Pasal 32 ayat 4:
Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu
kedokteran dan atau ilmu keperawatan, hanya dapat dilaksanakan
oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan
untuk itu.”
Pasal 36
Perawat berhak
a. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas
sesuai dengan standar pelayanan, standar profesi, standar
prosedur operasional, dan ketentuan Peraturan Perundang-
Undangan
b. Memperoleh informasi yang benar, jelas dan jujur dari kliennya
atau keluarganya
c. Menerima imbalan jasa atas pelayanan keperawatan yang
diberikan
d. Menolak keinginan klien atau pihak lain yang bertentangan dengan
kode etik, standar pelayanan, standar profesi, standar prosedur
operasional, dan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan
e. Memperoleh fasilitas kerja sesuai dengan standar
Pasal 37
Kewajiban perawat:
a. Melengkapi sarana dan prasarana Pelayanan Keperawatan
sesuai dengan standar pelayanan keperawatan dan ketentuan
peratutan perundang-undangan
b. Memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan kode etik,
standar pelayanan, standar profesi, standar prosedur operasional,
dan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan
c. Merujuk klien yang tidak dapat ditangani kepada perawart atau
tenaga kesehatan lain yang lebih tepat sesuai lingkup dan tingkat
kompetensinya
d. Mendokumentasikan asuhan keperawatan sesuai dengan standar
e. Memberikan informasi yang lengkap, jujur, benar, jelas, dan
mudah dimengerti mengenai tindakan keperawatan pada klien
dan/atau keluarganya sesuai dengan batas kewenangannya
Pasal 39
Klien berhak:
a. Mendapatkan informasi secara benar , jelas, dan jujur
tentang tindakan keperawatan yang akan dilakukan
b. Meminta pendapat perawat lain dan/atau tenaga
kesehatan lainnya
c. Mendapatkan pelayanan keperawatan sesuai dengan
kode etik, standar pelayanan, standar profesi, standar
prosedur operasional, dan ketentuan Peraturan
Perundang-Undangan
d. Memberi persetujuan atau penolakan tindakan
keperawatan yang akan diterimanya
e. Memperoleh keterjagaan kerahasiaan kondisi
kesehatannya
Pasal 40
Klien berkewajiban
a. Memberikan informasi yang benar, jelas, dan
jujur tentang masalah kesehatannya
b. Mematuhi nasihat dan petunjuk perawat
c. ketentuan yang berlaku di fasilitas pelayanan
kesehatan
d. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan
yang diterima
ETIK KEPERAWATAN
1. Tort intensional
Tindakan terencana yang melanggar hak
orang lain.
Ancaman, kekerasan, kesalahan
penahanan
Tort Kuasi Intensional
Tindakan yang tidak direncanakan, tidak
akan menimbulkan hal yang tidak
diinginkan jika tindakan tersebut
dilakukan.
Pelanggaran privasi, pencemaran nama
baik.
Tort Non Intensional
Kelalaian atau malpraktik.
Kelalaian : tindakan yang dapat menjatuhkan standar
pelayanan. (pemasangan cairan IV yang salah pada
klien, memperbolehkan asisen perawat memberikan
obat)
Malpraktik: kelalaian profesional, akibat dari pelayanan
keperawatan yang dilakukan di bawah standar praktik
keperawatan. (perawat memasukkan obat ke klien,
padahal di RM tercantum bahwa klien alergi obat
tersebut)
PRINSIP-PRINSIP LEGAL DAN ETIK
DALAM KEPERAWATAN
AUTONOMI
- Keyakinan bahwa individu mampu
berfikir logis dan mampu membuat
keputusan sendiri.
- Setiap orang mempunyai kebebasan
untuk memilih rencana kehidupan dan
cara mengatur dirinya.
- Menghargai harkat dan martabat
manusia sebagi individu yang dapat
memutuskan yang terbaik untuk dirinya.
- Contoh melakukan autonomi:
memberikan penjelasan atau informasi
hingga klien memberikan persetujuan
atas tindakan yang akan dilakukan.
BENEFICIENCE
Merupakan prinsip untuk melakukan yang baik
dan tidak merugikan orang lain.
Tidak menimbulkan bahaya bagi orang lain
Contoh: Perawat menjelaskan pentingnya sinar
matahari bagi kesehatan tubuh, tetapi
penderita LUPUS tidak disarankan untuk
terpapar sinar matahari karena kulit pasien
sangat sensitif terhadap paparan sinar
matahari
NON MALEFICIENCE
Tidak menimbulkan cedera atau bahaya fisik dan
psikologis terhadap klien
Menuntut perawat menghindari yang membahayakan
pasien selama pemberian asuhan keperawatan.
Contoh: ketika ada klien LUPUS yang menyatakan
kepada dokter secara tertulis menolak pemberian
transfusi darah padahal Hb nya hanya 5 g/dldan dapat
membuat kondisi klien semakin buruk dan dokter harus
meninstruksikan pemberian transfusi. Akhirnya
transfusi darah diberikan dan tidak merugikan klien
JUSTICE
Merupakan suatu prinsip moral untuk berlaku adil
terhadap semua klien sesuai kebutuhan.
Contoh: ketika seorang perawat dinas sendirian, dan
ketika itu ada klienkelas 1 yang minta bantuan untuk
makan, sementara keluarga klien dpenderita LUPUS
kelas 3 juga meminta bantuan karena klien mengeluh
sesak nafas. Perawat harus tahu mana yang harus
didahulukan, tanpa memendang status kelas
perawatan. (Tidak membedakan klien baik
berdasarkan agama, suku, jenis kelamin, sosial
ekonomi)
VERACITY
Kejujuran adalah kewajiban untuk mengungkapkan
yang sebenarnya atau tidak membohongi klien.
Menyatakan yang sebenarnya tetapi dibatasi hak dan
kewajiban.
Contoh: dalam keadaan apapun harus mengatakan
yang benar tentang klien sesuai kode etik profesi.
CONFIDENTIALITY
Kerahasiaan mengenai informasi tentang
pasien harus dijaga karena merupakan
privacy klien.
Contoh : Perawat tidak boleh
menceritakan rahasia klien pada orang
lain, kecuali seijin klien atau seijin
keluarga demi kepentingan hukum.
Dokumentasi tentang keadaan
kesehatan klien. Dokumentasi hanya
bisa dibaca guna keperluan pengobatan
dan peningkatan kesehatan klien. Diskusi
tentang klien di luar area pelayanan
harus dihindari.
FIDELITY
Menghargai janji dan komitmennya
terhadap orang lain.
Memenuhi kewajiban dan tugas dengan
penuh kepercayaan dan tanggung jawab,
memenuhi janji-janji
Contoh: Bila perawat sudah berjanji
untuk memberikan suatu tindakan, maka
tidak boleh mengingkari janji tersebut.
ACCOUNTABILITY
Standar yang pasti bahwa tindakan
seorang profesional dapat dinilai dalam
situasi yang tidak jelas atau tanpa
terkecuali.
Contoh: perawat bertanggung jawab
terhadap diri sendiri, profesi, klien, dan
sesama karyawan dan masyarakat.
CONTOH KASUS
Seorang perawat yang bertugas di ICU sedang merawat klien
penderita penyakit LUPUS, usia 35 tahun, Dirawat di ruang ICU.
Klien dalam kondisi sesak nafas, nafas pendek, nyeri dada yang
tajam saat batuk dan tarik nafas dalam. Klien harus dipasang
ventilator. Klien berasal dari keluarga miskin dan tidak mempunyai
cukup dana untuk membayar biaya perawatan ICU. Tiba-tiba
pimpinan RS datang dan memberikan instruksi bahwa klien
tersebut harus keluar dari ICU dan dipindahkan ke bangsal,
karena ada pejabat kota yang membutuhkan ventilator dan
dirawat di ruang ICU.
ANALISA
Pada dasarnya setiap klien mempunyai hak yang
sama, namun kenyataannya klien yang mampu lebih
diprioritaskan.
Keduanya sama sama membutuhkan ventilator dan
harus dirawat di ruang ICU.
Namun pihak RS justru memprioritaskan pejabat yang
martabatnya lebih tinggi.
JUSTICE
Klien yang tidak mampu harus kehilangan kebebasannya dalam
memilih pengobatan yang terbaik.
Hak klien dihilangkan begitu saja karena keterbatasan ekonomi.
Padahal klien dapat memeanfaatka kebebasan untuk kebaikan
dirinya.
Namun apa daya, klien seorang yang tidak mampu sehingga
harus mematuhi prosedur RS.
AUTONOMI
Pelayanan di RS tidak hanya dituntut
secara intelektual, namun juga
kemampuan soft sklill harus dimiliki
setiap tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan kepada klien
sesuai standar.
VERACITY
MEMINIMALISIR
PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM
DALAM KEPERAWATAN