Anda di halaman 1dari 18

NAMA KELOMPOK 4:

Muhamad Prabowo
Trisnawati
Erma Aulia Safitri
Feida Estalila
Sinka Septiyani
Zulfatunimah
Icha Merliyana
Konsep Materialitas
 Definisi Materialitas (FASB):
Besarnya suatu penghilangan atau salah saji
informasi akuntansi yang dipandang dari keadaan-
keadaan yang melingkupinya, memungkinkan
pertimbangan yang dilakukan oleh orang yang
mengandalkan pada informasi menjadi berubah atau
dipengaruhi oleh penghilangan atau salah saji tersebut
menunjukkan seberapa besar salah saji dapat
diterima oleh auditor agar pemakai LK tidak
terpengaruh oleh salah saji tersebut
Pertimbangan Awal Materialitas
Pertimbangan awal materialitas = materialitas yang
direncanakan (6-9 bulan sebelum tanggal neraca)
Pertimbangan materialitas mencakup 2 hal:
 Kuantitatif (jumlah salah saji) belum ada pedoman
 Kualitatif (penyebab salah saji)
Penerapan materialitas pada 2 tingkatan yaitu:
1.Tingkat LK
2.Tingkat saldo rekening
PENERAPAN MATERIALITAS
Tingkat LK yaitu:
besarnya keseluruhan salah saji minimum dlm
suatu LK yg cukup penting sehingga membuat LK
menjadi tidak disajikan secara wajar sesuai dengan
PABU
Tingkat saldo rekening yaitu:
adalah salah saji minimum yang mungkin
terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai
salah saji material
Risiko Audit
Adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor tanpa
disadari tidak memodifikasikan pendapatnya
sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan
yang mengandung salah saji material
semakin besar keinginan auditor menyatakan
pendapat yang benar, semakin rendah risiko audit
yang akan bisa ia terima, jika diinginkan keyakinan
99%, maka risiko audit yangdapat diterima adalah 1%
Komponen Risiko Audit
 Risiko audit terdiri dari 3 komponen, yaitu:
1.Risiko Melekat (Inherent risk)
2.Risiko Pengendalian (Control risk)
3.Risiko Deteksi (Redection Risk)
 Model Risiko Audit:
RA = RB x RP x RD
RA = Risiko Audit
RB = Risiko Bawaan/Melekat
RP = Risiko Pengendalian
RD = Risiko Deteksi
Risiko Bawaan/Melekat(inherent
risk)
Adalah kerentanan suatu saldo rekening atau
golongan transaksi terhadap suatu salah saji yang
material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat
kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern
yang terkait
Risiko Pengendalian(control risk)
Adalah risiko bahwa suatu salah saji material yang
dapat terjadi dalam suatu asersi tidak dapat dicegah
atau dideteksi tepat waktu oleh struktur pengendalian
intern satuan usaha
Risiko Deteksi(retection risk)
Adalah resiko bahwa auditor tidak dapat
mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam
suatu asersi
Bagan Komponen-komponen Risiko
Audit
 Risiko Bawaan
Kerentanaan Asersi-asersi Individual terhadap salah saji saji
material
Struktur Pengendalian Intern Salah saji bisa dicegah atau
dideteksi oleh struktur pengendalian intern klien
 Risiko Pengendalian
Salah saji material tidak dapat dicegah atau dideteksi oleh struktur
pengendalian intern klien
Prosedur-prosedur auditor untuk memeriksa asersi-asersi Salah
saji bisa dideteksi oleh prosedur audit yang digunakan auditor
 Risiko Deteksi
Salah saji material yang tetap tidak terdeteksi dalam asersi-asersi
individual
Hubungan antara Risiko Audit
dengan Bukti Audit
Risiko Audit Bukti Audit
Semakin rendah risiko audit Banyak …………………….

Semakin tinggi risiko audit Sedikit……

Risiko Audit ↓↑ Jumlah Bukti Audit,


artinya:
Semakin rendah tingkat risiko audit
yang ingin dicapai, semakin banyak
jumlah bukti audit yang diperlukan
Hubungan antara Risiko Deteksi
dengan Bukti Audit
Risiko Deteksi Bukti Audit

Semakin rendah risiko deteksi Banyak…………………….

Semakin tinggi risiko deteksi Sedikit……

Risiko deteksi ↓↑ Jumlah Bukti Audit, artinya:


Semakin rendah tingkat risiko deteksi yang dapat
diterima yang ditetapkan auditor, semakin banyak
jumlah bukti audit yang diperlukan untuk membatasi
tingkat risiko deteksi pada tingkat tersebut
Hubungan antara Risiko Bawaan & Risiko
Pengendalian dengan Bukti Audit
Risiko Bawaan & Risiko Bukti Audit
Pengendalian
Semakin rendah risiko audit ↓ Banyak………………………..

Semakin tinggi risioko audit ↑ Sedikit……..

Risiko Bawaan & Risiko Pengendalian mempunyai hubungan


langsung dengan Jumlah Bukti Audit yang diperlukan,
artinya:
bukti yang diperlukan semakin sedikit apabila
risikonya rendah, karena dalam situasi demikian risiko
deteksinya dapat menjadi tinggi
Strategi Audit Awal
Komponen-komponen strategi audit awal:
1.Penetapan tingkat risiko pengendalian yang
direncanakan
2.Luasnya pemahaman SPI yang harus dicapai
3.Pengujian pengendalian yang akan dilakukan dlm
penentapan risiko pengendalian
4.Tingkat pengujian substantif direncanakan yang
akan dilakukan utk mengurangi risiko audit pada
tingkat rendah yang sesuai
Pendekatan Tingkat Risiko Pengendalian Ditetapkan
Maksimum (Primarily Substantive Approach)

 Tingkat risiko pengendalian yg direncanakan


ditetapkan maksimum
 Pemahaman SPI minimum
 Pengujian pengendalian sedikit (atau bahkan tidak
ada)
 Pengujian substantif ekstensif (risiko deteksi rendah)
Pendekatan Tingkat Risiko Pengendalian Ditetapkan Lebih
Rendah(Lower Assessed Level of Control Risk Approach)

• Tingkat risiko pengendalian yang direncanakan ditetapkan


moderat/rendah
 Pemahaman SPI mendalam
 Pengujian pengendalian ekstensif
 Membatasi pengujian
substantif(risikodeteksimoderat/rendah)
Hubungan antara Strategi dengan
Siklus Transaksi
 Strategi audit awal tidak diterapkan pada keseluruhan
audit, tetapi hanya sebagai sebagai pendekatan
alternatif untuk mengaudit asersi secara individual.
 Tetapi seringkali, strategi audit awal diterapkan pada
sekelompok asersi yang terpengaruh oleh oleh suatu
kelompok transaksi dalam suatu siklus transaksi
Hubungan antara Strategi dengan
Siklus Transaksi
Siklus Kelompok Transaksi
Pendapatan Penjualan, penerimaan kas, dan
penyesuaian penjualan

Pengeluaran Pembelian dan pengeluaran kas

JasaPersonil Penggajian

Produksi Manufaktur

Investasi Investasi jangka pendek dan jangka


panjang

Keuangan Utang jangka panjang dan modal saham

Anda mungkin juga menyukai