Anda di halaman 1dari 44

Laporan Kasus

Dengue Haemorrhagic Fever

Pembimbing :
Dr. Lita Farlina, Sp. A, M. Biomed

Disusun Oleh :
ILHAM AGUSTIO
1102015094

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
RUMAH SAKIT DR. DRAJAT PRAWIRANEGARA SERANG
PERIODE 8 APRIL – 22 JUNI 2019
IDENTITAS PASIEN

 Nama : An. MFF


 Umur : 7 thn/ 10 bln/ 26hr
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 TTL : Wonogiri, 11 Juni 2011
 Alamat : Cikeusal
 Agama : Islam
 Tanggal Masuk RS: 06 Mei 2019
 Tanggal Keluar RS: 10 Mei 2019
 Ruang Rawat : Flamboyan 2
ANAMNESIS

Dilakukan secara alloanamnesis dengan orang tua pasien pada tanggal 06 mei
2019

Keluhan Utama : Demam


Keluhan Tambahan : Batuk, pilek, muntah, pusing
ANAMNESIS

 RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien datang ke IGD RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara Serang
bersama orangtuanya dengan keluhan demam sejak 4 hari sebelum
masuk rumah sakit, demam pertama muncul pada pagi hari serta
muncul secara tiba-tiba dan tinggi selama 4 hari, pasien tidak
mengeluhkan sesak dan tidak ada cairan keluar dari telinga. Lalu
pasien dibawa ke Puskesmas terdekat dan di puskesmas pasien
mengalami muntah 1 kali, muntah timbul setelah pasien mengalami
batuk. Pasien juga mengeluhkan batuk berdahak, dahak berwarna
putih. Serta BAB dan BAK normal.
Selain keluhan diatas pasien juga mengalami pusing apabila
berdiri dan nafsu makan terganggu. Riwayat kejang disangkal serta
tidak ada perdarahan aktif. Riwayat berpergian keluar kota (-) dan
riwayat kontak dengan pasien tuberkulosis (-)
ANAMNESIS

 Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien tidak pernah mengalami sakit yang sama seperti yang
dikeluhkan pada saat ini dan belum pernah dirawat di rumah sakit.
 Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya serta neneknya, di
keluarga neneknya mengalami keluhan yang sama dengan pasien
namun tidak dirawat di rumah sakit.
 Riwayat Pengobatan
Pada saat pasien berobat ke puskesmas pasien diberikan
suplemen serta flucadex
 Riwayat Kelahiran
Anak pertama, lahir normal di Rumah sakit ditolong oleh
dokter. Usia kehamilan : aterm BBL : 2800 gram, PB: 48 cm, LK: 33
cm
ANAMNESIS

 Riwayat Imunisasi
 Hepatitis B : 4x
 Polio : 4x
 BCG : 1x
 DPT : 4x
 Hib : 3x
 Campak : 2x
 Kesan : Imunisasi Lengkap
 Riwayat Tumbuh kembang
 Guling : tidak tahu
 Duduk : tidak tahu
 Merangkak : tidak tahu
 Berdiri : 11 bulan
PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan umum : Tampak sakit sedang


 Kesadaran : Composmentis
 Tanda Vital :
Nadi : 102 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
TD : 110/70 mmHg
Suhu : 38,4 oC (axilla)
 Berat Badan : 20 kg
 Tinggi Badan : 116 cm
 Lingkar Kepala : 52 cm
 Status Gizi : BMI : 15 (Normal)
STATUS GENERALIS

Kepala
Wajah : Simetris, Deformitas (-)
Bentuk : Normocephal (LK = 52cm)
Mata : KA (-/-), SI (-/-), Pupil Isokor, Edema Palpebra
(-/-), RCL/RTCL (+/+)
Telinga : Normotia, Pendengaran baik, sekret (-)
Hidung : Normotia, PCH (-), mucus (+)
Mulut : lidah kotor (-), T1/T1, Faring Hiperemis (-)
Leher : Retraksi (-), Pemb. KGB (-)
STATUS GENERALIS

Thorax :
Inspeksi : pergerakan simetris saat statis dan dinamis, retraksi
(-)
Palpasi : Massa (-), krepitasi (-)
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : suara napas vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung :
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba pada ICS 4 linea midclavicula
Perkusi : Batas kanan jantung : ICS 5 linea sternalis dextra
Batas kiri jantung : ICS 5 linea mid clavicular sinistra
Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-), Gallop (-)
STATUS GENERALIS

 Abdomen:
Inspeksi : Tampak datar
Palpasi : Nyeri tekan (-), turgor kulit baik, shifting dullnes (-)
Hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Timpani seluruh lapang perut
Auskultasi : Bising usus (+)
 Ekstremitas: akral hangat pada ekstremitas atas dan bawah kanan-
kiri, edema (-), capilary refill time <2 detik
 Kulit:
-Warna : Sawo matang -Ikterus : Tidak ada
-Petekie : (+) -Pucat : Tidak ada
-Pigmentasi : dalam Batas Normal -Sianosis: Tidak ada
-Turgor : Baik
STATUS NEUROLOGIS

 GCS : E4V5M6 = 15
 Kaku kuduk :-
 Laseque : >70o / >70o
 Kernig : >135o / >135o
 Brudzinski I :-/-
 Brudzinski II :-/-
 Refleks patologis
 Babinski : -/- Gorda : -/-
 Chaddock : -/- Gordon : -/-
 Schaeffer :-/- Oppenheim: -/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hasil pemeriksaan darah H2TL pada tanggal 06 Mei 2019 jam 11.30
Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan

Hemoglobin 13,60 g/dl 12 - 15,30

Hematokrit 38,50 % 35,00 - 47,00

Leukosit 2.970 /ul 4.400 - 11.000

Trombosit 74.000 /ul 140.000 - 440.000

GDS 71 Mg/dL Normal: <140


Pre DM: 140-195
DM >=200

Hasil pemeriksaan IgG dan IgM Dengue tanggal 06 Mei 2019 jam 11.30

Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan

Dengue IgG (+)positif Negatif

Dengue IgM (+)positif Negatif


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan

Hemoglobin 12,30 g/dl 12 - 15,30


 Hasil pemeriksaan darah H2TL
Hematokrit 36,00 % 35,00 - 47,00
pada tanggal 06 Mei 2019 jam
Leukosit 3.560 /ul 4.400 - 11.000
23.40
Trombosit 44.000 /ul 140.000 - 440.000

Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan

Hemoglobin 13,30 g/dl 12 - 15,30


 Hasil pemeriksaan darah H2TL
Hematokrit 40,50 % 35,00 - 47,00 pada tanggal 07 Mei 2019 jam
Leukosit 5.700 /ul 4.400 - 11.000 17.40
Trombosit 32.000 /ul 140.000 - 440.000

Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan

Hemoglobin 14,50 g/dl 12 - 15,30  Hasil pemeriksaan darah H2TL


Hematokrit 40,00 % 35,00 - 47,00 pada tanggal 08 Mei 2019 jam
Leukosit 7.300 /ul 4.400 - 11.000 07.05
Trombosit 37.000 /ul 140.000 - 440.000
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan


 Hasil pemeriksaan darah H2TL pada
Hemoglobin 14,80 g/dl 12 - 15,30
tanggal 08 Mei 2019 jam 19.05
Hematokrit 42,70 % 35,00 - 47,00

Leukosit 13.000 /ul 4.400 - 11.000

Trombosit 46.000 /ul 140.000 - 440.000

Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan


 Hasil pemeriksaan darah H2TL pada
Hemoglobin 15,10 g/dl 12 - 15,30
tanggal 09 Mei 2019 jam 07.10
Hematokrit 43,20 % 35,00 - 47,00

Leukosit 12.500 /ul 4.400 - 11.000

Trombosit 46.000 /ul 140.000 - 440.000

Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan


 Hasil pemeriksaan darah H2TL pada
Hemoglobin 14,10 g/dl 12 - 15,30
tanggal 09 Mei 2019 jam 19.20
Hematokrit 42,00 % 35,00 - 47,00

Leukosit 10.930 /ul 4.400 - 11.000

Trombosit 55.000 /ul 140.000 - 440.000


PEMERIKSAAN PENUNJANG

Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan  Hasil pemeriksaan darah H2TL pada
Hemoglobin 14,90 g/dl 12 - 15,30 tanggal 10 Mei 2019 jam 07.05
Hematokrit 43,30 % 35,00 - 47,00

Leukosit 7.600 /ul 4.400 - 11.000

Trombosit 81.000 /ul 140.000 - 440.000


DIAGNOSIS & DIAGNOSIS BANDING

 DIAGNOSIS
 Diagnosis kerja
 Dengue Haemorrhagic Fever
 Diagnosis Tambahan
 Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

 DIAGNOSIS BANDING
 Dengue Fever

 Typhoid Fever

 Rubeola (Campak)
PENATALAKSANAAN

 IGD
 IVFD RL 70 cc/ jam
 Omeprazole 1x1 mg Inj
 Paracetamol 3x250 mg, IV
 Ranitidin 2x40 mg, IV

 Rawat inap
 IVFD RL 18 Tetes/menit Makro 70cc/jam
 Paracetamol 3x 250, IV
 Trolit 2x1 sach
 Cefotaxime 3x 500 mg, IV

 Non Medikamentosa
 Banyak minum
 Nasi tim 3x sehari
 Tirah baring
PROGNOSIS

 Quo ad vitan : dubia ad bonam


 Quo ad functionam : dubia ad bonam
 Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Tanggal Follow up
8 Mei 2019 S/ Demam (-), Batuk (+), Muntah (-), Nafsu makan menurun, Perut Sakit, Pusing (-)
O/
KU : TSS KS : Compos Mentis
TD : 110/80 HR : 102 x/menit
RR : 26 x/menit Suhu : 36,1 oC
Kepala : Normocephal
Mata : SI -/-, CA -/-
THT : PCH (-), Tonsil T1/T1
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thorax : SSD, retraksi (-)
Cor : S1S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen : Super, BU (+), NT (+)
H/L : tidak teraba
Ekstremitas : akral hangat, edema (-)
A/ Febris H7 e.c. DHF dengan ISPA
P/
RL 70 cc/jam
Paracetamol 250, IV
Cefotaxim stop
Trolit 2x1 sach
Nasi Tim 3x
Px H2TL /12jam
Tanggal Follow Up
9 Mei 2019 S/ Demam (-), Batuk (+), Muntah (-), Nafsu makan membaik, Sakit perut, Pusing (-)
O/
KU : TSS KS : Compos Mentis
TD : 100/70 HR : 107 x/menit
RR : 24 x/menit Suhu : 36,2 oC
Kepala : Normocephal
Mata : SI -/-, CA -/-
THT : PCH (-), Tonsil T1/T1
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thorax : SSD, retraksi (-)
Cor : S1S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen : Super, BU (+), NT (+)
H/L : tidak teraba
Ekstremitas : akral hangat, edema (-)
A/ Febris H8 e.c. DHF dengan ISPA
P/
RL 70 cc/jam
Paracetamol 250, IV
Ambroxol 3x1 cth
Trolit 2x1 sach
Nasi Tim 3x
Px H2TL /12jam
Tanggal Follow Up
10 Mei 2019 S/ Demam (-), Batuk (-), Muntah (-), Nafsu makan baik, Sakit perut (-)
O/
KU : TSS KS : Compos Mentis
TD : 100/60 HR : 102 x/menit
RR : 20 x/menit Suhu : 35,7 oC
Kepala : Normocephal
Mata : SI -/-, CA -/-
THT : PCH (-), Tonsil T1/T1
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thorax : SSD, retraksi (-)
Cor : S1S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen : Super, BU (+), NT (-)
H/L : tidak teraba
Ekstremitas : akral hangat, edema (-)
A/ Febris H9 e.c. DHF dengan ISPA
P/
BLPL
Biostrum 1x1 cth
TINJAUAN PUSTAKA

DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER


DEFINISI

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah suatu


penyakit yang disebabkan oleh virus dengue tipe 1-4,
dengan manifestasi klinis demam mendadak 2-7 hari
disertai gejala perdarahan dengan atau tanpa syok, disertai
pemeriksaan laboratorium menunjukkan trombositopenia
(trombosit kurang dari 100.000) dan peningkatan
hematokrit 20% atau lebih dari nilai normal.1
EPIDEMIOLOGI

Berdasarkan data yang di himpun dari WHO pada tahun 2010, 75% dari seluruh jumlah
kasus DHF berada di Asia Pasifik. Sedangkan ada 30 negara yang memiliki wilayah
endemis di seluruh dunia,

Indonesia merupakan Negara urutan ke-2 dengan kasus DHF terbanyak dari 30 negara
tersebut
Tercatat pada data tahun 2017 ada sekitar 68.407 kasus DHF diseluruh Indonesia dengan provinsi
jawa barat dengan jumlah kasis yang paling tinggi yaitu sekitar 10.016 kasus, setelahnya Jawa timur
dengan 7.838 kasus dan Jawa tengah 7.400 kasus. Dan jumlah kasus paling terandah berada di
provinsi Maluku utara.

Jumlah kasus kematian akibat DHF yang terjadi di Indonesia pada tahun 2017 berjumlah 493
kematian. Jumlah ini lebih sedikit dibandingkan jumlah kasus pada tahun 2016. Untuk jumlah kasus
kematian akibat DHF berada di provinsi Jawa Timur sekitar 92 kasus kematian.

Selama bulan Januari 2019 menurut Dinas kesehatan provinsi Banten terdapat 368 kasus DHF.
Sedangkan pada kota Serang sendiri pada bulan Januari 2019 terdapat 9 kasus DHF, dan selama
2018 berjumlah 63 kasus.
ETIOLOGI

 Vektor utama dengue di Indonesia adalah Aedes


Aegypti betina dan Aedes Albopictus betina. Ciri-
ciri nyamuk Aedes Aegypti sebagai berikut :
 Badan kecil, warna hitam dengan bintik-bintik
putih
 Hidup di dalam dan di sekitar rumah
 Menggigit/menghisap darah pada siang hari
 Senang hinggap pada pakaian yang
bergantungan dalam kamar
 Bersarang dan bertelur di genangan air jernih
di dalam dan di sekitar rumah bukan di
got/comberan
 Di dalam rumah: bak mandi, tampayan, vas

bunga, tempat minum burung, dan lain-lain.


PATOGENESIS & PATOFISIOLOGI
PATOGENESIS & PATOFISIOLOGI

Patogenesis Perdarahan
PATOGENESIS & PATOFISIOLOGI

Patogenesis Syok pada DHF


MANIFESTASI KLINIS
MANIFESTASI KLINIS

Fase Febris Fase Kritis Fase Penyembuhan


• Demam mendadak tinggi 2- • Terjadi pada hari 3-7 • Terjadi setelah fase kritis.
7 hari sakit. • Terjadi pengembalian
• Muka kemerahan, eritema • Ditandai dengan cairan dari ekstravaskuler
kulit
penurunan suhu tubuh ke intravaskuler secara
• Sakit kepala
• Beberapa kasus ditemukan disertai kenaikan perlahan pada 48-72 jam
nyeri tenggorokan,infeksi permeabilitas kepiler dan setelahnya.
faring dan konjungtiva, timbul kebocoran plasma • KU membaik, nafsu
anoreksia, mual dan yang biasanya makan pulih,
muntah. berlangsun 24-48 jam. hemodinamik stabil,
• Dapat pula ditemukan • Kebocoran plasma sering diuresis membaik.
tanda perdarahan seperti didahului lekopeni
petekie, perdarahan
progresif disertai
mukosa, walau jarang
terjadi dapat pula terjadi penurunan hitung
perdarahan pervaginam dan trombosit.
gastrointestinal. • Dapat terjadi syok.
DIAGNOSIS

 Diagnosis pasti didapatkan dari hasil isolasi virus dengue (cell culture) ataupun deteksi antigen
virus RNA dengue dengan teknik RT-PCR (Reverse Transcript Polymerase Chain Reaction), namun
karena teknik ini lebih rumit, saat ini tes serologis yang dapat digunakan untuk mendeteksi
adanya antibodi spesifik terhadap dengue berupa antibodi total, IgM maupun IgG
 Kriteria diagnosis menurut WHO yaitu terdiri Klinis dan Laboratoris

Kriteria klinis Kriteria Laboratoris

• Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, atau • Trombositopenia ( jumlah trombosit <100.000/ul ).
riwayat demam akut, berlangsung terus-menerus selama 2-7 Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma leakage (kebocoran
hari, biasanya bifasik (plana kuda) plasma) sebagai berikut :
• Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan berikut : • Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standar sesuai
-Uji torniquet positif. dengan umur dan jenis kelamin.
-Petekie, ekimosis, purpura. • Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat terapi
-Perdarahan mukosa ( epitaksis atatu perdarahan gusi ) cairan, dibandingkan dengan sebelumnya.
-Hematemesis atau melena. • Tanda kebocoran plasma seperti : efusi pleura, asites atau
• Pembesaran hati hipoproteinemia.7
• Syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan
tekanan nadi, hipotensi,kaki dan tangan dingin,kulit lembab,
dan pasien tampak gelisah.
DIAGNOSIS

 Pemeriksaan penunjang :
 Leukosit
 Trombosit
 Hematokrit
 Hemostasis
 Protein/ albumin
 SGOT/ SGPT dapat meningkat
 Ureum, kreatinin
 Elektrolit
 Golongan darah dan cross match (uji cocok serasi)
 Imunoserologi dilakukan pemeriksaan IgM dan IgG terhadap dengue.
 Uji HI
 NS 1
TATALAKSANA

Tatalaksana Demam Berdarah Dengue tanpa syok


 Berikan anak banyak minum
 Paracetamol bila demam
 Berikan infus sesuai dengan tingkat dehidrasi
 Pemantauan TTV dan diuresis/jam serta px H2TL /6jam
 Turunkan jumlah cairan ketika klinis membaik dan Ht
 Apabila terjadi perburukan klinis berikan tatalaksana
sesuai dengan tata laksana syok terkompensasi
(compensated shock).
TATALAKSANA

Tatalaksana Demam Berdarah Dengue dengan Syok


 O2 2-4L/menit
 20cc/kg kristaloid secepatnya selama 30 menit
 Jika tidak ada perbaikan klinis tetapi hematokrit dan
hemoglobin menurun pertimbangkan terjadinya
perdarahan tersembunyi; berikan transfusi
darah/komponen.
 Jika terdapat perbaikan klinis jumlah cairan dikurangi
hingga 10 ml/kgBB/jam dalam 2-4 jam dan secara
bertahap diturunkan tiap 4-6 jam sesuai kondisi klinis dan
laboratorium.
KOMPLIKASI

 Komplikasi biasa terjadi dalam kaitannya dengan syok


yang berkepanjangan dan mengarah pada asidosis
metabolik dan perdarahan hebat sebagai akibat DIC dan
kegagalan multi-organ seperti disfungsi hati dan ginjal.
 Lebih penting lagi, penggantian cairan yang berlebihan
selama periode kebocoran plasma menyebabkan efusi
masif yang menyebabkan gangguan pernapasan,
kemacetan paru akut dan / atau gagal jantung.
 Kelainan metabolik sering ditemukan sebagai
hipoglikemia, hiponatremia, hipokalsemia dan kadang-
kadang, hiperglikemia.
PENCEGAHAN

 Ada beberapa cara yang dianjurkan WHO untuk


mengurangi terjadinya kasus DBD seperti penggunaan
alat pelindung diri, penggunaan insektisida aerosol, jaga
sanitasi air, pengurangan sampah di sekitar wilayah
rumah ataupun di dalam rumah.
 Kegiatan yang paling utama dalam menanggulangi
peningkatan kasus adalah program Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M (Menguras –
Menutup – Mengubur).
PROGNOSIS

 Prognosis Demam Berdarah Dengue (DBD) ditentukan


oleh derajat penyakit, cepat tidaknya penanganan
diberikan, umur, dan keadaan nutrisi.
ANALISA KASUS
ANAMNESIS

 Pasien mengeluh demam 4 hari SMRS demam datang


secara mendadak tanpa ada kejang.
 Nafsu makan menurun
 Pasien mengalami mual dan muntah
 Sesak tidak ada
 Keluar cairan dari telinga tidak ada
 Riwayat berpergian keluar kota tidak ada
 Nenek mengalami gejala yang sama
PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang


 Kulit : Petekie (+), Turgor baik
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Untuk mendukung diagnosis pasien maka dilakukan pemeriksaan penunjang


berupa pemeriksaan darah H2TL serta pemeriksaan serum IgM dan IgG
Dengue. Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 06 Mei 2019 dengan hasil
sebagai berikut :
Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan

Hemoglobin 13,60 g/dl 12 - 15,30 Dengue IgG (+)positif Negatif

Hematokrit 38,50 % 35,00 - 47,00 Dengue IgM (+)positif Negatif

Leukosit 2.970 /ul 4.400 - 11.000

Trombosit 74.000 /ul 140.000 - 440.000

GDS 71 Mg/dL Normal: <140


Pre DM: 140-195
DM >=200

Berdasarkan hasil Anamnesis, Pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang


yang telah dilakukan maka ditegakan diagnosis Dengue Haemorrhagic Fever
(DHF)
PENATALAKSANAAN

 Kausal
 Cefotaxime 3x500 mg, IV

 Simtomatis
 RL 18 Tetes/menit makro 70cc/jam
 Paracetamol 3x 250, IV
 Trolit 2x1 sach
 Omeprazole 1x1 mg, Inj
 Kebutuhan Cairan :
10 Kg pertama : 10 x 100 cc = 1000 cc
10 Kg kedua : 10 x 50 cc = 500 cc
Total = 1500 cc/24jam = 62,5 cc/jam
= 937,5 tetes makro/jam = 15,625 tetesmakro/ menit = 16 tpm
KESIMPULAN

Infeksi virus dengue merupakan penyebab penyakit DHF dengan


vector berupa nyamuk dari golongan Aedes sp. Yang biasa hidup di wilayah
tropis ataupun subtropis, salah satunya adalah Indonesia. Indonesia sendiri
menduduki peringkat kedua sebagai negara yang kasus demam berdarah
terbanyak dari 30 negara yang sebagai endemis nyamuk Aedes sp.
Penyakit yang disebabkan infeksi virus dengue ini mempunyai
spektrum klinis dari asimptomatis, undifferentiated febrile illness, demam
dengue (DD) dan demam berdarah dengue (DBD), mencakup manifestasi
paling berat yaitu sindrom syok dengue (dengue shock syndrome/DSS).
Dalam menegakan diagnosis serta penangan tepat pada kasus
infeksi virus dengue harus memahami bagaimana perjalanan penyakitnya
dimulai dari Anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang
dapat mendukung diagnosis. Serta pemantauan klinis dan laboratoris secara
berkala merupakan kunci untuk mencegah komplikasi dan memberikan
prognosis yang baik.

Anda mungkin juga menyukai