pembesaran, memanjang ke atas ke dalam kandung kemih dan menyumbat aliran urin dengan menutup orifisium eretra. BPH merupakan kondisi patologis yang paling umum pada pria. Penyebab terjadinya BPH belum diketahui, namun yang pasti kelenjar prostat sangat tergantung pada hormon androgen dan faktor lain yang erat kaitannya dengean BPH adalah proses penuaan. Ada beberapa faktor kemungkinan yaitu : • Dihydrotestosterom • Perubahan keseimbangan hormon estrogen- testosteron • Interaksi stroma-epitel • Berkurangnya sel yang mati • Teori sel stem Proses pembesaran prostat terjadi secara perlahan-lahan sehingga perubahan pada saluran kemih juga terjadi secara perlahan- lahan. Pada tahap awal setelah terjadi pembesaran prostat, resistensi urin pada leher buli-buli dan daerah prostat meningkat, serta otot detrusor menebal dan merenggang sehingga timbul sakulasi atau divertikel. Fase penebalan detrusor ini desebut fase kompensasi. KADAR HORMON USIA RAS RIWAYAT KELUARGA OBESITAS POLA DIET KEBIASAAN MEROKOK AKTIVITAS SEKSUAL KEBIASAAN MINUM-MINUMAN BERALKOHOL OLAHRAGA PENYAKIT DM › Gejala prostatimus ( nokturia, urgency, penurunan daya aliran urine) kondisi ini di karenakan oleh kemampuan vesika urinaria yang gagal mengeluarkan urine secara sepontan dan reguler, sehingga volume urine masih sebagian besar tertinggal dalam vesika. › Retensi urine Pada awalnya obstruksi, biasanya pancaran urine lemah, terjadi histensi, intermitesi, urine menetes, dorongan yang kuat saat miksi,dan dan retensi urine. Retensi urine sering di alami oleh klain yang mengalami BPH kronis. Scara fisiologis, vesika urinaria memiliki kemampuan untuk mengeluarkan urine melalui kontraksi otot destrustor. › Pembesaran prostat Hal ini di ketahui melalui pemeriksaan rektal toucer (RT) anterior. Biasanya di dapatkan gambaran pembesaran prostat dengan konsistensi jinak. › Inkontinesia Inkontinesia yang terjadi menunjukan bahwa m. Destrusor gagal dalam melakukan kontaraksi. Dekompensasi yang berlangsung akan mengiritabilitasi serabut syaraf urinarius, sehingga kontrol untuk miksi hilang. Non Farmakologi Pembatasan Minuman Farmakologis Berkafein terapi farmakologis dilakukan Tidak mengkonsumsi alkohol pada setiap penderita Pemantauan beberapa obat hiperplasia prostat jinak yang seperti diuretik, dekongestan, antihistamin, antidepresan memenuhi kriteria. golongan Diet rendah lemak obat yang menjadi pilihan Meningkatkan asupan buah- diantaranya penghambat buahan dan sayuran reseptor α-adrenergik, Latihan fisik secara teratur inhibitor 5α-reduktase, Tidak merokok antimuskarinik dan inhibitor 5- fosfodiesterase yang diberikan tunggal ataupun kombinasi. Tn. L (60) dengan riwayat Benigna Prostaltik Hiperplasia dan saluran kemih bagian bawah dan riwayat pengobatan2 tahun yang lelu pemberian tunggal Doxazosin (4mg/hari) dengan hasil kemajuan yang minimal . Kemudian timbul gejala berupa nokturia, pancaran urin yan lemah dan frekuensi urin (berkemih 8x/hari) Dosis doxazosin yang diberikan sebelumnya sebanyak 4 mg/ hari dinaikkan menjadi 8mg/hari. Jika masih belum menunjukkan kemajuan yang signifikan, maka bisa ditambahkan 5α-reduktase dengan indikasi pembesaran prostatnya. Saran terapi lain, apabila pasien dengan keluhan lain seperti disfungsi ereksi, maka dapat digunakan phospodiesterase-5 inhibitor (tadalafil). Kemungkinan terapi lain, dengan menambahkan agen antimuskarinik. Apabila pasien BPH dengan LUTS sudah tidak efektif dengan terapi pengobatan, maka disarankan untuk dirujuk ke bagian urologi, watchful waiting sangat direkomendasikan untuk monitoring pasien dengan progres LUTS dan retensi urine. Nama Obat : Doxazosin Indikasi : untuk Golongan : Penghambat meningkatkan proses buang air kecil pada reseptor α-adrenergik penderita BPH Mekanisme Kerja : Dosis : Melebarkan pembuluh Kontraindikasi : darah dan arteri dan Hipersensitivitas terhadap melemaskan otot prostat Doxazosin dan leher kandung Peringatan : jangan kemih sehingga lebih digunakan dengan obat mudah untuk buang air hipertensi lain kecil Interaksi : Efek samping : pusing, mengantuk, sesak nafas,, diare dan mual