Anda di halaman 1dari 18

KEPERAWATAN ANAK

II
KELOMPOK 6
SINDROM NEFRITIK
z AKUT
1. Windha Setyo Oetamie 1130017077

2. Firda Fitri Anggraini 1130017078

3. Nayli Saadah Arifin 1130017056


z 1. PENGERTIAN SINDROM NEFRITIK AKUT

2. ETIOLOGI SINDROM NEFRITIK AKUT

3. MANIFESTASI KLINIS SINDROM NEFRITIK AKUT


POKOK
PEMBAHASAN 4. PATOFISIOLOGI SINDROM NEFRITIK AKUT

5. PATHWAY SINDROM NEFRITIK AKUT

6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK SINDROM NEFRITIK


AKUT

7. PENATALAKSANAAN SINDROM NEFRITIK AKUT

8. ASUHAN KEPERAWATAN SINDROM NEFRITIK


AKUT
 Sindrom Nefritik Akut (SNA) merupakan kumpulan
gambaran klinis berupa oliguria, edema, hipertensi yang
z disertai adanya kelainan urinalisis (proteinuri kurang dari
2 gram/hari dan hematuria serta silinder eritrosit). SNA
PENGERTIAN merupakan salah satu manifestasi klinis Glomerulonefritis
SINDROM NEFRITIK Akut Pasca Streptokokus (GNAPS), dimana terjadi suatu
AKUT proses inflamasi pada tubulus dan glomerulus ginjal yang
terjadi setelah adanya suatu infeksi streptokokus pada
seseorang

 Terjadi periode laten berkisar antara 1-2 minggu untuk


infeksi saluran nafas dan 1-3 minggu untuk infeksi kulit.
(Rena dan Suwitra, 2010). Glomerulonefritis
pascastreptococus kadang disebut Nefritis Akut yang dapat
menyerang anak yang mengalami infeksi sterptococus
hemolitikus beta, biasanya faringitis 2-3 minggu
sebelumnya. Kompleks imun terdiri dari streptokokus,
antibodi, dan komplemen yang terdeposit di glomerulus
(Rena dan Suwitra, 2010).
 Penyakit SNA sering ditemukan pada anak berumur
z
3 - 7 tahun dan lebih sering mengenai anak pria
dibandingkan anak wanita. Timbulnya GNA
didahului oleh infeksi ekstra renal, terutama di
traktus respiratorius bagian atas dan kulit oleh
kuman Streptococcus beta hemolyticus golongan A
ETIOLOGI SINDROM
tipe 12, 4, 16, 25 dan 49. Antara infeksi bakteri dan
NEFRITIK AKUT timbulnya GNA terdapat masa laten selama lebih
kurang 10 hari

 GNA juga dapat disebabkan oleh sifilis, keracunan


(timah hitam, tridion), penyakit amiloid, trombosis
vena renalis, purpura anafilaktoid dan lupus
eritematous
MANIFESTASI KLINIS SINDROM NEFRITIK AKUT
z
 Pada awalnya edema timbul sebagai pembengkakan di wajah dan kelopak mata, tetapi
selanjutnya lebih dominan di tungkai. Berkurangnya volume air kemih dan air kemih berwarna
gelap karena mengandung darah, tekanan darah bisa meningkat. Gejala tidak spesifik seperti
letargi, demam, nyeri abdomen, dan malaise.

1. Onset akut (kurang dari 7 hari)

2. Hematuria baik secara makroskopik maupun mikroskopik. Gross hematuria 30% ditemukan
pada anak-anak.

3. Oliguria

4. Edema (perifer atau periorbital), 85% ditemukan pada anak-anak; edema bisa ditemukan
sedang sampai berat. Sakit kepala, jika disertai dengan hipertensi.

5. Dyspnea, jika terjadi gagal jantung atau edema pulmo.

6. Kadang disertai dengan gejala spesifik : mual dan muntah, purpura pada Henoch- Schoenlein,
artralgia yang berbuhungan dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE).
ANATOMI GINJAL
z

 Ginjal (Ren) adalah suatu organ yang


mempunyai peran penting dalam
mengatur keseimbangan air dan
metabolit dalam tubuh dan
mempertahankan keseimbangan asam
basa dalam darah. Produk sisa berupa
urin akan meninggalkan ginjal
menuju saluran kemih untuk
dikeluarkan dari tubuh. Ginjal terletak
di belakang peritoneum sehingga
disebut organ retroperitoneal (Snell,
2006).
 Setiap nefron memiliki 2 komponen FISIOLOGI GINJAL
z
utama yaitu glomerulus dan tubulus.
Glomerulus (kapiler glomerulus) dilalui
sejumlah cairan yang difiltrasi dari darah
sedangkan tubulus merupakan saluran
panjang yang mengubah cairan yang telah
difiltrasi menjadi urin dan dialirkan
menuju keluar ginjal. Glomerulus tersusun
dari jaringan kapiler glomerulus
bercabang dan beranastomosis yang
mempunyai tekanan hidrostatik tinggi
(kira-kira 60mmHg), dibandingkan
dengan jaringan kapiler lain.
PATOFISIOLOGI SINDROM NEFRITIK AKUT
z

 Sindrom nefritik akut pasca infeksi streptokokus adalah penyebab lain dari sindrom nefritik akut yaitu
penyakit-penyakit parenkim ginjal baik primer maupun sekunder, seperti glomerulonefritis akut non
streptokokus, nefropati Ig A, sistemik lupus eritematosus, purpura Henoch-Schoenlein, sindroma
Good-Pasture, dan granulomatosis Wegener.

 Kerusakan glomerulus menunjukkan bahwa proses imunologis memegang peranan penting dalam
patogenesis glomerulonefritis. Mekanisme dasar terjadinya sindrom nefritik akut pasca infeksi
streptokokus adalah adanya suatu proses imunologis yang terjadi antara antibodi spesifik dengan
antigen streptokokus.

 Proses ini terjadi di dinding kapiler glomerulus dan mengakibatkan aktivasi sistem komplemen.
Selanjutnya sistem komplemen memproduksi aktivator komplemen 5a (C5a) dan mediator-mediator
inflamasi lainnya. Sitokin dan factor pemicu imunitas seluler lainnya akan menimbulkan respon
inflamasi dengan manifestasi proliferasi sel dan edema glomerular
LANJUTAN
z
 Edema terjadi pada 85% pasien SNA pasca infeksi streptokokus, biasanya terjadi
mendadak dan pertama kali terjadi di daerah periorbital dan selanjutnya dapat
menjadi edema anasarka. Derajat berat ringannya edema yang terjadi tergantung
pada beberapa factor yaitu luasnya kerusakan glomorelus yang terjadi, asupan
cairan, dan derajat hypoalbuminemia (Rena dan Suwitra, 2010).

 Komplek antigen-antibodi dalam darah terjebak didalam glomerulus sehingga


menstimulasi proses inflamasi yang menyebabkan cedera pada ginjal.
Glomerulonefritis dapat pula terjadi menyusul impetigo ( infeksi kulit) dan infeksi
virus akut (infeksi saluran nafas atas, gondongan, virus varisela zoster, virus
Epstein-Barr, hepatits B). (Smeltzer, 2011).

 Kompleks imun atau anti Glomerular Basement Membrane (GBM) antibodi yang
mengendap/berlokasi pada glomeruli akan mengaktivasi komplemen jalur klasik
atau alternatif dari sistem koagulasi dan mengakibatkan peradangan glomeruli,
z
PATHWAY SINDROM NEFRITIK AKUT

 OPEN IN THE MS WORD


z PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK SINDROM NEFRITIK AKUT

1. Diagnosis klinis

2. Diagnosis perjalanan penyakit (komplikasi)

3. Diagnosis etiologi DNA pasca infeksi streptokok


Pemeriksaan Laboratorium
z
1. Laboratorium

a. Darah

a) LED dan hematokrit diperiksa pada saat masuk rumah sakit dan diulangi tiap minggu

b) Eiwit spektrum (albumin, globulin) dan kolesterol diperiksa waktu masuk rumah sakit dan
diulangi bila perlu

c) Kadar ureum, kreatinin, klirens kreatinin diperiksa waktu masuk rumah sakit.

1. Urin Proteinuri diperiksa tiap hari

a) Kualitatif (-) sampai (++), jarang yang sampai (+++)

b) Kuantitatif kurang dari atau sama dengan 2 gram/m2/24 jam

c) Volume ditampung 24 jam setiap hari


PEMERIKSAAN PENUNJANG
z
a. Pemeriksaan fungsi ginjal berupa urin mikroskopik, ureum, kreatinin, elektrolit, protein
urin, dan klirens kreatinin.

b. Pemeriksaan darah lengkap untuk mencari mikroangiopati, titer antistreptolisin,


apus tenggorok, LED, pemeriksaan imunologi untuk lupus eritematosus sistemik, antibodi
anti membran basal glomerulus, dan antibodi sitoplasmik antineutrofil.

c. Pemeriksaan foto toraks untuk mengetahui besarnya jantung, adanya edema, atau
perdarahan paru.

d. Biopsi ginjal dilakukan kecuali pada glomerulonefritis pascastreptokok dengan gejala


yang jelas.

e. Untuk pengawasan kemajuan dilakukan pengukuran dan pencatatan berkala dari tekanan
darah, keseimbangan cairan, serta berat badan. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan
berkala adalah ureum, kreatinin, elektrolit, klirens kreatinin, urin mikroskopik, protein,
dan foto toraks.
a. Onsetnya akut. (kurang dari 7 hari) LANJUTAN
z
b. Edema. Paling sering muncul di Palpebra pada saat bangun
pagi, disusul tungkai, abdomen, dan genitalia.

c. Hematuri. Hematuri makroskopik berupa urin coklat kemerah-


merahan seperti teh tua / air cucian daging biasanya muncul
pada minggu pertama.

d. Hipertensi. Muncul pada 50-90% kasus, umumnya hipertensi


ringan dan timbul dalam minggu pertama. Adakalanya terjadi
hipertensi ensefalopati (5-10% kasus).

e. Oligouri. Terdapat pada 5-10% kasus. Dikatakan oligouri bila


produksi urin kurang dari atau sama dengan 1 cc/kgBB/jam.
Umumnya terjadi pada minggu pertama dan menghilang
bersama dengan diuresis pada akhir minggu pertama.
Penatalaksanaan Sindrom Nefritik Akut
z

1. Tirah baring

2. Diet

3. Tindakan Khusus
Farmakologi
z

 Antibiotik, Penisilin Prokain (PP) 50.000-100.000 SI/KgBB/hari atau


ampisilin/amoxicillin dosis 100mg/kgBB/hari atau eritromisin oral 30-50
mg/KgBB/hari dibagi 3 dosis selama 10 hari untuk eradikasi kuman

 Anti Hipertensi, Hipertensi Ringan: Istirahat dan pembatasan cairan.


Tekanan darah akan normal dalam 1 minggu setelah diuresis. Hipertensi
sedang dan berat diberikan kaptopril 0,5-3mg/kgBB/hari dan furosemide 1-
2mg/kgBB/hari per oral.
NON FARMAKOLOGI
z

 Penurunan berat badan, diet rendah lemak dan garam, olah raga secara teratur,

menghentikan rokok dan kebiasanan minum alkohol. Anak dan remaja yang
mengalami prehipertensi atau hipertensi tingkat 1 dianjurkan untuk mengubah
gaya hidupnya. Olahraga secara teratur merupakan cara yang sangat baik dalam
upaya menurunkan berat badan dan tekanan darah sistolik maupun diastolik. Jenis
olahraga yang dianjurkan adalah olahraga kombinasi aerobik dan dinamik seperti;
berenang, lari pagi, atau bersepeda, sedangkan pasien hipertensi sekunder dan
hipertensi esensial berat harus menghindari olahraga yang bersifat statis atau
kompetitif serta latihan beban. (Tambahan dari Jurnal)
ASUHAN KEPERAWATAN SINDROM
z
NEFRITIK AKUT

 OPEN IN THE MS WORD

Anda mungkin juga menyukai