1 Fenomena tatah timbul sebagai antitesis atas keseragaman objek 4 Dengan pemikiran konsumen yang merambah ke sisi identitas
produk yang dinikmati sebagai bagian dari modernisme dan ingin menentang narasi besar (big narrative) yang akhirnya
diagungkan oleh masyarakat modern sebagai sesuatu yang
dianggap benar dan pasti. Seperti kosumsi masyarakat yang
2 Dapat dipahami bahwa setiap karya seni menjadikan sebuah
akhirnya justru mengarah ke satu titik kesamaan. Jika kita lihat
karya menjadi lebih karena kekuatan narasinya. Lalu bagaimana
pemakaian produk kulit hampir semua memiliki kecenderungan
dengan karya seni yang bertolak dari disiplin kriya, sisi aplikatif
sama, walau secara material dan potongan bentuk berbeda, tapi
dan fungsional dalam perancangannya tentu menyebabkan
kebanyakan memiliki bentuk garis besar yang sama. Karya tatah
sudut pandang berbeda dalam memaknai sebuah karya.
timbul sendiri hadir menjadi antitesis yang bernilai seni dari
subjek yang sudah dulu hadir ke masyarakat yaitu produk kulit
3 Trend dari suatu barang akan menjadi orientasi kebanyakan yang konvensional yang diaminkan oleh sebagaian besar
orang-orang, namun saat ini hal tersebut mulai mengalami masyarakat.
pergeseran. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya barang
kustom, yaitu barang yang sengaja di desain atau dibuat sesuai
dengan pasar tertentu, target market tertentu yang tidak
memikirkan pasar dan bersifat personal. Hal tersebut merambah
dalam berbagai bidang seni aplikatif, kerajinan kulit yang semula
berporos pada karya aplikatifnya saja kemudian bergeser pada
sisi estetika untuk membedakan suatu karya dengan karya
lainnya.
Tiplogi Makna
Dimensi
Semantika
Sumber Makna Tipe Makna Emotional Semantic, karena karya tatah timbul ini bersifat
Emotional
Remembered Experience
Pleasure, distate personal dan hanya dibat untuk beberapa orang dengan terlebih
Semantic deligh
Emprical A new face, a soft
dahulu memberikan gambaran atas apa yang ingin didapatkan
Direct
Semantic object pada hasil akhirnya tentu ada keterkaitan emosional. Subjek yang
Abstract Association(
Cognate Car as animal, eye as digambarkan sebagai karya memiliki 2 mata yang menghujam
Methapore, simile,
Semantic camera, leg as tripod
Analogy,etc) secara personal kepada pemiliknya, yang mana sisi pertamanya
Below, an adalah adanya cerita (experience) yang ingin dikemas dalam
Contextual Situation of the referent
environtment, sebuah produk, pada sisi lainnya rasa prestise yang didapatkan
Semantic (grouping,orientation,etc)
transaction
oleh pemilik memberikan sisi emosional tersendiri dan
A closed
Functional
Making, Doing,Using door,operational, pandangan tersendiri atas karya yang dimilikinya
Semantic
sequences
Evaluative Comparison(measurement, Heavuer than, better
Semantic valuation,etc) than , more efficient
Cultural Sosial and collective Ritual, Ethnic,
Semantic experiences masculine, feminime
Functional Semantic, dalam konteks karya tatah timbul
Contextual Semantic, karya yang dibuat mengarahkan situasi
memberikan sisi fungsional dan tidak hanya terkait dengan sisi
yang terjadi saat ini terbingkai dalam sebuah karya aplikatif. estetikanya saja. Tatah timbul dilihat sebagai sebuah karya estetis
Jika dikaitkan dengan sisi postmodern kontemporer mungkin yang aplikatif, artinya selain sisi keindahan yang diungkapkan
belum didapat garis lurus yang sejajar karena kontemporer sebagai ornamen, fungsi dari hasil karya tatah timbul tersebut
sendiri utamanya mengaburkan beberapa disiplin ilmu dalam dapat berguna untuk kegiatan sehari-hari
Motif sulur sebagai ornamen yang awalnya digunakan sebagai produk dari
masa lalu sejak tatah timbul pertama kali dibuat. Suatu karya
bagaimanapun sederhananya pasti dilandasi oleh konsep, hanya segi
kualitas yang membedakannya. Konsep adalah teks, sedangkan karya
adalah konteks. Teks dalam hal ini lingkungan yang menyangkut juga
zaman sebagai konsep lahirnya konteks atau karya seni. Teks zaman
ditangkap manusia untuk melahirkan konteks sebagai konsep dan tanda
zaman (Sunarya, 2003: 199). Dengan mengadaptasi sebuah karya yang
sudah ada, dalam perkembangannya motif sulur tersebut perlahan juga
mendapatkan antitesisnya sendiri yang mana seniman/ pembuat karya
mulai melakukan perubahan yang cukup ekstrim, misalnya membuat
produk tatah timbul itu sendiri menjadi lebih karya yang berfokus sesuai
dengan keinginan pembuat karya tanpa memperhatikan sisi bagaimana
asal mula dan pakemnya. Namun begitu tidak mengurangi estetisnya dan
bahkan justru memperkaya sisi ornamen yang ada.
Kesimpulan
Dalam kajian postmodern yang mempertentangkan segala hal yang berakar pada modern dan kesamaan antar individu membuat karya
tatah timbul ini menjadi produk yang menolak keseragaman dalam pembuatan karyanya. Tatah timbul pada masa sekarang menjadi
antitesis atas 2 hal, yaitu memangkas persepsi produk yang selalu sama dan cenderung dikopi antar satu karya dengan karya lainnya dan
merupakan lawan dari ornamen yang struktural dalam penciptaan karya. Berkemabangnya informasi, teknologi dan latar belakang dari
seniman memberikan implikasi tersendiri atas pembuatan karya yang diproduksi. Postmodern secara tidak langsung juga dapat dilihat
pada keinginan dari konsumen untuk membedakan diri mereka dengan individu lainnya dalam memiliki sebuah produk tanpa disadari
oleh individu itu sendiri.