Anda di halaman 1dari 45

BRONKITIS

Oleh:
dr. I Putu Adi Mahardika

RSUD Karangasem, 2017


PENDAHULUAN
Suatu penyakit yang ditandai dengan
adanya inflamasi bronkus yang bersifat
patologis dan berjalan kronik.

Di negara barat menurut data WHO tahun 2003


 bronkitis 1,3% di antara populasi. 1
Di Amerika Serikat (National Centre for Health
Statistics)  ada 14 juta orang menderita
bronkitis. 1
>12 juta orang menderita bronkitis akut pada
tahun 1994  = 5% populasi Amerika Serikat.1

Status ekonomi rendah > kawasan industri.2

Laki-laki>wanita1

Indonesia belum ada laporan tentang angka


persentase bronkitis  tapi penyakit ini sering
ditemukan di klinik.3
ANATOMI
FISIOLOGI
KLASIFIKASI

Waktu Etiologi

Bronkitis Bronkitis Bronkitis Bronkitis


Akut Kronik Infeksiosa Iritatif
ETIOLOGI
Lingkungan
• polusi udara, merokok dan infeksi. Infeksi sendiri
terbagi menjadi infeksi bakteri (Staphylococcus,
Pertusis, Tuberculosis, mikroplasma), infeksi virus
(RSV, Parainfluenza, Influenza, Adeno) dan infeksi
fungi (monilia)

Penderita
• meliputi usia, jenis kelamin, kondisi alergi dan riwayat
penyakit paru yang sudah ada.
PATOFISIOLOGIS
PATOFISIOLOGIS
MANIFESTASI KLINIS
MANIFESTASI KLINIS
Batuk dan produksi sputum adalah gejala yang paling umum biasanya
terjadi setiap hari.

Dyspnea (sesak napas) secara bertahap meningkat dengan tingkat


keparahan penyakit. Biasanya, orang dengan bronkitis kronik
mendapatkan sesak napas dengan aktivitas dan mulai batuk.

Gejala kelelahan, sakit tenggorokan, nyeri otot, hidung tersumbat, dan


sakit kepala dapat menyertai gejala utama.

Demam dapat mengindikasikan infeksi paru-paru sekunder virus atau


bakteri.
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi

Palpasi
• Fremitus melemah5

Perkusi
• Hipersonor5

Auskultasi
• Suara nafas vesikular normal atau melemah
• Ronki dan mengi saat napas biasa atau ekspirasi paksa
• Ekspirasi memanjang
• Bunyi jantung terdengar jauh5
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium
• Darah rutin : Hb, Ht, dan leukosit boleh didapatkan meningkat4

Analisis gas darah


• Hipoksia dan hiperkapnia

Pemeriksaan faal paru


• Spirometri : Ditemukan adanya penurunan kapasitas vital (VC) dan
volume ekspirasi kuat (FEV) serta peningkatan volume residual (RV)
dengan kapasitas paru total (TC) normal atau meningkat. 4,5
Radiologi Rontgen thorak (PA/Lateral)
• Corakan bronkovaskuler meningkat
• Tram-track appearance : penebalan dinding bronkial
DIAGNOSIS BANDING
Asma

Gagal Jantung Kongestif

Bronkiektasis

TBC

SOPT

Bronkiolitis obliterasi

Diffuse bronkiolitis
TATALAKSANA UMUM
Pendidikan bagi penderita untuk mengenal penyakitnya
lebih baik

Menghindari polusi

Menghentikan kebiasaan merokok

Menghindari infeksi saluran napas dan mengobati infeksi


sedini mungkin agar tidak terjadi eksaserbasi akut

Hidup dalam lingkungan yang lebih sehat, makanan cukup


gizi dan mencukupi kebutuhan cairan.
TATALAKSANA KHUSUS
Bronkodilator

• Golongan antikolinergik
• Golongan agonis beta-2
• Golongan xanthin
Mukolitik
• Ambroxol
• Erdosteine
• Asetilsistein atau bromheksin
Ekspektoran
• Guaifenesin
Antibiotika
LAPORAN KASUS

Identitas Pasien

•Nama : NR
•Jenis Kelamin : Perempuan
•Umur : 37 tahun
•Alamat : Karangasem
•Bangsa/Suku : Indonesia/Bali
•Pendidikan : SMA
•Agama : Hindu
•Pekerjaan : Petani
•Status : Menikah
•Tanggal Pemeriksaan : 20 Nopember 2016 (pkl.09.30 wita)
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA Batuk
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien perempuan, 37 tahun, petani, suku Bali, mengeluh batuk


sejak 6 bulan yang lalu.

Dahak kental berwarna kuning atau hijau. Dahak dikatakan tidak


pernah sampai berisi darah.

Batuk dikatakan dalam sebulan bisa kambuh 2 sampai 3 kali


dengan lama batuk bervariasi antara seminggu sampai dua
minggu.
ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien seringkali hanya membeli obat batuk di toko


obat atau apotek jika batuknya muncul.

Batuk dikatakan tidak memiliki pola khas muncul saat


malam atau pagi hari, tetapi bisa muncul kapan saja
sepanjang hari.

Untuk batuk saat ini dikatakan muncul sejak seminggu


lalu. Batuk disertai sesak napas dan penurunan berat
badan.
ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Sesak napas muncul di saat pasien batuk, namun tidak sampai berat.

Pasien masih bisa beraktifitas saat sesaknya muncul, hanya saja sesak
yang dirasakan cukup mengganggu saat pasien bekerja.
Sesak napas biasanya membaik jika sudah minum obat sesak dan batuk
yang diberikan oleh dokter.

Dikatakan sesak tidak dipengaruhi oleh posisi tidur.

Penurunan berat badan dikatakan oleh pasien terjadi sejak 6 bulan yang
lalu saat pasien mulai mengalami batuk. Penurunan berat badan 2,5 kg.
Keluhan lain seperti panas badan, atau berkeringat dingin di malam hari
disangkal oleh pasien.
ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT SEBELUMNYA

• Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama


sebelumnya.
• Riwayat penyakit Asma, TBC, Sinusitis, hipertensi disangkal
oleh pasien.
• Riwayat alergi obat ataupun alergi makanan juga disangkal
oleh pasien.
ANAMNESIS
RIWAYAT PENGOBATAN
• Pasien mengatakan karena batuknya ini ia sempat membeli obat batuk di
toko obat atau apotek dan beberapa kali ke dokter.
• Di dokter pasien biasanya diberikan obat batuk, antibiotik dan obat sesak.
• Batuk kali ini dia dirujuk ke rumah sakit untuk mengetahui apakah ada
infeksi yang lebih berat di paru-parunya yang menyebabkan batuknya
seringkali kumat.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


• Tidak ada anggota keluarga pasien yang memiliki penyakit yang sama seperti
penderita.
• Riwayat penyakit ginjal, diabetes mellitus, liver disangkal oleh keluarga pasien.
• Tidak ada anggota keluarga pasien yang memiliki penyakit yang sama seperti
penderita. Riwayat penyakit penyakit asma, TBC, sinusitis, hipertensi disangkal
oleh keluarga pasien. Riwayat alergi di keluarga juga dikatakan tidak ada.
ANAMNESIS
RIWAYAT PRIBADI & SOSIAL
• Pasien bekerja sebagai petani. Pasien sering kontak dengan lingkungan
yang berdebu dan higienitas yang kurang terjaga. Pasien mengatakan
tidak pernah menggunakan masker saat bekerja meskipun dalam keadaan
batuk.
• Pasien merasakan memang jika terpapar debu dan asap saat membakar
sisa panen hal itu merangsang pasien batuk.
• Riwayat merokok disangkal oleh pasien. Di keluarga pasien juga dikatakan
tidak ada yang merokok. Pasien mengatakan di rumahnya tidak
menggunakan tungku untuk memasak, tapi sudah memakai kompor gas.
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIS

• Status Present:
• Kondisi Umum : Sakit sedang
• Kesadaran : E4V5M6 /Compos mentis
• Tinggi badan : 155 cm
• Berat badan : 52,5 kg
• BMI : 21,85 kg/m2
• Gizi : Baik
• Tekanan darah : 110/60 mmHg
• Nadi : 80 kali/menit
• Respirasi : 16 kali/menit
• Suhu aksila : 36,9 ºC
Pemeriksaan Umum
• Mata : Anemis -/-, ikterus -/-, RP -/- isokor
• THT
• Telinga : Sekret -/-, hiperemis -/-
• Hidung : Sekret (-)
• Tenggorokan : Tonsil T1/T1, faring hiperemi (-)
• Lidah : Papil atrofi (-)
• Leher : JVP 7 cmH2O, kelenjar tiroid
normal, pembesaran KGB (-)
Pemeriksaan Umum
Thorax : Simetris (+), retraksi (-)
Cor
Inspeksi: Tidak tampak pulsasi iktus cordis
Palpasi : Iktus kordis teraba pada ICS V MCL S, kuat angkat (-)
Perkusi : Batas atas jantung ICS II kiri
Batas kanan jantung PSL kanan
Batas kiri jantung MCL kiri ICS V
Auskultasi : S1S2 tunggal, regular, murmur (-)
Pulmo
Inspeksi : Simetris statis dan dinamis
Palpasi : Vocal fremitus N/N
Perkusi : Sonor/sonor
Auskultasi : Vesikuler +/+, Rhonchi -/-, Wheezing -/-
PEMERIKSAAN UMUM
Abdomen :
Inspeksi : Distensi (-), ascites (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Hepar/lien ttb, ginjal ttb
balotement (-/-), nyeri ketok CVA
(-/-), nyeri suprapubic (+)
Perkusi : Timpani, ascites shifting dullness (-)
Ekstremitas : Hangat +/+ , edema -/-
+/+ -/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG
TES SPUTUM BTA
(20 Desember 2016)

Spesimen Dahak Hasil

A (Sewaktu) Negatif

B (Pagi) Negatif

C (Sewaktu) Negatif
FOTO THORAK PA
(23 Desember 2015)
KESAN RADIOLOGI
• Cor : besar dan bentuk normal
• Pulmo : tak tampak infiltrate/nodul, corakan
bronchovaskular meningkat
• Sinus pleura kanan kiri tajam
• Diafragma kanan dan kiri normal
• Tulang-tulang tampak baik
• Kesimpulan : Bronkitis, secara radiologis saat
ini tidak tampak gambaran proses spesifik
DIAGNOSIS KERJA
PLANNING TERAPI

• Cefiksim 2 x 100mg
• Ambroxol 3 x 1 tablet
• Salbutamol 3 x 4 mg
MONITORING
• Keluhan : batuk, sesak napas
• Tanda vital: tekanan darah, nadi, kecepatan nafas dan temperatur axilla

EDUKASI PASIEN
 Penjelasan kepada pasien mengenai penyakitnya.
 Menghindari polusi atau bahan yang dirasa iritatif
seperti dengan menggunakan masker saat bekerja.
 Menghindari infeksi saluran napas dengan menjaga
kebersihan lingkungan dan tangan serta mengobati
infeksi sedini.
 Makan makanan yang cukup gizi dan mencukupi
kebutuhan cairan.
PEMBAHASAN
KASUS
TEORI KASUS
1. Bronkitis merupakan sutu penyakit yang 1. Pada pasien: keluhan batuk sejak 6 bulan
ditandai dengan adanya inflamasi bronkus yang lalu. Batuk dikatakan berdahak kental
yang bersifat patologis dan berjalan kronik. berwarna kuning atau hijau namun tidak
Perubahan bronkus tersebut disebabkan oleh pernah sampai berisi darah. Batuk dikatakan
perubahan-perubahan dalam dinding bronkus hampir setiap hari. Dalam sebulan bisa
berupa destruksi elemen-elemen elastis dan kambuh 2 sampai 3 kali dengan lama batuk
otot-otot polos bronkus. Secara klinis para ahli bervariasi antara seminggu sampai dua
mengartikan bronkitis sebagai suatu penyakit minggu. Untuk batuk saat ini dikatakan
atau gangguan respiratorik dengan batuk muncul sejak seminggu lalu.
sebagai gejala yang utama dan dominan. Pasien mengatakan tidak pernah
Berdasarkan lamanya, bronkitis dibagi menjadi menggunakan masker saat bekerja meskipun
dua yaitu: dalam keadaan batuk. Pasien merasakan
a. Bronkitis akut memang jika terpapar debu dan asap sisa
b. Bronkitis pembakaran hasil panen hal itu merangsang
Berdasarkan etiologinya bronkitis dapat pasien batuk. Riwayat merokok disangkal
dibedakan menjadi: oleh pasien dan keluarga.
a. Bronkitis infeksiosa
b. Bronkitis iritatif
TEORI KASUS
2. Gejala umum bronkitis akut maupun bronkitis 2. Pada pasien ditemukan gejala batuk
kronik adalah: berdahak kental berwarna kuning
a. Batuk dan produksi sputum adalah gejala yang atau hijau namun tidak pernah
paling umum biasanya terjadi setiap hari. Dahak sampai berisi darah. Disertai dengan
berwarna yang bening, putih atau hijau- sesak napas yang muncul saat batuk
kekuningan. atau aktifitas, dan penurunan berat
b. Dyspnea (sesak napas) secara bertahap badan. Tapi tidak disertai dengan
meningkat dengan tingkat keparahan penyakit. demam.
Biasanya, orang dengan bronkitis kronik
mendapatkan sesak napas dengan aktivitas dan
mulai batuk.
c. Gejala kelelahan, sakit tenggorokan, nyeri otot,
hidung tersumbat, dan sakit kepala dapat
menyertai gejala utama.
d. Demam dapat mengindikasikan infeksi paru-paru
sekunder virus atau bakteri.
TEORI KASUS
3. Pada stadium awal, pasien belum ada keluhan, pada 3. Pada pasien tidak ditemukan adanya
stadium yang lebih lanjut didapatkan fase ekspirasi penggunaan otot-otot pernapasan,
yang memanjang dan mengi. Didapatkan juga tanda- sianosis, barrel chest, fremitus
tanda hiperinflasi seperti barrel chest. Pasien yang melemah, atau suara perkusi
dengan obstruksi jalan napas berat akan hipersonor. Suara nafas vesicular
menggunakan otot-otot pernapasan tambahan normal, tidak terdapat ronki dan
duduk dalam posisi tripod. Didapatkan juga sianosis wheezing.
pada bibir dan kuku pasien. Pada palpasi dapat
ditemukan fremitus melemah, sementara pada
pekusi bisa didapatkan suara hipersonor. Dari
auskultasi bisa ditemukan suara nafas vesikular
normal atau melemah, ronki dan wheezing saat
napas biasa atau ekspirasi paksa, dan bunyi jantung
terdengar jauh
TEORI KASUS

4. Pemeriksaan penunjang yang dapat 4. Pada pasien dilakukan foto thorak PA,
dilakukan antara lain: dimana didapatkan tak tampak
a. Pemeriksaan laboratorium : DL (Hb, infiltrate/nodul, dan adanya
Ht, dan leukosit ↑), AGD (hipoksia peningkatan corakan bronchovaskular
dan hiperkapnia) dengan kesan Bronkitis dan saat ini
b. Pemeriksaan faal paru (spirometri): tidak tampak gambaran proses
↓ VC dan FEV, ↑ RV dan TC spesifik
c. Radiologi (thorak AP/Lateral):
Corakan bronkovaskuler meningkat,
Tram-track appearance (penebalan
dinding bronkial)
TEORI KASUS
5. Diagnosis banding dari bronkitis antara lain 5. Diagnosis banding dieksklusi dimana
asma, gagal jantung kongestif, pada pasien:
bronkiektasis, TBC, Sindrom Obstruksi a. Onset remaja, gejala tidak lebih
Pasca TB, bronkiolitis obliterasi, dan menonjol pada waktu malam atau
diffuse bronkiolitis. dini hari, tidak ada riwayat alergi,
rhinitis, asma, eczema pada pasien
dan keluarga (eksklusi asma)
b. Tidak ada riwayat hipertensi, ronki
basah halus di basal paru, ataupun
gambaran foto toraks cardiomegali
dan edema paru (eksklusi gagal
jantung kongestif)
c. Tidak ada ronki basah kasar, jari
tabuh, atau gambaran honeycomb
appearance pada foto thorak
(eksklusi bronkiektasis)
TEORI KASUS
5. Diagnosis banding dari bronkitis antara lain 5. Diagnosis banding dieksklusi dimana pada
asma, gagal jantung kongestif, bronkiektasis, pasien:
TBC, Sindrom Obstruksi Pasca TB, bronkiolitis d. Tidak ada gambaran foto thorak
obliterasi, dan diffuse bronkiolitis. infiltrate, dan hasil tes BTA S/P/S : -/-
/- (eksklusi TBC)
e. Tidak ada riwayat TBC, atau
pengobatan anti TB adekuat,
gambaran foto thorak tidak ada
fibrotic dan kalsifikasi minimal
(eksklusi SOPT)
f. Tidak ada riwayat arthritis rematoid
(eksklusi bronkiolitis obliterasi)
g. Tidak ada sinusitis, tidak ada
bayangan diffuse nodul opak
sentrilobular dan hiperinflasi
TEORI KASUS
6. Tatalaksana: 6. Pada pasien ini, sesuai algoritma dimana pada
a. Tatalaksana umum: pendidikan bagi penderita untuk pasien ini ditemukan adanya peningkatan
mengenal penyakitnya lebih baik, menghindari sputum, sputum purulent, dan sesak napas,
polusi, menghentikan kebiasaan merokok, maka pasien masuk ke dalam grup I, di mana
menghindari infeksi saluran napas dan mengobati selain pemberian bronkodilator dan mukolitik,
infeksi sedini mungkin agar tidak terjadi eksaserbasi pada grup I dapat diberikan antibiotik dari
akut, hidup dalam lingkungan yang lebih sehat, salah satu kelompok macrolide generasi
makanan cukup gizi dan mencukupi kebutuhan kedua, cephalosporin generasi kedua atau
cairan. ketiga, amoxicillin, TMP-SMX, atau
b. Tatalaksana khusus: doxycycline. Pasien ini mendapat terapi:
‒ Bronkodilator (antikolinergik, golongan agonis beta- ‒ Cefiksim 2 x 100mg
2, atau golongan xanthin) ‒ Ambroxol 3 x 1 tablet
‒ Mukolitik atau ekspektoran ‒ Salbutamol 3 x 4 mg
‒ Antibiotika tidak dianjurkan pada bronkitis akut, tapi ‒ KIE
dapat digunakan pada bronkitis kronik
SIMPULAN
Bronkitis merupakan sutu penyakit yang ditandai dengan adanya inflamasi
bronkus yang bersifat patologis dan berjalan kronik. Perubahan bronkus
tersebut disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam dinding bronkus
berupa destruksi elemen-elemen elastis dan otot-otot polos bronkus.
Secara klinis para ahli mengartikan bronkitis sebagai suatu penyakit atau
gangguan respiratorik dengan batuk sebagai gejala yang utama dan
dominan.

Pada pasien ditemukan gejala batuk lama, sesak napas dan penurunan berat
badan. Dari pemeriksaan penunjang didapatkan peningkatan corak
bronkovaskular dengan kesan bronkitis. Hasil tes BTA didapatkan negatif.
Sehingga dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang disimpulkan
pasien menderita bronkitis.

Terapi yang diberikan kepada pasien berupa KIE, bronkodilator, mukolitik,


serta antibiotika.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai