Anda di halaman 1dari 30

PEMBAHASAN UTB SMT 1

dr. Saves
dr. Rien Herdiyani
26. D
27. A
28. C
29. E
30. C
• Bila badan kita normal, tubuh kita bergantung pada proses aerob.
Tapi, saat tubuh kita kelelahan, kadar oksigen dalam aliran darah tidak
akan cukup untuk menghasilkan energi melalui proses aerob. Karena
itu, proses anerob lah yang terjadi.
• Proses anaerob ini terjadi di otot dan akibatnya si asam laktat pun
terkumpul di otot dan menimbulkan rasa lelah. Kumpulan asam laktat
ini dan kondisi yang anaerob (kurang oksigen) membuat tubuh
mengirim sinyal lelah ke otak dan otak pun balik memerintahkan
tubuh untuk istirahat, yang ditandai dengan rasa kantuk.
31. A
32. C
33. A
34. A
36. D
37. C
Kelenjar Hipofise
Kelenjar hipofise terletak pada sella tursica yang
merupakan bagian dari tulang sphenoid. Beratnya sekitar 500 mg.
Secara anatomis kelenjar hipofie terdiri atas 2 (dua) lobus,
yaitu lobus anterior (adenohipofisis) dan lobus posterior
(neurohipofisis).

Hormon yang dihasilkan oleh hipofise anterior


Adrenocorticotropik Hormon (ACTH)
Fungsi ACTH adalah mengendalikan kelenjar suprarenal
dalam menghasilkan kortisol.
Growth Hormone (GH) atau Somatotropin
GH menyebabkan pertumbuhan hampir pada semua
jaringan. Hormon ini meningkatkan ukuran sel, meningkatkan
mitosis sehingga jumlah sel bertambah dan diferensiasi sel.
Hormon Prolaktin
Fungsi utamanya adalah merangsang pertumbuhan
kelenjar mammae dan sekresi air susu.

Thyroid Stimulating Hormone (TSH) atauThyrotropin


TSH berfungsi untuk mengatur struktur dan fungsi dari
kelenjar tiroid.

Hormon Gonadotropin
Terdiri dari Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle
Stimulating Hormone (FSH). Pada wanita, LH merangsang
sintesa estrogen dan progesteron pada ovarii. Sedang FSH
bertanggungjawab terhadap perkembangan folikel ovarium
yang menghasilkan estrogen. Pada pria, LH mengendalikan
sekresi testosteron dan FSH berperan pada pembentukan
spermatozoa.
38. E
40. A
41. E
42. C
43. A
44. D
45. A
46. B
Reseptor saraf
Menurut tipe atau jenis stimulus
• Mekanoreseptor Kelompok reseptor sensorik untuk mendeteksi
perubahan tekanan, memonitor tegangan pada pembuluh darah,
mendeteksi rasa raba atau sentuhan. Letaknya di kulit, otot rangka,
persendian dan organ visceral. Contoh reseptornya : corpus Meissner
(untuk rasa raba ringan), corpus Merkel dan badan Paccini (untuk
sentuhan kasar dan tekanan).
• Thermoreseptor Reseptor sensoris unuk mendeteksi perubahan suhu.
Contohnya : bulbus Krause (untuk suhu dingin), dan akhiran Ruffini
(untuk suhu panas).
Reseptor saraf
• Nociseptor Reseptor sensorik untuk mendeteksi rasa nyeri dan
merespon tekaan yang dihasilkan oleh adanya kerusakan jaringan
akibat trauma fisik maupun kimia. Contoh reseptornya berupa
akhiran saraf bebas (untuk rasa nyeri) dan corpusculum Golgi (untuk
tekanan)
• Chemoreseptor Reseptor sensorik untuk mendeteksi rangsang kimia,
seperti : bau-bauan yang diterima sel reseptor olfaktorius dalam
hidung, rasa makanan yang diterima oleh sel reseptor pengecap di
lidah, reseptor kimiawi dalam pembuluh darah untuk mendeteksi
oksigen, osmoreseptor untuk mendeteksi perubahan osmolalitas
cairan darah, glucoreseptor di hipotalamus mendeteksi perubahan
kadar gula darah.
47. D
48. C
49. B
50. E

Anda mungkin juga menyukai