seringkali
berhubungan dengan berbagai gangguan fisik. Menurut Kuntjoro
(2002), faktor psikologis yang menyertai lansia berkaitan dengan
seksualitas, yaitu: rasa tabu atau malu bila mempertahankan kehidupan
seksual pada lansia. Sikap keluarga dan masyarakat juga kurang
menunjang serta diperkuat oleh tradisi dan budaya (Azizah, 2011).
Perubahan anatomik pada sistem genetalia pada
lansia

1. Wanita
Dengan berhentinya produksinya hormon estrogen,
genitalia interna dan eksterna berangsur-angsur
mengalami atrofi.
a. Uterus
b. Ovarium
c. Payudara (Glandula Mamae)
2. Pria
a. Prostat
b. Testis
Perubahan Seksualitas pada Pria Lansia

A. Beberapa perubahan masalah seksualitas yang terjadi pada pria


lansia adalah :
1. Produksi testoteron menurun secara bertahap. Penurunan ini
mungkin juga akan menurunkan hasrat dan kesejahteraan . Testis
menjadi lebih kecil dan kurang produktif. Tubular testis akan
menebal dan berdegenerasi. Perubahan ini akan menurunkan proses
spermatogenesis, dengan penurunan jumlah sperma tetapi tidak
mempengaruhi kemampuan untuk membuahi ovum.
2. Kelenjar prostat biasanya membesar, di mana hipertrofi prostate
jinak terjadi pada 50% pria diatas usia 40 tahun dan 90% pria diatas
usia 80 tahun. Dan hipertrofi prostat jinak ini memerlukan terapi.
3. Respon seksual terutama fase penggairahan, menjadi lambat dan
ereksi yang sempurna mungkin juga tertunda. Elevasi testis dan
vasokongesti kantung skrotum berkurang, mengurangi intensitas dan
durasi tekanan pada otot sadar dan tak sadar serta ereksi mungkin
kurang kaku dan bergantung pada sudut dibandingkan pada usia
yang lebih muda.
4. Fase orgasme, lebih singkat dengan ejakulasi yang tanpa disadari.
Intensitas sensasi orgasmemenjadi berkurang dan tekanan ejakulasi
serta jumlah cairan sperma berkurang.
5. Penurunan tonus otot menyebabkan spasme pada organ genital
eksternal yang tidak biasa. Frekuensi kontaksi sfingter ani selama
orgasme menurun.
Perubahan Seksualitas pada Wanita Lansia
Perubahan-Perubahan Fisiologis pada Wanita berkaitan dengan
bertambahnya usia :
1. Penurunan Sekresi estrogen setelah menopause
2. Hilangnya kelenturan/elastisitas jaringan payudara
3. Cerviks yang menyusut ukurannya
4. Dinding vagina atropi ukurannya memendek
5. Berkurangnya pelumas vagina
6. Matinya steroid seks secara tidak Iangsung mempengaruhi aktivitas
seks
7. Perubahan “ageing” meliputi penipisan bulu kemaluan, penyusutan
bibir kemaluan, penipisan selaput lendir vagina dan kelemahan utot
perinael
Masalah seksual pada lansia

 Masalah ini meliputi ketakutan akan berkurangnya atau bahkan tidak


berfungsinya organ sex secara normal sampai ketakutan akan
kemampuan secara psikis untuk bisa berhubungan sex. Disfungsi
seksual dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana yang meliputi
berkurangnya respon erotis terhadap orgasme, ejakulasi prematur, dan
sakit pada alat kelamin sewaktu masturbasi.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA
DENGAN MASALAH FUNGSI SEKSUAL

1. Pengkajian
Identitas Klien
Nama Klien
Umur
 Agama
 Suku
 Pendidikan
 Alamat
 Pekerjaan
 Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan
 Status social ekonomi keluarga
 Dapatkan riwayat seksual:
 Pola seksual biasanya
 Kepuasan (individu, pasangan)
 Pengetahuan seksual
 Masalah (seksual, kesehatan)
 Harapan
 Suasana hati, tingkat energi
2. Diagnosa Keperawatan
a. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur
tubuh/fungsi yang ditandai dengan perubahan dalam mencapai
kepuasan seksual.
b. Gangguan gambaran diri berhubungan dengan perubahan
bentuk salah satu anggota tubuh.
c. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan efek penyakit
akut dan kronis
Intervensi
1. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur tubuh/fungsi yang
ditandai dengan perubahan dalam mencapai kepuasan seksual.
Tujuan : Pasien dapat menerima perubahan struktur tubuh terutama pada fungsi seksual
yang dialaminya
Kriteria hasil:
1. Mengekspresikan kenyamanan
2. Mengekspresikan kepercayaan diri
 Intervensi:
1. Bantu pasien untuk mengekspresikan perubahan fungsi tubuh termasuk organ seksual
seiring dengan bertambahnya usia.
2. Diskusikan beberapa pilihan agar dicapai kenyamanan.
3. Berikan pendidikan kesehatan tentang penurunan fungsi seksual.
4. Motivasi klien untuk mengkonsumsi makanan yang rendah lemak, rendah kolestrol,
dan berupa diet vegetarian
5. Anjurkan klien untuk menggunakan krim vagina dan gel untuk mengurangi
kekeringan dan rasa gatal pada vagina, serta untuk megurangi rasa sakit pada saat
berhubungan seksual
2. Gangguan gambaran diri berhubungan dengan perubahan bentuk salah
satu anggota tubuh.
Tujuan : Pasien dapat menerima perubahan bentuk salah satu angota
tubuhnya secara positif
Kriteria hasil:
1. Pasien mau berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan tanpa
rasa malu dan rendah diri
2. Pasien yakin akan kemampuan yang dimiliki
 Intervensi:
1. Kaji perasaan/persepsi pasien tentang perubahan gambaran diri
berhubungan dengan keadaan angota tubuhnya yang kurang
berfungsi secara normal
2. Lakukan pendekatan dan bina hubungan saling percaya dengan
pasien
3. Tunjukkan rasa empati, perhatian dan penerimaan pada pasien
4. Bantu pasien untuk mengadakan hubungan dengan orang lain
5. Beri kesempatan pada pasien untuk mengekspresikan perasaan
kehilangan
6. Beri dorongan pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan diri dan
hargai pemecahan masalah yang konstruktif dari pasien.
3. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan efek penyakit akut
dan kronis
Tujuan : Pasien dapat menerima perubahan pola seksualitas yang
disebabkan masalah kesehatannya.
 Kriteria Hasil :
1. Mengidentifikasi keterbatasannya pada aktivitas seksual yang
disebabkan masalah kesehatan
2. Mengidentifikasi modifikasi kegiatan seksual yang pantas dalam
respon terhadap keterbatasannya
 Interversi :
1. Kaji factor-faktor penyebab dan penunjang, yang meliputi
a. Kelelahan
b. Nyeri
c. Nafas pendek
d. Keterbatasan suplai oksigen
e. Imobilisasi
f. Kerusakan inervasi saraf
g. Perubahan hormone
h. Depresi
i. Kurangnya informasi yang tepat
2. Hilangkan atau kurangi factor-faktor penyebab bila mungkin.
Ajarkan pentingnya mentaati aturan medis yang dibuat untuk
mengontrol gejala penyakit
3. Berikan informasi terbatas dan saran khusus
 Berikan informasi yang tepat pada pasien dan pasangannya
tentang keterbatasan fungsi seksual yang disebabkan oleh
keadaan sakit
 Ajarkan modifikasi yang mungkin dalam kegiatan seksual
untuk membantu penyesuaian dengan keterbatasan akibat sakit
(saran khusus)

Anda mungkin juga menyukai