Anda di halaman 1dari 28

DEPRESI

Nova Hasani Furdiyanti, S.Farm., M.Sc., Apt.


EPIDEMIOLOGI
US dan UK : 10% populasi memiliki mood
disorder, 6,7% mengalami depresi
Pria : 5 - 12% ; wanita : 9 – 26%
Bisa terjadi pada setiap umur, paling
banyak pada usia akhir 20 an
Faktor genetik paling berpengaruh 
salah satu ortu depresi, resiko 2,7x;
kedua ortu depresi resiko 3x lipat
Selain itu krn faktor lingkungan/stressful
event (childhood, physical atau verbal
abuse, pervasive low self-esteem,
kematian org tercinta, kehilangan
pekerjaan, and hubungan cinta
TAKRIF dan PENGERTIAN
• Mood disorder (gangguan perasaan)
dibedakan menjadi 2, yaitu : depressive
disorder (unipolar) dan manic-depressive
(bipolar)
• Depresi : gangguan/kekacauan pada
perasaan (mood disorder), yaitu suatu
emosi yg meresap dan menetap yg dalam
kondisi ekstrem, sangat mempengaruhi
persepsi seseorang terhadap dunia
• Komplikasi tersering dan terberat 
bunuh diri, 15%
PATOFISIOLOGI DEPRESI

1.Biogenic Amine Hypothesis


2.Postsynaptic Changes in Receptor
Sensitivity
3.Dysregulation hypothesis
4.5-HT/NE link hypothesis
5.The role of DA
Hipotesis Amina Biogenik
Teori Amina Biogenik (paling kuno) :
depresi disebabkan kekurangan
(defisiensi) senyawa monoamin,
terutama NE/NA dan serotonin
Menurut teori ini depresi dapat
dikurangi oleh obat yg dapat
meningkatkan ketersediaan
serotonin dan NA, misal MAO
inhibitor atau TCA (Anti depresan
Trisiklik)
Hipotesis Sensitivitas Reseptor
Teori : depresi merupakan hasil
perubahan patologis pada reseptor yg
diakibatkan oleh terlalu kecilnya
stimulasi oleh monoamin
Saraf post-sinaptik akan berespon
sebagai kompensasi terhadap besar
kecilnya stimulasi oleh NT
Jika stimulasi terlalu kecil  saraf akan
lebih sensitif (supersensitivity) atau
jumlah reseptor meningkat (up-regulasi)
Jika stimulasi berlebihan  saraf akan
mengalami desensitisasi atau down
regulasi
Obat-obat anti depresan umumnya
bekerja meningkatkan NT 
meningkatkan stimulasi saraf 
menormalkan kembali saraf yg super
sensitif
Proses ini membutuhkan waktu 
menjelaskan mengapa aksi obat anti
depresan tidak terjadi dg segera
PROGNOSIS
Episode depresi yg ditangani 
sembuh dalam 3 bulan, jika tidak
 bisa sampai 6-12 bulan (sangat
tergantung tingkat keparahan
pasien)
Walaupun menggunakan obat 
20-35% pasien mengalami gejala
residual dan ggn fungsi sosial
DSM-IV Criteria for Major
Depressive Episode
 Gangguan depresi ditandai oleh
satu/lebih major depressive episode.
 Satu major depressive episode
ditandai 5 atau lebih gejala :
1. Perasaan tertekan/depresi sepanjang
hari, hampir setiap hari
2. Kehilangan interest terhadap hampir
semua aktivitas
3. Berkurangnya/bertambahnya BB secara
signifikan dg penurunan/kenaikan
nafsu makan hampir sepanjang hari
4. Insomnia atau hipersomnia hampir
setiap hari
5. Kemunduran psikomotor
6. Kelelahan atau kehilangan energi
7. Perasaan tdk berguna atau perasaan
bersalah yg berlebihan atau tidak
semestinya
8. Tidak bisa konsentrasi berpikir, daya
ingat menurun
9. Secara berulang berpikiran ingin mati
DIAGNOSIS
Gejala-gejala nampak hampir
setiap hari selama paling tidak
2minggu.
Ada kemungkinan kambuh
selama hidupnya
Evaluasi kemungkinan penyebab
yg berasal dari masalah medis,
psikiatrik, atau krn obat/alkohol
 bukan depresi sesungguhnya
STRATEGI TERAPI
Tujuan : menurunkan gejala
depresi, meminimalkan adverse
effect, memastikan kepatuhan
pasien, memfasilitasi pasien untuk
kembali ke kondisi normal,
mencegah kekambuhan
Strategi : menggunakan terapi nir-
obat dan atau obat anti depresan yg
dapat memodulasi kadar serotonin
dan NE di otak
TATALAKSANA TERAPI
a. Nir-obat atau non-
farmakologi. Contoh :
psikoterapi dan ECT (electro
convulsive therapy)
b. Dengan obat atau
farmakologi. Contoh : obat
anti depresan
PSIKOTERAPI
Biasanya sebagai terapi
tambahan dengan anti depresan
Psikoterapi tunggal tidak
direkomendasikan pada terapi
akut pasien depresi berat
Cognitive therapy, behavioral
therapy, dan interpersonal
therapy setara efikasinya.
ELECTRO CONVULSIVE
THERAPY (ECT)
 Aman dan efektif untuk semua jenis
depresi.
 Bekerja menggunakan kejutan listrik
sbg stimulant shg persarafan otak
mengeluarkan NT (secara besar-
besaran)
 Adverse effect : confusion, gangguan
memori, prolonged apnea, headache,
nausea, disfungsi kardiovaskuler
 KI : tekanan intrakranial naik, cerebral
lesions, Miokard infark,intracerebral
hemorrhage, bleeding.
Indikasi :
a. Depresi yg berat
b. Diperlukan respon yg cepat (10-14
hari)
c. Treatment lain lebih besar resiko
daripada manfaat
d. Respon terhadap obat jelek
e. Merupakan pilihan terakhir jika
treatment lain tidak berhasil
PRINSIP UMUM TERAPI
DEPRESI
Faktor yg mempengaruhi pemilihan obat
1. Riwayat respon pasien terhadap obat
2. Farmakogenetik
3. Kondisi medis pasien saat itu
4. Gejala yang nampak
5. Kemungkinan interaksi obat
6. Profil efek samping beberapa obat
7. Yang lebih disukai pasien
8. Harga obat
65-70% pasien depresi mayor membaik
dengan terapi obat
Pasien psikotik memerlukan ECT atau
kombinasi antidepresan dan anti
psikotik
Terapi fase akut : 6-10 minggu, tujuan :
remisi
Fase lanjutan : 4-9 bulan setelah remisi
Fase pemeliharaan : 12-36 bulan,
tujuan : mencegah kekambuhan
Pasien dengan resiko kekambuhan
paling besar (< 40 th dengan
dua/lebih episode dan pasien segala
usia dengan 3/lebih episode) 
terapi seumur hidup
Memberi edukasi pada pasien dan
keluarga bahwa efek entidepresan
baru terlihat dalam 2 – 4 minggu
Kepatuhan pasien sangat diperlukan
KLASIFIKASI OBAT ANTI
DEPRESAN
Selective Serotonin Reuptake
Inhibitors (SSRIs)
Menghambat reuptake 5-HT ke neuron
presinaptik
First line therapy karena relatif paling
aman dan toleransi lebih baik
SSRI hanya sedikit berefek pd reseptor
muscarinic, α-adrenergic, dan
histaminic H1 receptors  ES minimal
pd orthostatic hypotension, sedation,
dry mouth, and blurred vision (spt yg
diakibatkan oleh TCA)
Onset 2-12 minggu
Anti Depresan Trisiklik
Tryciclic Anti depressant (TCA)
Efektif mengatasi semua tipe
depresi
Menghambat reuptake NE dan
5-HT, serta memblok reseptor
adrenergik, kolinergik, dan
histaminergik
MAO Inhibitors (MAOIs)
Phenelzin dan tranylcypromine
meningkatkan konsentrasi NE, 5-HT,
dan DA dengan menghambat sistem
enzim monoamine oxidase
Keduanya inhibitor non selektif
terhadap MAO-A dan MAO-B
Selegiline  transdermal patch,
untuk terapi depresi mayor,
menghambat MAO-A dan MAO-B di otak
tapi efeknya berkurang terhadap MAO-
A di usus
TRIAZOLOPYRIDINES
Trazodon dan nefazodon 
antagonis reseptor 5-HT2 dan
menghambat reuptake 5-HT;
meningkatkan neurotransmisi 5-
HT1A

BUPROPION’S
Blokade reuptake DA; blok
reuptake NE dalam jumlah kecil
Venlafaksin  inhibitor
reuptake 5-HT dan NE dan
inhibitor lemah reuptake DA
Maprotiline dan amoxapine 
inhibitor reuptake NE
Mirtazapine  meningkatkan
aktivitas noradrenergic dan
serotoninergik ; blok reseptor
histamin
EVALUASI OUTCOME TERAPI
Gejala depresi, perbaikan fungsi sosial
dan okupasional
Monitoring diteruskan sampai beberapa
bulan setelah terapi dihentikan
Pasien yang minum venlafaksin 
monitor tekanan darah
Pasien > 40 th sebaiknya ECG dulu
sebelum memulai terapi dg TCA. ECG
bisa dilakukan secara periodik selama
terapi
Pantau adanya ide bunuh diri

Anda mungkin juga menyukai