Anda di halaman 1dari 55

HUBUNGAN SINDROM PRAMENSTRUASI

DENGAN DERAJAT GANGGUAN KEGIATAN


BELAJAR SISWI SMAN 6 PADANG

Mindy Pasuma Putra


1510312017

Pembimbing:
1. dr. Bobby Indra Utama Sp.OG (K)
2. dr. Yulia Kurniawati Sp.KN
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kegiatan belajar merupakan suatu aktifitas
mental atau psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan sehingga
menghasilkan pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, dan nilai sikap.

Kegiatan belajar akan berlangsung secara


optimal ketika kondisi fisik dan psikis seseorang
dalam kondisi baik.

Salah satu yang mempengaruhi kondisi fisik dan


psikis adalah sindrom pramenstruasi.
LATAR BELAKANG
Sindrom pramenstruasi merupakan
gangguan yang muncul mulai dari rasa
tidak nyaman pada daerah perut sampai
masalah ketidakstabilan emosi yang
biasanya terjadi beberapa hari sebelum
periode menstruasi datang pada awal-
awal masa dewasa.
PREVALENSI SINDROM PRAMENSTRUASI
Di Dunia

SRI LANKA (2012)


ETHIOPIA TURKI
IRAN AMERIKA SERIKAT

65,7% 95,5% 67,5%


98,2% 70-90%
Gejala PMS dialami
Gejala PMS dialami Gejala PMS dialami
oleh 65,7 % remaja
oleh 95,5 % pelajar oleh 67,5 %
putri Gejala PMS dialami Gejala PMS dialami perempuan usia 15-
putri
oleh 98,2 % oleh 70-90% remaja 25 tahun
perempuan usia 18- putri
27 tahun
PREVALENSI SINDROM
Di
PRAMENSTRUASI
Indonesia
Jakarta Selatan Purworejo
Kudus Padang

45% 24,6%
45,8% 51,8%
Gejala PMS dialami
oleh 45% siswi SMK Gejala PMS dialami
oleh 24,6% siswi
Gejala PMS dialami SMA Gejala PMS dialami
oleh 45,8% oleh 51,8% siswi SMA
mahasiswi kebidanan
PREVALENSI SINDROM PRAMENSTRUASI
MENYEBABKAN GANGGUAN BELAJAR

Di FK UNAND
80,89% mahasiswa 2000/2001
mengalami sindrom pramenstruasi

Sindrom Sindrom
Pramenstrua Pramenstrua
si si disertai
Gangguan
Sebanyak 61,6% diantaranya mengalami
Belajar
gangguan belajar

7
PREVALENSI SINDROM PRAMENSTRUASI
MENYEBABKAN GANGGUAN BELAJAR

gejala fisik dan


psikis sindrom 84,9% Di SMAN 1 Payakumbuh
pramestruasi
pada siswi kelas XI didapatkan:
gangguan belajar
ringan 72%

Sindrom
pramenstruasi 98%

8
P R E VA L E N S I Tahun 2018 pada
SINDROM bulan Agustus
sebanyak 62 siswi
PRAMENSTRUASI (19,01%) mengeluhkan
Di SMAN 6 Padang sakit perut dan sakit
kepala saat menstruasi
3 4
Tahun 2016
Gangguan
sebanyak 26 siswi
(7,97%) mengeluhkan Belajar???
rasa tidak nyaman di
perut saat menstruasi 1 Tahun 2018
2
pada bulan Juli
sebanyak 52 siswi (15,95%)
mengeluhkan sakit perut dan
sakit kepala saat mentruasi

9
RUMUSAN MASALAH

Berapakah frekuensi sindrom


pramenstruasi yang dialami oleh siswi
SMA?

Berapakah frekuensi derajat gangguan


kegiatan belajar akibat sindrom
pramenstruasi?

Apakah terdapat hubungan antara


gejala sindrom pramenstruasi dengan
derajat gangguan kegiatan belajar
siswi SMA?

10
TUJUAN PENELITIAN

Tujuan Khusus
 Mengetahui frekuensi sindrom pramenstruasi
yang dialami oleh siswi SMA.

 Mengetahui frekuensi derajat gangguan


Tujuan Umum kegiatan belajar akibat sindrom
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pramenstruasi.
sindrom pramenstruasi terhadap derajat
 Mengetahui hubungan antara gejala sindrom
gangguan kegiatan belajar siswi di SMA.
pramenstruasi dengan derajat gangguan
kegiatan belajar siswi SMA.
Secara Praktis

MANFAAT  Sebagai masukan bagi institusi yang berwenang


untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam menentukan kebijakan terkait masalah

PENELITIAN reproduksi wanita.

 Sebagai bahan bacaan bagi peneliti selanjutnya,


khususnya yang berminat dibidang kesehatan
reproduksi.
Secara Teoritis  Sebagai pengalaman berharga bagi peneliti sendiri
Hasil penelitian ini akan dapat memperkaya ilmu dalam rangka menyelesaikan studi pada program
preklinik.
pengetahuan khususnya dibidang kesehatan
terutama kesehatan reproduksi wanita.  Bagi siswi,dapat menambah pengetahuan tentang
hubungan sindrom pramenstruasi dengan derajat
gangguan kegiatan belajar sehingga siswi dapat
melakukan pencegahan.

 Bagi Sekolah, dapat menggunakan hasil penelitian


ini sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan
kebijakan terhadap siswi yang mengalami sindrom
pramenstruasi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Siklus Menstruasi
Sindrom Sindrom pramenstruasi merupakan kumpulan gejala fisik,
psikologis dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi
wanita gejalanya biasanya timbul 6-10 hari sebelum
Pramenstruasi menstruasi dan menghilang ketika menstruasi dimulai.

15
Epidemiologi
Pada penelitian di Amerika Serikat terhadap 385

Sindrom perempuan yang berusia 15 tahun melaporkan


bahwa mereka mengalami sindrom premenstruasi
adalah sebanyak 14%. Sedangkan pada penelitian
Pramenstruasi WHO menunjukkan bahwa gejala sindrom
pramenstruasi dialami oleh 23% perempuan
Indonesia

16
Fase luteal

 Faktor hormonal
estrogen meningkat
 Faktor kimiawi
 Faktor genetik
ketidakseimbangan estrogen Etiologi
 Faktor psikologis
progesterone
 Faktor gaya hidup

peningkatan angiotensin

peningkatan sekresi aldosterone Patofisiologi  SPM tipe A (Anxiety)


 SPM tipe H (Hyperphydration)
retensi air dan natrium
Klasifikasi
 SPM tipe C (Craving)
 SPM tipe D (Depression)
perut kembung, bengkak pada kaki,
dan pembengkakan pada payudara

17
M A N I F E S TA S I K L I N I K

GEJALA FISIK GEJALA PSIKIS


• Perut kembung • Perubahan defekasi • Depresi • Paranoid
• Nyeri payudara • Sakit pinggul • Cemas • Perubahan dorongan
• Suka menangis seksual
• Sakit kepala • Suka makan makanan
yang manis atau asin • Pelupa • Kurang berkonsentrasi
• Kejang atau bengkak
• Tidak bisa tidur • Perasaan bersalah
kaki • Palpitasi
• Merasa tegang • Keinginan bunuh diri
• Nyeri panggul • Peka terhadap cahaya
• Mudah tersinggung • Keinginan menyendiri
• Kurangnya koordinasi atau suara
• Rasa bermusuhan • Kelemahan
• Nafsu makan • Rasa gatal pada kulit
• Suka marah
bertambah • Kepanasan
• Hidung tersumbat

18
DIAGNOSA
PMDD diagnostic criteria

Setidaknya salah satu gejala menjadi :

• Suasana hati yang tertekan, perasaan putus asa, atau pikiran yang mencela diri sendiri
• Kecemasan, ketegangan, atau perasaan yang ditandai “terangkat” atau “tegang”
• Menandai sifat labil (misalnya, tiba-tiba merasa sedih atau menangis atau meningkatkan kepekaan terhadap
penolakan)
• Amarah atau iritabilitas yang persisten dan ditandai, atau meningkatnya konflik interpersonal
• Minat yang menurun dalam aktivitas biasa (misalnya, pekerjaan, sekolah, teman, hobi)
• Kesulitan subjektif dalam berkonsentrasi
• Letih, mudah lelah, atau kekurangan energi
• Menandai perubahan nafsu makan, makan berlebihan, atau mengidam makanan tertentu
• Hipersomnia atau insomnia
• Rasa subyektif kewalahan atau tidak terkendali
• Gejala fisik lainnya, seperti nyeri payudara atau bengkak, sakit kepala, nyeri sendi atau otot, sensasi "kembung,"
atau kenaikan berat badan
19
TATALAKSANA
Terapi
Terapi Terapi
Simtom
Spesifik Ablasi
atik
Definisi

Kegiatan belajar merupakan keseluruhan aktivitas siswa


K E G I ATA N dalam proses belajar mengajar yang terdiri dari kegiatan
B E L A J A R S I S W I fisik dan psikis. Kegiatan fisik berupa keterampilan-
S M A keterampilan mendasar sedangkan kegiatan psikis
berupa keterampilan integrasi. Kegiatan belajar ini
bersifat fisik atau mental yang terjadi selama proses
belajar mengajar.

21
Hubungan Sindrom Akibat keluhan fisik dan psikis dari sindrom
pramenstruasi seperti sakit punggung, nyeri
Pramenstruasi panggul, payudara terasa penuh dan nyeri,
Dengan Derajat lemas konsentrasi berkurang, cemas, pelupa,
dan malas beraktivtas menyebabkan
Gangguan Kegiatan terganggunya kegiatan belajar dan aktivitas
Belajar siswi.
KERANGKA TEORI Patofisiologi
• Angiotensin
Siklus menstruasi • Sekresi aldosteron
• Efek hormon pada
Fase Folikular Fase Ovulasi Fase Hormon neurotransmitter
serotonin dan
GABA
Sindrom Pramenstruasi

Tipe A Tipe H Tipe C Tipe D

Gejala : Gejala : Gejala : Gejala : • Mudah


• Cemas • Depresi • Endema • Nyeri • Hormonal
• Rasa lapar • Kepala • Depresi menangis
• Sensitif ringan • Perut • Kimiawi
payudara • Kelelahan pusing • Lemah • Gangguan
• Perasaan sampai • Berat • Genetik
kembung • Jantung • Pelupa tidur
labil sedang • Psikologi
badan naik berdebar • Bingung
• Gaya Hidup

Gangguan kegiatan belajar Faktor lainnya : Riwayat penyakit Psikiatri


Diagnosis :
Kriteria oleh ACOG
(American College of
Obstetrics and Gynecology) Ringan Sedang Berat Sangat berat
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
KERANGKA KONSEPTUAL
Sindroma Pramestruasi

Faktor Risiko : Gejala Psikis:


Gejala Fisik:
• Nyeri kepala
• Hormonal • Emosi yang labil
• Kimiawi • Merasa putus asa
• Perut kembung
• Genetik • Depresi
• Pembekakan dan nyeri payudara
• Kecemasan dan ketegangan
• Edema tungkai • Psikologis • Kesulitan berkonsentrasi
• Berat badan bertambah • Gaya Hidup • Perasaan diluar kendali
• Nyeri sendi atau otot
• Perubahan nafsu makan
• Insomnia
• Mudah kelelahan atau kurang energi

Keterangan : Kegiatan Belajar Skor :


Variabel yang diteliti
• Ringan
• Sedang
Variable yang tidak diteliti Tidak terganggu Terganggu • Berat
• Sangat Berat
Berdasarkan landasan teori yang ada,
hipotesis yang diajukan adalah terdapat
HIPOTESIS hubungan antara gejala sindrom
PENELITIAN
pramenstruasi dengan derajat gangguan
kegiatan belajar siswi di SMAN 6
Padang.

26
BAB 4
METODE PENELITIAN
METODE SLIDE
PENELITIAN
28

Lokasi dan
Jenis penelitian waktu penelitian
Penelitian analitik dengan metode cross Waktu : Agustus – Desember 2018
sectional study Lokasi : SMAN 6 Padang
Populasi Sampel Besar Sampel
143 siswi kelas XI SMA 6 Padang.  Kriteria Inklusi Rumus slovin
Sampel diambil 105 sampel pada • Siswi SMAN 6 Padang kelas XI tahun
kelas XI SMAN 6 Padang ajaran 2018/ 2019 yang telah
mengalami siklus menstruasi.

• Bersedia menjadi sampel penelitian


dengan menandatangani lembar
Teknik pengambilan persetujuan setelah penjelasan

(informed consent)
sampel
• Responden yang kooperatif
Metode systematic random  Kriteria Ekslusi Keterangann:
sampling • Sedang dalam keadaan sakit n : Jumlah sampel
• Pernah berobat ke psikiatri/ psikolog N : jumlah populasi

d2 : Derajat kesalahan yaitu 10%

29
• Variabel independent :Sindrom Pramenstruasi

Va r i a b e l • Variabel dependen :Derajat Gangguan


Penelitian kegiatan belajar

30
DEFINISI
OPERASIONAL
Definisi Operasional - Sindroma Pramenstruasi
Definisi Alat Ukur
Sindroma pramenstruasi merupakan kumpulan Kuesioner
gejala fisik, psikologis dan emosi yang terkait Mengalami satu atau lebih gejala fisik maupun
dengan siklus menstruasi wanita gejala psikis:
biasanya timbul 6-10 hari sebelum menstruasi
dimulai. Gejala fisik: perut kembung, sakit kepala,
Nyeri otot, pembengkakan pada kaki, tangan
dan nyeri payudara
Cara Ukur
Wawancara Gejala psikis: merasa putus asa, merasa
cemas dan tegang, tiba – tiba menjadi sedih
atau menangis, marah tidak beralasan

Skala Ukur Hasil Ukur


Nominal Ya (jika mengalami satu atau lebih gejala fisik
dan psikis sindrom pramenstruasi),

Tidak (Jika tidak mengalami satu atau lebih


gejala fisik dan psikis sindrom pramenstruasi

32
Definisi Operasional - Derajat gangguan kegiatan belajar
Definisi Alat Ukur
Keseluruhan kegiatan belajar dalam proses Kuesioner
belajar mengajar yang terdiri dari kegiatan fisik • Ringan:
dan psikis. Gangguan terhadap kegiatan dapat mengikuti kegiatan belajar disekolah atau
belajar dapat dilihat dari derajat gangguan ditempat les tapi tidak mampu berkonsentrasi dengan
kegiatan belajar baik
• Sedang:
Tidak dapat mengikuti kegiatan belajar disekolah atau
Cara Ukur ditempat les, namun masih mampu belajar dirumah.
• Berat:
Wawancara
Tidak dapat mengikuti kegiatan belajar baik disekolah,
maupun ditempat les, ataupun dirumah.
• Sangat Berat:
Hilangnya minat untuk beraktivitas

Skala Ukur Hasil Ukur


Ordinal Ringan
Sedang
Berat
Sangan Berat

33
• Kuesioner yang berisi pertanyaan
Instrumen • Pertanyaan tersebut akan berhubungan

Penelitian Sindrom Pramenstruasi dengan kejadian


kegiatan belajar

34
Uji Instrument Penelitian

Uji validitas Uji Reliabilitas


• Uji validitas bertujuan untuk mengukur apakah kuesioner • Bertujuan untuk menunjukkan apakah hasil
hubungan sundrom pramenstruasi dengan kegiatan belajar pengukuran dengan instrument tersebut tetap
siswi bisa digunakan sebagai alat ukur yang sebenarnya konsisten atau tetap sama walaupun dilakukan
bagi responden pengukuran lebih dari dua kali terhadap komponen
penelitian yang sama
• Ditentukan dengan uji korelasi antar skors (nilai) tiap tiap
item pertanyaan dengan total nilai kuesioner tersebut • Teknik alpha Cronbach
• Dilakukan hanya pada pertanyaan – pertanyaan yang
• Dilakukan pada siswi kelas XI SMAN 10 Padang tahun
sudah valid
ajaran 2017-2018 sebanyak 40 orang
• Diambil dengan acak sederhana ( simple random sampling)
• Valid jika nilai kooefisien korelasi (r) hitung > (r) table atau
nilai signifikansi p > 0,6
• Nilai r table dengan jumlah responden 40 siswi adalah 0,32
(df = 38)
35
Ethical clearance Pembuatan kuesioner Cara Pengumpulan
Data
Validasi Kuesioner

Memohon izin dan memberikan


penjelasan kepada calon
responden tentang penelitian ini

Pengisian data kuesioner


oleh siswi kelas XI di
SMAN 6 Padang

Analisis dan
pengolahan data
Cara • Editing
Pengolahan • Coding
dan Analisis • Data entry
Data • analysis

37
BAB 5
HASIL PENELITIAN
Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden di SMAN 6 Padang

Karakteristik Responden
f %
Usia
15 7 6.7
16 70 66.7
17 26 24.8
18 2 1.9
Suku
Minang 99 94.28
Jawa 1 0.95
Melayu 16 15.23
Batak 2 1.90
Nias 5 4.76
Pendidikan Terakhir ayah
SD 11 10.5
SMP 22 21.0
SMA 60 57.1
S1 8 7.7
S2 1 1.0
Pendidikan Terakhir Ibu
SD 11 10.0
SMP 15 14.3
SMA 65 61.9
S1 11 10.0
Penghasilan
<1.500.000 30 28.57
1.500.000-2.500.000 22 20.95
2.500.000-3.500.000 37 35.23
>3.500.000 16 15.23
Usia Menarche
10 - 11 4 3.80
12 - 13 79 75.23
14 - 15 22 20.95 39
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi sindrom Pramenstruas pada siswi SMA

Sindrom Pramenstruasi Frekuensi Persentasi


Ya 99 94.3%
Tidak 6 5.7%

40
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi gejala sindrom pramenstruasi yang
dialami oleh siswi SMA
Gegala Sindrom Pramenstruasi Frekuensi Persentasi
Gejala Fisik
Perut Kembung 27 25.7
Sakit Kepala 39 37.1
Nyeri Otot 31 29.5
Pembengkakan pada kaki, 16 15.2
tangan, dan payudara
Gejala Psikis
Merasa Putus Asa 3 2.9
Merasa Cemas dan Tegang 19 18.1
Tiba Tiba Menjadi Sedih atau 36 34.3
Menangis
Marah Tidak Beralasan 84 80.0

41
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi derajat gangguan kegiatan belajar akibat sindrom pramenstruasi
Derajat Gangguan Frekuensi Persentasi
Ringan 69 65.7
Sedang 3 2.9
Berat 9 8.6
Sangat Berat 24 22.9

Tabel 5.5 Hubungan gejala sindrom pramenstruasi dengan derajat gangguan kegiatan belajar
Derajat Gangguan Kegiatan Belajar
Gejala Sangat Total p-
PMS Ringan Sedang Berat Berat value
f % f % f % f % f %
66 62.8 1 0.9 9 8.5 23 21.9 99 94.2
Ya
0.0001
3 2.8 2 1.9 0 0 1 0.9 6 5.7
Tidak

42
BAB 6
PEMBAHASAN
Majoritas bersuku minang

Total Responden 105


orang

Karakteristik
Usia rata-rata responden
Responden berusia 16-17tahun

44
Responden pada sekolah
Te o r i i n i m e n y a t a k a n b a h w a
tersebut mengalami
usia menarche rata-rata
menstruasi pertama pada terjadi pada umur 10-13
usia 12-13 tahun tahun (JRL Batubara,2010

Berarti memiliki tingkat


pendidikan yang cukup bagus
Pendidikan terakhir dimana dukungan orangtua
orangtua responden di dapat mengurangi efek stres
SMAN 6 Padang adalah serta memotivasi dalam
SMA menjalani suatu aktifitas dan
masalah yang dialaminya
secara
langsung(Setiadi,2008)

45
Penghasilan orang tua responden tergolong tinggi yaitu
sebesar Rp.2.500.000-3.500.000 (BPS-Statistics
Indonesia,2008)

Dukungan instrumental berupa bantuan yang diberikan


secara langsung yang sifatnya fasilitas atau materi. Dimana
Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan dalam
hal pengawasan, kebutuhan remaja. Keluarga mencarikan
solusi yang dapat membantu remaja dalam melakukan
kegiatan(House Smet ,1994 )

46
Gambaran Frekuensi Sindrom
Pramenstruasi pada siswi SMA
Didapatkan sebanyak 99 orang
(94.3%) responden mengalami 94.3%
sindrom pramenstruasi

Penelitian yang dilakukan Ryri


di SMAN 1 Payakumbuh
dimana diperoleh hasil
98%
sebesar 98% siswi di sekolah
tersebut mengalami sindrom
pramenstruasi.

Tingginya angka epidemiologi PMS di Minangkabau berpengaruh


terhadap pola makan dengan tinggi lemak dan rendah serat
(Novitasari,2016)

47
Gejala Fisik
Gejala

37.1% - Sakit Kepala (39)


Sindrom Pramenstruasi
Penelitian Ryri di SMAN 4 Jakarta
di SMAN 1 Payakumbuh (Pertiwi, 2016)
15.2% - Pembengkakan Kaki,Tangan,
dan Payudara (16)

Gejala Psikis Marah


tidak
beralasan
Tiba tiba
Putus asa
3%
sedih
(84)
45%
30.8%
Cemas 55%
18%

Keluhan atau gejala yang sering ditemukan terdiri atas gejala fisik dan gejala psikis. Gejala fisik
Tiba tiba sedih Marah tidak seperti nyeri kepala, nyeri otot dan pembengkakan pada payudara, adanya perubahan defekasi,
34% beralasan (84)
80% gangguan koordinasi dan edema pada tungkai. (Sejati,2009) Sedangkan gejala psikis mudah
menangis,suasana hati tidak nyaman, kelelahan, kurang percaya diri, insomnia,stress,gelisah,marah
tidak beralasan,sulit berkonsentrasi, dan kecemasan (Helmi,2017) Namun pada keadaan yang sangat
berat keluhannya dapat muncul berupa seperti rasa ketakutan yang berlebihan,depresi dan
peningkatan dari gejala fisik (Sarwono,2014)
Derajat gangguan kegiatan belajar
akibat sindrom pramenstruasi
Gangguan belajar yang sangat berat yaitu
berupa hilangnya minat untuk beraktivitas
Gangguan
Belajar Sangat
Berat
Penelitian yang dilakukan Ryri (24)
72% dimana lebih dari separuh responden (72%)
mengalami gangguan belajar yang ringan
22.9%

(Helmi, 2017) Pada


Penelitian Ini

Penelitian yang dilakukan Rosmin Gangguan


64.6% di SMAN 1 Pakanjane Sidrap menyatakan Belajar Ringan
bahwa 64,6% mengalami gangguan dalam (69)
kegiatan belajarnya disekolah akibat 65.7%
sindrom pramenstruasi (Rosmin,2006)

Dampak sindroma pramenstruasi terhadap Sindrom pramenstruasi menyebabkan


kegiatan akademik mahasiswi di Surabaya terganggunya kegiatan sehari-hari seorang
terjadinya penurunan konsentrasi wanita, seperti terganggunya komunikasi
belajar,peningkatan absensi kehadiran dikelas interpersonal dan kegiatan pekerjaan dan tak
serta penurunan aktivitas dikampus (Sigmon terkecuali kegiatan belajar (Speroff,2011)
ST,2012)
49
Hubungan antara sindrom pramenstruasi dengan derajat gangguan
kegiatan belajar siswi SMA

Hasil Penelitian
 Didapatkan proporsi responden yang mengalami Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah
sindrom pramenstruasi yaitu sebesar 94.3%. dilakukan Ryri dimana mendapatkan hubungan
yang signifikan hubungan sindrom pramenstruasi
 Derajat gangguan kegiatan belajar ringan dengan aktivitas belajar siswi (p = 0,022)
diperoleh sebesar 65.7% (Helmi,2017)

 Berdasarkan analisis data kuesioner di aplikasi


SPSS hasil uji statistic dengan menggunakan chi
square, diperoleh nilai p =0,0001 (p<0,05).
 Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang bermakna
antara gejala sindrom pramenstruasi dengan
derajat gangguan kegiatan belajar siswi SMA

50
Keterbatasan Penelitian
Beberapa responden ada yang tidak mengalami PMS pada saat pembagian
kuesioner sehingga beberapa responden menjawab secara subjektif

Data mengenai sindrom pramenstruasi dikumpulkan dari responden melalui


kuesioner hanya mengandalkan daya ingat responden sehingga sebaiknya
diperlukan pemeriksaan klinis agar kebenaran data menjadi lebih valid.

51
BAB 7
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Sebagian besar siswi SMA tersebut
mengalami sindrom pramenstruasi

Sebagian besar siswi mengalami gangguan


belajar yang ringan
yaitu masih dapat mengikuti kegiatan belajar disekolah atau ditempat
kursus tapi tidak mampu berkonsentrasi dengan baik

Terdapat Hubungan Yang Bermakna


antara gejala sindrom pramenstruasi dengan derajat gangguan kegiatan
belajar (p value < 0,05)

53
Saran
Bagi pihak sekolah
agar bisa dapat memahami bahwa sebagian besar siswi SMA mengalami gejala sindrom
pramenstruasi. Sehingga jika ada siswi yang terganggu kegiatan belajarnya karna hal
tersebut, bisa dimengerti sebagai sesuatu hal yang wajar dan dapat diberikan kesempatan
untuk beristirahat jika diperlukan.

Bagi siswi yang mengalami gejala fisik sindrom pramenstruasi


yang berat dan dan mengganggu kegiatan belajar disarankan untuk mengambil pengobatan
sehingga gejala dapat dikurangi. Sedangkan yang mengalami gejala psikis dapat
mengurangi perasaan- perasaan yang tidak stabil dan nyaman dengan mencoba untuk
rileks, salah satunya dengan berolahraga secara teratur.

Bagi peneliti berikutnya


diharapkan dapat mengukur derajat keparahan dari sindrom pramenstruasi sehingga siswi
tersebut dapat mengetahui mereka termasuk dalam derajat apa dan meneliti lebih luas lagi
mengenai hubungan sindrom pramenstruasi dengan kegiatan sehari-hari lainnya. Tidak
terbatas hanya pada kegiatan belajar saja sebagaimana yang telah dilakukan oleh peneliti.

54
TERIMA KASIH
FA K U LTA S K E D O K T E R A N
U N I V E R S I TA S A N D A L A S
PA D A N G
2019

Anda mungkin juga menyukai