Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Pemeriksaan kulit
Warna kulit2
Adanya Sianosis – terutama akan terlihat di lidah
(sentral) atau perifer (ekstremitas)
Jaundice : Paling tampak jelas pada sklera,kulit
serta selaput lendir
Pucat : Paling baik dinilai pada telapak
tangan/kaki, kuku, mukosa mulut dan konjungtiva
Kondisi Kulit Lainnya
Bentuk kepala
Ubun-ubun: Sudah menutup/belum,
cekung/rata/menonjol
Mata : Melihat adanya bercak bitot, isokor/tidak,
reflek cahaya, injeksi konjungtiva/silier, sekret mata,
air mata, mata cekung/tidak, konjungtiva:
anemis/tidak
Mulut: Apakah terdapat trismus, sianosis, rhagaden,
mukosa mulut/bibir kering/tidak
Lidah: deviasi/tidak, atropi papil/tidak
Faring: Tampak dari dinding posterior – apakah
terdapat hiperemia,edema,abses,post nasal drip
Tonsil : Menilai ukuran tonsil dengan skala T0, T1, T2,
T3
Telinga
Periksa gendang telinga dengan cara menark
pinna kebawah dan menggunakan stetoskop –
normalnya gendang telinga berwarna abu-abu
keputihan dengan reflex cahaya. Kelainan paling
umum adalah tampak eritem yang menandakan
inflamasi. Gendang telinga yang retraksi atau
tampak penuh tanpa relfeks cahaya
mengindikasikan otitis media serosa
Amati adanya secret atau keberadaan serumen
Ketuk bagian mastoid untuk menilai adanya
mastoiditis
Leher
Leher pada bayi tampak pendek, baru pada usia 3-4 tahun
tampak memanjang. Leher yang abnormal terdapat pada
beberapa sindrom hunter, hurler dan turner. Dan dapat juga
pada kondisi kondrodistrofi.
Pemeriksaan Head tilt: untuk meninjau adanya torticollis pada
anak-anak.
Pengukuran tekanan vena jugularis dengan memposisikan
pasien telentang dengan dada dan kepala diangkat 15-30
derajat, kemudian lihat batas atas distensi vena jugularis.
Tekanan vena jugularis meningkat pada kasus jantung
kongestif, tamponade jantung atau massa pada
mediastinum.
Denyut vena jugulars sering sulit dinilai pada bayi karena leher
yang pendek
Massa pada leher : Ukuran, bentuk, posisi, kosistensi,
permukaan dan mobilitas
Thorax
Inspeksi
Bentuk Dada
Pektus ekskavatum : sternum bagian bawah serta
tulang rawan iga masuk ke dalam, terutama pada
saat inspirasi
Pektus karinatum : sternum menonjol keluar, biasanya
disertai dengan depresi vertical daerah kostokondral.
Simetris dada saat statis dan dinamis
Deformitas
Benjolan massa
Payudara; Supernumary nipples, Mastitis,
Ginekomastia, Galatore, Telarche (8-14tahun)
Paru
Inspeksi
Telah dicakup saat pemeriksaan dada
Palpasi
Meletakkan telapak tangan serta jari-jari pada
seluruh dinding dada dan punggung
Simetris; asimetri Thorax, kelainan tasbih (rosary) pada
rakitis, benjolan abnormal, bagian yang nyeri,
pembesaran kelenjar getah bening pada axila, fosa
supraclavicularis dan infraclavicularis
Fremitus: saat anak menangis atau saat diajak bicara
Krepitasi Subkutis: luasnya daerah krepitasi, apakah
krepitasi menetap, meluas atau berkurang
Perkusi
Perkusi Langsung
Perkusi Tidak Langsung
Suara paru normal sonorngan par
Dimulai dari supraklavikuar kemudian turun
kebawah, bandingkan kanan dan kiri
Abnormal: Hipersonor emfisema paru atau
pneumothorax
Redup atau pekak; konsolidasi jaringan paru, asites
Timpani: hernia diafragmatika
Auskultasi
Suara dasar; Vesikuler, Bronchial, Amforik, Cog-
Wheel Breath Sound, Metamorphosing Breath Sound
Suara Tambahan: Ronki basah, ronki basah nyaring,
ronki kering, wheezing, pleural friction rub
Bandingkan kanan dan kiri
Jantung
Inspeksi
Denyut apeks/ Iktus kordis:
Bayi/anak kecil: ICS IV linea midclavicularis kiri,
sedikit lateral
Anak usia > 3 th: ICS V sedikit medial L
midclavicularis kiri
Aktivitas ventrikel:
Pembesaran ventrikel kiri peningkatan aktv
ventrikel kiri ( left ventricular lift/left ventricular
thrust)
Palpasi
Detak pulmonal
Normal :BJ II tidak teraba
Hipertensi pulmonal: BJ II mengerasdapat diraba di sela iga
2 tepi kiri sternum
(disebut detak pulmonal/pulmonary tapping)
Getaran bising/ thrill
Thrill adalah getaran pada dinding dada yang terjadi akibat
bising jantung yang keras
Perabaan : ujung jari 2 dan 3 atau telapak tangan dengan
palpasi ringan
Thrill menandakan ada bising jantung yang keras (derajat 4/6
atau lebih )
Tempat getaran: pungtum maksimum bising
Perkusi
Pada anak besar: informasi besarnya jantung
(terutama pada kardiomegali yang nyata )
Pada bayi dan anak kecil perkusi sulit dilakukan,
informasi dapat menyesatkan
Auskultasi
Yang harus diperhatikan: frekuensi, irama jantung,
bunyi jantung dan bising/ murmur
Sistematik: mulai dari apeks tepi kiri sternum
bawah bergeser keatas sepanjang tepi kiri
sternum sepanjang tepi kanan sternum
daerah infra dan supraklavikula kiri dan kanan
lekuk suprasternal daerah karotis kanan dan kiri