Anda di halaman 1dari 18

DELIRIUM & DEMENSIA

Delirium (Acute Confusional state)

Sindrom klinis akut dan sejenak dengan ciri:


– penurunan taraf kesadaran,
– gangguan kognitif,
– gangguan persepsi, termasuk halusinasi & ilusi,
khas adalah visual juga di pancaindera lain.
– gangguan perilaku, seperti agitasi.
– Gangguan ini berlangsung pendek dari ber-jam
hingga berhari,
– taraf hebatnya berfluktuasi, hebat di malam hari,
kegelapan membuat halusinasi visual & gangguan
perilaku meningkat.
– Biasanya reversibel.
Epidemiologi

– Delirium bisa timbul pada segala umur


– Sering pada usia lanjut
– Sedikitnya 10% dari pasien lanjut usia yang
dirawat inap menderita delirium;
– 15-50% mengalami delirium sesaat pada masa
perawatan rumah sakit.
– Delirium juga sering dijumpai pada panti asuhan.
– Bila delirium terjadi pada orang muda biasanya
karena penggunaan obat atau penyakit yang
berbahaya mengancam jiwanya.
Penyebab & Patofisiologi(1)
Banyak kondisi sistemik dan obat bisa menyebabkan delirium,
contoh
– antikolinergika,
– psikotropika, dan
– opioida
Mekanisma tidak jelas, tetapi mungkin terkait dengan
– gangguan reversibilitas dari metabolisma oxidatif otak,
– abnormalitas neurotransmiter multipel, dan
– pembentukan sitokines (cytokines).
Stress dari penyebab apapun bisa meningkatkan kerja saraf
simpatikus sehingga mengganggu fungsi kolinergik dan
menyebabkan delirium.
Usia lanjut memang dasarnya rentan terhadap penurunan
transmisi kolinergik sehingga lebih mudah terjadi delirium.
Apapun sebabnya, yang jelas hemisfer otak dan mekanisma
siaga (arousal mechanism) dari talamus dan sistem aktivasi
retikular batang otak jadi terganggu.
Penyebab & Patofisiologi(2)
Terdapat faktor predisposisi gangguan otak
organik: seperti demensia, stroke. Penyakit
parkinson, umur lanjut, gangguan sensorik,
dan gangguan multipel. Faktor presipitasi
termasuk penggunaan obat baru lebih dari 3
macam, infeksi, dehidrasi, imobilisasi,
malagizi, dan pemakaian kateter buli-buli.
Penggunaan anestesia juga meningkatkan
resiko delirium, terutama pada pembedahan
yang lama. Demikian pula pasien lanjut usia
yang dirawat di bagian ICU beresiko lebih
tinggi.
Tanda & Gejala (1)
Susah konsentrasi dan memfokus
Mempertahankan dan mengalihkan daya
perhatian
Kesadaran naik-turun
Disorientasi terhadap waktu, tempat dan orang
Halusinasi biasanya visual, kemudian yang lain
Bingung menghadapi tugas se-hari-hari
Perubahan kepribadian dan afek
Pikiran menjadi kacau
Bicara ngawur
Disartria dan bicara cepat
Neologisma
Inkoheren
Tanda & Gejala (2)
Perilaku yang inadekuat
Rasa takut
Curiga
Mudah tersinggung
Agitatif
Hiperaktif
Siaga tinggi (Hyperalert)
Pendiam
Menarik diri
Mengantuk
Banyak pasien yang berfluktuasi antara diam dan gelisah
Pola tidur dan makan terganggu
Gangguan kognitif, jadi daya mempertimbangkan dan tilik-
diri terganggu
Diagnosis
Biasanya klinis. Semua pasien dengan tanda dan gejala
gangguan fungsi kognitif perlu dilakukan pemeriksaan
kondisi mental formal.
Kemampuan atensi bisa diperiksa dengan:
– Pengulangan sebutkan 3 benda
– Pengulangan 7 angka ke depan dan 5 angka ke belakang
(mundur)
– Sebutkan nama hari dalam seminggu ke depan dan ke belakang
(mundur)
Ikuti kriteria diagnostik dari ICD-10 atau DSM-IV-TR
Confusion Assessment Method (CAM)
Wawancarai anggota keluarga
Penggunaan obat atau zat psikoaktif overdosis atau
penghentian mendadak.
Pemeriksaan laboratorium dan pencitraan (imaging) untuk
menemukan penyebabnya.
Prognosis
Morbiditas dan mortalitas lebih tinggi pada pasien
yang masuk sudah dengan delirium dibandingkan
dengan pasien yang menjadi delirium setelah di
Rumah Sakit.
Beberapa penyebab delirium seperti hipoglikemia,
intoxikasi, infeksi, faktor iatrogenik, toxisitas obat,
gangguan keseimbangan elektrolit. Biasanya cepat
membaik dengan pengobatan.
Beberapa pada lanjut usia susah untuk diobati dan
bisa melanjut jadi kronik
Terapi
Perbaiki kondisi penyakitnya dan menghilangkan faktor yang
memberatkan seperti:
– Menghentikan penggunaan obat
– Obati infeksi
Suport pada pasien dan keluarga
Mengurangi dan menghentikan agitasi untuk pengamanan
pasien
Cukupi cairan dan nutrisi
Vitamin yang dibutuhkan
Segala alat pengekang boleh digunakan tapi harus segera
dilepas bila sudah membaik, alat infuse sesederhana mungkin,
lingkungan diatur agar nyaman.
Obat:
– Haloperidol dosis rendah dulu 0,5 – 1 mg per os, IV atau IM
– Risperidone 0,5 – 3mg per os tiap 12 jam
– Olanzapine 2,5 – 15mg per os 1 x sehari
– Lorazepam 0,5 – 1mg per os atau parenteral (tak tersedia di
Indonesia), Perlu diingat obat benzodiazepine ini bisa memperburuk
delirium karena efek sedasinya.
Demensia
keruntuhan kemampuan intelek yg progresif setelah
mencapai pertumbuhan & perkembangan tertinggi (umur
15 tahun) karena gangguan otak organik, diikuti
keruntuhan perilaku dan kepribadian, dimanifestasikan
dalam bentuk gangguan fungsi kognitif
– seperti memori, orientasi, rasa hati dan pembentukan pikiran
konseptual. Biasanya kondisi ini tidak reversibel, sebaliknya
progresif.
– Diagnosis dilaksanakan dengan pemeriksaan klinis, laboratorium
dan pemeriksaan pencitraan (imaging), dimaksudkan untuk mencari
penyebab yang bisa diobati. Pengobatan biasanya hanya suportif.
Zat penghambat kolinesterasa (Cholinesterase inhibitors) bisa
memperbaiki fungsi kognitif untuk sementara, dan membuat
beberapa obat antipsikotika lebih efektif daripada hanya dengan
satu macam obat saja.
Demensia bisa terjadi pada setiap umur, tetapi lebih
banyak pada lanjut usia (l.k 5% untuk rentang umur 65-74
tahun dan 40% bagi yang berumur >85 tahun).
Kebanyakan mereka dirawat dalam panti dan menempati
sejumlah 50% tempat tidur.
Penyebab & Klasifikasi Demensia (1)

Etiologi dan klasifikasi


Menurut umur:
– Demensia senilis (> 65 th)
– Demensia prasenilis (< 65 th)
Menurut perjalanan penyakit:
– Reversibel
– Ireversibel (Normal pressure hydrocephalus, subdural
hematoma, vit B12 Defisiensi, Hipotiroidisma, intoxikasi
Pb.
Menurut sifat klinis:
– Demensia proprius
– Pseudo-demensia
Penyebab &Klasifikasi Demensia (2)
Menurut kerusakan struktur otak
– Tipe Alzheimer
– Tipe non-Alzheimer
– Demensia vaskular
– Demensia jisim Lewy (Lewy Body dementia)
– Demensia Lobus frontal-temporal
– Demensia terkait dengan SIDA (HIV-AIDS)
– Morbus Parkinson
– Morbus Huntington
– Morbus Pick
– Morbus Jakob-Creutzfeldt
– Sindrom Gerstmann-Sträussler-Scheinker
– Prion disease
– Palsi Supranuklear progresif
– Multiple sklerosis
– Neurosifilis
Tanda & Gejala
Seluruh jajaran fungsi kognitif rusak.
Awalnya gangguan daya ingat jangka pendek.
Gangguan kepribadian dan perilaku, mood swings
Defisit neurologik motor & fokal
Mudah tersinggung, bermusuhan, agitasi dan kejang
Gangguan psikotik: halusinasi, ilusi, waham & paranoia
Agnosia, apraxia, afasia
ADL (Activities of Daily Living) susah
Kesulitan mengatur penggunaan keuangan
Lupa meletakkan barang penting
Sulit mandi, makan, berpakaian, toileting
Pasien bisa berjalan jauh dari rumah dan tak bisa pulang
Mudah terjatuh, keseimbangan buruk
Akhirnya lumpuh, inkontinensia urine & alvi
Tak dapat makan dan menelan
Koma dan kematian
Diagnosis
Diagnosis difokuskan pada 3 hal:
– Dibedakan antara delirium dan demensia
– Bagian otak yang terkena
– Penyebab yang potensial reversibel
Perlu dibedakan dari depresi (ini bisa diobati relatif
mudah)
Pemeriksaan
– Mengingat 3 benda yang telah disebut
– Mengelompokkan benda, hewan dan alat dengan susah
payah
Pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan EEG
Pencitraan otak amat penting CT atau MRI
GAMBARAN DELIRIUM DEMENSIA

Riwayat Penyakit akut Penyakit kronik

Awal Cepat Lambat laun

Sebab Terdapat penyakit lain (infeksi, Biasanya penyakit otak kronik (spt
dehidrasi, guna/putus obat Alzheimer, demensia vaskular)

Lamanya Ber-hari/-minggu Ber-bulan/-tahun

Perjalanan sakit Naik turun Kronik progresif

Taraf kesadaran Naik turun Normal

Orientasi Terganggu, periodik Intak pada awalnya

Afek Cemas dan iritabel Labil tapi tak cemas

Alam pikiran Sering terganggu Turun jumlahnya

Bahasa Lamban, inkoheren, inadekuat Sulit menemukan istilah tepat

Daya ingat Jangka pendek terganggu nyata Jangka pendek & panjang terganggu

Persepsi Halusinasi (visual) Halusinasi jarang kecuali sundowning

Psikomotor Retardasi, agitasi, campuran Normal

Tidur Terganggu siklusnya Sedikit terganggu siklus tidurnya

Atensi & kesadaran Amat terganggu Sedikit terganggu


Reversibilitas Sering reversibel Umumnya tak reversibel

Penanganan Segera Perlu tapi tak segera


Catatan: pasien dengan demensia amat rentan terhadap delirium, dan delirium yang bertumpang tindih dengan demensia adalah umum

Anda mungkin juga menyukai