Anda di halaman 1dari 36

Case Report

INFEKSI SALURAN KEMIH

AYU NANIZA PERI


NIM. 1808437025

Pembimbing :
dr. Ligat Pribadi Sembiring, Sp.PD, FINASIM
PENDAHULUA
N
Pendahuluan
Infeksi saluran kemih (ISK)
merupakan istilah yang
menunjukkan adanya
mikroorganisme dalam urin
yang bermakna akibat
terbentuknya koloni kuman
disaluran kemih.

Berdasarkan lokasi saluran


kemih, dibagi atas :
• Saluran kemih bagian bawah
• Saluran kemih bagian atas
Pendahuluan

 Penderita ISK di Indonesia berjumlah 90-100


kasus per 100.000 penduduk/tahun atau
sekitar 180.000 kasus baru/tahun. (DEPKES RI,
2014)
 Angka kejadian ISK 4x lebih banyak pada
perempuan.
 50-60% perempuan akan menderita ISK
minimal 1x dalam kehidupannya. (PERNEFRI,
Pendahuluan
Klasifikasi ISK :
ISK bagian bawah
Presentasi klinis berdasarkan
gender:
 Perempuan : sistitis,
sindroma uretra akut.
 Laki-laki : dapat berupa
sistitis, prostatitis,
epididimitis, dan uretritis.

ISK bagian atas


 Ureteritis
 Pielonefritis akut (PNA)
 Pielonefritis kronis (PNK),
akibat lanjutan dari infeksi
bakteri berkepanjangan.
Pendahuluan
Penyebab terjadi infeksi :
Gangguan keseimbangan antara
mikroorganisme penyebab infeksi
sebagai agent >< epitel saluran
kemih sebagai host.
Gangguan keseimbangan dapat
terjadi akibat pertahanan tubuh
dari host yang menurun atau
karena virulensi agent
meningkat.
Masuknya kuman secara ascending ke dalam saluran
kemih, terjadi :
(1) kolonisasi kuman disekitar uretra
(2) perpindahan kuman dari uretra  vesika urinaria
(3) penempelan kuman pada dinding vesika urinaria
(4) masuknya kuman melaui ureter ke ginjal
LAPORAN
KASUS
Identitas Pasien
Nama : Nn. AP
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 22 tahun
MR : 00866347
Alamat : Jl. Bukit Barisan
Status : Belum menikah
Tgl MRS : 05 September 2019
Keluhan Utama
Demam yang semakin meningkat sejak 1
hari SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang
1 minggu SMRS, pasien mengeluhkan
demam. Demam dirasakan naik turun,
meningkat pada malam hari dan
berkurang pada pagi harinya. Selain itu
pasien juga mengeluhkan sulit BAK.
Pasien hanya berkemih 1-2 kali dalam
sehari dan merasa volume kencing lebih
sedikit dari biasanya, berwarna kuning
pekat, tidak berpasir, dan tidak ada
darah. Pasien juga merasakan nyeri saat
awal berkemih dan tidak puas apabila
selesai berkemih.
Riwayat Penyakit Sekarang
1 hari SMRS, pasien mengeluhkan
demam yang disertai dengan menggigil.
Demam terus meningkat dan dirasakan
sepanjang hari. Selain itu pasien juga
mengeluhkan nyeri pada pinggang kiri
yang sangat hebat. Nyeri dirasakan
seperti ditusuk-tusuk, terus menerus,
dan tidak menjalar. Mual (+), muntah
(+) 2-3 kali sehari sebanyak 1 gelas
aqua, berisi makanan. Nyeri kepala (+),
nyeri dirasakan pada bagian belakang
kepala, berdenyut dan hilang-timbul.
Nyeri tidak hilang dengan beristirahat.
Nyeri perut bagian bawah (-). Karena
Riwayat Penyakit Dahulu
 Pasien didiagnosis hidronephrosis ginjal
kiri pada tahun 2014 karena
penyempitan saluran kemih sejak lahir.
 Pasien pernah menjalani 2x operasi
pemasangan DJ Stent pada tahun 2014.
 Pasien pernah menggunakan kateter
urin pada tahun 2014.
 Riwayat tekanan darah tinggi (-)
 Riwayat penyakit jantung (-)
 Riwayat kencing manis (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
 Tidakada keluarga yang memiliki
keluhan yang sama seperti pasien.
 Riwayat tekanan darah tinggi (-)
 Riwayat penyakit jantung (-)
 Riwayat kencing manis (-)
Riwayat Pekerjaan, Sosial,
Ekonomi, dan Kebiasaan
 Pasien seorang mahasiswa.
 Pasien mengaku jarang minum air putih
setiap harinya, dan lebih suka
mengkonsumsi minuman kemasan.
 Pasien memiliki kebiasaan sering
menahan BAK.
 Pasien memiliki riwayat keputihan
setiap kali selesai haid, berwarna putih
dan tidak berbau.
Pemeriksaan Fisik Umum
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Komposmentis kooperatif
TD : 101/52 mmHg
Nadi : 116 x/menit
Suhu : 40.1,°C
Pernafasan : 24 x/menit
Keadaan gizi : BB : 52 kg
TB : 156 cm
IMT : 21.36
Pemeriksaan Fisik
 Kepala dan Leher
Mata : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-),
pupil bulat isokor, ukuran 2mm/2mm,
edema palpebra (-/-)
Hidun : Pernafasan cuping hidung (-), keluar
g cairan (-), epistaksis (-)
Teling : Keluar cairan (-), keluar darah (-)
a
Mulut : Mukosa kering(-), pucat (-), sianosis (-),
gusi berdarah (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran
kelenjar tiroid (-), JVP 5+1 cmH2O
Pemeriksaan Fisik
 Paru-paru

Inspeksi : Bentuk dinding dada normochest,


pergerakan dada simetris kiri dan
kanan, penggunaan otot bantu
pernapasan (-).
Palpasi : Vocal fremitus sama kiri dan kanan.
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru.
Auskulta : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing
si (-/-).
Pemeriksaan Fisik
 Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat


Palpasi : Ictus cordis teraba di SIK V linea
midclavicula sinistra.
Perkusi : Batas jantung kanan linea
parasternalis dextra SIK IV, batas
jantung kiri linea midclavicula sinistra
Auskulta : HR = 116x/menit, S1 S2 reguler,
si M2<M1, A1<A2, P1<P2, A2>P2,
murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Fisik
 Abdomen

Inspeksi : perut tampak datar, venektasi (-),


distensi (-), vena kolateral (-)
Auskulta : BU (+) 10x/menit
si
Perkusi : timpani diseluruh region abdomen.
Nyeri ketok CVA (+/-)
Palpasi : nyeri tekan (+) diregio lumbal kiri,
ballotement(+), hepatomegali(-),
splenomegali(-), massa (-)
Pemeriksaan Fisik
 Suprapubis

Inspeksi : Suprapubik tampak cembung (-)


Perkusi : Timpani
Palpasi : Vesika urinaria tidak teraba, nyeri
tekan suprapubis (-)

 Ekstremitas

Superior : Kulit pucat (-) CRT <2 detik, pitting


udem (-/-), sianosis (-), clubbing finger
(-), akral hangat.
Inferior : Kulit pucat (-) CRT <2 detik, pitting
udem (-/-), sianosis (-), akral hangat.
Pemeriksaan Penunjang
1. Hematologi
Darah Lengkap Hitung Jenis
Hb : 12,6 g/dL Basofil : 0,2 %
Eritrosi : 4.330.000/uL Eosino : 0,6 %
t fil
Leukosi : 11.480/uL Neutro : 85,7 %
t fil
Trombo : 244.000/uL Limfos : 6,0 %
sit it
Ht : 38,5 % Monos : 7,9 %
MCV : 88,9 fL it
MCH : 29,1 pg
MCHC : 32,7 g/dL
Pemeriksaan Penunjang
2. Urinalisis
Urin Lengkap Sedimen
Warna : Kuning Eritrosi : 0-1/LPB
Kejernihan : Jernih t
Protein : Negatif Leukosi : 6-7/LPB
t
Glukosa : Negatif
Sel : 3-5/LPB
Bilirubin : Negatif epitel
Urobilirubin : 0,2 Umol/L Kristal : 0/LPB
pH : 6,0 Silinder : 0/LPB
BJ : 1,030 Bakteri : 0/LPB
Darah : Negatif Jamur : 0/LPB
Keton : Positif
Nitrit : Negatif
Leukosit : Negatif
Esterase
Pemeriksaan Penunjang
3. Kimia Klinik
Albumi : 4,1 g/dL
n
Ureum : 21 mg/dL
Creatin : 0,88 mg/dL
in
GDS
4. USG :Abdomen
108 mg/dL
Renal : Ukuruan normal, batu (-), PCS
dextra normal, cortex dan medulla normal
Renal : Ukuruan normal, batu (-), PCS
sinistra melebar, cortex tipis
Kesan : Hydronephrosis sinistra grade 2-3
Masalah
1. Febris ec. infeksi saluran kemih atas
dengan hidronephrosis sinistra grade 2-
3.
2. Observasi vomitus

DD : Pyelonefritis akut
Penatalaksanaan
Non Farmakologis
1. Tirah baring
2. Asupan cairan yang banyak

Farmakologis
3. IVFD NaCl 0.9% 20 tpm
4. Inf. Paracetamol 3 x 1 gram
5. Inf. Ciprofloxacin 2 x 400 mg
6. Inj. Ketorolac 2 x 30 mg
7. Inj. Ranitidine 2 x 50 mg
8. Domperidone tab 3 x 10 mg
DISKUSI
Diskusi
Telah dilaporkan seorang pasien perempuan
berumur
22 tahun dengan diagnosis infeksi saluran
kemih atas dengan hidronephrosis sinistra
grade 2-3. Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik Penunjang
 Demam  Takikardia  Leukositosis
disertai (116x/menit)  Ketonuria
menggigil  Febris (40.1o  Leukosituria
 Sulit BAK C)  USG diperoleh
 Nyeri saat  Nyeri tekan kesan
awal pada regio hydronephrosi
berkemih lumbal kiri s sinistra
 Nyeri pada  Nyeri ketok grade 2-3
pinggang kiri CVA (+/-)
 Mual dan
Diskusi
Pasien seorang perempuan, berusia 22
tahun
 PERNEFRI, 2011 : 50-60% perempuan
akan menderita ISK min. 1x dalam
kehidupannya.
 Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam :
kejadian ISK lebih banyak terjadi pada
perempuan dikarenakan faktor klinis
seperti :
1. Anatomis, uretra perempuan lebih
pendek, letak saluran kemih lebih
dekat dengan rektal
2. Hormonal, adanya cairan prostat
Diskusi
Anamnesis :
 Demam disertai menggigil
Gambaran klinis
 Mual dan muntah
ISK bagian atas
 Nyeri pada pinggang kiri (pyelonefritis)

 Sulit BAK
Gambaran klinis
 Nyeri saat awal berkemih ISK bagian bawah
(sistitis)

Harrison, Nefrologi dan Gangguan Asam-Basa, 2013 :


Gejala pielonefritis akut umumnya timbul secara cepat dalam
beberapa jam atau sehari dan mencakup demam, menggigil
hebat, mual, muntah, nyeri abdomen, dan diare. Kadang
terdapat gejala sistitis.
Diskusi
Pada pasien
dicurigai awalnya
mengalami infeksi
saluran kemih
bagian bawah dan
kemudian terjadi
ascending
infection.
Diskusi
Pemeriksaan Fisik :
 Takikardia (116x/menit)

 Febris (40.1o C)

 Nyeri tekan pada regio


Gambaran klinis
mendukung kearah
lumbal kiri ISK bagian atas
 Nyeri ketok CVA (+/-) (pyelonefritis)

Harrison, Nefrologi dan Gangguan Asam-Basa, 2013 :


Pada pemeriksaan fisik umum pyelonefritis akut, dapat dijumpai
demam, takikardia, dan nyeri otot generalisata. Selain itu dapat
dijumpai adanya nyeri tekan pada penekanan dalam di sudut
costovertebrae.
Diskusi
Pemeriksaan Penunjang :
 Leukositosis

 Ketonuria, leukosituria

 USG diperoleh kesan :

hydronephrosis sinistra grade 2-3


Usulan pemeriksaan penunjang : kultur
urin, BNO-IVP
Urinalisis : untuk menentukan dua parameter penting ISK
(leukosit dan bakteri)
Baku emas pengambilan sampel urine : aspirasi suprapubis.
Kultur urin : untuk memastikan ISK (gold standart)
Patognomonik dari pyelonefritis akut : ditemukan silinder
leukosit
Pemeriksaan radiologis : untuk mengetahui adanya batu atau
Diskusi
Tatalaksana :
1. IVFD NaCl 0.9% 20 tpm
2. Inf. Paracetamol 3 x 1 gram
3. Inf. Ciprofloxacin 2 x 400 mg
4. Inj. Ketorolac 2 x 30 mg
5. Inj. Ranitidine 2 x 50 mg
6. Domperidone tab 3 x 10 mg

The Infection Disease Society of America menganjurkan 1 dari 3


alternatif terapi antibiotika sebagai terapi awal (florokuinolon,
aminoglikosida dengan atau tanpa ampisilin, sefalosporin
berspektrum luas dengan atau tanpa aminoglikosida)
Antibiotika yang digunakan : bersifat bakterisidal, berspektrum
luas, dan secara farmakologis mampu mengadakan penetrasi ke
jaringan ginjal dan kadarnya dalam urin cukup tinggi.
KESIMPULAN
Kesimpulan
1. Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah
suatu keadaan yang disebabkan
karena adanya invasi bakteri pada
saluran kemih.
2. Penegakan diagnosis ISK berdasarkan
manifestasi klinik dan pemeriksaan
penunjang berupa analisis urin rutin,
pemeriksaan mikroskop urin segar
tanpa putar, kultur urin serta jumlah
bakteri/ml urin.
3. Penatalaksanaan ISK berkaitan dengan
pemberian antibiotika.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai