Nama: Nur Riska

NIM : F1062171006
Kelas : PPAPK2017

UNSUR-UNSUR GOLONGAN
III A
ALUMINIUM,GALLIUM,INDIUM
DAN THALLIUM
APA SAJA UNSUR GOLONGAN III A?
 PENDAHULUAN
Aluminium adalah unsur logam yang biasa
dijumpai dalam kerak bumi dan terdapat dalam
batuan seperti felsper dan mika.
Galium dan indium terdapat hanya dalam
runutan pada batuan Al dan Zn.
Thalium merupakan unsur yang jarang ,
diperoleh kembali dari debu asap yang berasal
dari pemanggangan pyrit dan batuan sulfida
lainnya.
 Keberadaan,isolasi,dan sifat-sifat
unsurnya
A. Aluminium
 Dibuat dalam skala yang sangat besar,dari bauksit .
 Dimurnikan dengan pelarutan dalam NaOH dan
diendapkan ulang sebagai AI(OH) dengan
menggunakan karbon dioksida.
 Aluminium adalah logam yang keras ,kuat dan
berwarna putih.
 Tahan terhadap korosi
 Larut dalam asam mineral encer
 Logamnya mudah bereaksi oleh larutan NaOH
panas,haogen,dan berbagai nonlogam
B. Gallium,Indium,Thallium
 Diperoleh dengan elektroisis larutan garam-
garamnya dalam air.
 Berbentuk lunak,putih dan merupakan logam
yang cukup reaktif
 Mudah larut dalam asam
 Thallium larut secara lambat dalam asam sulfat
dan klorida asam
 Gallium seperti Al larut dalam NaOH
 Unsur-unsurnya bereaksi secara cepat pada suhu
ruangan dengan halogen-halogen dan dengan
logam seperti sulfur
oksida
Satu-satunya oksida aluminium adalah alumina
 ion-ion Akuo, garam-garam okso,
kimiawi Akua
 kelas yang terpenting dari garam aluminium, alum,
merupakan contoh struktur dan memberikan namanya
pada sejumlah besar garam analognya yang terbentuk
dengan unsur lain
 ion-ion M3+ lain, termasuk Ti, S, Nr, Mn, Fe, Co, Ga, In,
Rh, dan Ir Semua senyawaan tersebut adalah
alum.Ungkapan itu dipakai sedemikian umum sehingga
alum yang mengandung aluminiumdisebut secara
berlebihan sebagai aluminium alum
 Thallium karboksilat
Thallium karboksilat, khususnya asetat dan trifluoroasetat, y
ang dapat diperoleh dengan pelarutan oksidanya dalam
asam, dipakai secara luas dalam sintesis organik
Senyawaan kompleks
Hibrida kompleks
Senyawaan bervalensi lebih rendah