Anda di halaman 1dari 33

AMDAL

Analisis Mengenai Dampak


Lingkungan
DISUSUN OLEH

Betari Noverizka (0516040086)


Ilmi Amalia S (0516040101)
Fadhila Asyam Al Hammad (0516040106)
Indra Adi Ramana (0516040112)
Melany Dwi Damayanti (0516040113)
Peraturan Tentang
Perlindungan dan
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Pasal 1 (2) Undang Undang Nomor 32
tahun 2009
• Perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup adalah upaya sistematis dan terpadu
yang dilakukan untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup dan mencegah terjadinya
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup yang meliputi perencanaan,
pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan,
pengawasan, dan penegakan hukum.
Pasal 4 undang undang nomor 32
tahun 2009
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
meliputi:
a. perencanaan;
b. pemanfaatan;
c. pengendalian;
d. pemeliharaan;
e. pengawasan; dan
f. penegakan hukum.
Pasal 1 (11) Undang Undang
Nomor 32 Tahun 2009
• AMDAL adalah Kajian mengenai dampak
penting suatu usaha dan / atau kegiatan
yang direncanakan pada lingkungan hidup
yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan
usaha dan/atau kegiatan
Pasal 25 undang undang no 32 tahun
2009
Dokumen amdal memuat:
a. pengkajian mengenai dampak rencana usaha dan/atau kegiatan;
b. evaluasi kegiatan di sekitar lokasi rencana usaha dan/atau
kegiatan;
c. saran masukan serta tanggapan masyarakat terhadap rencana
usaha dan/atau kegiatan;
d. prakiraan terhadap besaran dampak serta sifat penting dampak
yang terjadi jika rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut
dilaksanakan;
e. evaluasi secara holistik terhadap dampak yang terjadi untuk
menentukan kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan hidup; dan
f. rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.
Peraturan Tentang
Izin Lingkungan
Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 27 Tahun 2012
• Peraturan ini dibuat atas dasar pertimbangan
untuk melaksanakan ketentuan pasal 33, pasal
41, dan pasal 56 Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, perlu
menetapkan Peraturan Pemerintah tentang
Izin Lingkungan.
Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 27 Tahun 2012
• Izin Lingkungan adalah izin yang diberikan
kepada setiap orang yang melakukan Usaha
dan/atau kegiatan yang wajib Amdal atau UKL-
UPL dalam rangka perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup sebagai
prasyarat memperoleh izin Usaha dan/atau
Kegiatan.
Pengertian AMDAL
(Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan)
Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 pasal
1 ayat 2
• AMDAL (Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan) adalah kajian mengenai dampak
penting suatu Usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggara Usaha
dan/atau kegiatan.
Kegiatan yang wajib
dilengkapi AMDAL
Pasal 23 UU no. 32 tahun 2009
(1) Kriteria usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting yang wajib dilengkapi dengan
amdal terdiri atas:
a. pengubahan bentuk lahan dan bentang alam;
b. eksploitasi sumber daya alam, baik yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan;
c. proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup serta pemborosan dan kemerosotan sumber daya alam dalam
pemanfaatannya;
d. proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam, lingkungan
buatan, serta lingkungan sosial dan budaya;
e. proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi
sumber daya alam dan/atau perlindungan cagar budaya;
f. introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, dan jasad renik;
g. pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan nonhayati;
h. kegiatan yang mempunyai risiko tinggi dan/atau mempengaruhi pertahanan negara;
dan/atau
i. penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi
lingkungan hidup.
Apakah semua wajib AMDAL?
Jika tidak wajib
dilengkapi AMDAL,
dokumen apa yang
harus dipenuhi
• Setiap usaha dan / atau kegiatan yang tidak
termasuk dalam kriteria wajib AMDAL, wajib
memiliki UKL-UPL.
• Jenis usaha dan / atau kegiatan yang wajib
dilengkapi dengan UKL-UPL ditetapkan oleh
Gubernur atau Bupati/Wali Kota.
• Usaha dan / atau kegiatan yang tidak wajib
dilengkapi UKL-UPL wajib membuat surat
pernyataan kesanggupan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup.
Komisi Penilai
AMDAL
UU No 32 Tahun 2009
• Keanggotaan Komisi Penilai Amdal sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 29 terdiri atas wakil dari unsur:
a. instansi lingkungan hidup;
b. instansi teknis terkait;
c. pakar dibidang pengetahuan yang terkait dengan jenis usaha dan
/atau kegiatan yang sedang dikaji;
d. pakar dibidang pengetahuan yang terkait dengan dampak yang
timbul dari suatu usaha dan/atau kegiatan yang sedang dikaji;
e. wakil dari masyarakat yang berpotensi terkena dampak; dan
f. organisasi lingkungan hidup.
Dalam melaksanakan tugasnya, Komisi Penilai Amdal dibantu
oleh tim teknis yang terdiri atas pakar independen yang melakukan
kajian teknis dan sekretariat yang dibentuk untuk itu. Dan ditetapkan
oleh Menteri, gubernur,atau bupati/wali kota sesuai dengan
kewenangannya. Hal ini ditulis dalam dalam UU no 32 tahun 2009
pasal 30 ayat 1,2, dan 3 yang mengatur tentang Komisi Penilai Amdal
Tim Teknis AMDAL
Susunan Keanggotaan Tim Teknis

Ketua
Sekretaris Komisi Penilai AMDAL

Anggota Anggota Anggota


Ahli Teknis Bapedal Ahli Teknis AMDAL Ahli Teknis Bidang Terkait
Tugas dan Fungsi

Kerangka
Acuan

AMDAL
Tim Rencana PLH
Teknis

Rencana
Pemantauan
Penjelasan Penilaian Secara Teknis

a. Kesesuaian dengan pedoman umum dan/atau


pedoman teknis dibidang analisis mengenai
dampak lingkungan hidup.
b. Kesesuaian peraturan perundangan di bidang
teknis sektor bersangkutan.
c. Ketetapan penerapan metoda
penelitian/analisis.
d. Kesahihan data yang digunakan.
e. Kelayakan desain, teknologi, dan proses
produksi yang digunakan.
Bagan alir tata cara
penapisan untuk
menentukan wajib
AMDAL/UKL-UPL
Diagram Alir Proses Penapisan
dokumen AMDAL atau UKL/UPL
METODE PENAPISAN
Metode Penapisan Menurut Soemarwoto (1989),
penapisan dapat dilakukan melalui dua metode:
• 1. Metode Satu Langkah
Dengan membuat daftar berbagai proyek yang
diperkirakan menimbulkan dampak penting dan
proyek-proyek yang tidak menimbulkan dampak
penting.
• 2. Metode Dua Langkah
Metode ini digunakan apabila jenis kegiatan belum
dapat ditentukan wajib AMDAL atau tidak dalam satu
langkah, sehingga harus melalui dua langkah
Metode Satu Langkah
Metode Satu Langkah
Penapisan dapat didasarkan pada kriteria eksplisit yang berupa daftar yang
memuat jenis proyek yang tanpa keraguan akan menyebabkan dampak penting.
Oleh karena dampak tidak saja ditentukan oleh jenisnya proyek, melainkan juga
oleh sifat lingkungan, daftar tersebut dilengkapi dengan bagian yang memuat
lingkungan yang rentan. Proyek dalam daftar ini atau proyek yang berlokasi dalam
daerah rentan diharuskan melakukan AMDAL.

Metode penapisan satu langkah ini adalah metode penapisan yang digunakan
oleh Indonesia. Metode dengan daftar positif sangat sederhana. Pemerintah
membuat daftar proyek yang harus dikenakan AMDAL. Daftar ini digunakan
sebagai kriteria penapisan, yang ada dalam daftar harus membuat AMDAL dan
yang tidak ada dalam daftar tidak perlu membuat AMDAL. Karena metode ini
sederhana dan mudah, maka hasilnya dapat dicapai dengan cepat dan konsisten.

Metode penapisan satu langkah ini memerlukan birokrasi yang pendek.


Jumlah tenaga yang diperlukan dapat dibatasi, persyaratan tingkat pendidikan dan
pengalaman juga tidak tinggi. Ini sangat penting untuk Indonesia, terutama di
daerah. Metode ini tidak menambah ekonomi biaya tinggi.
Metode Bertahap/2 Langkah
Metode Bertahap/2 Langkah

Dalam metode ini penapisan dilakukan secara


bertahap dalam beberapa langkah secara berurutan.
Penapisan menurut PP 29 tahun 1986, terdiri atas 2
langkah.

Pertama dengan daftar dan kedua dengan PIL. Pada


umumnya penapisan hanya terdiri atas 2 atau 3 langkah
saja. Dalam melakukan tugasnya, pejabat yang
berwenang menapis berdasarkan kriteria yang eksplisit
atau implicit dan memasukkan usulan proyek ke dalam
salah satu dari tiga kelompok
Daftar Pustaka

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


Nomor 27 Tahun 2012.
2. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2000
Tentang Pedoman Pembentukan Komisi
Penilai.
3. Pasal 25 undang undang no 32 tahun 2009
4. UU No 32 Tahun 2009
Thank You

Anda mungkin juga menyukai