Anda di halaman 1dari 50

1

Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam
Periode 7 Mei – 21 Juli 2018
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia
2
Chronic kidney disease (CKD) encompasses a spectrum of
different pathophysiologic processes associated with
abnormal kidney function and a progressive decline in
glomerular filtration rate (GFR).

Sumber:
Harrison’s principles of internal medicine 18th edition, 2012

3
Chronic kidney disease is the result of progressive scarring
resulting from any type of kidney disease. Alterations in the
function of remaining initially intact nephrons are ultimately
maladaptive and cause further scarring. This eventually
results in an end-stage kidney where glomeruli, tubules,
interstitium and vessels are sclerosed, regardless of the
primary site of injury.

Sumber:
Robbins Basic Pathology 9th edition

4
 Kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa
kelainan struktural atau fungsional, dengan atau tanpa
penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG)
 Laju filtrasi glomerulus (LFG) kurang dari 60 ml/menit/ 1,73
m² selama 3 bulan, dengan atau tanpa kerusakan ginjal

Sumber: Setiati S, Alwi I, etal. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Penyakit Ginjal Kronik.
Keenam. Jakarta: Interna Publishing, 2016. 2160
6
Sumber:
Current Medical Diagnosis and Treatment, 2017
7
Sumber: Harrison’s principles of internal medicine 18th edition, 2012 8
9
Sumber: Harrison’s principles of internal medicine 18th edition, 2012

10
Sumber:
Current Medical Diagnosis and Treatment, 2017
11
12
Sumber: Abbott Learning Guide: Chronic Kidney Disease (CKD)
Penyebab utama di Amerika Serikat 1995 – 1999

Penyebab Insiden
DM 44%
Tipe 1 (7%)
Tipe 2 (37%)
Hipertensi dan penyakit pembuluh darah besar 27%
Glomerulonefritis 10%
Nefritis interstitialis 4%
Kista dan penyakit bawaan lain 3%
Penyakit sistemik (lupus dan vaskulitis) 2%
Neoplasma 2%
Tidak diketahui 4%
Penyakit lain 4%

Sumber: Setiati S, Alwi I, etal. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Penyakit Ginjal Kronik.
Keenam. Jakarta: Interna Publishing, 2016. 2160 13
14
Sumber: Abbott Learning Guide: Chronic Kidney Disease (CKD)
15
SITOKIN DAN
Hipertfori GROWTH
Penyakit yang Pengurangan FACTOR
nefron yang Hiperfiltrasi
mendasari masa ginjal KOMPENSASI
tersisa

PENINGKATA
N AKTIVITAS
RAA
Peningkatan tek. kapiler
Penurunan Sklerosis
dan aliran darah
jumlah Nefon Nefron
glomerulus

STD I. Renal reserve : LFG 60%


Peningkatan kadar urea dan kreatinin Asimtomatik

STD II. LFG 30%


Peningkatan kadar urea dan kreatinin Nokturia, lemah, nafsu makan menurun

STD III. LFG <30% Anemia, HT Meningkat, ggn metabolime


Peningkatan kadar urea dan kreatinin + gajela fosfor dan kalsium, rawan terinfeksi isk,
uremia saluran napas dan saluran cerna

STD IV. LFG 15% Gejala komplikasi serius


Sumber: Harrison’s principles of internal medicine 18th edition, 2012
Sumber:
Harrison’s principles of internal medicine 18th
edition, 2012
HIPERTENSI
DIABETES
28
29
Sumber: Abbott Learning Guide: Chronic Kidney Disease (CKD)
Sumber:
The Lancet: Chronic Kidney Disease

30
Sumber: The Lancet: Chronic Kidney Disease

31
37
Glukosa Darah & Profil
Darah Lengkap Elektrolit
Lipid
• Ureum meningkat • Hiperkalemia • Hiperkolesterolemia
• Kreatinin serum • Hipokalsemia • Hipertrigliseridemia
meningkat • Hiperfosfatemia • LDL meningkat
• LFG menurun • Hipermagnesemia

38
Pemeriksaan Protein Urin
Analisa Gas Darah Sedimen Urin Kuantitatif 24 jam (PUK)

• Asidosis metabolic • Sedimen eritrosit, Urinalisis dan Pemeriksaan


(pH menurun, leukosit,granuler Albumin Urin
HCO3 menurun) kasar
• Adanya eritrosit
dismorfik Pencitraan (USG Ginjal)

Biopsi Ginjal, EKG

39
Liver

40
41
Sumber:
Current Medical Diagnosis and Treatment, 2017 42
45
46
Diagnosing
and treating
the pathologic
manifestations
of CKD
Timely
Delaying or
planning for
halting the
long-term renal
progression of
replacement
CKD
therapy

Approach
Considerations

Source: Arora, Pradeep. Chronic Kidney Disease Treatment & Management (homepage from internet)
Diunduh dari https://emedicine.medscape.com/article/238798-treatment
 Target tekanan darah:
 Sistolik <140 mmHg (120–139 mmHg) dan diastolik <90 mmHg;
 Sistolik <130 mmHg (120–129 mmHg) dan diastolik <80 mmHg (pasien dengan diabetes
melitus).

 Antihipertensi yang disarankan:


 ACE inhibitor
 ARB
 CCB nondihiropiridin
 Statins
 Antiplatelets
 Restriksi asupan protein
 Restriksi
 Untuk mencegah risiko malnutrisi

 Rekomendasi asupan protein:


 PGK pre-dialisis: 0,6-0,75 g/KgBB ideal/hari;
 PGK-hemodialisis: 1,2 g/KgBB/hari;
 PGK-dialisis preitoneal: 1,2-1,3 g/KgBB/hari;
 Transplantasi ginjal: 1,3 g/KgBB/hari pada 6 minggu pertama pasca transplantasi
dilanjutkan 0,8-1 g/KgBB/hari.
 PGK pre-dialisis: <5 g/hari;
 PGK-hemodialisis: 5-6 g/hari;
 PGK-dialisis peritoneal: 5-10 g/hari;
 Transplantasi ginjal: <6-7 g/hari.

 Natrium hanya dibatasi pada periode akut pasca operasi dimana mungkin terjadi
fungsi graft yang buruk atau hipertensi pasca transplantasi.
 PGK pre-dialisis: cairan tidak dibatasi dengan produksi urin yang normal;
 PGK-hemodialisis: 500 ml/hari + produksi urin;
 PGK-dialisis peritoneal: 1500-2000 ml/hari, lakukan pemantauan harian;
 Transplantasi ginjal: pada fase akut pasca transplantasi, pasien dipertahankan
euvolemik/ sedikit hipervolemik dengan insensible water loss diperhitungakn
sebesar 30-60 ml/jam. Untuk pasien normovolemik dan graft berfungsi baik,
asupan cairan dianjurkan minimal 2000 ml/hari. Untuk pasien oliguria asupan
cairan harus seimbang dengan produksi urin ditambah insensible water loss 500-
750 ml.
 Pemantauan status (IMT);
 Pengaturan berat badan;
 Melakukan olahraga secara teratur
 Berhenti merokok.
55

Anda mungkin juga menyukai