Pembimbing :
Dr. Lita Farlina, Sp. A, M. Biomed
Disusun Oleh :
ILHAM AGUSTIO
1102015094
Dilakukan secara alloanamnesis dengan orang tua pasien pada tanggal 06 mei
2019
Riwayat Imunisasi
Hepatitis B : 4x
Polio : 4x
BCG : 1x
DPT : 4x
Hib : 3x
Campak : 2x
Kesan : Imunisasi Lengkap
Riwayat Tumbuh kembang
Guling : tidak tahu
Duduk : tidak tahu
Merangkak : tidak tahu
Berdiri : 11 bulan
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala
Wajah : Simetris, Deformitas (-)
Bentuk : Normocephal (LK = 52cm)
Mata : KA (-/-), SI (-/-), Pupil Isokor, Edema Palpebra
(-/-), RCL/RTCL (+/+)
Telinga : Normotia, Pendengaran baik, sekret (-)
Hidung : Normotia, PCH (-), mucus (+)
Mulut : lidah kotor (-), T1/T1, Faring Hiperemis (-)
Leher : Retraksi (-), Pemb. KGB (-)
STATUS GENERALIS
Thorax :
Inspeksi : pergerakan simetris saat statis dan dinamis, retraksi
(-)
Palpasi : Massa (-), krepitasi (-)
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : suara napas vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung :
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba pada ICS 4 linea midclavicula
Perkusi : Batas kanan jantung : ICS 5 linea sternalis dextra
Batas kiri jantung : ICS 5 linea mid clavicular sinistra
Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-), Gallop (-)
STATUS GENERALIS
Abdomen:
Inspeksi : Tampak datar
Palpasi : Nyeri tekan (-), turgor kulit baik, shifting dullnes (-)
Hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Timpani seluruh lapang perut
Auskultasi : Bising usus (+)
Ekstremitas: akral hangat pada ekstremitas atas dan bawah kanan-
kiri, edema (-), capilary refill time <2 detik
Kulit:
-Warna : Sawo matang -Ikterus : Tidak ada
-Petekie : (+) -Pucat : Tidak ada
-Pigmentasi : dalam Batas Normal -Sianosis: Tidak ada
-Turgor : Baik
STATUS NEUROLOGIS
GCS : E4V5M6 = 15
Kaku kuduk :-
Laseque : >70o / >70o
Kernig : >135o / >135o
Brudzinski I :-/-
Brudzinski II :-/-
Refleks patologis
Babinski : -/- Gorda : -/-
Chaddock : -/- Gordon : -/-
Schaeffer :-/- Oppenheim: -/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil pemeriksaan darah H2TL pada tanggal 06 Mei 2019 jam 11.30
Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hasil pemeriksaan IgG dan IgM Dengue tanggal 06 Mei 2019 jam 11.30
Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan Hasil pemeriksaan darah H2TL pada
Hemoglobin 14,90 g/dl 12 - 15,30 tanggal 10 Mei 2019 jam 07.05
Hematokrit 43,30 % 35,00 - 47,00
DIAGNOSIS
Diagnosis kerja
Dengue Haemorrhagic Fever
Diagnosis Tambahan
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
DIAGNOSIS BANDING
Dengue Fever
Typhoid Fever
Rubeola (Campak)
PENATALAKSANAAN
IGD
IVFD RL 70 cc/ jam
Omeprazole 1x1 mg Inj
Paracetamol 3x250 mg, IV
Ranitidin 2x40 mg, IV
Rawat inap
IVFD RL 18 Tetes/menit Makro 70cc/jam
Paracetamol 3x 250, IV
Trolit 2x1 sach
Cefotaxime 3x 500 mg, IV
Non Medikamentosa
Banyak minum
Nasi tim 3x sehari
Tirah baring
PROGNOSIS
Berdasarkan data yang di himpun dari WHO pada tahun 2010, 75% dari seluruh jumlah
kasus DHF berada di Asia Pasifik. Sedangkan ada 30 negara yang memiliki wilayah
endemis di seluruh dunia,
Indonesia merupakan Negara urutan ke-2 dengan kasus DHF terbanyak dari 30 negara
tersebut
Tercatat pada data tahun 2017 ada sekitar 68.407 kasus DHF diseluruh Indonesia dengan provinsi
jawa barat dengan jumlah kasis yang paling tinggi yaitu sekitar 10.016 kasus, setelahnya Jawa timur
dengan 7.838 kasus dan Jawa tengah 7.400 kasus. Dan jumlah kasus paling terandah berada di
provinsi Maluku utara.
Jumlah kasus kematian akibat DHF yang terjadi di Indonesia pada tahun 2017 berjumlah 493
kematian. Jumlah ini lebih sedikit dibandingkan jumlah kasus pada tahun 2016. Untuk jumlah kasus
kematian akibat DHF berada di provinsi Jawa Timur sekitar 92 kasus kematian.
Selama bulan Januari 2019 menurut Dinas kesehatan provinsi Banten terdapat 368 kasus DHF.
Sedangkan pada kota Serang sendiri pada bulan Januari 2019 terdapat 9 kasus DHF, dan selama
2018 berjumlah 63 kasus.
ETIOLOGI
Patogenesis Perdarahan
PATOGENESIS & PATOFISIOLOGI
Diagnosis pasti didapatkan dari hasil isolasi virus dengue (cell culture) ataupun deteksi antigen
virus RNA dengue dengan teknik RT-PCR (Reverse Transcript Polymerase Chain Reaction), namun
karena teknik ini lebih rumit, saat ini tes serologis yang dapat digunakan untuk mendeteksi
adanya antibodi spesifik terhadap dengue berupa antibodi total, IgM maupun IgG
Kriteria diagnosis menurut WHO yaitu terdiri Klinis dan Laboratoris
• Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, atau • Trombositopenia ( jumlah trombosit <100.000/ul ).
riwayat demam akut, berlangsung terus-menerus selama 2-7 Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma leakage (kebocoran
hari, biasanya bifasik (plana kuda) plasma) sebagai berikut :
• Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan berikut : • Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standar sesuai
-Uji torniquet positif. dengan umur dan jenis kelamin.
-Petekie, ekimosis, purpura. • Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat terapi
-Perdarahan mukosa ( epitaksis atatu perdarahan gusi ) cairan, dibandingkan dengan sebelumnya.
-Hematemesis atau melena. • Tanda kebocoran plasma seperti : efusi pleura, asites atau
• Pembesaran hati hipoproteinemia.7
• Syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan
tekanan nadi, hipotensi,kaki dan tangan dingin,kulit lembab,
dan pasien tampak gelisah.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan penunjang :
Leukosit
Trombosit
Hematokrit
Hemostasis
Protein/ albumin
SGOT/ SGPT dapat meningkat
Ureum, kreatinin
Elektrolit
Golongan darah dan cross match (uji cocok serasi)
Imunoserologi dilakukan pemeriksaan IgM dan IgG terhadap dengue.
Uji HI
NS 1
TATALAKSANA
Kausal
Cefotaxime 3x500 mg, IV
Simtomatis
RL 18 Tetes/menit makro 70cc/jam
Paracetamol 3x 250, IV
Trolit 2x1 sach
Omeprazole 1x1 mg, Inj
Kebutuhan Cairan :
10 Kg pertama : 10 x 100 cc = 1000 cc
10 Kg kedua : 10 x 50 cc = 500 cc
Total = 1500 cc/24jam = 62,5 cc/jam
= 937,5 tetes makro/jam = 15,625 tetesmakro/ menit = 16 tpm
KESIMPULAN