Portofolio Bronkitis PPT
Portofolio Bronkitis PPT
Oleh:
dr. I Putu Adi Mahardika
Laki-laki>wanita1
Waktu Etiologi
Penderita
• meliputi usia, jenis kelamin, kondisi alergi dan riwayat
penyakit paru yang sudah ada.
PATOFISIOLOGIS
PATOFISIOLOGIS
MANIFESTASI KLINIS
MANIFESTASI KLINIS
Batuk dan produksi sputum adalah gejala yang paling umum biasanya
terjadi setiap hari.
Palpasi
• Fremitus melemah5
Perkusi
• Hipersonor5
Auskultasi
• Suara nafas vesikular normal atau melemah
• Ronki dan mengi saat napas biasa atau ekspirasi paksa
• Ekspirasi memanjang
• Bunyi jantung terdengar jauh5
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium
• Darah rutin : Hb, Ht, dan leukosit boleh didapatkan meningkat4
Bronkiektasis
TBC
SOPT
Bronkiolitis obliterasi
Diffuse bronkiolitis
TATALAKSANA UMUM
Pendidikan bagi penderita untuk mengenal penyakitnya
lebih baik
Menghindari polusi
• Golongan antikolinergik
• Golongan agonis beta-2
• Golongan xanthin
Mukolitik
• Ambroxol
• Erdosteine
• Asetilsistein atau bromheksin
Ekspektoran
• Guaifenesin
Antibiotika
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
•Nama : NR
•Jenis Kelamin : Perempuan
•Umur : 37 tahun
•Alamat : Karangasem
•Bangsa/Suku : Indonesia/Bali
•Pendidikan : SMA
•Agama : Hindu
•Pekerjaan : Petani
•Status : Menikah
•Tanggal Pemeriksaan : 20 Nopember 2016 (pkl.09.30 wita)
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA Batuk
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien masih bisa beraktifitas saat sesaknya muncul, hanya saja sesak
yang dirasakan cukup mengganggu saat pasien bekerja.
Sesak napas biasanya membaik jika sudah minum obat sesak dan batuk
yang diberikan oleh dokter.
Penurunan berat badan dikatakan oleh pasien terjadi sejak 6 bulan yang
lalu saat pasien mulai mengalami batuk. Penurunan berat badan 2,5 kg.
Keluhan lain seperti panas badan, atau berkeringat dingin di malam hari
disangkal oleh pasien.
ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT SEBELUMNYA
• Status Present:
• Kondisi Umum : Sakit sedang
• Kesadaran : E4V5M6 /Compos mentis
• Tinggi badan : 155 cm
• Berat badan : 52,5 kg
• BMI : 21,85 kg/m2
• Gizi : Baik
• Tekanan darah : 110/60 mmHg
• Nadi : 80 kali/menit
• Respirasi : 16 kali/menit
• Suhu aksila : 36,9 ºC
Pemeriksaan Umum
• Mata : Anemis -/-, ikterus -/-, RP -/- isokor
• THT
• Telinga : Sekret -/-, hiperemis -/-
• Hidung : Sekret (-)
• Tenggorokan : Tonsil T1/T1, faring hiperemi (-)
• Lidah : Papil atrofi (-)
• Leher : JVP 7 cmH2O, kelenjar tiroid
normal, pembesaran KGB (-)
Pemeriksaan Umum
Thorax : Simetris (+), retraksi (-)
Cor
Inspeksi: Tidak tampak pulsasi iktus cordis
Palpasi : Iktus kordis teraba pada ICS V MCL S, kuat angkat (-)
Perkusi : Batas atas jantung ICS II kiri
Batas kanan jantung PSL kanan
Batas kiri jantung MCL kiri ICS V
Auskultasi : S1S2 tunggal, regular, murmur (-)
Pulmo
Inspeksi : Simetris statis dan dinamis
Palpasi : Vocal fremitus N/N
Perkusi : Sonor/sonor
Auskultasi : Vesikuler +/+, Rhonchi -/-, Wheezing -/-
PEMERIKSAAN UMUM
Abdomen :
Inspeksi : Distensi (-), ascites (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Hepar/lien ttb, ginjal ttb
balotement (-/-), nyeri ketok CVA
(-/-), nyeri suprapubic (+)
Perkusi : Timpani, ascites shifting dullness (-)
Ekstremitas : Hangat +/+ , edema -/-
+/+ -/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG
TES SPUTUM BTA
(20 Desember 2016)
A (Sewaktu) Negatif
B (Pagi) Negatif
C (Sewaktu) Negatif
FOTO THORAK PA
(23 Desember 2015)
KESAN RADIOLOGI
• Cor : besar dan bentuk normal
• Pulmo : tak tampak infiltrate/nodul, corakan
bronchovaskular meningkat
• Sinus pleura kanan kiri tajam
• Diafragma kanan dan kiri normal
• Tulang-tulang tampak baik
• Kesimpulan : Bronkitis, secara radiologis saat
ini tidak tampak gambaran proses spesifik
DIAGNOSIS KERJA
PLANNING TERAPI
• Cefiksim 2 x 100mg
• Ambroxol 3 x 1 tablet
• Salbutamol 3 x 4 mg
MONITORING
• Keluhan : batuk, sesak napas
• Tanda vital: tekanan darah, nadi, kecepatan nafas dan temperatur axilla
EDUKASI PASIEN
Penjelasan kepada pasien mengenai penyakitnya.
Menghindari polusi atau bahan yang dirasa iritatif
seperti dengan menggunakan masker saat bekerja.
Menghindari infeksi saluran napas dengan menjaga
kebersihan lingkungan dan tangan serta mengobati
infeksi sedini.
Makan makanan yang cukup gizi dan mencukupi
kebutuhan cairan.
PEMBAHASAN
KASUS
TEORI KASUS
1. Bronkitis merupakan sutu penyakit yang 1. Pada pasien: keluhan batuk sejak 6 bulan
ditandai dengan adanya inflamasi bronkus yang lalu. Batuk dikatakan berdahak kental
yang bersifat patologis dan berjalan kronik. berwarna kuning atau hijau namun tidak
Perubahan bronkus tersebut disebabkan oleh pernah sampai berisi darah. Batuk dikatakan
perubahan-perubahan dalam dinding bronkus hampir setiap hari. Dalam sebulan bisa
berupa destruksi elemen-elemen elastis dan kambuh 2 sampai 3 kali dengan lama batuk
otot-otot polos bronkus. Secara klinis para ahli bervariasi antara seminggu sampai dua
mengartikan bronkitis sebagai suatu penyakit minggu. Untuk batuk saat ini dikatakan
atau gangguan respiratorik dengan batuk muncul sejak seminggu lalu.
sebagai gejala yang utama dan dominan. Pasien mengatakan tidak pernah
Berdasarkan lamanya, bronkitis dibagi menjadi menggunakan masker saat bekerja meskipun
dua yaitu: dalam keadaan batuk. Pasien merasakan
a. Bronkitis akut memang jika terpapar debu dan asap sisa
b. Bronkitis pembakaran hasil panen hal itu merangsang
Berdasarkan etiologinya bronkitis dapat pasien batuk. Riwayat merokok disangkal
dibedakan menjadi: oleh pasien dan keluarga.
a. Bronkitis infeksiosa
b. Bronkitis iritatif
TEORI KASUS
2. Gejala umum bronkitis akut maupun bronkitis 2. Pada pasien ditemukan gejala batuk
kronik adalah: berdahak kental berwarna kuning
a. Batuk dan produksi sputum adalah gejala yang atau hijau namun tidak pernah
paling umum biasanya terjadi setiap hari. Dahak sampai berisi darah. Disertai dengan
berwarna yang bening, putih atau hijau- sesak napas yang muncul saat batuk
kekuningan. atau aktifitas, dan penurunan berat
b. Dyspnea (sesak napas) secara bertahap badan. Tapi tidak disertai dengan
meningkat dengan tingkat keparahan penyakit. demam.
Biasanya, orang dengan bronkitis kronik
mendapatkan sesak napas dengan aktivitas dan
mulai batuk.
c. Gejala kelelahan, sakit tenggorokan, nyeri otot,
hidung tersumbat, dan sakit kepala dapat
menyertai gejala utama.
d. Demam dapat mengindikasikan infeksi paru-paru
sekunder virus atau bakteri.
TEORI KASUS
3. Pada stadium awal, pasien belum ada keluhan, pada 3. Pada pasien tidak ditemukan adanya
stadium yang lebih lanjut didapatkan fase ekspirasi penggunaan otot-otot pernapasan,
yang memanjang dan mengi. Didapatkan juga tanda- sianosis, barrel chest, fremitus
tanda hiperinflasi seperti barrel chest. Pasien yang melemah, atau suara perkusi
dengan obstruksi jalan napas berat akan hipersonor. Suara nafas vesicular
menggunakan otot-otot pernapasan tambahan normal, tidak terdapat ronki dan
duduk dalam posisi tripod. Didapatkan juga sianosis wheezing.
pada bibir dan kuku pasien. Pada palpasi dapat
ditemukan fremitus melemah, sementara pada
pekusi bisa didapatkan suara hipersonor. Dari
auskultasi bisa ditemukan suara nafas vesikular
normal atau melemah, ronki dan wheezing saat
napas biasa atau ekspirasi paksa, dan bunyi jantung
terdengar jauh
TEORI KASUS
4. Pemeriksaan penunjang yang dapat 4. Pada pasien dilakukan foto thorak PA,
dilakukan antara lain: dimana didapatkan tak tampak
a. Pemeriksaan laboratorium : DL (Hb, infiltrate/nodul, dan adanya
Ht, dan leukosit ↑), AGD (hipoksia peningkatan corakan bronchovaskular
dan hiperkapnia) dengan kesan Bronkitis dan saat ini
b. Pemeriksaan faal paru (spirometri): tidak tampak gambaran proses
↓ VC dan FEV, ↑ RV dan TC spesifik
c. Radiologi (thorak AP/Lateral):
Corakan bronkovaskuler meningkat,
Tram-track appearance (penebalan
dinding bronkial)
TEORI KASUS
5. Diagnosis banding dari bronkitis antara lain 5. Diagnosis banding dieksklusi dimana
asma, gagal jantung kongestif, pada pasien:
bronkiektasis, TBC, Sindrom Obstruksi a. Onset remaja, gejala tidak lebih
Pasca TB, bronkiolitis obliterasi, dan menonjol pada waktu malam atau
diffuse bronkiolitis. dini hari, tidak ada riwayat alergi,
rhinitis, asma, eczema pada pasien
dan keluarga (eksklusi asma)
b. Tidak ada riwayat hipertensi, ronki
basah halus di basal paru, ataupun
gambaran foto toraks cardiomegali
dan edema paru (eksklusi gagal
jantung kongestif)
c. Tidak ada ronki basah kasar, jari
tabuh, atau gambaran honeycomb
appearance pada foto thorak
(eksklusi bronkiektasis)
TEORI KASUS
5. Diagnosis banding dari bronkitis antara lain 5. Diagnosis banding dieksklusi dimana pada
asma, gagal jantung kongestif, bronkiektasis, pasien:
TBC, Sindrom Obstruksi Pasca TB, bronkiolitis d. Tidak ada gambaran foto thorak
obliterasi, dan diffuse bronkiolitis. infiltrate, dan hasil tes BTA S/P/S : -/-
/- (eksklusi TBC)
e. Tidak ada riwayat TBC, atau
pengobatan anti TB adekuat,
gambaran foto thorak tidak ada
fibrotic dan kalsifikasi minimal
(eksklusi SOPT)
f. Tidak ada riwayat arthritis rematoid
(eksklusi bronkiolitis obliterasi)
g. Tidak ada sinusitis, tidak ada
bayangan diffuse nodul opak
sentrilobular dan hiperinflasi
TEORI KASUS
6. Tatalaksana: 6. Pada pasien ini, sesuai algoritma dimana pada
a. Tatalaksana umum: pendidikan bagi penderita untuk pasien ini ditemukan adanya peningkatan
mengenal penyakitnya lebih baik, menghindari sputum, sputum purulent, dan sesak napas,
polusi, menghentikan kebiasaan merokok, maka pasien masuk ke dalam grup I, di mana
menghindari infeksi saluran napas dan mengobati selain pemberian bronkodilator dan mukolitik,
infeksi sedini mungkin agar tidak terjadi eksaserbasi pada grup I dapat diberikan antibiotik dari
akut, hidup dalam lingkungan yang lebih sehat, salah satu kelompok macrolide generasi
makanan cukup gizi dan mencukupi kebutuhan kedua, cephalosporin generasi kedua atau
cairan. ketiga, amoxicillin, TMP-SMX, atau
b. Tatalaksana khusus: doxycycline. Pasien ini mendapat terapi:
‒ Bronkodilator (antikolinergik, golongan agonis beta- ‒ Cefiksim 2 x 100mg
2, atau golongan xanthin) ‒ Ambroxol 3 x 1 tablet
‒ Mukolitik atau ekspektoran ‒ Salbutamol 3 x 4 mg
‒ Antibiotika tidak dianjurkan pada bronkitis akut, tapi ‒ KIE
dapat digunakan pada bronkitis kronik
SIMPULAN
Bronkitis merupakan sutu penyakit yang ditandai dengan adanya inflamasi
bronkus yang bersifat patologis dan berjalan kronik. Perubahan bronkus
tersebut disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam dinding bronkus
berupa destruksi elemen-elemen elastis dan otot-otot polos bronkus.
Secara klinis para ahli mengartikan bronkitis sebagai suatu penyakit atau
gangguan respiratorik dengan batuk sebagai gejala yang utama dan
dominan.
Pada pasien ditemukan gejala batuk lama, sesak napas dan penurunan berat
badan. Dari pemeriksaan penunjang didapatkan peningkatan corak
bronkovaskular dengan kesan bronkitis. Hasil tes BTA didapatkan negatif.
Sehingga dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang disimpulkan
pasien menderita bronkitis.