Anda di halaman 1dari 18

UANG BARANG

(COMODITY MONEY)

UANG LOGAM
(METALIC MONEY)
Barter adalah kegiatan tukar-menukar barang atau jasa
yang terjadi tanpa perantaraan uang. Tahap selanjutnya
menghadapkan manusia pada kenyataan bahwa apa yang
diproduksi sendiri tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhannya.

Untuk memperoleh barang-barang yang tidak dapat


dihasilkan sendiri mereka mencari dari orang yang mau
menukarkan barang yang dimilikinya dengan barang lain
yang dibutuhkannya. Akibatnya barter, yaitu barang
ditukar dengan barang.
Kesulitan yang dialami oleh manusia dalam barter adalah
kesulitan mempertemukan orang-orang yang saling
membutuhkan dalam waktu bersamaan.

Kesulitan itu telah mendorong manusia untuk


menciptakan kemudahan dalam hal pertukaran, dengan
menetapkan benda-benda tertentu sebagai alat tukar.

Sampai sekarang barter masih dipergunakaan pada saat


terjadi krisis ekonomi di mana nilai mata uang
mengalami devaluasi.
Adalah commodity money yaitu
uang dengan nilai dan nominal yang
sama dengan nilai barang-barang
yang ditetapkan sebagai standar
nilai dan dapat ditukarkan dengan
barang-barang standar tersebut
atas dasar perbandingan tertentu.
Seperti halnya yang terjadi di negara lain,
penerbitan dan penggunaan uang kertas sebagai
alat tukar dalam dunia perdagangan di Indonesia,
lebih belakangan dibandingkan
dengan penggunaan koin atau uang logam

Perkembangan uang kertas


di wilayah nusantara tidak dapat uang sebagai instrumen
dilepaskan dari perkembangan moneter suatu negara
politik, kolonialisme berada di bawah
dan pembentukan negara baru. wewenang pemerintahan
yang berkuasa.
Sejarah
Singkat
Mata Uang
Rupiah
Berdasarkan inskripsi-inskripsi jaman dulu,
koin Indonesia yang dicetak pertama kali
adalah sekitar tahun 800-850 Masehi, yaitu
pada jaman kerajaan Mataram Syalendra
yang berpusat di Jawa Tengah. Koin-koin
tersebut dicetak dalam dua jenis bahan, yaitu
dari perak dan emas. . Dan berdasarkan
Prasasti Bulai sekitar tahun 860 Masehi,
standar untuk berat dan nilainya adalah:
ὦ Masa (biasa disingkat Ma), mempunyai
berat standar 2,4 gram
ὦAtak, adalah setengan dari Masa, atau
mempunyai nilai dua Kupang (dua Ku).
Berat standar satuan Atak adalah 1,2
gram.
ὦKupang (disingkat Ku), mempunyai berat
standar 0,60 gram, dan biasanya disebut
seperempat Masa
• Pada Jaman Dinasti Sung di Cina (960-
1279) merupakan puncak-puncaknya
dimana banyak sekali orang Cina yang
datang ke Jawa untuk berdagang.
Bersamaan dengan kedatangannya,
dibawa juga koin-koin kepeng Cina
untuk dipakai sebagai alat pembayaran.
Karena banyaknya jumlah peredaran
uang kepeng tersebut, yang akhirnya
menyisihkan mata uang lokal yang
terbuat dari perak dan emas Masa dan
Tahil. Hal-hal yang mungkin dapat
dijadikan alasan, karena uang kepeng
Biasanya uang itu direnteng dalam
ikatan 1.000 buah per ikatnya. Alasan
lainya bahwa koin perak dan emas lokal
merupakan mata uang dalam pecahan
besar. Masyarakat sangat
membutuhkan uang-uang dalam nilai
pecahan kecil, yang sangat diperlukan
untuk perdagangan.
Koin kepeng Cina telah
digunakan sebagai alat
pembayaran yang sah di
Indonesia selama kurun
waktu 900 tahun atau 9
abad! Bahkan di Bali,
koin-koin Cina tersebut
masih dipakai sebagai
alat pembayaran sampai
Keadaan ekonomi di
Indonesia pada awal
kemerdekaan ditandai
dengan hiperinflasi akibat
peredaran beberapa mata
uang yang tidak terkendali,
sementara Pemerintah RI
belum memiliki mata uang.
Ada tiga mata uang yang
dinyatakan berlaku oleh
pemerintah RI pada
tanggal 1 Oktober 1945,
yaitu mata uang Jepang,
mata uang Hindia Belanda,
dan mata uang De
Gambar uang de Javasche Bank , Jepang &
Hindia Belanda
Kekacauan ekonomi akibat hiperinflasi
diperparah oleh kebijakan Panglima AFNEI
(Allied Forces Netherlands East Indies) Letjen
Sir Montagu Stopford yang pada 6 Maret 1946
mengumumkan pemberlakuan mata uang NICA di
seluruh wilayah Indonesia yang telah diduduki
oleh pasukan AFNEI.
Kebijakan ini diprotes keras oleh pemerintah
RI, karena melanggar persetujuan bahwa
masing-masing pihak tidak boleh mengeluarkan
mata uang baru selama belum adanya
penyelesaian politik. Namun protes keras ini
diabaikan oleh AFNEI. Mata uang NICA
digunakan AFNEI untuk membiayai operasi-
operasi militernya di Indonesia dan sekaligus
mengacaukan perekonomian nasional, sehingga
akan muncul krisis kepercayaan rakyat terhadap
kemampuan pemerintah RI dalam mengatasi
Krisis ekonomi Asia
tahun 1998
menyebabkan nilai
rupiah jatuh
sebanyak 35% dan
membawa
kejatuhan
pemerintahan
Soeharto.

Anda mungkin juga menyukai