Anda di halaman 1dari 22

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional

SENGKETA KONFLIK
PERKARA PERTANAHAN
KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Disampaikan pada Pelatihan Peningkatan Kualitas PPAT


Maret 2019
DASAR HUKUM
 Undang Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria (UUPA);
 Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan
Pejabat Pembuat Akta Tanah Jo. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah
 Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2015 Tentang Kementerian Agraria
dan Tata Ruang;
 Peraturan Presiden No. 20 Tahun 2015 Tentang Badan Pertanahan
Nasional.
 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 11 Tahun 2016
Tentang Penyelesaian Kasus Pertanahan;
 Peraturan Menteria Agraria dan Tata Ruang No. 8 ahun 2015 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/BPN.
TUGAS DAN FUNGSI BIDANG PENANGANAN MASALAH DAN
PENGENDALIAN PERTANAHAN

Fungsi :
Tugas : a. perumusan kebijakan di bidang penyelesaian sengketa,
Menyelenggarakan konflik dan perkara agraria/pertanahan, pemanfaatan ruang,
dan tanah;
perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di b. pelaksanaan kebijakan di bidang penyelesaian sengketa,
konflik dan perkara agraria/pertanahan, pemanfaatan
bidang penyelesaian
ruang, dan tanah;
sengketa, konflik dan
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
perkara agraria/
penyelesaian sengketa, konflik dan perkara
pertanahan, pemanfaatan agraria/pertanahan, pemanfaatan ruang, dan tanah;
ruang, dan tanah sesuai
d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
dengan ketentuan penyelesaian sengketa, konflik dan perkara
peraturan perundang- agraria/pertanahan, pemanfaatan ruang, dan tanah;
undangan; e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyelesaian
sengketa, konflik dan perkara agraria/pertanahan,
pemanfaatan ruang, dan tanah;
f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Penanganan
Masalah Agraria, Pemanfaatan Ruang, dan Tanah; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
PENGERTIAN SENGKETA, KONFLIK
DAN PERKARA
 Sengketa Tanah yang selanjutnya disebut Sengketa
adalah perselisihan pertanahan antara orang
perseorangan, badan hukum, atau lembaga yang
tidak berdampak luas.
 Konflik Tanah yang selanjutnya disebut Konflik
adalah perselisihan pertanahan antara orang
perseorangan, kelompok, golongan, organisasi,
badan hukum, atau lembaga yang mempunyai
kecenderungan atau sudah berdampak luas.
 Perkara Tanah yang selanjutnya disebut Perkara
adalah perselisihan pertanahan yang penanganan
dan penyelesaiannya melalui lembaga peradilan
TIPOLOGI KASUS PERTANAHAN

Tipologi kasus pertanahan yang ditangani Kementerian


ATR/BPN dikelompokkan menjadi 8 (delapan :
1.Penguasaan dan pemilikan tanah;
Konflik terkait kehutanan;
Konflik terkain Aset BMN/BUMN;
2.Penetapan hak dan pendaftaran tanah;
3.Batas/letak bidang tanah;
4.Pengadaan tanah;
5.Tanah obyek landreform;
6.Tuntutan ganti rugi tanah partikelir;
7.Tanah ulayat;
8.Pelaksanaan putusan pengadilan.
SUMBER SENGKETA/KONFLIK PERTANAHAN

 Setiap orang/badan hukum adalah subyek hukum yang dilekati hak dan
kewajiban serta kepentingan tertentu;
 Setiap orang/badan hukum dapat menjadi subyek hak atas tanah
tertentu yang di dalamnya terkandung kewenangan dan kewajiban
tertentu agar kepentingannya dapat dipenuhi tanpa menimbulkan
benturan atau gangguan dari atau terhadap subyek lain.

KONFLIK ATAU SENGKETA TERJADI JIKA :


Penggunaan Kewenangan dan Kewajiban oleh para subyek Hak
Atas Tanah menciptakan benturan satu dengan lainnya;
Tercipta ketidak-puasan salah satu subyek atau perbedaan
pandangan yang disebabkan oleh tindakan subyek yang lain .
SUMBER SENGKETA/KONFLIK PERTANAHAN

PENGELOMPOKAN SUMBER
SENGKETA DAN KONFLIK
TANAH

SENGKETA/KONFLIK SENGKETA/KONFLIK
HUKUM KEPENTINGAN

BERSIFAT BERSIFAT
KEPERDATAAN ADMINISTRASI
SENGKETA/KONFLIK
HUKUM

BERSIFAT KEPERDATAAN BERSIFAT ADMINISTRATIF


BERSUMBER DARI PERBUATAN
BERSUMBER DARI PERBUATAN SEPIHAK INSTANSI PEMERINTAH
MELAWAN HUKUM (PMH) Dibidang Pendataran Tanah :
Pengesahan Berita Acara Pengumpulan
Subyek yang berhak atas tanah & Pemeriksaan Data Fisik yang belum
penyerobotan/pendudukan tanah yg disepakati
dipunyai orang lain Penerbitan Sertipikat yang Data Yuridis
Pemindahan patok-patok tanda batas (subyek hak) belum pasti
tanah Penolakan PT berdasarkan putusan PN
Penyalahgunaan dokumen/Surat Kesalahan data fisik/yuridis dalam
tanah/keputusan hukum tertentu utk rangka pendaftaran tanah
menguasai tanah orang lain
Pemalsuan dokumen tertentu untuk Dibidang Pengurusan Hak
menguasai tanah orang lain Penetapan lokasi dlm pengadaan tanah
Adanya kerugian akibat perbuatan yang tidak partisipatif
melawan hukum SK Pemberian Hak /Ijin Lokasi yg
merugikan hak orang lain
Penetapan Tanah Terlantar
BERSUMBER DARI
KEBIJAKAN/PERUU-AN NEGARA
(Persaingan Kepentingan Substantif+Prosedural+Psikososial yg
tidak direspon dan dikelola secara adil berkenaan dengan
penguasaan dan pemanfaatan tanah)
Pemberian akses yang tidak sama pada semua kelompok
Penekanan pada persaingan dalam perolehan HAT
Pembiaran terhadap penelantaran tanah oleh pemilik dalam
Skala Besar
Pemarginalan Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat
SENGKETA Pematisurian Land reform / Reforma Agraria
KEPENTINGAN

AKIBATNYA :
 Kesenjangan Penguasaan/Pemanfaatan Tanah (Desa+Kota)
Kemiskinan Kelompok Masyarakat Lokal
Konflik Pertanahan yg sebagian diboncengi ”Free Riders”
SUBYEK SENGKETA/KONFLIK PERTANAHAN
ANTAR ANTAR

VERSUS
ORANG PERUSAHAAN
PERSEORANGAN BERBADAN
HUKUM

VERSUS
VERSUS

INSTANSI
PEMERINTAH

ANTAR
DAMPAK NEGATIF SENGKETA/KONFLIK PERTANAHAN

1 2 3
SECARA SECARA SECARA
EKONOMIS SOSIAL EKOLOGI

 Keharusan  Kerenggangan Tanah Berada Dalam


mengeluarkan hubungan sosial Status Quo dengan
biaya yang  Turun/hilangnya konsekuensi terjadi :
semakin besar jika kepercayaan publik Penelantaran tanah
semakin lama terhadap Penurunan kualitas
 Pengorbanan pemerintah
Sumberdaya Tanah
waktu produktif  Tidak berjalannya
Bencana alam seperti
 Pencurahan koordinasi instansi
tanah longsor
tenaga dan pikiran pemerintah
yang dapat  Ancaman terhadap
digunakan untuk keutuhan bangsa
kerja produk
POLA PENANGANAN/PENYELESAIAN KONFLIK
PERTANAHAN (Permen ATR/BPN 11/2016)
1. Penanganan/penyelesaian Konflik Pertanahan yang
merupakan kewenangan Kementerian ATR/BPN :
a. Kesalahan prosedur dalam proses pengukuran, pemetaan
dan/atau perhitungan luas;
b. Kesalahan prosedur dalam proses pendaftaran penegasan
dan/atau pengakuan hak atas tanah bekas milik adat;
c. Kesalahan prosedur dalam proses penetapan dan/atau
pendaftaran hak tanah;
d. Kesalahan prosedur dalam proses penetapan tanah
terlantar;
e. tumpang tindih hak atau sertifikat hak atas tanah yang
salah satu alas haknya jelas terdapat kesalahan
POLA PENANGANAN......
f. Kesalahan prosedur dalam proses pemeliharaan data
pendaftaran tanah;
g. Kesalahan prosedur dalam proses penerbitan sertifikat
pengganti;
h. Kesalahan dalam memberikan informasi data pertanahan;
i. Kesalahan prosedur dalam proses pemberian izin;
j. Penyalahgunaan pemanfaatan ruang; atau
k. Kesalahan lain dalam penerapan peraturan perundang-
undangan.
2. Penanganan/penyelesaian konflik pertanahan untuk
melaksanakan putusan pengadilan.
3. Penanganan/penyelesaian konflik bukan merupakan
kewenangan Kementerian ATR/BPN dan menjadi
kewenangan instansi lain (selain tersebut di atas)
dilakukan dengan cara Mediasi
MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA DAN KONFLIK PERTANAHAN
Dasar
Dasar Penyelesaian
Penyelesaian
Sengketa/Konflik
Sengketa/Konflik

Inisiatif
Inisiatif dari
dari Pengaduan
Pengaduan
Kementerian
Kementerian Masyarakat
Masyarakat

 Pemantauan
Pemantauan sengketa
sengketa konflik
konflik  Disampaikan
Disampaikan kepada
kepada Kepala
Kepala
secara rutin di wilayah tertentu
secara rutin di wilayah tertentu Kantor Pertanahan
Kantor Pertanahan secarasecara
terhadap
terhadap pemberitaan
pemberitaan surat
surat tertulis;
tertulis;
kabar;
kabar;  Apabila
Apabila disampaikan
disampaikan ke ke
 Kepala
Kepala Kantor
Kantor melaporkan
melaporkan Pengumpulan Kanwil
Kanwil atauatau Kementerian,
Kementerian,
Pengumpulan
hasil
hasil pantuan kepada Kakanwil
pantuan kepada Kakanwil Data berkas
berkas diteruskan
diteruskan kepada
kepada
Data
setiap
setiap 44 bulan
bulan sekai
sekai Kepala
Kepala Kantor
Kantor Pertanahan;
Pertanahan;
ditembuskan kepada Menteri;
ditembuskan kepada Menteri;  Pemeriksaan
Pemeriksaan berkas;
berkas;
 Dalam
Dalam halhal pemantauan
pemantauan perlu
perlu  Dicatat
Dicatat dalam
dalam register
register
ditindaklanjuti,
ditindaklanjuti, Kakanwil
Kakanwil pengaduan
pengaduan
memerintahkan
memerintahkan KepalaKepala Kantor
Kantor Pelaksanaan
Pelaksanaan
melakukan
melakukan penyelesaian
penyelesaian Analisis
Analisis
sengketa
sengketa konflik.
konflik.

 Penjelasan
Penjelasan Tertulis
Tertulis
Dilaporkan
Dilaporkan kepada
kepada Kewenangan
Kewenangan Bukan
Bukan Kewenangan
Kewenangan Kepada
Kepada Pengadu
Pengadu
Kepala Kantor
Kepala Kantor Kementerian
Kementerian Kementerian
Kementerian  Inisiatif
Inisiatif Mediasi
Mediasi

Penyelesaian
Penyelesaian
Sengketa/Konflik
Sengketa/Konflik
POLA/MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA DAN KONFLIK PERTANAHAN
Penyelesaian
Penyelesaian
Sengketa/Konflik
Sengketa/Konflik

Kewenangan
Kewenangan Bukan
Bukan
Kementerian
Kementerian Kewenangan
Kewenangan
Sepakat Kementerian
Kementerian
Sepakat ::
Dibuat
Dibuat perjanjian
perjanjian
Pengumpulan
Pengumpulan data
data dan
dan perdamaian;
perdamaian;
analisis
analisis Didaftarkan ke
Didaftarkan ke
Pengadilan
Pengadilan Negeri
Negeri
setempat
setempat
Pengkajian
Pengkajian dan
dan
Pemeriksaan
Mediasi
Mediasi
Pemeriksaan lapangan
lapangan
Tidak
Tidak Sepakat
Sepakat ::
Paparan
Paparan kasus
kasus Surat
Surat pemberitahuan
pemberitahuan
kepada
kepada pengadu,
pengadu,
pengaduan
pengaduan telah
telah
selesai
selesai
Laporan
Laporan Penyelesaian
Penyelesaian
Kasus Pertanahan
Kasus Pertanahan
 Keputusan
Keputusan Pembatalan
Pembatalan Hak
Hak
 Keputusan
Keputusan Pembatalan
Pembatalan
Penyelesaian
Penyelesaian Sertipikat
Sertipikat
 Keputusan
Keputusan Perubahan
Perubahan Data
Data
 Surat Pemberitahuan
Surat Pemberitahuan
Pelaksanaan
Pelaksanaan Keputusan
Keputusan
Penyelesaian
Penyelesaian
MEKANISME
MEKANISME PENANGANAN
PENANGANAN PERKARA
PERKARA

Kementerian
Kementerian Bukan
Bukan Pihak
Pihak Kementerian
Kementerian Sebagai
Sebagai Pihak
Pihak
a.
a. Penerimaan
Penerimaan panggilan
panggilan sidang
sidang
Peradilan
Peradilan (relaas);
(relaas);
Ps. 47 Perdata
Perdata b.
b. Pengumpulan
Pengumpulan data
data dalam
dalam
rangka
rangka penanganan perkara
penanganan perkara
a.
a. Melakukan
Melakukan
intervensi; c.
c. Penyiapan
Penyiapan surat
surat tugas
tugas dan
dan
intervensi;
surat kuasa;
surat kuasa;
b.
b. Keterangan
Keterangan Ps. 43 Ps. 44
d.
d. Penyiapan
Penyiapan gugatan/jawaban;
gugatan/jawaban;
Ahli
Ahli
e.
e. Penyiapan
Penyiapan replik/duplik;
replik/duplik;
f.f. Penyiapan
Penyiapan bukti;
bukti;
Peradilan g.
g. Penyiapan
Penyiapan saksi
saksi dan/atau
dan/atau ahli;
ahli;
Peradilan a.
a. perlawanan
perlawanan
TUN
TUN h.
h. Pemeriksaan
Pemeriksaan setempat;
setempat; (verzet);
(verzet);
i.i. Kesimpulan;
Kesimpulan; dan
dan b.
b. banding;
banding;
j.j. Upaya
Upaya hukum.
hukum. c. kasasi;
c. kasasi;
dan/atau
dan/atau
d.
d. peninjauan
peninjauan
kembali.
kembali.
PERDAMAIAN
PERDAMAIAN ::
a.Tidak
a.Tidak menyangkut
menyangkut BMN/BMD
BMN/BMD
b.Tidak
b.Tidak merugikan
merugikan kepentingan
kepentingan
Kementerian;
Kementerian;
Jika
Jika Kementerian
Kementerian sebagai
sebagai tergugat
tergugat c.Disetujui
c.Disetujui oleh
oleh pihak-pihak
pihak-pihak
dalam
dalam Perkara
Perkara TUN
TUN yang
yang obyeknya
obyeknya yang
yang berperkara;
berperkara; dan/atau
dan/atau
sertifikat
sertifikat HATHAT atau
atau jika
jika adaada Ps. 45 d.tidak
d.tidak terdapat
terdapat masalah
masalah
perdamaian
perdamaian melibatkan
melibatkan Kementerian
Kementerian /perkara
/perkara lain
lain berkenaan
berkenaan dengan
dengan
sebagai
sebagai tergugat
tergugat berkaitan
berkaitan status
status subyek dan obyek yang sama.
subyek dan obyek yang sama.
keabsahan
keabsahan keputusan pejabat TUN,
keputusan pejabat TUN,
maka
maka pemegang
pemegang hakhak merupakan
merupakan
pihak
pihak dalam
dalam perdamaian
perdamaian tersebut.
tersebut.
LANGKAH STRATEGIS PENYELESAIAN

Langkah strategis yang dapat dilakukan


Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN
dalam menyelesaikan sengketa dan konflik
agraria, yaitu melakukan pencegahan
terjadinya sengketa/konflik agraria dan
melakukan percepatan penyelesaian.
PENCEGAHAN SENGKETA/KONFLIK PERTANAHAN
OLEH KEMENTERIAN ATR/BPN
1. Mengusulkan Rancangan Undang-Undang tentang Pertanahan
dalam prioritas Program Legislasi Nasional Prioritas Tahun 2017;
2. Melaksanakan Reforma Agraria;
3. Melaksanakan pengendalian pemberian hak atas tanah skala
besar;
4. Memberlakukan kebijakan One Map Policy;
5. Membangun basis data sengketa dan konflik pertanahan
6. Meningkatkan kualitas dan kredibilitas pencatatan/administrasi
pertanahan.
7. Penyuluhan hukum dan/atau sosialisasi peraturan pertanahan;
8. Pembinaan, peningkatan partisipasi dan pemberdayaan
masyarakat;
9. Sinkronisasi peraturan pertanahan, (dari 632 peraturan, sebanyak
208 telah dicabut karena sudah tidak berlaku lagi);
PERCEPATAN PENANGANAN SENGKETA/KONFLIK
PERTANAHAN OLEH KEMENTERIAN ATR/BPN
 Mengoptimalkan peran Kepala Kantor Pertanahan dan
Kepala Kantor Wilayah BPN;
 Membuat MoU antara Menteri ATR/Kepala BPN dengan
kementerian/lembaga terkait;
 Membangun SOP penanganan dan penyelesaian sengketa
konflik;
 Mengintensifkan penyelesaian melalui mediasi;
 Membentuk tim penanganan dan penyelesaian
sengketa/konflik agraria yang berpotensi konflik strategis;
 Meningkatkan kualitas dan profesionalisme SDM melalui
diklat-diklat yang mendukung kemampuan penyelesaian
sengketa dan konflik agraria.
PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH

 Pejabat Pembuat Akta Tanah adalah pejabat umum yang diberi


kewenangan untuk membuat akta-akta otentik mengenai
perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak
Milik Atas Satuan Rumah Susun (Pasal 1 angka 1 PP 24/2016).
 Tugas pokok PPAT melaksanakan sebagian kegiatan
pendaftaran tanah dengan membuat akta sebagai bukti telah
dilakukannya perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah
atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun, yang akan dijadikan dasar
bagi pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah yang
diakibatkan oleh perbuatan hukum itu (Pasal 2 ayat (1) PP 37/1998).
 PPAT diangkat dan diberhentikan oleh Menteri (Pasal 5 ayat (1) PP
37/1998).
PERAN PPAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA
SENGKETA/KONFLIK PERTANAHAN
 Salah satu faktor penyebab terjadinya sengketa dan konflik tanah
adalah sengketa/konflik hukum yang bersifat keperdataan yang
bersumber dari perbuatan melawan hukum.
 Sangat diperlukan peran serta PPAT untuk mencegah terjadinya
sengketa dan konflik pertanahan yaitu dengan melaksanakan tugas
pokok dan fungsi PPAT dengan sebaik-baiknya sesuai yang
diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan, tidak
melakukan pemalsuan maupun manipulasi dokumen/akta
otentik dan tidak melakukan perbuatan melawan hukum
lainnya, yang akan dijadikan sebagai dasar pendaftaran
perubahan data pendaftaran tanah.
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Anda mungkin juga menyukai