Duke dan Canady (1991) mengelaborasi konsep kebijakan dengan delapan arah pemaknaan kebijakan, yaitu : 1. Kebijakan sebagai penegasan maksud dan tujuan 2. Kebijakan sebagai sekumpulan keputusan lembaga yang digunakan untuk mengatur, mengendalikan, mempromosikan, melayani dan lain-lain pengaruh dalam lingkup kewenangannya.
Hough (1984) menegaskan sejumlah arti kebijakan. Kebijakan bisa menunjuk
pada seperangkat tujuan, rencana atau usulan, program-program, keputusan- keputusan, menghadirkan sejumlah pengaruh, serta undang-undang atau peraturan-peraturan. Bertolak dari konseptualisasi ini, misalnya ujian nasional merupakan salah satu bentuk kebijakan pendidikan. Dunn (2001) mendefinisikan analisis kebijakan sebagai the process of producing knowledge of and in policy process-process (aktivitas menciptakan pengetahuan tentang dan dalam proses pembuatan kebijakan). Muhajir (2000) analisis kebijakan adalah sebuah telaah kritis terhadap isu kebijakan tertentu, dilakukan oleh analisis dan para pihak yang dipengaruhi kebijakan dengan menggunakan ragam pendekatan dan metoda untuk menghasilkan nasehat atau rekomendasi kebijakan guna mencari solusi yang tepat atas berbagai masalah kebijakan yang relevan.
Pendekatan dalam menganalisis kebijakan
Ada dua jenis yaitu: 1. Pendekatan empirik (empirical approach) dan Ditekankan terutama pada penjelasan sebab dan akibat dari suatu kebijakan tertentu yang bersifat aktual, fakta dan macam informasi yang dihasilkan bersifat deskriptif dan prediktif 2. Pendekatan evaluatif dimaksudkan untuk menerangkan keadaan dengan menggunakan/menerapkan sesuatu kriteria atau ukuran tertentu yang sudah ditetapkan sebelumnya (Suryadi dan Tilar, 1996)
Pendekatan dalam menganalisis kebijakan
Ada dua jenis yaitu: 1. Pendekatan empirik (empirical approach) dan Ditekankan terutama pada penjelasan sebab dan akibat dari suatu kebijakan tertentu yang bersifat aktual, fakta dan macam informasi yang dihasilkan bersifat deskriptif dan prediktif