PENILAIAN SAHAM kondisi keuangan perusahaan (operasional perusahaan) menurut pembukuan perusahaan Nilai Buku (saat terbit) • Memperkirakan harga saham dyad. (book value) Harga perusahaan diLikuidasi • Tahapan: • Analisis ekonomi (alternatif alokasi dan bentuk) • Analisis industri (industri mana yg dipilih) Nilai Pasar menurut PASAR MODAL/BEI • Analisis perusahaan (memilih perusahaan yg (market value) Ditentukan Demand-Supply menguntungkan) • Analisis teknikal asumsi harga saham terbentuk dr hasil spekulasi, sehingga fokus pada trend (saham Nilai Intrinsik periode lalu). nilai saham Saham sebenarnya • Trend menjadi tolak ukur utama untuk memprediksi (Intrinsic value) pada saat itu harga saham yg akan datang. • Merupakan upaya untuk menentukan kapan akan membeli atau menjual saham dg indikator-indikator NP<NI: undervalued (beli) teknis • Semakin besar laba, maka byk dividen yang NP>NI: overvalued (jual) didapatkan investor, dan juga harga saham akan naik • Ada kondisi dimana kinerja baik (laba naik) tetapi harga saham turun. Disebabkan oleh keadaan pasar yang buruk. Sebaiknya saham ditahan sampai pasar kembali normal. • Boleh atau tidaknya bertransaksi • Menurut Ahmad Ghozali saham (Yuliana, 2010) ada tiga, yaitu: berinvestasi agar sesuai syariah • Perusahaan produk&jasa halal, modal yaitu halal, berkah, dan bebas riba, bebas money loundry, dan bertambah. tidak ada saham istimewa (preferen) • Perusahaan produk&jasa haram dan • Transaksi investasi syariah sbb: menjijikan, modal haram drmana pun • Halal diliat dari tempat dan asalnya, terdapat saham preferen proses investasi • Perusahaan beroperasi dg campuran antara halal dan haram, modal • Menghindari gharar; kurang perusahaan masih memakai pinjaman informasi dan tidak ada objeknya ribawi. • Tidak spekulasi (capital gain) • Menurut Ibn Najim al-Hanafi: harta yang bercampur halal dan haram, • Tidak melakukan riba • Nasi’ah: dibayar lebih sbg syarat jika lebih banyak halalnya, maka • Fadhl: sejenis tp lebih jumlahnya boleh selagi menjadi objek muamalah. • Tidak melakukan margin trading • Syahatah dan Fayyadh: halal (penjualan kredit; broker beli dlu perdagangan dipasar modal dari an perusahaan dan bayar bunga perusahaan dibidang ke bank, dijual ke pelanggan telekomunikasi, transportasi, dll harga+bunga) (halal sebagian, utang) • Tidak melakukan short sell (jual • Haram perdagangan dipasar modal saham yg tidak dimiliki); broker dari miras, perjudian, prostitusi, dll. jual saham (capital gain) (haram) • Return dibagi menjadi 2 (halim, 2010): • Ahli fiqih berpendapat saham actual return (telah terjadi dimasa lalu) memenuhi prinsip syariah ketika dan expected return (diharapkan terjadi dimasa yad.) tidak mencakup hal-hal dilarang seperti alkohol, judi, konten negatif, • Pengembaliannya dikatakan rate of return asuransi. • Komponen return: • Tidak melakukan transaksi yg • Capital gain (loss) selisih harga beli dan jual. dilarang: • Yield pendapatan yg diterima secara periodik • Pelaksana menggunakan prinsip kehati”an berupada dividen/bunga (presentasi modal yg ditanamkan. dan mengindari maisir, gharar, masir, dan riba • Risiko yg timbul dan perlu • Maksudnya tidak melakukan najsy, bai’ al- dipertimbangkan, yaitu: ma’dum (short selling), insider trading, • Risiko bisnis ( laba turun) informasi yg menyesatkan, investasi • Risiko likuiditas (kemampuan saham u segera pada lembaga ribawi secara berlebihan, diperjualbelikan tanpa kerugian yg signifikan margin trading, ihtikar (penumpukan) • Risiko tingkat bunga (perubahan tgkt bunga) • Risiko pasar (kondisi perekonomian negara) • Risiko daya beli (tingkat inflasi) • Risiko mata uang • Konteks portofolio, risiko tsbt dibagi menjadi 2 yaitu: • Unsystematic risk (dpt dihindari) : risiko bisnis, likuiditas, tingkat bunga • Systematic risk (tdk dpt dihindari): risiko pasar, daya beli, mata uang • Obligasi adalah surat pengakuan • Menurut Suad Husnan, terdapat lima utang jk panjang dari pemilik jenis obligasi, yaitu: modal kepada emiten (penerbit), • Coupon (sederhana): bunga tetap dengan konsekuensi emiten akan selama jk waktu ob tersebut membayar pokok pinjamam dan • Floating rate (bunga mengambang): bunga dengan jumlah tetap pada presentase tertentu diatas suku bunga waktu yang telah disepakati. • Zero coupon (tingkat bunga nol): • Penerbit obligasi yaitu: keuntungan diperoleh dari diskon • Pemerintah (mata uang negaranya atau valuta asing) awal terbit obligasi dan dilunasi • SUN (Surat Utang Negara); agency bonds • Perusahaan private/swasta menerbitkan obligasi sesuai nilai nominal ob swasta • Convertible bond (konversi): obligasi • Special purpose vehicles tujuan khusus untuk menguasai aset tertentu disebut juga Efek Beragun Aset. yg dapat diubah menjadi saham • Obligasi diterbitkan oleh badan • Income bond: ob dibayarkan saat hukum (perseroan terbatas atau perusahaan memperoleh laba. bentuk lainnya). Pemegang obligasi tidak mempunyai hak suara, hanya berhak atas bunga atau pelunasan pinjaman. • Jenis ob berdasarkan penerbitnya, • Jenis ob berdasarkan bunga dan terbagi menjadi 4 jenis, yaitu: jaminan (Yuliana, 2010): • Treasury bonds (ob pemerintah • Floating bond: suku bunga berfluktuasi federal) berdasarkan perubahan pada tingkat • Corporate bonds (ob diterbitkan bunga secara umum. oleh perusahaan) • Zero coupon bond: obligasi yang tidak membayarkan bunga tahunan tetapi • Municipal bonds (ob pemerintah dijual dengan diskon saat awal terbit daerah, negara bagian) dan dijual kembali sesuai nilai nominal • Foreign bonds (ob pemerintah LN • Original issue discount (OID): obligasi yg atau perusahaan asing) pada awalnya ditawarkan dg harga • Jenis ob berdasarkan pemegangnya, dibawah nilai parinya (tetap ada bunga) terbagi menjadi 2 jenis, yaitu: • Ketika: • Obligasi atas nama: pokok dan bunga dibayarkan kepada pemilik • Tingkat bunga > tingkat kupon: ob tercantum, dapat pula ditambahkan dijual lebih rendah drpada nilai muka. pengganti (pembeli/pengganti) • Tingkat bunga < tingkat kupon: ob dijual lebih tinggi drpada nilai muka. • Obligasi atas unjuk: nama pemilik • TB naik, return dan harga ob turun tidak tercantum, bunga dan pokok • TB turun, return dan harga ob naik dibayarkan kepada org yg mempunyai sertifikat ob. Siapapun pemegangnya berhak atas bunga dan pokok. • Perubahan nilai ob dari waktu ke • Imbal hasil saat penebusan: jika waktu: tingkat bunga jauh dibawah kupon • Obligasi baru (1 bulan masuk pasar ob, investor akan menjual dan sejak terbit) perusahaan akan membeli kembali • Obligasi yang beredar (Beberapa ob tersebut yang bersifat dapat waktu didalam pasar) ditebus kembali (yield to call-YTC) • Imbal hasil saat ini: pembayaran • Obligasi dengan kupon setengah buga tahunan dibagi harga tahun: obligasi saat ini. Informasi • Membagi dua pembayaran kupon mengenai jumlah pendapatan kas bunga (per enam bulan) yg akan dihasilkan pada suatu • Mengalikan 2, jumlah tahun terbit tahun tertentu, tidak sampai n jatuh tempo. memperhitungkan keuntungan dan kerugian sehingga kurang akurat. • Imbal hasil saat jatuh tempo: pengembalian (return) yg akan diterima investor/kreditor jika janji pembayaran “ditepati”: • Kemungkinan gagal bayar nol • Ob tidak dapat ditebus kembali • Jangka waktu peminjaman obligasi • Menentukan tingkat risiko suatu berdasarkan: obligasi: • Jangka waktu penggunaannya dlm • Risiko tingkat bunga: semakin lama perusahaan jatuh tempo obligasi maka semakin • Penyusutan aktiva tetap yg akan dibiayai. Misalnya ob terbit untuk membeli mesin berubah-ubah harganya sebagai baru dg masa manfaat 10 tahun, maka ob respon terhadap perubahan pada tsbt jatuh tempo 10 tahun. tingkat suku bunga. • Pembayaran kembali pinjaman ob • Risiko tingkat investasi kembali: dg cara: penurunan tingkat suku bunga akan • Sinking fund system: pokok pinjaman mengarah pada terjadinya sekaligus pada saat jatuh tempo penurunan pendapatan dari suatu • Amortization system: pokok pinjaman portofolio obligasi (reinvestment rate dibayarkan secara berangsur-angsur. risk) • Perusahaan dapat membayar pokok pinjaman tersebut dari biaya depresiasi aset yang dibiayai dari peminjaman tsbt dan dari laba perusahaan. • Perhitungan rate of return obligasi bisa dengan dua cara yaitu short cut formula dan table present value • Menurut DSN MUI, obligasi syariah • Menurut Muhammad Syafii Antonio, mudharabah adalah surat tersendatnya perkembangan berharga jk panjang berdasarkan obligasi syariah disebabkan oleh prinsip syariah yang dikeluarkan jumlahnya yang terbatas emiten kepada pemegang ob berbanding terbalik dg syariah yang mewajibkan emiten peminatnya yang banyak, untuk membayar pendapatan sehingga dibutuhkan political will pada pemegang ob syariah dari pemerintah apakah sungguh- berupa bagi hasil serta membayar sungguh dalam mengembangkan kembali dana (pokok) obligasi obligasi syariah atau tidak. pada saat jatuh tempo. Bentuk akad dalam obligasi syariah terbagi • Berdasarkan DSN MUI No.32 tahun dua, yaitu: 2002, syarat yang perlu diperhatikan • Akad Mudharabah/Qiradh adalah akad oleh obligasi syariah yaitu: kerjasama antara dua pihak, dimana pihak • Jenis usaha issuer wajib berjenis halal pertama menyediakan modal, pihak kedua yang tidak bertentangan dg prinsip bertindak selaku pengelola dana, dan syariah (bukan usaha perjudian, keuntungan dibagi (profit-loss sharing) lembaga ribawi, produksi dan distribusi antara mereka sesuai dg kesepakatan makanan dan minuman haram serta dimuka yg dituangkan dalam kontrak. menyediakan barang dan jasa yg dpt merusak moral dan bersifat mudharat. • Emiten (kreditur) disebut Mudharib, pemegang obligasi (debitu) disebut Shahibul • Pendapatan harus bersih dari unsur non- Maal. halal. • Pendapatan yg diperoleh harus sesuai • Besarnya keuntungan tidak diketahui akad yang digunakan didepan sehingga kita perlu mengidentifikasi secara komprehensif usaha • Pemindahan kepemilikan obligasi harus mengikuti akad-akad yg digunakan. yang akan kita biayai, sesuai prinsip atau tidak, unsur biayanya seperti apa, pendapatannya bagaimana. • Dalam obligasi syariah dapat membuat akad jaiz, janji untuk tidak menarik kembali investasinya kecuali mengikuti ketentuan dr perjanjian penerbitan ob syariah. • Akad Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas suatu barang/jasa • Presentase bagi hasil dapat dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa, tanpa diikuti ditetapkan berdasarkan komponen dengan pemindahan kepemilikan atas pendapatan. barang tersebut, dana khusus untuk • Bagi hasil (nisbah) dapat ditetapkan menyewa areal usaha. scr konstan, meningkat, ataupun • Akad ijarah berbeda dg leasing, menurun, dg pertimbangan proyeksi adanya perpindahan manfaat tetapi pendapatan emiten. tidak terjadi perpindahan kepemilikan. • Return yg didapatkan oleh Shahibul Ketentuan tersebut: Maal berdasarkan perkalian antara • Objek bukan hanya barang dpt juga berupa jasa yg diberikan manuasi atau bintang. presentase nisbah dengan • Nilai manfaat objek harus diketahui terlebih dahulu pendapatan/laba yg dihasilkan. • Ruang lingkup dan jangka waktu harus diketahui secara spesifik • Nisbah dapat dilakukan secara • Penyewa harus membagi hasil manfaat dlm bentuk periodik (tahunan, semesteran, imbalan sewa/upah • Pembayaran sewa menurut waktu pemakaian objek kualtal, atau bulanan). dan penyewa wajib menjaga objek tersebut. • Obligasi syariah memberikan • Pemberi sewa harus pemilik mutlak objek • Dapat menggunakan akad jaiz untuk menjual atau indicative return tertentu karena menghibahkan objek ijarah kepada penyewa besarnya pendapatan bagi hasil • Dilarang mengadakan akad ijarah dan akad jual-beli scr bersamaan. ditentukan oleh kinera aktual emiten. Tingkat return obligasi syariah ijarah Perbedaan obligasi konven dan syariah • Cukup prospektif daripada akad mudharabah karena fee ijarah • Berdasarkan kepemilikan, return, risiko, sudah ditentukan diawal, bukan dan mekanisme jual beli (hal 169-170) tergantung dari bagi hasil sebagaimana mudharabah. • Ijarah merupakan akad sewa sehingga besar return yang diberikan sama sepanjang waktu obligasi tersebut. Investor pasar modal syariah terutama obligasi syariah tidak terbatas, investor konven pun boleh berpartisipasi didalam obligasi ini, karena tujuan dari syariah adalah untuk kemaslahatan seluruh alam semesta. Sedangkan pasar modal (obligasi) konvensional malah terbatas penggunanya, karena investor syariah tidak bisa ikut andil disana karena instrumen yang disediakan sangat terbatas.