Anda di halaman 1dari 29

KELOMPOK 3

Suci Helmalia Putra


Restu Azka Nurikhsan
Bunga Farhani
 Feliks C K
Analisis Bilangan Iodin
 Bilangan iod adalah sifat kimia yang sering dipakai untuk mengetahui banyaknya ikatan
rangkap atau ikatan tidak jenuh dalam minyak. Asam lemak tidak jenuh dalam minyak
atau lemak mampu menyerap sejumlah iod dan membentuk ikatan jenuh. Bilangan iod
dinyatakan dalam jumlah gram iod yang diserap 100 gram minyak atau lemak.
 Angka iod adalah banyaknya gram iod yang diabsorbsi oleh 100 gram lipid
 Untuk mengetahui derajat ketidak jenuhan asam lemak
 Semakin banyak ikatan rangkap, semakin besar bilangan iodium
 Dasar Reaksi : Reaksi adisi, iod mengadisi ikatan rangkap dari asam lemak
 Penentuan bilangan iod bisa dilakukan dengan cara :
a) Cara Hanus
b) Cara Kaufirman
c) Cara Von Hubl
d) Cara Wijs
A. Metode Hanus
Prinsipnya dengan penambahan larutan iodin, bromide dalam campuran asam
asetat dan karbon tetrraklorida ke dalam jumlah tertentu sampel.
B. Metode Kaufman
Prinsipnya digunakan pereaksi kaufman yang terdiri dari campuran 5,2 ml larutan
brom murni didalam 1000 ml metanol dan dijenuhkan dengan natrium bromida.
C. Metode Von Hubl
Prinsipnya digunakan reaksi yang terdiri dari larutan 25 gram iod dalam 500 ml etanol
dan larutan 30 gram merkuri klorida didalam 500 ml etanol yang dicampurkan jika
digunakan.
D. Metode Wijs
Prinsipnya penambahn larutan iodin monoklorida dalam campuran asam asetat dan
karbon tetraklorida ke dalam sejumlah sampel yang diuji.
Faktor- faktor yang menunjukan
bilangan iodium
 Penyimpanan media
 Pemakaian atau penggunaan media (minyak)
 Tempat penyimpanan (teroksidasi oleh sinar atau tidak)
 Kandungan asam lemak jenuh dalam minyak tersebut
 Suhu (tempat atau kondisi penyimpanan minyak)
Metode Analisis Dengan Metode
Hanus
Alat: Bahan:

a. Labu erlenmeyer a. Minyak curah, minyak jelantah 1X,


2X, 3X pakai
b. Gelas kimia b. Pelarut: 60% asam asetat + 40%
c. Gelas ukur Chloroform
c. Larutan Na2S2O3 0,1N
d. Kompor listrik
d. Aseton
e. Corong
e. Larutan hanus
f. Buret
f. Larutan KI 15%
g. Statif dan Klem
g. Amilum 1%
h. Pipet tetes, pipet 10 mL h. Aqudest
Langkah Kerja
1. Timbang 0,5 gram minyak, masukan kedalam erlemeyer tertutup.
2. Tambahkan 10 ml Chloroform kemudian dikocok.
3. Tambahkan 15 ml larutan hanus (menggunakan buret).
4. Tutup erlemeyer, biarkan 30 menit sambil dikocok perlahan-lahan.
5. Tambahkan 10 ml larutan KI 15%.
6. Cuci tutup dan dinding labu erlemeyer dengan 50 ml air yang dipanaska sampai mendidih
kemudian dingikan.
7. Titrasi dengan Na2S2O3 0,1 N sampai warna coklat muda, lalu tambahkan 2 ml amylum 1%.
8. Titrasi diteruskan sampai warna biru gelap hilang.
9. Buat blanko dengan prosedur yang sama bahan diganti pelarut.
10. Lakukan standarisasi Na2S203 .
Rumus Perhitungan
Analisis Bilangan Peroxide
 Bilangan peroxide adalah indeks jumlah lemak atau minyak
yang telah mengalami oksidasi atau merupakan suatu metode
yang biasa digunakan untuk menentukan degredasi minyak
atau menentukan derajat kerusakan minyak .
 Angka peroksida sangat penting untuk identifikasi tingkat oksidasi
minyak.
 Minyak yang mengandung asam-asam lemak tidak jenuh dapat
teroksidasi oleh oksigen yang menghasilkan suatu senyawa
peroksida.
 Metode peroksida yang sering digunakan adalah titrasi
iodometri.
 Bilangan peroxide digunakan utuk parameter penurunan mutu
minyak goreng.
 Dasar pengukuran bilangan peroksida adalah mengukur kadar
peroxide dan hidroperoksida yang terbentuk pada tahap awal
reaksi oksidasi lemak .
 Bilangan peroxide tinggi mengindikasikan lemak atau minyak
sudah mengalami oksidasi.
 Bilangan peroxide rendah bukan selalu menunjukan kondisi
oksidasi yang masih dini.
Penyebab angka peroxide rendah : Laju pembentukan peroxide
baru lebih kecil dibandingkan dengan laju degradasinya
menjadi senyawa lain.
 Peroksida terbentuk pada tahap inisiasi oksidasi , pada tahap ini
hidrogen diambil dari senyawa oleofin menghasilkan radikal
bebas
Uji bilangan peroksida pada Minyak
A. Dasar Teori
Minyak merupakan trigliserida atau triasgliserol yang berarti “trimester dari
gliserol” . Minyak juga merukan cairan organik yang tidak larut atau
bercampur dalam air (hidrofobik) tetapi larut dalam pelarut organik (c/
alkohol,eter,ester,etil asetat,keton, dsb)
B. Bilangan Peroksida
indeks jumlah minyak atau lemak yang telah mengalami oksidasi. Angka
peroksida sangat penting untuk identifikasi tingkat oksidasi minyak. Minyak
yang mengandung asam-asam lemak tidak jenuh dapat teroksidasi oleh
oksigen yang mengkasilkan suatu senyawa peroksida.Cara yang sering
digunakan untuk menentukan angka peroksida adalah dengan metode titrasi
iodometri.
c. Prinsip kerja bilangan peroksida sebagai jumlah asam lemak teroksidasi
ditentukan berdasarkan iodium (I2) yang terbentuk dari reaksi peroksida dalam
minyak dengan iodie (I) yang sebanding dengan kadar peroksida sempel.
D. Alat dan bahan

Alat : Bahan :
 Erlenmeyer
 Sampel :
 Buret
- minyak goreng baru dan
 Breaker glass minyak goreng bekas
 Neraca analitik  Pereaksi :
 Gelas ukur - Larutan KI jenuh
 Statip dan klem - Pelarut asam glasial dan
 Pipet chloroform

 corong - larutan Natrium Tiosulfat


- Indikator amilum 1%
E. Langkah Kerja

1. Timbang dengan seksama 5 gram contoh minyak kedalam erlemeyer.


2. Tambahkan 30 ml pelarut (asam asetat : chloroform) kocok sampai semua
minyak terlarut.
3. Tambahkan 0,5 ml larutan KI jenuh diamkan pada tempat gelap selama 2
menit, sambil dikocok.
4. Tambahkan 30 ml aquades, kelebihan ion dititer dengan natrium tiosulfat
dengan amilum sebagai indikator.
5. Dengan cara yang sama buatlah penetapan untuk blanko.
Bilangan Asam
Pengukuran keasaman suatu lemak menunjukan jumlah asam lemak
yang di hidrolisis dari trigeserol. Asam lemak adalah persentase bobot dari
asam lemak tertentu (misalkan persen asam oleat ).
Bilangan asam didefinisikan sebagai mg KOH yang diperlukan untuk menetralkan
asam lemak yang ada di 1 gram lemak atau minyak. Bilangan asam sering
digunakan sebagai indikator kualitas untuk minyak goring, dengan nilai batas
adalah 2 mg KOH/gram minyak.
Analisis Bilangan Penyabunan
 Penyabunan adalah proses pemutusan lemak netral menjadi gliserol dan asam
lemak dengan adanya alkali
 Bilangan penyabunan adalah jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk
menyabunkan 1 gram lemak atau minyak. Apabila sejumlah sampel minyak atau
lemak disabunkan dengan larutan KOH berlebih dalam alkohol, maka KOH akan
bereaksi dengan triglisarida. Besarnya bilangan penyabunan bergantung sama
berat molekul minyak. Minyak dengan bobot molekul rendah akan mempunyai
bilangan penyabunan yang lebih tinggi daripada minyak yang bobot molekunya
tinggi.
Cara kerja detergen dan sabun
Cara kerja detergen :
detergen digunakan sebagai pembersih karena air murni tidak dapat
menghapus atau menghilangkan kotoran pakaian atau barang yang berminyak
atau terkena pengotor organi lainnya. Sabun bertindak sebagai emulsi (campuran
dua cairan yang biasanya tidak bergabung , seperti minyak dan air ) .
Uji bilangan penyabunan
A. Teori Dasar
Bilangan Penyabunan (Safonifikasi) adalah banyaknya (mg) KOH yang dibutuhkan untuk
mempersabunkan 1 gram minyak atau lemak.
B. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui berapa banyaknya KOH yang diperlukan untuk menyabunkan 1 gram
minyak.
C. Prinsip Kerja
Minyak kelapa yang disabunkan dengan KOH-alkohol berlebih. Kelebihan KOH dititrasi
dengan HCl menggunakan indikator PP.
D. Alat dan Bahan

Alat : Bahan :
 Neraca analitik digital (sampel)  Minyak goreng
 Pipet tetes  KOH Alkohol 0,5 N
 Pipet volume 25 ml  Indikator PP
 Gelas ukur 100 ml  HCl 0,5 N
 Erlemeyer
 Labu ukur 100 ml
 Corong
 Pendingin tegak
 Pengaduk
 Buret
 Statif dan klem
 Labu semprot
E. Langkah Kerja
1. Mempersiapkan alat yang akan dipergunakan dan dicuci hingga bersih.
2. Menimbang 2 gram sampel minyak.
3. Dimasukkan kedalam erlemeyer.
4. Menambahkan 25 ml KOH alkohol ( CH3CH2OH ).
5. Memanaskan erlemeyer tersebut diantas penangas listrik berpendigin tegak selama 30
menit.
6. Kemudian dinginkan erlemeyer tersebut dengan suhu kamar.
7. Didinginkan dan dititar dengan HCl 0,016 N dengan PP sebagai indikator (a ml).
8. Blanko dikerjakan seperti pada conton diatas (b ml).
Contoh pengamatan bilangan penyabunan
• Bobot sampel (minyak goreng ) = 2,0276 gram
• Volume penitar ( HCl 0,016N) (a) = 25 ml
• Volume Blanko ( KOH alcohol ) (b) = 24,9 mL
• Warna larutan sebelum penambahan indikator PP = tidak berrwarna
• Warna larutan sesduah penambahan indikator = merah muda
• Warna larutan setelah dititrasi tidak berwarna

PERHITUNGAN :
Kadar % = (b-a) x N HCL x 56/gram sampel x 100%
= (24,9 – 25 ml) x 0.4730 x 56 / 2,0276 gram x 100%
= - 0,1 x 0,4730 x 56 / 2,0276
= - 1,30 mg/gram
Reaksi Penyabunan atau Saponifikasi

 Reaksi penyabunan merupakan reaksi hidrolisis


lemak/minyak dengan menggunakan basa kuat
seperti NaOH atau KOH sehingga menghasilkan
gliserol dan garam asam lemak atau sabun. Untuk
menghasilkan sabun yang keras digunakan NaOH,
sedangkan untuk menghasilkan sabun yang lunak
atau sabun cair digunakan KOH.
Sabun merupakan merupakan suatu bentuk senyawa
yang dihasilkan dari reaksi saponifikasi. Istilah saponifikasi
dalam literatur berarti “soap making” Akar kata “sapo”
dalam bahasa Latin yang artinya soap / sabun.
Penentuan Bilangan Penyabunan
1. Pembuatan KOH alkoholis 0,5 N
Ditimbang 6 gram tablet KOH murni, dilarutkan dengan etanol 95 % sampai volume 250 ml. Larutan itu
dibiarkan semalam dalam botol tertutup. Kemudian disaring dan distandarisasi dengan HCl 0,5 N
menggunakan indikator PP.
2. Standarisasi KOH alkoholis 0,5 Nhi
Diambil 10 ml KOH alkoholis 0,5 N yang telah dibuat menggunakan pipet ukur,
masukkan dalam erlenmeyer. Titrasi menggunakan HCl 0,5 N menggunakan
indikator pp. Titrasi dilakukan tiga kali (triplo).
3. Penentuan angka penyabunan
Timbang 0,5 – 1,0 gram minyak/lemak, masukkan dalam labu alas bulat volume
100 ml Tambahkan 50 ml larutan KOH alkoholis 0,5 N yang sudah distandarisasi.
Kemudian direfluk dengan pemanas sampai larutan menjadi jernih ( + 1,5 – 2 jam).
Setelah refluk selesai dinginkan dan encerkan sampai 250 ml. Diambil 25 ml
larutan hasil pengenceran, titrasi menggunakan HCl 0,1 N menggunakan indikator
pp. Titrasi dilakukan tiga kali.
Prosedur
 Menimbang contoh dengan teliti antara 1,5-5,0 gram dalam erlenmeyer 200 mL
 • Menambah larutan KOH sebanyak 50 mL, yang dibuat dari 40 gram KOH dalam 1
liter akohol Menutupnya dengan pendingin balik (reflux kondensor)
 • Mendidihkan dengan hati-hati selama 30 menit
 • Kemudian didinginkan
 • Menambahkan beberapa tetes indikator phenolphtalein (PP)
 • Mentitrasi kelebihan larutan KOH dengan larutan standar HCl 0,5 N
 • Melakukan titrasi blanko untuk mengetahui kelebihan larutan KOH

Anda mungkin juga menyukai