Infeksi
Trombosis
Embolisme udara
infeksi
Infeksi dapat terjadi didalam atau
disekitar luka insersi
Infeksi sistemik dapat terjadi dan
diketahui melalui pem kultur darah
Tanda dan gejala infeksi muncul
seperti tanda infeksi pirogenik
Yang harus dilakukan pertahankan
tehnik steril, ganti kateter sesuai
dengan kebijakan CDC
trombosis
Trombus dapat terjadi dari fibrin tipis
kecil yang dapat membesar
Adanya trombus besar dapat diketahui
dengan hilangnya gelombang
hemodinamik dan aliran cairan menjadi
terhambat
Timbul edema pada area yang paling
dekat dengan luka insersi, nyeri leher
dan distensi vena juguler
Yang harus dilakukan upayakan untuk
mengaspirasi (sesuai kebij RS), heparin
dalam dosis kecil, informasikan kepada
tim medis.
Emboli udara
Terjadi akibat udara masuk kedalam
sistem dan melewati vena cava menuju
vent kanan saat kateter lepas dari tubing
IV
Tanda dan gejala awal adalah hipotensi
akibat penurunan kardiacoutput, pasien
mengeluh nyeri kepala, cemas dan
bahkan penurunan kesadaran dan
cardiac arrest
Tindakan memiringkan pasien kekiri
pada posisi tredelenburg memudahkan
udara bergerak kedinding vent kanan
dan meningkatkan aliran darah. Beri
oksigen.
Urine chateter
Adalah dengan memasukkan slang
plastik atau karet melalui uretra ke
dalam kandung kemih
Tipe chateter :
Indweling /intermitten bentuk lurus
sekali pakai
Kateter foley / menetap memiliki
balon balon kecil dapat di
gembungkan memiliki dua / 3
lumen.
lanjutan
Lumen satu
mengeluarkan urin
ke urin bag
Lumen dua
mengisi air steril
ke balon
Lumen tiga dapat
di gunakan untuk
memasukkan
cairan atu obat
obatan ke
kandung kemih.
Indikasi chateter
Intermitten
Meredakan rasa nyaman akibat
distensi kandung kemih
(menurunkan distensi)
Mengambil spesimen urin yg steril
Mengkaji residu urin setelah
pengosongan kandung kemih
lanjutan
Penata laksanaan jangka panjang
klien yang mengalami cidera
medula spinalis
Chateter menetap jangka pendek
obstruksi aliran urin misalnya pada
pembesaran prostat
Perbaikan kandung kemih, uretra
dan struktur sekeliling melalui
pembedahan
Mengukur haluaran urin pada
penderita kritis
lanjutan
Irigasi kandung kemihsecara
intermitten atau berkelanjutan
Menetap jangka panjang
Retensi urin yang berat disertai
episoda ISK yang berulang
Ruam kulit atau iritasi akibat kontak
dengan urin
Penderita penyakit terminal yang
merasa nyeri ketika linen tempat
tidur di ganti
Sistem drainage tertutup
Mempertahankan sistem drainage
tertutup meminimalkan resiko
infeksi
Menggantungkan kantung / urin
bag tidak menyentuh lantai
Tidak boleh menaikkan kantung
melebihi kandung kemih dapat
terjadi refluk
Perawatan
Klien yang terpasang chateter
menetap membutuhkan perawatan
khusus
Tindakan keperawatan diarahkan
pada tindakan mencegah infeksi &
mempertahankan kelancaran aliran
urin pd sistem drainage
Asupan cairan mengkonsumsi
caairan sebanyak 2000 – 2500 ml if
di izinkan
lanjutan
Jumlah cairan yang besar
membilas kandung kemih
menghindari kateter bebas dari
sendimen
Lanjutan
Higiene perineum : pembentukan
sekresi atau krusta pada tempat
insersi merupakan sumber iritasi
potensial menyebabkan infeksi
perineal higiene sekurang –
kurangnya dua kali sehari sesuai
dengan kebutuhan klien.sabun dan
air efektif mengurangi mikro
organisme
lanjutan
Pencegahan infeksi :
Mempertahankan sistem drainage
Sitem yang rusak dapat
menyebabkab masuknya mikro
organisme (kantung drainage,klep,
sambungan slang dengan kantung )
Urin dalam kantong/slang drainage
merupakan media yg baik untuk
mikroorganisme
Nasogastric tube
Memasukkan slang
melalui hidung ke
gaster
Ukuran slang
dewasa : 8 – 12 fr
Indikasi :
- klien tdk mampu
mengunyah ( tdk
sadar )
- klien mampu
mendigesti dan
mengabsorbsi
nutrien.
prosedur
Memberi penjelasan
pada pasien ttg
prosedur dan
kemungknan rasa
tidak nyaman
Tentukan kedalaman
slang dengan
mengukur dari
hidung telinga ke
proces xiphoid klien
dan beri tanda.
Berikan jelly
Lanjutan
Masukan perlahan slang ke posterior
naso paring( sejajar dgn pengukuran
saat ukur telinga)
Masukan secara perlahan melewati
esophagus
Anjurkan pasien nafas dalam
Anjurkan pasien menunduk ( dagu
menyentuh dada ) membantu menutup
trakea dan membuka osepagus
lanjutan
Anjurkan klien menelan
Masukan perlahan salang ( 7 – 10
cm ) setiap pasien menelan
Lanjutkan insert tube sampai
mencapai lambung atau slang yang
sudah di beri tanda.
Untuk meyakinkan slang masuk ke
dalam lambung dapat dilakukan
beberapa test
NGT DALAM LAMBUNG
lanjutan
Ujung slang di
letakan pada kom
berisi air jika ada
bubble kemungkinan
masuk trakea
Dengan melakukan
aspirasi akan keluar
cairan lambung
Dapat menggunalkan
stateskop dan
memasukan udara 30
cc melalui spuit
dengarkan bunyi
udara
MELAKUKAN TEST
Lanjutan
Jika sudah yakin dengan posisi tube
lakukan fiksasi dengan mengunakan
tape,
komplikasi
Aspirasi
Komplikasi gastro intestinal
Komplikasi elektrolit dan metabolik
Aspirasi
Kemungk. Peny :
Slang ada dlm sal nafas
Tindakan ;
Elevasi kepala 30°
Stop feeding saat tindakan ( chest
fisio, in dan ekstubasi)
Elek dan Metab
KP :
Aspirasi cairan lambung >>
Tindakan :
Cek pH, koreksi elek, TPN
Komplikasi GI
KP : diare (Terapi AB, Malnutrisi,
Kontaminasi Bakteri
Tindakan :
Lactobacillus
Cairan, Anti diare, Persiapan
feeding yang bersih
Komplikasi GI
KP : Konstipasi ( kurang serat)
Tindakan :
Asupan formula mengandung banyak
serat
Trakeostomi
Insisi pembedahan kedalam trakea
melalui kulit dan otot luar untuk
manajemen jalan nafas
Tindakan pembedahan untuk
membuat stoma, atau membuka,
kedalam trakea melalui kulit luar.
Dapat dilakukan secara prosedur darurat
atau elektif tergantung indikasi
Percutaneous trakeostomi dapat
dilakukan di ruang perawatan kritis
ditempat tidur klien. Metode ini lebih
aman, efektif, menghemat waktu dan
mengurangi resiko pasien ICU yang
kritis dibawa ke ruang operasi untuk
tindakan trakeostomi
Indikasi Trakeostomi
Menyembuhkan obstruksi jalan
nafas akut atau kronis
Akses untuk continous mechanical
ventilation
Mencegah aspirasi pneumonia
Meningkatkan hygiene pulmonal
Indikasi Trakeostomi di ICU
Di ICU pasien akan dilakukan
trakeostomi apabila telah 10 – 14
hari terintubasi
Kesulitan pada saat intubasi
Ketidak mampuan pasien untuk
mempertahankan jalan nafasnya
sendiri dalam jangka waktu lama
misalnya injuri otak berat, bulbar
palsy
Trakeostomi Tube (TT)
Berbagai macam ukuran, komposisi,
ketajaman dan jumlah bagian-bagian
dari trakeostomi tube
Ukuran trakeostomi disesuaikan dengan
pasien
Kurang tepatnya pemilihan trakeostomi
tube dapat menimbulkan masalah
permanen atau kerusakan yang dapat
mengancam nyawa pasien
Diameter trakeostomi tube harus lebih
kecil daripada ukuran trakea sehingga
dapat dipasang dengan aman dalam
lumen trakea
Udara harus dapat bergerak diantara
dinding luar trakeostomi tube dan
mukosa trakeal
Panjang TT harus cukup untuk
mencegah kekeliruan pemasangan
kedalam jaringan paratrakeal ketika
pasien batuk atau menolehkan
kepalanya kekiri dan kekanan
Jenis-jenis TT
1. Universal TT
2. Single cannula TT
3. Fenestrated TT
4. ‘Talking Trakeostomi’
5. Communitrach Tube
6. Trakeostomi Button
7. Permanent Trakeostomi
8. Metal TT
Masalah2 yang sering terjadi pada
trakeostomi
1. Nekrosis dinding trakea
terbentuk lubang antara trakea
posterior dengan esofagus
tracheoesophageal fistula
Fistula membuat udara masuk kedalam
lambung dan menyebabkan distensi
serta aspirasi cairan lambung
2. Dilasi Trakea
intubasi yang lama dapat menyebabkan
dilasi trakea, diketahui dengan CXR
3. Stenosis trakea
terjadi 1 – 2 minggu pasca intubasi
akibat dari inflamasi kronis, fibrosis
dan nekrosis yang menyebabkan
pembentukan scar pada trakea
yang inflamasi.dapat dicegah
dengan mempertahankan tekanan
cuff yang adekuat, intubasi jangka
pendek, pencegahan infeksi dan
mengurangi pergerakan tube.
4. Trakeomalaise
Adalah kelemahan trakea akibat dari
terkumpulnya sekret dibagian atas cuff
dan menipiskan cartilago trakea, kolaps
saat inspirasi dalam
5. Obstruksi jalan nafas
dapat terjadi akibat sekret yang
kental,posisi TT tidak tepat shg udara
tidak dapat bergerak dengan baik
6. Infeksi
Trakeostomi meningkatkan risiko infeksi
bronkopulmonal terutama infeksi pada
luka stoma dan terpapar dengan infeksi
nosokomial
7. Dekanulasi insidental
jika TT terekstubasi, pasang kembali TT
dan fiksasi yang adekuat. Jika terjadi
perdarahan hub emergenci
8. Emfisema subkutis
terjadi saat udara lari dari area
insisi kedalam jaringan. Biasanya
terakumulasi diarea wajah, leher
dan dada atas.jika tidak terlalu
bermasalah, udara akan
terabspsorsi dengan sendirinya
Tindakan perawat ICU saat
trakeostomi
Fasilitasi ventilasi pasien dengan
memberikan oksigen 100% selama
prosedur berlangsung
Bersihkan jalan nafas, suction yang
adekuat
Bantu ekstubasi ETT apabila kanul
trakea akan dimasukkan,
kempiskan cuff ETT
Evaluasi pelaksanaan trakeostomi
Menjaga kepatenan TT
Amankan TT pada posisi midline trakea
Hati-hati saat memiringkan pasien,
jangan melepas tubing
Gunakan tali takestomi untuk
memfiksasi TT, sisakan area sekitar dua
jari agar tidak terlalu menekan leher
Jangan mengikat tali pada area arteri
carotid atau spinal
Inspeksi kulit dibawah tali TT, cegah
iritasi
Humidifikasi
Untuk mencegah sekret yang kental
pada TT, beri humidifikasi pada TT
Cegah obstruksi pada jalan nafas (TT)
Berikan inhalasi terapi jika slem sangat
kental
Gunakan alat untuk melembabkan udara
yang masuk kedalam TT seperti HME
TT Dressing
Bersihkan area kulit sekitar luka stoma
dengan normal saline dan ganti kassa
setiap kali kotor
Selama TT dressing, jaga kepatenan TT
Ganti tali fiksasi TT saat kotor
Bersihkan kulit sekitar pemasangan tali
Cegah iritasi kulit
Gunakan tehnik aseptik saat TT dressing
Pada saat awal tindakan
trakeostomi observasi adanya
perdarahan
Berikan isi cuff lebih penuh untuk
membantu mengurangi perdarahan
Bersihkan sisa darah sekitar stoma.
Darah yang tersisa dapat menjadi
media pertumbuhan kuman
Evaluasi kepatenan TT setiap saat
Dekanulisasi
Umumnya dekanulisasi dilakukan
diunit perawatan pasca ICU
Dilakukan saat pasien sudah
mampu bernafas spontan, dengan
status kardiovaskuler yang stabil
Latih pasien untuk mampu
berbicara dan menelan setelah
ekstubasi dan dekanulisasi
ETT