Koass:
Fauziah Hanif
Sri Janahtul Hayati
Nadhia Khairunnisa
IDENTITAS PASIEN
Pasien tidak merasa nyeri pada kaki yang bengkak tersebut ketika sedang diam, namun terasa nyeri jika
kaki digerakkan. Pasie mengalami demam sepanjang hari dan hanya turun jika minum obat penurun
demam kemudian demam naik kembali setelah beberapa jam. Demam terjadi saat pasien mulai merasa
ada nanah yang keluar dari betisnya
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
STATUS GENERALIS
Thoraks
PEMERIKSAAN
Dinding dada: Simetris
FISIK
Paru – paru: Gerakan kedua hemitoraks simetris
saat inspirasi dan ekspirasi, vokal premitus
hemitoraks sama, krepitasi (-), nyeri tekan (-),
suara nafas vesikuler, ronki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Bunyi jantung normal
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis tidak teraba
Perkusi :
PEMERIKSA
Batas jantung kanan : ICS IV linea
AN
parasternal dextra
FISIK Batas jantung kiri: ICS V linea
midclavicula sinistra Batas pinggang
jantung: ICS II parasternal dextra
Auskultasi : BJ I dan II normal reguler,
murmur (-), gallop (-)
Status Generalis
ABDOMEN
Inspeksi: datar, lesi (-)
Palpasi:nyeri tekan (-), hepatomegali (-) splenomegali (-), nyeri
ketok ginjal (-)
Auskultasi: bising usus (+) 12x/menit
EKSTRIMITAS
Akral hangat pada ujung jari tangan dan kaki, CRT <
2 detik
Pemeriksaan neuromuscular
Motorik:
Kekuatan: 5/5/5/5
Ukuran: eutrofi, terdapat abses pada regio genu
Tonus: normotonus
Refleks fisiologis: normal
Refleks patologis (-)
Status lokalis
Hematokrit 41 38-47 %
MCV 88 80-96 fL
MCH 29 27-31 Pg
LED 12 0 – 15 mm/jam
CT 9 9-15 menit
BT 2 1-3 menit
Pemeriksaan Hasil Normal Satuan
elevasi periosteum diatas daerah lesi, infeksi menembus periosteum dan terbentuk abses pada jaringan lunak
dimana abses dapat mengalir keluar melalui sinus pada permukaan kulit
Nekrosis tulang akan menyebabkan terbentuknya sekuestrum dan infeksi akan berlanjut kedalam kavum
medula.
Gambaran Klinis
Berkembang progresif
Dapat ditemukan infeksi bakterial pada kulit atau
saluran napas atas
Nyeri pada daerah infeksi
Ada gangguan fungsi anggota gerak pada daerah
yang terkena
Demam, malaise, nafsu makan berkurang (gejala
bakterimia/septikemia)
Osteomyelitis Akut
Osteomyelitis akut berkembang antara dua
minggu setelah onset penyakit.
Dua kategori primer dari osteomyelitis akut
yaitu osteomyelitis hematogen dan
osteomyelitis direct/eksogen.
Diagnosis
2 dari 4 tanda dibawah ini harus dipenuhi untuk
menegakkan diagnosis osteomyelitis akut;
1. Adanya materi purulen/ pus pada aspirasi tulang yang
teinfeksi
2. kultur bakteri dari tulang atau darah menunjukkan hasil
positif
3. ditemukannya tanda-tanda klasik lokal berupa nyeri tekan
pada tulang, dengan jaringan lunak yang eritem atau udem
4. pemeriksaan radiologi menunjukkan hasil yang positif,
berupa gambaran udem pada jaringan lunak (soft tissue
swelling) di atas tulang setelah 3-5 hari terinfeksi. Pada
minggu kedua gambaran radiologi mulai menunjukkan
destruksi tulang dan reaksi periosteal pembentukan tulang
baru.
Gambaran radiologis
Pembengkakan jaringan lunak
Pergeseran jaringan lunak subkutis
Densitas tulang berkurang (rarefaction)/batas
kabur
Elevasi periosteal
Terdapat fokus destruksi yang kecil-kecil
Pemeriksaan Radiologis
Radiograph showing
mixed density, periosteal
reaction, and cortical
disruption with soft tissue
swelling in metaphysis of left
fibula
Pemeriksaan radiologi