Anda di halaman 1dari 27

SRI MARYATUN

PENGERTIAN
 Keyakinan yang salah, tidak sesuai dengan kondisi
obyektif, dipertahankan terus menerus
 Tidak dapat digoyahkan dengan argumentasi rasional
 Keyakinan palsu yang tetap dipertahankan sekalipun
dihadapkan cukup bukti kekeliruannya
 Tidak serasi dengan latar belakang pendidikan dan
sosial budaya
RENTNAG RESPON WAHAM
 Respon Adaptif Respon Maladaptif

 Pikiran logis Distorsi pikiran


Waham
 Persepsi Akurat Ilusi
Halusinasi
 Emosi konsisten dg Reaksi emosi berlebihan Sulit
berespon
 pengalaman /kurang emosi
 Perilaku seksual Perilaku aneh/tidak Perilaku
kacau
Jenis waham
Waham kebesaran
Waham kejaran
Waham depresif dan nhilistik
Waham agama
Waham somatik
Siar pikir
Sisip pikir
Kontrol pikir
Kategori waham
Waham sistematis :konsisten, berdasarkan pemikiran
mungkin terjadi walaupun hanya secara teoritis
Waham nonsistematis : tidak konsisten yang secara logis
dan teoritis tidak mungkin
Pengkajian
 Faktor predisposisi
 Faktor presipitasi
 Mekanisme koping
 Perilaku
Faktor predisposisi
Genetis, diturunkan
Neurobiologis adanya gangguan pada korteks pre frontal
dan kortekslimbik
Neurotransmitter ,abnormalitas pada dopamin,
serotonin dan glutamat
Virus : paparan virus influenza pada trimester III
Psikologis : ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah
tidak peduli
Faktor presipitasi
Proses pengolahan informasi yang berlebihan
Mekanisme penghantaran listrik abnormal
Adanya gejala pemicu
Mekanisme koping
Regresi
Proyeksi
Menarik diri
Pada keluarga : mengingkari
Perilaku waham
Waham agama : percaya bahwa seseorang menjadi
kesayangan supranatural atau alat supranatural
Waham somatik : percaya adanya gangguan pada bagian
tubuh
Waham kebesaran : percaya menilai kehebatan atau
kekuatan luar biasa
Waham curiga : kecurigaan yang berlebihan atau
irasional dan tidak percaya dengan orang lain
Perilaku waham
Siar pikir : percaya bahwa pikirannya disiarkan kedunia
luar
Sisip pikir : percaya ada pikiran orang lain yang masuk
dalam pikirannya
Kontrol pikir : merasa perilakunya dikendalikan oleh
pikiran orang lain
Pohon masalah
 Kerusakan komnikasi verbal

 Perubahan proses pikir : waham

 Gangguan konsep diri :harga


Masalah keperawatan : waham
Tujuan :
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan
perawat
Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak
terpenuhi
Klien dapat mengontrol waham
Klien mendapat dukungan keluarga untuk mengatasi
wahamnya
Klien dapat minum obat sesuai program
Tindakan Keperawatan
Bina hubungan saling percaya dengan klien
Diskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
Bantu klien mengontrol waham
Beri pendidikan kesehatan kepada keluarga untuk
mengatasi waham
Jelaskan dan fasilitasi minum obat
Membina hubungan saling
percaya
Bersikap tenang
Emphati terhadap klien
Pertahankan kontak mata
Perkenalkan diri
Buat kontrak yang jelas dengan klien, tepati kontrak
yang telah disepakati
Dengarkan ekspresi perasaan klien
Tidak mencoba menjelaskan /membantah klien
Identifikasi kebutuhan tidak
terpenuhi
 Diskusikan harapan –harapan klien selama ini
 Dsikusikan harapan yang tercapai dan tidak
tercapaian
 Diskusikan perasaan klien terhadap harapan yang
tidak tercapaitersebut
 Diskusikan hubungan antara perasaan klien dengan
keyakinan waham klien
Bantu klien mengontrol waham
Diskusikan perasaan takut, cemas dan marah yang
dirasakan klien
Diskusikan kaitan perasaan klien dengan keyakinan
klien (yang salah)
Diskusikan konsekuensi keyakinan klien terhadap
kehidupan sehari-hari
Paparkan klien pada realita sesuai kondisi lingkungan
Pendidikan Kesehatan Keluarga
 Jelaskan masalah waham yang dialami oleh klien
 Jelaskan adanya kebutuham / harapan klien yang tidak
terpenuhi sehingga muncul waham
 Jelaskan cara berkomunikasi verbal dan non verbal
dengan klien
 Jelaskan perlunya dukungan keluarga agar klien
minum obat secara teratur
Jelaskan tentang penggunaan
obat
Jelaskan jenis obatyang digunakan oleh klien
Jelaskan manfaat masing obat
Jelaskan efek samping yang mungkin terjasi
Jelaskan cara benar mengkonsumsi obat
Jelaskan cara mendapat informasi terkait dengan
penggunaan obat dan bila efek samping terjadi
 SP 1
 Mengidentifikasi kebutuhan
 Membicarakan konteks realita
 Melatih pasien untuk memenuhi kebutuhannya
 Memasukkan ke dalam jadwal kegiatan pasien
 SP 1
 Mengidentifikasi masalah keluarga dalam merawat
pasien
 Menjelaskan proses terjadinya waham
 Menjelaskan tentang cara merawat pasien waham
 Melatih (simulasi) cara merawat
 RTL keluarga/ jadwal untuk merawat pasien
 SP 2
 Mengevaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)
 Mengidentifikasi potensi/ kemampuan yang dimiliki
 Memilih dan melatih potensi/kemampuan yang
dimiliki
 Memasukkan ke dalam jadwal kegiatan pasien.
 SP 2
 Mengevaluasi kemampuan SP 1
 Melatih keluarga cara merawat (langsung ke pasien)
 Menyusun RTL keluarga
 SP 3
 Mengevaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 & 2)
 Memilih kemampuan lain yang dapat dilakukan
 Memiliki dan melatih potensi kemampuan lain yang
dimiliki
 Memasukkan ke dalam jadwal.
 SP 3
 Mengevaluasi kemampuan keluarga
 Mengevaluasi kemampuan pasien
 RTL keluarga:
 Follow up
 Rujukan.
Kendala intervensi waham
 Menjadi cemas dan menghindari klien
 Menguatkan waham
 Berupaya menjelaskan bahwa klien salah
 Men setting tujuan yang tidak reealistis
 Kebingungan terhadap waham klien
 Gagal mengklarifikasi hal-hal yang terjadi disekitar waham
klien
 Tidak konsisten
 Memprioritaskan waham dari pada manusianya
Evaluasi
Klien percaya dengan perawat terbuka untuk ekspresi
waham
Klien menyadari kaitan kebutuhan yang tidak terpenuhi
dengan keyakinannya waham untuk saat ini
Klien dapat melakukan upaya untuk mengontrol waham
Keluarga mendukung dan bersikap terapeutik terhadap
klien
Klien menggunakan obat sesuai program

Anda mungkin juga menyukai