Anda di halaman 1dari 88

PELATIHAN

VAKSINOLOGI DASAR
Angkatan XV

Modul 4

Prosedur Vaksinasi
Vaksinasi
• Memberikan vaksin (bakteri / virus hidup
dilemahkan / mati, komponen) atau toksoid
• Sesuai jadwal yang ditetapkan
• Disuntikkan atau diteteskan ke dalam mulut
 untuk merangsang kekebalan tubuh
penerima
 hati-hati : dapat menimbulkan KIPI
PROSEDUR VAKSINASI
• Rantai Vaksin dan Penyimpanannya
• Persiapan alat dan bahan : untuk vaksinasi dan
mengatasi gawat - darurat
• Persiapan pemberian :
– anamnesis, umur, jarak dgn vaksinasi
sebelumnya, riwayat KIPI, Indikasi kontra dan
perhatian khusus
– Informed consent : manfaat, risiko KIPI
– pemeriksaan fisik
• Cara pemberian
– dosis, interval
– Lokasi, sudut, kedalaman
• Pencatatan (dan pelaporan)
• Pemantauan KIPI
• Pengelolaan sisa vaksin, pemusnahan alat
suntik
Jenis-jenis Vaksin

Vaksin Bakteri Vaksin Virus

•Campak
• BCG • Parotitis
Vaksin • OPV
• Rubela
Hidup • Yellow
• Varisela
Fever

• Difteria • Meningo • Influenza


Vaksin • Tetanus • Pneumo • IPV
Inaktif • Pertusis • Hib • Rabies
• Kolera • Typhoid Vi • Hepatitis B
• Hepatitis A
Vaksin Hepatitis B
• Partikel permukaan antigen virus hepatitis B
• rekombinan DNA sel ragi, tidak infeksius
• Kontra indikasi : alergi pada komponen vaksin
(sangat jarang)
• Penyimpanan : 2 – 8 º C, uji kocok
• Penyuntikan : intramuskular, jangan di gluteal
• KIPI : Reaksi lokal : kemerahan, nyeri, bengkak, demam
ringan 2 hari.
• Reaksi sistemik : mual muntah, nyeri kepala, nyeri otot, sendi
Vaksin Polio Oral (OPV)

Heat Marker
Vaccine Vial Monitor
(VVM)
VVM = Vaccine Vial Monitor
Perubahan warna vaksin polio
karena perubahan pH

Boleh diberikan
Vaksin Polio Oral (OPV)
• Virus hidup, dilemahkan
– Virus poliomielitis tipe 1, 2, 3 strain Sabin
• Penyimpanan (sebelum dibuka):
– dalam suhu - 20ºC potensi sampai 2 thn
– dlm suhu 2 – 8ºC potensi sampai 6 bulan
• Setelah dibuka simpan dlm suhu 2 – 8ºC
– potensi hanya sampai 7 hari
• Tidak beku, ada sorbitol
• Sedang diare : boleh divaksin, 4 minggu
kemudian beri 1 dosis sebagai dosis tambahan
Vaksin Polio Injeksi
(Injectable / Inactivated Polio Vaccine = IPV)

• Virus polio mati


• Kekebalan di mukosa usus : sedikit
• Tidak digunakan selama dicurigai masih ada
transmisi virus polio liar
• Tidak ada risiko VAPP dan VDPP
• Penyimpanan :
– dlm suhu 2 – 8ºC stabil 3 thn (OPV 6 bln)
• Serokonversi IPV > OPV (Kenya)
• Sudah digunakan di negara maju
sejak 2002
Vaksin BCG

• Mycobacterium bovis hidup yang


dilemahkan
• Setelah dilarutkan, dlm suhu 2 – 8ºC
(bukan freezer), hanya boleh 3 jam
• Kering : simpan dlm suhu 2 – 8ºC, lebih
baik dalam freezer,
• Jangan kena sinar matahari
• Dosis : 0.05 ml intrakutan, deltoid kanan

Buku Imunisasi di Indonesia 2001, hal 80


Vademecum Biofarma, 2002
Vaksin
Difteri Tetanus Pertusis whole cells
(DTPw)
dan Tetanus Toksoid (TT)

Heat Marker /
Vaccine Vial Monitor
(VVM)
Vaksin Difteri Tetanus Pertusis aselular
(DPaT)
Vaksin Difteri, Tetanus dan
Pertusis
• Difteria dan tetanus : toksoid dimurnikan
• Pertusis : bakteri mati, teradsorbsi dlm Al fosfat
• Tiap 1ml :40 Lf toksoid difteria, 24 OU pertusis,
15 Lf toksoid tetanus, Al fosfat 3 mg, thimerosal
0,1 mg.
• Simpan dan transportasi dalam 2 – 8ºC, jangan
dalam freezer
• Kocok sampai homogen, bila ada gumpalan
atau endapan jangan digunakan
• Indikasi kontra
- Riwayat anafilaksis
– Ensefalopati pasca DPT sebelumnya
Vaksinasi anti Tetanus (DPT, TT)

• Tujuan
– Eliminasi tetanus neonatorum
– Cegah tetanus
• Target imunisasi tetanus : > 5 kali
– 3 dosis saat bayi + 2 dosis toksoid dewasa
– dosis ke-4 (18 – 24 bl) kekebalan > 5 th
– Dosis ke-5 (masuk SD) kekebalan > 10 th
– Dosis ke-6 (keluar SD, TD atau dT)
kekebalan > 20 th
Vaksin Campak (1)

Heat Marker
Vaccine Vial Monitor
(VVM)
Vaksin Campak (2)

• Virus hidup dilemahkan, jangan kena sinar


matahari
• Vaksin kering : simpan < 0º C atau < 8ºC,
lebih baik minus 20 º C. Pelarut tidak boleh
beku.
• Setelah dilarutkan, dlm suhu 2 – 8ºC
maksimum 8 jam
• Tiap 0,5 ml mengandung
– 1000 u virus strain CAM 70
– 100 mcg kanamisin, 30 mg eritromisin
• Dosis 0,5 ml, subkutan, di deltoid lengan
atas
Vaksin MMR

• Virus campak Schwarz hidup dilemahkan dlm


embrio ayam
• Virus gondong Urabe dibiak dlm telur ayam
• Virus rubela Wistar dibiak pada sel deploid
manusia
• PFS, vial, simpan 2 - 8º C,
• Subkutan atau intra muskular
• Kontra indikasi
imunodepresi, hamil, pasca imunoglobulin,
transfusi darah (tunda 6 – 12 minggu), alergi
neomisin, kanamisin
• Tidak ada bukti sahih berkaitan dgn Autisme
Vaksin Haemophilus Influenza type b

• Mencegah : Meningitis, Pneumonia, bukan


Influenza
• Polisakarida H. influenza b dikonjugasikan pada
toksoid tetanus, trometamol, sukrosa, NaCl
• Simpan : 2 - 8ºC, jangan beku
• Suspensi berkabut keputihan: normal
• Kombinasi dgn DTaP /DTwP
• < 2 thn : paha mid anterolateral
• > 2 thn : deltoid
Vaksin Demam Tifoid

• Komposisi
– Polisakarida kapsul Vi Salmonella typhi
– Fenol, NaCl, NaHPO3H
• PFS, simpan 2 – 8ºC
• Intramuskular atau subkutan umur > 2 thn
• Imunitas 2 – 3 minggu pasca vaksinasi
• Imunogenitas rendah pada umur < 2 thn
• Perlindungan 3 tahun
• Tidak melindungi thdp S.paratyphi A & B
Vaksin Pneumokokus Konjugasi (PCV-7)

• Vaksin polisakarida S.pneumoniae


– 7 serotipe : 4, 6B, 9V, 14, 18C, 19F dan 23F.
– Konjungasi dengan difteri toksoid
• T cell dependent
– Mempunyai memori jangka panjang
– Imunogenik pada anak <2 tahun
• Indikasi :
– anak sehat dan anak dengan risiko tinggi, umur 2 bulan
– 5 tahun
• Effektifitas :
– >90% mencegah penyakit pneumokokus invasif
– Mencegah 86% bakteremia
– Mencegah 83% meningitis anak <6 tahun
– Kurang effektif mencegah pneumonia dan OMA
• KIPI ringan :
– demam, mialgia 15%-24%
– Reaksi lokal : 10 – 20 %
Vaksin Pneumokokus PPV 23
• Nama dagang: Pneumo-23@ (Sanofi Pasteur)
– kapsul polisakarida S. pneumoniae
– 23 serotipe 14, 6B, 19F, 18C, 23F, 4, 9V, 19A, 6A, 7F, 3, 1, 9N,
22F, 18B, 15C, 12F, 11A, 18F, 33F, 10A, 38, 13
• T cell independent
– Mempunyai imunitas jangka pendek
– Tidak imunogenik pada anak <2 tahun
• Indikasi : anak> 2 tahun dalam risiko tinggi, yaitu
– penyakit kronik
– anatomic atau functional asplenia
– imunokompromais, pengobatan
– kemoterapi atau steroid, infeksi HIV
• Effektifitas
– 88% untuk pencegahan bakteremia pneumokokus
– 60%-70% untuk pencegahan penyakit invasif
– Kurang effektif mencegah pneumonia
• KIPI ringan
– Reaksi lokal : 30 – 50 %
– Demam, mialgia : < 1 %
Vaksin Influenza
• Virus tidak aktif, dlm PFS (prefilled syringe)
– Bahan lain: telur, neomisin, formaldehid
– Penyimpanan: suhu 2 – 8°C, jangan kena cahaya
atau beku
• Tiap tahun strain bisa berbeda berdasar
rekomendasi WHO : Selatan & Utara
• Strain 2004 untuk daerah selatan
– H1N1 (New Caledonia/20/99)
– H3N2 (Fujian/411/2002)
– Hongkong/330/2001
• Penyuntikan: intramuskular atau subkutan
– 6–35 bulan : dosis 0,25 ml
– > 36 bln : dosis 0,5 ml
– > 8 thn : perlu booster 4 minggu kemudian
• Vaksinasi diulang tiap tahun
Vaksin Hepatitis A

• Virus inaktif, dalam formaldehid


• Indikasi : anak umur > 2 thn
– endemis
– sering transfusi (hemofilia)
– panti asuhan

• Indikasi kontra
– demam, infeksi akut
– hipersensitif thdp komponen
vaksin

• Intramuskular, jangan
dibokong (gluteus)
Vaksin Varisela (Cacar Air)

• Virus hidup dilemahkan, strain Oka


• Mengandung Kanamycin sulfat,
eritromisin
• Subkutan, umur > 1 thn
• Kontra indikasi
– Demam, sakit akut
• Perhatian
– Jangan diberikan bersama vaksin
hidup lain
– Jangan hamil dalam 2 bln yad
– tidak effektif bila transfusi
gamma globulin
Vaksin Kombinasi

• Tetract-Hib : kombinasi DPwT+Hib


• Infanrix-Hib : kombinasi DPaT+Hib
– DPwT/DPaT : dalam vial
– Hib dalam PFS (prefilled syringe)
• Sebelum disuntikkan, dicampur dengan menyedot
DPwT/DPaT ke dalam PFS Hib
• Kontra indikasi
– Sama dengan komponen masing-masing vaksin
Vaksin Human Papiloma Virus
(HPV)
untuk cegah Ca Cervix
‘RANTAI VAKSIN’
Pabrik

DinKes Proses
Provinsi Transportasi Distributor

Apotik
DinKes
Kabupaten
Praktek Swasta

Pelayanan Kes.
Primer

Penyimpanan vaksin harus dijaga sepanjang rantai perjalanan dari pabrik


sampai saat melaksanakan vaksinasi
Suhu dan Lama Penyimpanan Vaksin

Pusat/ Bio Propinsi Kab./ Kota Pelayanan


Farma
MASA SIMPAN VAKSIN
6 bulan 3 bulan + 1 2 bulan + 1 1 bulan + 1
bulan cad. bulan cad. bulan cad.
OPV Freezer: Suhu -15°C s/d -25°C +2°Cs/d+8°
C
DPT
DT
TT LEMARI ES: +2°Cs/d+8°C
BCG
CAMPAK
HEP. B
Rantai vaksin : suhu 2 – 80 C

• Tidak boleh kena panas, sinar matahari


langsung
– semua vaksin
– Terutama vaksin hidup : Polio, BCG,
Campak
• Tidak boleh beku
– Vaksin “mati” (komponen kuman, toksoid,
polisakharida, rekombinan)
– Hepatitis B, DPT, DT dan TT
• Stok vaksin di Puskesmas :
– Untuk 1 bulan + cadangan 1 minggu
Masa simpan vaksin belum dipakai
Vademicum Bio Farma Jan.2002

Jenis Vaksin Suhu Penyimpanan Umur Vaksin

BCG +2 s/d +8°C 1 tahun


-15°s/d -25°C 1 tahun
DPT +2° s/d +8°C 2 tahun
Hepatitis B +2° s/d +8°C 26 bulan
TT +2° s/d +8°C 2 tahun
DT +2° s/d +8°C 2 tahun
OPV +2° s/d +8°C 6 bulan
-15° s/d -25°C 2 tahun
Campak +2° s/d +8°C 2 tahun
-15° s/d -25°C 2 tahun
Penyimpanan vaksin

• Lemari es
– Jarak lemari es dengan dinding belakang
15 cm
– Lemari es tidak terkena sinar matahari
langsung
– Sirkulasi ruangan cukup
• Penyusunan vaksin
– Jarak menyusun dos vaksin 1-2 cm atau
– satu jari antar dos vaksin
Rak I : Polio , Campak dan BCG.
Rak II : DPT , Hept. B
Rak III : DT, TT
Fungsi cold pack sama dengan
botol air di bagian bawah lemari es
- Mempertahankan suhu, jika
lemari es mati agar suhu tetap
stabil.
Pengontrol suhu (thermometer)
pada rak kedua, freeze
watch/freeze tag pada rak ketiga.
Lakukanlah pencatatan suhu dua
kali sehari, pada grafik suhu.
Kesalahan Penyimpanan Vaksin
Hasil Pemantauan Suhu Lemari Es
DKI Jakarta

Hanya 5 dari 85 (6%) fasilitas kesehatan


yang suhu lemari esnya stabil (2-8°C)
<0°C, >1 jam <0°C, >1 <2°C <2°C & >8°C
jam & >8°C >8°C
2 - 8°C
9 RS 12 RS 4 RS 5 RS 18 RS 4 RS

1 BPS 1 RSB 1 RSAB 1 RSB 12 RB 1 BPS

1 Apotik 1 RB 1 RSB 3 RB

3 Klinik 1 RB 3 Klinik

1 Bidan 1 Apotik

11 faskes 18 faskes 8 faskes 13 faskes 30 faskes 5 faskes

*daftar nama fasilitas kesehatan ada di DinKes Propinsi DKI Jakarta


Kondisi Lemari Es di beberapa RS
(
-Memantau suhu lemari es dengan termometer 44.7%

-Pencatatan suhu dilakukan 2 kali sehari (??) 16.0%

-Vaksin disimpan sesuai standar (??) 47.1%

-Vaksin tidak layak pakai (VVM = Vaccine Vial 38.8%


Monitor, telah berubah warna)

-Vaksin kedaluwarsa di lemari es 8.2%


Vaksin Hidup :
sensitif (tidak tahan) panas, tahan beku

Vaksin Pada suhu Dapat bertahan


selama
Polio Beberapa 0C diatas suhu 2 hari
udara luar < 34 C
BCG, Beberapa 0C diatas suhu 7 hari
Campak udara luar < 34 C
Vaksin “Mati” :
sensitif (tidak tahan) beku, tahan panas

Vaksin Pada suhu Dapat bertahan


selama
HepB, DPT-HB, - 0.50 C (beku) Maks ½ jam
DPT, DT, TT - 5 sd -100 C (beku) Maks 1,5 – 2 jam

DPT, DPT-HB, Beberapa 0C diatas suhu udara 14 hari


DT luar < 34 C
HepB, TT Beberapa 0C diatas suhu udara 30 hari
luar < 34 C
VVM = Vaccine Vial Monitor
Uji Kocok (Shake Test)
Vaksin tidak pernah beku Vaksin pernah beku

Setelah dikocok

Setelah 15 menit

Setelah 30 menit

Setelah 60 menit
Boleh digunakan Jangan digunakan
Pengambilan vaksin

• Ambil sampel tiap kotak


• Lihat :
– tanggal kadaluarsa,
– VVM,
– warna larutan,
– gumpalan dalam larutan
• Pisahkan vaksin yang
– Tidak memenuhi syarat
– VVM A dan B, jangan dicampur
– VVM B dipakai lebih dahulu
Membawa Vaksin

• Masukkan dalam cold box atau vaccine


carrier
• Bila jarak dekat masukan cool pack cair
– Bagian tengah letakkan termometer Muller

• Bila jarak jauh masukkan cold pack beku


– HepB dan DPT-HB tidak boleh menempel
– Masukkan freeze tag / watch

• Termos tidak boleh kena sinar matahari


langsung
Cool-pack
Cold pack & cool pack

• Wadah plastik atau kantong plastik


– Diisi air

• Cair (cool pack) : biru / merah


– dinginkan di lemari es 2-80 C/min. 24 jam
– Untuk vaksin HepB, DPT, DPT-HB, DT, TT

• Beku (cold pack) : putih


– bekukan di freezer-5 sd – 150C min 24 jam
– Untuk vaksin Polio, BCG, Campak
Persetujuan Tindakan Kedokteran (1)
1. Permenkes no 290 / 2008 ttg Persetujuan Tindakan
Kedokteran
– Tindakan Kedokteran : preventif, diagnostik,
terapeutik, rehabilitatif (ps 1, ayat 3)
– Semua tindakan kedokteran harus mendapat
persetujuan (ps 2, ayat 1), tertulis maupun lisan (ayat
2)
– Program pemerintah, utk kepentingan masyarakat
banyak, tidak perlu persetujuan (ps 15)
– Persetujuan : setelah mendapat penjelasan lengkap
mengenai tindakan yang akan dilakukan (ps 1, ayat 1)
– Penjelasan harus diberikan : diminta atau tidak
diminta (ps 7 ayat 1)
Persetujuan Tindakan Kedokteran (2)
• Isi penjelasan : (ps 7 ayat 3) :
– Diagnosis dan tatacara tindakan
– Tujuan
– Alternatif tindakan lain dan risikonya
– Risiko dan komplikasi
– Prognosis
– Perkiraan biaya

• Penjelasan tsb dicatat dalam rekam medis (ps 9


ayat 2)
– Tanggal, waktu
– Nama, tanda tangan : pemberi dan penerima penjelasan

• Dapat membantu berikan penjelasan : tenaga


kesehatan yang ikut memberikan layanan
langsung (ps 10 a 3 & 4)
Persetujuan Tindakan Kedokteran (3)

• Tindakan berisiko tinggi : persetujuan tertulis


(ps 3 a 1)
– Dapat akibatkan kematian atau kecacatan

• Tidak berisiko tinggi : dapat lisan (ps 3, a 2),


ucapan setuju, anggukan kepala (ps 4)
• Penolakan (ps 16 ayat 1) atau pembatalan
(ps 5 a1,2), harus tertulis
• Pembinaan dan pengawasan oleh Ka Dinkes,
melibatkan organisasi profesi (ps 18)
• Dapat mengambil tindakan administratif :
– Teguran lisan, tertulis
– Pencabutan SIP
Persetujuan Tindakan Kedokteran

• Penjelasan tentang manfaat dan


risiko vaksinasi
• Empathy
• bukan menghakimi (non-judgmental
approach)
• Gunakan istilah awam dan
sederhana
Persetujuan Tindakan Kedokteran (4)
2. UU Perlindungan Konsumen (no 8 tahun 1999)
• Hak informasi yang benar, jelas & jujur
• Hak didengar pendapat dan keluhannya
• Hak memilih
• wajib memberi informasi yang benar, jelas dan
jujur
• Dilarang : menawarkan, mempromosikan berlebihan

3. UU Praktik Kedokteran (no 29 tahun 2004).


• Praktik kedokteran : rangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan
• Tindakan kedokteran : harus jelaskan pada pasien
• Pasien : berhak mendapat penjelasan tentang
tindakan medis  persetujuan
Anamnesis, Komunikasi, Informasi,
Edukasi

– Cek identitas, vaksinasi yang telah didapat


– Umur, jarak dgn vaksinasi sebelumnya
– Informed consent : manfaat dan KIPI
– Indikasi kontra, perhatian khusus, penyakit,
obat
– KIPI vaksinasi sebelumnya
– Penanggulangan KIPI seandainya terjadi
– Rutin pediatrik
• Asupan nutrisi, miksi, defekasi, tidur
• Pertumbuhan dan perkembangan
– Jadwal vaksinasi berikutnya
Pemeriksaan Fisik

• Pemeriksaan umum
• Pemeriksaan khusus
– Mencari indikasi kontra atau hal-hal
yang perlu diperhatikan
– bekas vaksinasi terdahulu
– Lokasi vaksinasi yang akan dikerjakan
Persiapan Pemberian Vaksin

• Cuci tangan dengan antiseptik


• Baca nama vaksin, tanggal kadaluwarsa,
• Teliti kondisi vaksin apakah masih
layak: warna indikator VVM,
• Kocok: penggumpalan, perubahan
warna
• Alat suntik: sekali pakai
• Encerkan dan ambil vaksin sebanyak
dosis
• Ukuran jarum: ketebalan otot bayi / anak
• Pasang dropper polio dengan benar
Penyediaan alat-alat

• Peralatan vaksinasi
– (alat cuci tangan, pemotong ampul,
alat suntik sekali pakai, kapas
alkohol, plester, kotak limbah)
• Alat penanganan kedaruratan
(adrenalin, kortikosteroid, selang dan
cairan infus, oksigen),
• Pencatatan :
– Buku KIA, KMS, blangko vaksinasi
Penempatan Alat untuk
Memudahkan Vaksinasi
Kotak pembuangan
jarum bekas
Kotak Form R&R
pembawa
vaksin Air & sabun
untuk cuci
tangan

Tempat
Kursi pasien sampah
Kursi vaksinator

Gambar Alur Kerja Vaksinator


Ukuran Jarum

Intramuskular di paha mid-anterolateral


• Neonatus
– kurang bulan / BBLR : 5/8 inch (15,8 mm)
– cukup bulan : 7/8 inch (22,2 mm)
• 1–24 bulan : 7/8 – 1 inch
(22,2-25,4 mm)

Intramuskular di deltoid
• > 2 thn (tergantung ketebalan otot)
7/8 – 1,25 inch (22,2 -31,75 mm)
• Usia sekolah dan remaja : 1,5 inch
(38,1mm)
Mengatasi Ketakutan dan Nyeri
• Jangan menakut-nakuti anak
• Empati, jangan dipaksa dengan dipegang kuat
• Diajak bicara, dielus-elus, ditenangkan
• Bayi baru lahir : diberi sukrosa dilidahnya
• Tekan 10 detik sebelum disuntik
• Spray pendingin (etil klorid) =EMLA
• Tempel es batu 1 – 2 detik tidak
direkomendasikan
• Krim EMLA (Eutetic Mixture of Local Anesthesia)
1 jam sebelum penyuntikan, efek sampai 24 jam
• Lidocaine topikal : 10 menit sebelum disuntik
• Anak : bernafas dalam, tiup baling-baling, ajak
bicara, bacakan cerita, musik
• Dipijat atau digoyang-goyang sesudah vaksinasi
Penyuntikan dan Penetesan Vaksin

• Bicara pada bayi dan anak


• Tentukan lokasi penyuntikan : paha, lengan
• Posisi bayi / anak : nyaman dan aman
• Desinfeksi
• Pegang; peregangan kulit, cubitan
• Penyuntikan: dosis, sudut, cara
• Tetesan: dosis, hati-hati dimuntahkan
• Penekanan bekas suntikan
• Membuang alat suntik bekas
• Penulisan tanggal vaksinasi di kolom yang sudah
disediakan
Teknik dan Posisi Penyuntikan
• Bayi digendong pengasuh,
• Anak dipeluk menghadap pengasuh (chest to
chest)
• Otot yang akan disuntik : lemas (relaks)
• Tungkai : sedikit rotasi ke dalam
• Lengan : sedikit fleksi pada sendi siku
• Anak dipersilahkan memilih lokasi suntikan
• Metode Z tract : sebelum jarum disuntikkan
geser kulit dan subkutis ke samping, setelah
disuntik kemudian lepaskan
• Jarum disuntikan dengan cepat
• Bila suntikan lebih dari 1 kali, disuntikan
bersamaan
Teknik Penyuntikan dan Penetesan

Intramuscular
e.g. hepatitis A and B,
Subcutaneous DTP
e.g. measles, mumps,
rubella, varicella

Intradermal
BCG
Oral
e.g. polio
Posisi Anak ketika Divaksinasi

Lengan yg satu Tangan yg lain


dijepit ketiak ibu dipegang ibu,
Kemudian anak
dipeluk

Tungkai anak
dijepit paha ibu
Posisi Anak ketika Divaksinasi

Tangan kiri
Dijepit ketiak ibu
Tangan dipegang

suntik
Posisi Anak Kurang Aman

Tangan bebas
Bisa meraih jarum suntik

suntik

Kaki bebas
Bisa berontak
Posisi bayi dalam
pelukan ibu pada
penyuntikan BCG
Penetesan Vaksin Polio
Pencatatan

• Nama dagang, produsen,


• No. lot / seri vaksin,
• Tgl penyuntikan
• Bagian tubuh yang disuntik
(deltoid kiri, paha kanan mis)
PEMAKAIAN VAKSIN DAN SISA
VAKSIN (1)

• EEFO (early expired first out)


– Yang hampir kadaluarsa dipakai dahulu
• VVM (vaccine vial monitor)
– warna segi empat hampir sama dengan
lingkaran  dipakai dahulu
• Vaksin yang dibawa kelapangan
– Belum dibuka : dipakai untuk kegiatan
berikutnya
– Sudah dibuka : semua sisa vaksin harus
dibuang
SISA VAKSIN
• BCG
– setelah dilarutkan harus segera diberikan
dalam 3 jam (simpan dalam suhu 2 – 8 ◦ C)
• Polio
– Setelah dibuka harus segera diberikan dalam 7
hari (simpan dlm suhu 2 – 8 ◦ C)
• DPT
– Bila ada penggumpalan atau partikel yang
tidak hilang setelah dikocok  jangan dipakai
• Campak
– Setelah dilarutkan harus diberikan dlm 8 jam
(simpan dlm suhu 2 – 8 ◦ C)
PEMAKAIAN VAKSIN DAN SISA
VAKSIN (2)
• Di pelayanan statis :
– Tulis tanggal dan jam melarutkan
– Sisa BCG setelah dilarutkan dipakai dlm 3 jam
– Sisa Campak dan Meningokokus ACW135Y setelah
dilarutkan dipakai dlm 8 jam
– Polio bisa disimpan 2 minggu
– Sisa DPT, DT, TT , Hep B, DPT-HepB, bisa
disimpan 4 minggu,
– Syarat :
• Belum kadaluarsa
• Disimpan dalam suhu 2 – 80 C
• VVM : warna segi empat lebih muda
• Tidak pernah terendam air
• Sterilitas terjaga
PEMANTAUAN SETELAH
VAKSINASI

• Perhatikan keadaan umum


• Tunggu 30 menit di ruang
tunggu
SAFE INJECTION : MENGAPA PERLU ?
• Estimasi WHO : 30 % suntikan imunisasi tidak aman (WHO
bull. Oktober, 1999)

• Imunisasi rutin (Soewarta,1999: 4 propinsi):


– tidak disterilkan : spuit 38%, jarum 23 %
– alat suntik pakai ulang :krn tidak ada jarum (18%), tidak
ada spuit (4%)

• Bulan Imunisasi Anak Sekolah (Soewarta,1999)


– 45 % alat suntik tidak disterilkan
– alat suntik pakai ulang : krn tidak ada sterilisator (39%),
tidak ada jarum (28 %) tidak ada alat suntik (6%)

• Suntikan dapat menularkan : hepatitis B, Hepatitis C, HIV,


jamur, parasit, bakteri, menyebabkan abses
• Penyebaran melalui suntikan lebih cepat daripada melalui
udara, mulut atau seks
SAFE INJECTION

Aman bagi
 yang disuntik
 penyuntik
 lingkungan
TIDAK AMAN BAGI YANG DISUNTIK
(1)

• Vaksin
– Suhu > 8° C, atau VVM telah terpapar
panas
– Botol vaksin bocor, retak, atau terpasang
jarum
– Ada partikel dalam larutan
– Telah dilarutkan lebih dari 6 jam
– Beku : DPT, DT, TT, HepB, Hib (tidak boleh
beku)
– Uji kocok tetap menggumpal (kecuali HepB
atau Hib)
TIDAK AMAN BAGI YANG DISUNTIK
(2)

• Alat suntik
– Spuit disposable dipakai ulang
– Hanya mengganti jarum
– Tidak dibersihkan dulu langsung
disterilkan
– Hanya dengan desinfektan
– Membakar jarum di api
– Merebus dalam panci terbuka
– Menyentuh ujung jarum
TIDAK AMAN BAGI YANG DISUNTIK
(3)
• Cara melarutkan / pengambilan vaksin
– Cairan pelarut untuk vaksin lain atau > 8°C
– 1 spuit diisi beberapa dosis sekaligus
– jarum ditinggalkan menancap di vial
– Mencampur isi 2 vial
• Lokasi, posisi , kedalaman penyuntikan
• Tidak ada alat / obat gawat – kedaruratan
• Desinfektan sebelum penyuntikan
TIDAK AMAN BAGI PENYUNTIK

• Menekan luka berdarah dengan jari


(semua cairan tubuh dapat menularkan kuman)
• Membawa atau meletakkan alat suntik bekas
sembarangan (tidak langsung membuang ke
kotak limbah)
• Menyentuh atau mencabut jarum suntik
• Menutup kembali (recapping) jarum suntik
• Mengasah jarum bekas
• Memilah-milah tumpukan jarum bekas
• Tidak ada alat / obat gawat darurat

Tidak aman bagi lingkungan :


Meninggalkan alat suntik bekas sembarangan
TEMPAT PEMBUANGAN LIMBAH
TEMPAT PEMBUANGAN LIMBAH
Contoh yang salah

Beberapa
tempat/wadah
yang digunakan
untuk
membuang Alat
suntik yang
telah digunakan

Recapping
BERBAHAYA
PEMUSNAHAN KOTAK
+ ISI LIMBAH

• Dibakar dalam insinerator khusus (suhu 600 -


1100° C)
– risiko pencemaran kecil
– Rp. 10 – 30 juta, BBM / kayu bakar

• Dibakar dalam lubang atau drum

• Digiling
– Milling atau shreeding
– Serbuk masih infeksius
– 375-750 alat suntik / jam
– listrik 750 w

Anda mungkin juga menyukai