Anda di halaman 1dari 27

Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum

 Kesan keadaan umum -> Apakah anak masih


bisa senyum dan bermain (cukup baik), tampak
letargi atau irritable, atau tampak tidak merespon
stimulus atau dalam keadaan distress pernafasan.
Kesadaran

 Kompos mentis: sadar sepenuhnya


 Apatis : sadar tapi acuh tak acuh
 Delirium : kesadaran menurun serta kacau, biasanya
disorientasi, iritatif dan salah persepsi.
 Somnolen : mengantuk,tidak respons terhadap stimulus
ringan, respons terhadap stimulus agak keras
 Sopor : tidak ada respons terhadap stimulus
ringan/sedang, refleks cahaya masih positif.
 Koma : tidak ada respon terhadap semua stimulus, refleks
cahaya negatif .

 pada neonatus dan bayi belum dapat memberikan


respon pada stimulus tertentu,
Tanda Vital

 Nadi : nilai rate sesuai dengan usia, jika lebih dari


normal = takikardi, jika kurang dari normal =
bradikardi.
 Volume : isi dan tegangan, menurun pada
keadaan syok
 Ritme : reguler/ireguler
 Ekualitas nadi : nadi di 4 ekstremitas
Tekanan darah

 Dapat dilakukan dengan sphygmomanometer


disertai stetoskop atau ultrasound doppler pada
bayi. Alat lain dapat berupa oscillometri dan
pemeriksaan invasive (arterial line)
 Cara pemeriksaan :
 Pasang manset melingkari lengan atas atau
tungkai atas dengan batas bawah + 3 cm dari siku
atau lipat lutut
 Dengan cepat manset dipompa sampai denyut
nadi a.radialis atau dorsalis pedis tidak teraba,
kemudian teruskan dipompa sampai 20-30 mmHg
lagi.
 Sambil mendengar dengan stetoskop pada arteri
brakialis ( di fossa cubiti) atau a.poplitea ( di fosa
poplitea), kosongkan manometer perlahan dengan
kecepatan 2-3 cm tiap detik.
 Pada penurunan air raksa ini akan terdengar bunyi
korotkoff
 Tekanan sistolik:3
 Saat mulai terdengar bunyi Korotkoff I
 Normal: dilengan < 10-15 mmHg dari tungkai
(kecuali bayi < 1 tahun)
 Tekanan diastolik:3
 Saat mulai terdengar bunyi K IV
 Pada bayi & anak bersamaan/hampir sama
dengan menghilangnya bunyi K V.
 Bila melemah dan menghilangnya bunyi tak
bersamaan hsl pemeriksaan ditulis keduanya,mis:
100/70/40 mmHg
 Penilaian pernafasan mencakup :
 Laju Nafas
 Irama atau keteraturan
 Kedalaman
 Tipe atau pola pernafasan
Pernafasan

 Nilai rata-rata dari respiratory rate anak-anak


adalah sebagai berikut:2
 <1 tahun : 30-60x/menit
 1-3 tahun : 24-40x/menit
 3-5 tahun : 18-30x/menit
 8-12 tahun : 18-30x/menit
 12-16 tahun : 12-16x/menit
Pemeriksaan Khusus

 Pemeriksaan kulit
 Warna kulit2
 Adanya Sianosis – terutama akan terlihat di lidah
(sentral) atau perifer (ekstremitas)
 Jaundice : Paling tampak jelas pada sklera,kulit
serta selaput lendir
 Pucat : Paling baik dinilai pada telapak
tangan/kaki, kuku, mukosa mulut dan konjungtiva
Kondisi Kulit Lainnya

 Hemangioma  Turgor kulit


 Ekzema  Kelembaban kulit
 Purpura  Tekstur kulit
 Eritema  Edema
 Makula
 Papula
 Vesikula
Rambut

 Rambut : Penilaian meliputi warna, ketebalan,


distribusi.
 Rambut tipis, kemerahan dan jarang pada pasien
dengan malnutrisi protein.
 Alopesia  dapat bersifat familial, hipertyroidisme
atau progeria.
 Rambut ditempat Lain : Rambut lebat pada
tubuh, bias terjadi pada sindrom cushing,
hipotiroidisme, keracunan vitamin A.
 Rambut tumbuh di sepanjang tulang belakang
dapat menadakan adanya spina bifida okulta.
Kelenjar getah bening (KGB):
 Periksa KGB pada lokasi-lokasi berikut dan nilai
apakah terdapat limfadenopati
 KGB servikal, oksipital
 KGB inguinal
 KGB aksiler (jarang terjadi limfadenopati)
Kepala dan Leher

 Bentuk kepala
 Ubun-ubun: Sudah menutup/belum,
cekung/rata/menonjol
 Mata : Melihat adanya bercak bitot, isokor/tidak,
reflek cahaya, injeksi konjungtiva/silier, sekret mata,
air mata, mata cekung/tidak, konjungtiva:
anemis/tidak
 Mulut: Apakah terdapat trismus, sianosis, rhagaden,
mukosa mulut/bibir kering/tidak
 Lidah: deviasi/tidak, atropi papil/tidak
 Faring: Tampak dari dinding posterior – apakah
terdapat hiperemia,edema,abses,post nasal drip
 Tonsil : Menilai ukuran tonsil dengan skala T0, T1, T2,
T3
Telinga
 Periksa gendang telinga dengan cara menark
pinna kebawah dan menggunakan stetoskop –
normalnya gendang telinga berwarna abu-abu
keputihan dengan reflex cahaya. Kelainan paling
umum adalah tampak eritem yang menandakan
inflamasi. Gendang telinga yang retraksi atau
tampak penuh tanpa relfeks cahaya
mengindikasikan otitis media serosa
 Amati adanya secret atau keberadaan serumen
 Ketuk bagian mastoid untuk menilai adanya
mastoiditis
Leher
 Leher pada bayi tampak pendek, baru pada usia 3-4 tahun
tampak memanjang. Leher yang abnormal terdapat pada
beberapa sindrom hunter, hurler dan turner. Dan dapat juga
pada kondisi kondrodistrofi.
 Pemeriksaan Head tilt: untuk meninjau adanya torticollis pada
anak-anak.
 Pengukuran tekanan vena jugularis dengan memposisikan
pasien telentang dengan dada dan kepala diangkat 15-30
derajat, kemudian lihat batas atas distensi vena jugularis.
Tekanan vena jugularis meningkat pada kasus jantung
kongestif, tamponade jantung atau massa pada
mediastinum.
 Denyut vena jugulars sering sulit dinilai pada bayi karena leher
yang pendek
 Massa pada leher : Ukuran, bentuk, posisi, kosistensi,
permukaan dan mobilitas
Thorax

 Inspeksi
 Bentuk Dada
 Pektus ekskavatum : sternum bagian bawah serta
tulang rawan iga masuk ke dalam, terutama pada
saat inspirasi
 Pektus karinatum : sternum menonjol keluar, biasanya
disertai dengan depresi vertical daerah kostokondral.
 Simetris dada saat statis dan dinamis
 Deformitas
 Benjolan massa
 Payudara; Supernumary nipples, Mastitis,
Ginekomastia, Galatore, Telarche (8-14tahun)
Paru

 Inspeksi
Telah dicakup saat pemeriksaan dada
 Palpasi
 Meletakkan telapak tangan serta jari-jari pada
seluruh dinding dada dan punggung
Simetris; asimetri Thorax, kelainan tasbih (rosary) pada
rakitis, benjolan abnormal, bagian yang nyeri,
pembesaran kelenjar getah bening pada axila, fosa
supraclavicularis dan infraclavicularis
Fremitus: saat anak menangis atau saat diajak bicara
Krepitasi Subkutis: luasnya daerah krepitasi, apakah
krepitasi menetap, meluas atau berkurang
 Perkusi
Perkusi Langsung
Perkusi Tidak Langsung
Suara paru normal sonorngan par
Dimulai dari supraklavikuar kemudian turun
kebawah, bandingkan kanan dan kiri
Abnormal: Hipersonor emfisema paru atau
pneumothorax
Redup atau pekak; konsolidasi jaringan paru, asites
Timpani: hernia diafragmatika
 Auskultasi
Suara dasar; Vesikuler, Bronchial, Amforik, Cog-
Wheel Breath Sound, Metamorphosing Breath Sound
Suara Tambahan: Ronki basah, ronki basah nyaring,
ronki kering, wheezing, pleural friction rub
Bandingkan kanan dan kiri
Jantung

 Inspeksi
Denyut apeks/ Iktus kordis:
 Bayi/anak kecil: ICS IV linea midclavicularis kiri,
sedikit lateral
 Anak usia > 3 th: ICS V sedikit medial L
midclavicularis kiri
Aktivitas ventrikel:
 Pembesaran ventrikel kiri peningkatan aktv
ventrikel kiri ( left ventricular lift/left ventricular
thrust)
 Palpasi
Detak pulmonal
 Normal :BJ II tidak teraba
 Hipertensi pulmonal: BJ II mengerasdapat diraba di sela iga
2 tepi kiri sternum
 (disebut detak pulmonal/pulmonary tapping)
Getaran bising/ thrill
 Thrill adalah getaran pada dinding dada yang terjadi akibat
bising jantung yang keras
 Perabaan : ujung jari 2 dan 3 atau telapak tangan dengan
palpasi ringan
 Thrill menandakan ada bising jantung yang keras (derajat 4/6
atau lebih )
 Tempat getaran: pungtum maksimum bising
 Perkusi
 Pada anak besar: informasi besarnya jantung
(terutama pada kardiomegali yang nyata )
 Pada bayi dan anak kecil perkusi sulit dilakukan,
informasi dapat menyesatkan
 Auskultasi
 Yang harus diperhatikan: frekuensi, irama jantung,
bunyi jantung dan bising/ murmur
 Sistematik: mulai dari apeks  tepi kiri sternum
bawah  bergeser keatas sepanjang tepi kiri
sternum  sepanjang tepi kanan sternum 
daerah infra dan supraklavikula kiri dan kanan 
lekuk suprasternal  daerah karotis kanan dan kiri

Anda mungkin juga menyukai