Anda di halaman 1dari 33

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

PSAP NO. 07
AKUNTANSI AKTIVA TETAP

Oktober 2007

1
PERAN ASET TETAP

 Bagian utama aset pemerintah, dan signifikan dalam penyajian


Neraca
 Pencatatan hasil terutama dari Belanja Modal (capital expenditures)
 Pembedaan antara current dan capital expenditures sangat penting
untuk tujuan analisa, transparansi dan pengambilan keputusan, yaitu
antara lain:
a. untuk menilai belanja operasi pemerintah dan effisiensi kegiatan
pemerintah
b. belanja investasi/modal akan menimbulkan aliran cost dan benefit di
masa datang, untuk membedakan dengan belanja yang mempunyai
pengaruh berbeda dalam jangka pendek.
c. Dalam membangun anggaran berbasis kinerja memerlukan pemisahan
antara running cost dan capital expenditures.
d. Kekurang perhatian (lack of focus) atas investasi/modal akan
menimbulkan kelemahan (shortsightedness) dalam formulasi kebijakan

2
DEFINISI ASET TETAP

 Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai


masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk
digunakan dalam kegiatan pemerintah atau
dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
 Termasuk : aset tetap yang dimiliki oleh entitas
pelaporan tetapi dimanfaatkan oleh pihak lain dan
hak atas tanah
 Tidak termasuk : aset yang dikuasai untuk
dikonsumsi dalam operasi pemerintah

3
KLASIFIKASI ASET TETAP

 Tanah
 Peralatan dan Mesin
 Gedung dan Bangunan
 Jalan, Irigasi, dan Jaringan
 Aset Tetap Lainnya
 Konstruksi dalam Pengerjaan

4
PENGAKUAN ASET TETAP

 Harus berwujud dan memenuhi kriteria :


 Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;
 Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
 Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal
entitas;
 Diperoleh/dibangun dengan maksud untuk digunakan.
 Telah diterima atau diserahkan hak kepemilikannya,
dan atau pada saat penguasaannya berpindah

5
PENGAKUAN ASET TETAP
Perolehan aset tetap melalui pembelian atau pembangunan
pada umumnya didahului dengan pengakuan belanja modal
yang akan mengurangi Kas Umum Negara/Daerah.
Jurnal pengakuan belanja modal tersebut adalah:
Satuan Kerja
Dr. Belanja Modal Tanah XXX
Cr. Piutang dari KUN XXX
BUN
Dr. Belanja Modal TanahXXX
Cr. Kas Umum Negara XXX

6
PENGAKUAN ASET TETAP

Jurnal standar pada saat pengakuan suatu aset tetap di neraca adalah sbb:
Dr. Tanah xxx
Peralatan dan Mesin xxx
Gedung dan Bangunan xxx
Jalan, Irigasi, dan jaringan xxx
Aset Tetap Lainnya xxx
Konstruksi dalam Pengerjaan xxx
Cr. Diinvestasikan dalam Aset Tetap xxx

Jurnal ini merupakan jurnal korolari atau ikutan pada saat


mengakui belanja modal untuk mengakui penambahan aset tetap
yang bersangkutan.
7
PNGUKURAN ASET TETAP

 aset tetap yang diperoleh atau dibangun


secara swakelola dinilai dengan biaya
perolehan
 Aset tetap yang tidak diketahui harga
perolehannya disajikan dengan nilai wajar

8
KOMPONEN BIAYA

Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga


belinya atau konstruksinya, termasuk bea impor
dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara
langsung yang membuat aset tersebut dapat
bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan.

9
Biaya yang dapat diatribusikan secara langsung

 Biaya persiapan tempat


 Biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya
simpan dan bongkar muat (handling cost)
 Biaya pemasangan (instalation cost)
 Biaya profesional seperti arsitek dan insinyur
 Biaya konstruksi

10
Biaya aset tetap yang dibangun secara swakelola (1)

 Biaya Langsung:
• Tenaga kerja
• Bahan baku
 Biaya Tidak Langsung:
• Biaya perencanaan dan pengawasan
• Perlengkapan
• Tenaga listrik
• Sewa peralatan
• dll

11
Biaya aset tetap yang dibangun secara swakelola (2)

 Biaya Administrasi dan biaya umum lainnya bukan


merupakan suatu komponen biaya aset tetap
sepanjang biaya tersebut tidak dapat diatribusikan
secara langsung pada biaya perolehan aset atau
membawa aset ke kondisi kerjanya.
 Biaya permulaan (start-up cost) dan pra-produksi
serupa tidak merupakan bagian biaya suatu aset
kecuali biaya tersebut perlu untuk membawa aset ke
kondisi kerjanya.

12
PENYUSUNAN NERACA AWAL

 Untuk pemerintah yang baru pertama kali akan


menyusun neraca, nilai aset tetap di neraca
menggunakan nilai wajar aset tetap pada saat neraca
tersebut disusun
 Aset tetap yang diperoleh setelah neraca awal
disajikan dinilai dengan harga perolehannya

13
CONTOH KASUS PEROLEHAN TANAH

Satuan Kerja A membeli tanah dengan harga Rp30 M,


dimana di atasnya berdiri bangunan senilai Rp10 M.
Untuk membuat tanah tersebut siap digunakan maka
harus dikeluarkan lagi biaya untuk pembongkaran
bangunan sebesar Rp2 M, pematangan tanah Rp1 M,
dan balik nama Rp1 M. Atas transaksi ini nilai tanah yang
harus diakui di neraca adalah sebesar Rp34 M
(30+2+1+1)

14
PEROLEHAN SECARA GABUNGAN

Biaya perolehan dari masing-masing aset tetap yang


diperoleh secara gabungan ditentukan dengan
mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan
perbandingan nilai wajar masing-masing aset yang
bersangkutan.

15
CONTOH KASUS PEROLEHAN SECARA GABUNGAN

Satuan Kerja A membeli 1 set furnitur ruangan rapat yang


terdiri 1 set meja kursi rapat dan lemari buku dengan
harga Rp15 jt. Harga pasar 1 set meja kursi rapat Rp12 jt,
sedangkan 1 buah lemari buku Rp8 jt. Atas transaksi ini
harga perolehan 1 set meja kursi dicatat dengan nilai
sebesar 12/20 x 15 jt = Rp9 jt, sedangkan lemari buku
dengan nilai sebesar 8/20 x 15 jt = Rp 6 jt.

16
PERTUKARAN ASET (1)

Apabila aset tetap ditukar dengan aset tetap yang yang


tidak serupa atau aset lainnya, maka aset tetap yang
baru diperoleh tersebut dinilai berdasarkan nilai
wajarnya, yang terdiri atas nilai aset tetap yang lama
ditambah jumlah uang yang harus diserahkan untuk
mendapatkan aset tetap baru tersebut

17
PERTUKARAN ASET (2)

Apabila suatu aset tetap ditukar dengan aset yang


serupa, yang memiliki manfaat yang serupa dan
memiliki nilai wajar yang serupa, atau kepemilikan aset
yang serupa, maka tidak ada keuntungan dan kerugian
yang diakui dalam transaksi ini. Biaya aset yang baru
diperoleh dicatat sebesar nilai tercatat (carrying amount)
atas aset yang dilepas.

18
ASET DONASI

 Aset Tetap yang diperoleh dari sumbangan (donasi)


harus dicatat sebesar nilai wajar pada saat perolehan.
 Perlakuan untuk hibah dalam bentuk barang ini
adalah dengan menganggap seolah-olah ada uang
kas masuk sebagai pendapatan hibah, kemudian
uang tersebut dibelanjakan aset tetap yang
bersangkutan.

19
CONTOH KASUS HIBAH DALAM BENTUK BARANG
Dinas X mendapat hibah dari perusahaan Y berupa 1 buah mobil dengan nilai
wajar sebesar Rp100 jt.
Oleh Dinas X transaksi ini dijurnal:

Db. Utang Kepada KUN Rp 100 jt


Cr. Pendapatan Hibah Rp 100 jt
Db. Belanja modal Rp 100 jt
Cr. Piutang dari KUN Rp 100 jt
Db. Aset Tetap- Peralatan dan Mesin Rp 100 jt
Cr. Diinvestasikan dalam Aset Tetap Rp 100 jt.

Sedangkan oleh BUN akan dijurnal:


Db. Kas Umum Negara Rp 100 jt
Cr. Pendapatan Hibah Rp 100 jt
Db. Belanja modal Rp 100 jt
Cr. Kas Umum Negara Rp 100 jt
20
ASET BERSEJARAH

 Aset bersejarah merupakan aset tetap yang dimiliki atau


dikuasai oleh pemerintah yang karena umur dan kondisinya
aset tetap tersebut harus dilindungi oleh peraturan yang
berlaku dari segala macam tindakan yang dapat merusak
aset tetap tersebut
 Diungkapkan dalam CaLK saja tanpa nilai
 Beberapa aset bersejarah juga memberikan potensi
manfaat lainnya kepada pemerintah selain nilai sejarahnya,
misalnya untuk ruang perkantoran. Untuk kasus tersebut,
aset ini akan diterapkan prinsip-prinsip yang sama seperti
aset tetap lainnya.

21
PENGELUARAN SETELAH PEROLEHAN

Pengeluaran belanja untuk aset tetap setelah perolehan


dapat dibedakan menjadi dua:
• belanja untuk pemeliharaan  untuk mempertahankan
kondisi aset tetap tersebut sesuai dengan kondisi awal
• belanja untuk peningkatan  memberi manfaat ekonomik
di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan
kapasitas, masa manfaat, mutu produksi, atau
peningkatan standar kinerja  harus dikapitalisasi

22
PENYUSUTAN

 Penyusutan : penyesuaian nilai sehubungan dengan


penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset  bukan
alokasi biaya
 Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset
tetap dapat disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik
aset tersebut
 Jurnal standar untuk penyusutan adalah sbb:
Dr Diinvestasikan dalam Aset Tetap xxx
Cr Akumulasi Penyusutan xxx

23
PRASYARAT PENYUSUTAN

 Diketahui nilai buku yang dapat disusutkan


 Identifikasi aset yang nilainya menurun.
 Harus diketahui masa manfaatnya
 Kondisi yang menyebabkan penurunan aset tetap
(misalnya yang mudah obsolet)

 Perlukah memperhitungkan “nilai residu” ?.

24
METODE PENYUSUTAN

 Metode garis lurus (straight line method); atau


 Metode saldo menurun ganda (double declining
method); atau
 Metode unit produksi (unit of production method)

Pemilihan metode penyusutan tergantung dari sifat


dan karakteristik aset tetap masing-masing

25
PENETAPAN MASA MANFAAT ASET TETAP

Untuk obyektifitas dalam penetapan masa manfaat


aset tetap (sebagai dasar menentu kan metode
penyusutan): disarankan agar penetapannya
diusulkan oleh instansi tehnis terkait dan selanjutnya
ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah dalam
bentuk Kebijakan Akuntansi yang berlaku untuk
pemerintah daerah masing-masing.

26
PENILAIAN KEMBALI (REVALUATION)

 Dalam hal terjadi perubahan harga secara signifikan,


pemerintah dapat melakukan penilaian kembali atas aset
tetap yang dimiliki agar nilai aset tetap pemerintah yang ada
saat ini mencerminkan nilai wajar sekarang. SAP mengatur
bahwa pemerintah dapat melakukan revaluasi sepanjang
revaluasi tersebut dilakukan berdasarkan ketentuan
pemerintah yang berlaku secara nasional

 Selisih antara nilai revaluasi dengan nilai tercatat dibukukan


dalam ekuitas dana pada akun Diinvestasikan dalam Aset
Tetap.

27
PENGHENTIAN

Untuk aset tetap yang karena kondisinya atau karena


alasan lain dihentikan dari penggunaan aktif maka aset
tetap tersebut dipindahkan ke pos aset lainnya.

Jurnal standar untuk mencatat transaksi ini adalah sbb:


Dr. Diinvestasikan dalam Aset Tetap xxx
Cr. Peralatan dan Mesin xxx
Dr. Aset Lainnya xxx
Cr. Diinvestasikan dalam Aset Lainnya xxx

28
PELEPASAN

 Suatu aset tetap harus dieliminasi dari neraca ketika


dilepaskan
 Jurnal standar untuk mencatat transaksi tersebut
adalah sbb:
Dr. Diinvestasikan dalam Aset Tetap xxx
Cr. Peralatan dan Mesin xxx

29
PENYAJIAN
Penyajian aset tetap dalam lembar muka neraca adalah sebagai berikut:
Aset
Aset Tetap
Tanah xxx
Peralatan dan Mesin xxx
Gedung dan Bangunan xxx
Jalan, Irigasi dan Jaringan xxx
Aset Tetap Lainnya xxx
Akumulasi Penyusutan (xxx)
Konstruksi dalam Pengerjaan xxx
Total Aset Tetap xxx

Ekuitas Dana
Ekuitas Dana Investasi
Diinvestasikan dalam Aset Tetap xxx
Total Ekuitas Dana Investasi xxx
30
PENGUNGKAPAN
Dalam CaLK harus diungkapkan untuk masing-masing jenis aset
tetap sbb:
• Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai
tercatat;
• Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang
menunjukkan: penambahan, pelepasan, akumulasi penyusutan
dan perubahan nilai jika ada, dan mutasi aset tetap lainnya.
• Informasi penyusutan meliputi: nilai penyusutan, metode
penyusutan yang digunakan, masa manfaat atau tarif
penyusutan yang digunakan, serta nilai tercatat bruto dan
akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode.

31
LAMPIRAN

Nilai aset tetap yang ada dalam neraca merupakan


gabungan dari seluruh aset tetap yang dimiliki atau
dikuasai oleh suatu pemerintah. Apabila pembaca
laporan keuangan ingin mengetahui rincian aset tetap
tersebut, maka laporan keuangan perlu lampiran
tentang Daftar Aset yang terdiri dari nomor kode aset
tetap, nama aset tetap, kuantitas aset tetap, dan nilai
aset tetap

32
TERIMA KASIH

33

Anda mungkin juga menyukai