Anda di halaman 1dari 28

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Cedera

Kepala Berat Pada Tn. M di RS. Premier


Bintaro
LATAR BELAKANG

Cedera kepala merupakan salah satu penyebab utama kematian pada pengguna kendaraan
bermotor karena tingginya tingkat mobilitas dan kurangnya kesadaran untuk menjaga
keselamatan di jalan raya. Penyebab cedera kepala yang terbanyak adalah kecelakaan
bermotor (50%), jatuh (21%), dan cedera olahraga (10%). Angka kejadian cedera kepala
yang dirawat di rumah sakit di Indonesia merupakan penyebab kematian urutan kedua
(4,37%) setelah stroke, dan merupakan urutan kelima (2,18%) pada 10 penyakit terbanyak
yang dirawat di rumah sakit di Indonesia (Depkes RI, 2016).
DEFINISI

Cedera kepala adalah serangkaian kejadian patofisiologik yang terjadi setelah


trauma kepala, yang dapat melibatkan setiap komponen yang ada, mulai dari kulit
kepala, tulang, dan jaringan otak atau kombinasinya. Cedera kepala merupakan
salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada kelompok usia produktif
dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu lintas (Price dan Wilson, 2012).
ETIOLOGI

Penyebab cedera kepala terbanyak adalah:


1. 45% akibat kecelakaan lalu lintas,
2. 30% akibat terjatuh
3. 10% kecelakaan dalam pekerjaan
4. 10% kecelakaaan waktu rekreasi,dan
5. 5% akibat diserang atau di pukul.
MANIFESTASI KLINIS

1. Cedera kepala ringan


a. Kebingungan saat kejadian dan kebinggungan terus menetap setelah cedera.
b. Pusing menetap dan sakit kepala, gangguan tidur, perasaan cemas.
c. Kesulitan berkonsentrasi, pelupa, gangguan bicara, masalah tingkah laku
2. Cedera kepala sedang
a. Kelemahan pada salah satu tubuh yang disertai dengan kebingungan atau hahkan koma.
b. Gangguan kesadaran, abnormalitas pupil, awitan tiba-tiba defisit neurologik, perubahan TTV,
gangguan penglihatan dan pendengaran, disfungsi sensorik, kejang otot, sakit kepala, vertigo
dan gangguan pergerakan.
3. Cedera kepala berat
a. Amnesia tidak dapat mengingat peristiwa sesaat sebelum dan sesudah terjadinya penurunan
kesehatan.
b. Pupil tidak aktual, pemeriksaan motorik tidak aktual, adanya cedera terbuka, fraktur tengkorak
dan penurunan neurologik.
c. Nyeri, menetap atau setempat, biasanya menunjukan fraktur.
d. Fraktur pada kubah kranial menyebabkan pembengkakan pada area tersebut.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Foto polos tengkorak

2. Angiografi cerebral

3. CT-Scan
4. Pemeriksaan darah dan urine.
5. Pemeriksaan MRI
KOMPLIKASI

6. Analisa Gas Darah


1. Edema pulmonal
2. Kejang
3. Kebocoran cairan serebrospinalis
4. Hipoksia
5. Gangguan mobilitas
6. Hidrosefalus
7. Oedem otak
8. Dipnea
Pengkajian

Inisial pasien : Tn. M Dx Medis : Traumatic Brain Injury, SDH, Edema Serebri
No. MR : 00549587 Tanggal : 7 Oktober 2019
Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Ciputat
Umur : 37 tahun
Berat Badan : 70 Kg
Hari Rawat ke :2

1. Riwayat Keperawatan:
Klien merupakan pasien rujukan dari RS Sari Asih Ciputat dengan Cedera Kepala Post KLL
2. Alasan dirawat di ICU:
Trauma kepala, penurunan kesadaran post KLL
3. Airway
Penggunaan alat
ETT : Ukuran 8 Selang ETT
Kepatenan Jalan Napas Kebocoran : o Ya / √ Tidak
Sekret : √ Ada / o Tidak
Terlipat : o Ya / √ Tidak
Karakteristik sekret : Kentaal, berwarna putih keruh
4. Breathing
Ventilator : √ Ya / o Tidak Sianosis o Ya / √ Tidak

Mode Ventilator Perifer : o Ekstremitas o Telinga o Hidung

SIMV : Pressure support (Ps) 14 mmHg Sentral : o Lidah o Bibir

RR 12 x/menit RR 12 x/menit

Back-up apnea Kedalaman : √ Normal o dangkal o dalam

PEEP/CPAP : 5 Suara napas : Ka Ronkhi ki Ronkhi

Tidal Volume : 570 cc Hasil rontgen thoraks :

FiO2 : 40 % I:E Ratio 1 : 4,7 Pulmo Suram paracardial Kanan, suspec

SaO2 : 97% broncopneumonia

Hasil Lab/Px Penunjang Lain Terkait Status Oksigenasi :


AGD (Tgl 7 Oktober 2019)
pH 7,30 (7,35 – 7,45)
pCo2 56,9 (35,0 – 45,0) mmHg
pO2 98,0 (85,0 – 98,0) mmHg
HCO3 28 (21 – 25) meq/L
BE 2,00 (-2,50 – 2,50) meq/L
5. Circulation Pulsasi Nadi
Auskultasi Ulnaris
S1 : √ Normal o Tidak o Tidak teraba o Lemah √ kuat
S2 : √ Normal o Tidak Dorsalis pedis
Gallop : o ada √ Tidak o Tidak teraba o Lemah √ kuat
Murmur : o ada √ Tidak Pengisian kapiler : √ < 2 detik o > 2 detik
Tekanan darah 104/62 mmHg Hasil EKG : Sinus Takikardi
MAP 76 mmHg
Motorik/sensorik
Frekuensi jantung : 86 x/menit
5555 5555
Distensi vena jugularis : o Ya / √ Tidak Tak terkaji Tak terkaji

6. Disability Pengkajian risiko jatuh


Kesadaran Skala : √ Morse
Skor : 60
o Compos mentis
Penjelasan kualitatif skor : Resiko tinggi
o mengantuk Non-verbal : Critical care pain observation tool (CPOT)
√ Letargi Skor pasien : 4
o Stupor Pengkajian risiko dekubitus
o Koma Skala : √ Braden Skor :15 : Resiko Ringan
GCS Eyes 3 Motorik 6 Verbal ett Pengkajian RASS
Pemakaian sedasi: Ya
Pupil Skor: -1, Pasien belum sadar penuh, tetapi masih dapat
Ukuran : Kiri 3 mm / Kanan 3 mm bangun (>10 detik), dengan kontak mata/mata terbuka bila
Refleks cahaya : √ positif / o negatif ada rangsang suara
7. Elimination
URINE :
Intake (sebelumnya)
Med.Drip : 2319 cc Output (sebelumnya) Kateter urin
NGT : 100 Urine : 2080 cc Terpasang : √ Ya / o tidak
Balance cairan -105 cc Jenis √ Folley o
IWL : 44 cc
Kebutuhan cairan aktual : Karakteristik urin
3000 cc/24 jam Warna : Kuning jernih
Pola BAK (deskripsikan)
Klien menggunakan kateter urin
Hasil Lab/Px Penunjang Lain Terkait Fugsi Ginjal :
Elektrolit
Na+ 139 (137-144) mmol/L
K+ 4,5 (3,5 – 5,4 ) mmol/L
Cl- 102 (101 -110) mmol/L
Creatinin 1,00 (0,72 – 1,25) mg/dl
Ureum 32,10 (21,30 – 44,00) mg/dl

BOWEL:
Karakteristik feces (warna, konsistensi) : Belum Status Nutrisi
BAB BB 70 Kg
Pola BAB : Belum BAB TB 170 cm
Bising Usus : 10 x/menit IMT 24,22 Kg/m2
Asites : tidak Kebutuhan nutrisi aktual :
Nutrisi 1500 Kcal, Protein 75 gr
DATA FOKUS
Data Subyektif Data Obyektif
Tidak Ada - TD 104/62 mmHg
N 86 x/mnt
RR 14 x/mnt
SPO2 100%
- Penurunan Kesadaran
- GCS :
E 3 M 6 V ett
- Hb 9,2 gr/dl
Ht 28 %
Leukosit 19,00 x 103 /ul
- Trauma kepala : SDH, SAH, edema serebri
- Post op craniotomi
- Terpasang ETT ukuran 8
- Terpasang ventilator dengan mode SIMV
- Perdarahan post craniotomi : 200 cc
- Klien tidak dapat mengeluarkan sputum secara mandiri
- Tampak sputum kental berwarna putih keruh
- PO2 98 mmHg
- PCO2 56,9 mmHg
- Pengkajian nyeri non verbal CCPOT 4
- Wajah tegang, peka terhadap rangsangan
- Tampak meringis kesakitan
- Gelisah
- Nadi cepat 139 x/menit
- Klien mendapat terapi analgetik morphin 10 mg
- CT Scan : perdarahan intracerebral pada lobus
frontaparietalis kiri, perdarahan subarachnoid pada perifer
sulsi kiri
- Rontgen thoraks : pulmo suram paracardial kanan, suspek
broncopneumonia
ANALISA DATA

No. Data Masalah Etiologi


1 DS : - Bersihan jalan Penumpukan
DO : nafas tidak sekret
- TD 104/62 mmHg efektif
N 86 x/mnt
RR 14 x/mnt
SPO2 100%
- Penurunan Kesadaran
- GCS :
E 3 M 6 V ett
- Terpasang ETT ukuran 8
- sputum kental berwarna putih keruh
- Suara nafas ronkhi
- Rontgen thoraks : pulmo suram paracardial kanan, suspek
broncopneumonia
2. DS : - Resiko peningkatan Edema serebral
DO : tekanan intrakranial
- TD 104/62 mmHg
N 86 x/mnt
RR 14 x/mnt
SPO2 100%
- Penurunan Kesadaran
- GCS :
E 3 M 6 V ett
- Trauma kepala : SDH, SAH, edema serebri
- Post op craniotomi
- Pengkajian nyeri non verbal CCPOT 4: nyeri sedang
3. DS : - Ketidakefektifan Penurunan aliran
DO : perfusi jaringan darah ke otak
- TD 104/62 mmHg serebral sekunder: edema
N 86 x/mnt serebral
RR 14 x/mnt
SPO2 100%
- Penurunan Kesadaran
- GCS :
E 3 M 6 V ett
- Hb 9,2 gr/dl
Ht 28 %
Leukosit 19,00 x 103 /ul
- Trauma kepala : SDH, SAH, edema serebri
- Post op craniotomi tgl 05 oktober 2019
- Perdarahan post craniotomi : 200 cc
- CT Scan : perdarahan intracerebral pada lobus frontaparietalis kiri,
perdarahan subarachnoid pada perifer sulsi kiri
4. DS : - Resiko Penurunan
DO : ketidakefektifan suplai oksigen
- TD 104/62 mmHg perfusi jaringan sekunder:
N 86 x/mnt perifer anemia
RR 14 x/mnt
SPO2 100%
- Nadi teraba lemah
- CRT 2 detik
- Akral hangat, tidak sianosis
- Hb 9,2 gr/dl
Ht 28 %
5. DS : Nyeri akut Kerusakan
DO : jaringan
- TD 104/62 mmHg sekunder:
N 86 x/mnt tindakan operasi
RR 14 x/mnt
SPO2 100%
- Trauma kepala : SDH, SAH, edema serebri
- Post op craniotomi 05 oktober 2019
- Pengkajian nyeri non verbal CCPOT 4: Nyeri sedang
- Wajah tegang, peka terhadap rangsangan
- Tampak meringis kesakitan saat analgetik habis
- Gelisah saat analgetik habis dan terasa nyeri
- Nadi cepat 139 x/menit
- Klien mendapat terapi analgetik morphin 10 mg
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Tanggal Tanggal Nama


No. Diagnosa Keperawatan (P&E)
Ditemukan Teratasi Jelas
1 Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d Penumpukan sekret 7 oktober Belum
2019 teratasi

2. Resiko peningkatan tekanan intrakranial b.d Edema 7 oktober Belum


serebral 2019 teratasi

3. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral b.d Penurunan 7 oktober Belum


aliran darah ke otak sekunder: edema serebral 2019 teratasi

4. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d 7 oktober Belum


Penurunan suplai oksigen sekunder: anemia 2019 teratasi

5. Nyeri b.d Kerusakan jaringan sekunder: tindakan operasi 7 oktober Belum


2019 teratasi
RENCANA KEPERAWATAN

Tujuan dan
Tgl. No Diagnosa Keperawatan (PES) Rencana Tindakan Rasional
Kriteria Hasil
7 Okt 1 Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d Setelah 1. Monitor tanda-tanda 1. mengetahui
2019 Penumpukan sekret dilakukan vital keadaan umum
DS : - tindakan 2. Lakukan suctioning klien
DO : keperawatan 3. Auskultasi suara napas 2. mengeluarkan
- TD 104/62 mmHg 3x1 jam, sebelum dan sesudah sekret
N 86 x/mnt diharapkan suctioning 3. mengetahui suara
RR 14 x/mnt jalan nafas 4. Lakukan perawatan nafas
SPO2 100% efektif mulut secara rutin 4. menjaga agar
- Penurunan Kesadaran 5. Monitor status oksigen mulut tetap
- GCS : KH 6. Hentikan suction dan bersih
E 3 M 6 V ett - Tidak ada berikan oksigen jika 5. mengetahui
- Terpasang ETT ukuran 8 sputum klien menunjukkan status O2 dalam
- sputum kental berwarna putih keruh - Pernapasa bradikardi, penurunan tubuh
- Suara nafas ronkhi n teratur saturasi oksigen 6. mencegah
Rontgen thoraks : pulmo suram paracardial RR 16-20 7. Kolaborasi dengan terjadinya
kanan, suspek broncopneumonia x/menit dokter dalam dispnea
pemberian terapi obat
7 2 Resiko peningkatan tekanan intrakranial Selama 1. Pantau tanda dan 1. mengetahui
Okt b.d Edema serebral dilakukan gejala peningkatan adanya tanda
2019 DDS : - tindakan tekanan intra kranial PTIK
DO : keperawatan, 2. Tinggikan kepala 2. mengurangi
- TD 104/62 mmHg diharapkan tempat tidur 15-30◦ tekanan intra
N 86 x/mnt tidak ada (posisi semi fowler) kranial
RR 14 x/mnt peningkatan 3. Pertahankan 3. membuat klien
SPO2 100% TIK lingkungan tenang nyaman
- Penurunan Kesadaran dan nyaman 4. mengetahui
- GCS : KH 4. Monitor tanda-tanda keadaan umum
E 3 M 6 V ett - Kesadara vital klien
- Trauma kepala : SDH, SAH, edema n: 5. Kolaborasi dengan 5. mengatasi
serebri compos dokter dalam tekanan intra
- Post op craniotomi mentis pemberian terapi kranial
- Pengkajian nyeri non verbal - Tidak obat
CCPOT 4: nyeri sedang ada nyeri
kepala
hebat,
skala 0
- Tidak
ada
muntah
proyektil
7 Okt 3 Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral b.d Setelah dilakukan 1. monitor tanda-tanda vital 1. mengetahui keadan
2019 Penurunan aliran darah ke otak sekunder: tindakan keperawatan 2. Kaji perubahan tingkat umum klien
edema serebral 2x2 jam diharapakan kesadaran (GCS) 2. Mengetahui tingkat
DS : - gangguan perfusi 3. Pertahankan kepala / kesadaran
DO : jaringan serebral leher pada posisi 3. Memberikan posisi
- TD 104/62 mmHg teratasi semifowler (15-30◦) bila nyaman
N 86 x/mnt KH tidak ada kontraindikasi 4. Mencegah
RR 14 x/mnt - GCS 14-15 4. Observasi intake dan terjadinya
SPO2 100% - TTV normal output kekurangan /
- Penurunan Kesadaran TD 120/80 mmHg 5. Kaji fungsi-fungsi yang kelebihan volume
- GCS : N 60-100 x/menit lebih tinggi, seperti cairan
E 3 M 6 V ett RR 16-20 x/menit bicara saat pasien sadar 5. Mengkaji fungsi
- Hb 9,2 gr/dl S 36,5-37,5 ◦C 6. Kolaborasi dengan otak
Ht 28 % - Pupil bereaksi dokter dalam pemberian
Leukosit 19,00 x 103 /ul terhadap cahaya terapi obat
- Trauma kepala : SDH, SAH, edema - Tidak terjadi
serebri peningkatan
- Post op craniotomi tgl 05 oktober 2019 TIK : tidak ada
- Perdarahan post craniotomi : 200 cc nyeri kepala
- CT Scan : perdarahan intracerebral hebat, tidak ada
pada lobus frontaparietalis kiri, muntah
perdarahan subarachnoid pada perifer proyektil, tidak
sulsi kiri ada edema pupil
7 4 Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan Setelah 1. Monitor tanda- 1. mengetahui
Okt perifer b.d Penurunan suplai oksigen dilakukan tanda vital keadaan
2019 sekunder: anemia tindakan 2. Kaji secara umum klien
DS : - keperawatan komprehensif 2. mengetahui
DO : 1x24 jam, fungsi sirkulasi fungsi
- TD 104/62 mmHg diharapkan perifer (nadi, sirkulasi
N 86 x/mnt perfusi edema, CRT) efektif atau
RR 14 x/mnt jaringan 3. Inspeksi kulit dan tidak
SPO2 100% perifer palpasi anggota 3. mengetahui
- Nadi teraba lemah adekuat badan adanya
- CRT 2 detik 4. Kolaborasi dengan ketidakefektifa
- Akral hangat, tidak sianosis dokter dalam n perfusi
- Hb 9,2 gr/dl KH pemberian terapi perifer
Ht 28 % - Nadi yang tepat 4. mengatasi
teraba adanya
kuat ketidakefektifa
- Tidak n perfusi
ada perifer
sianosis
- Akral
hangat
- CRT < 2
detik
7 Okt 5 Nyeri b.d Kerusakan jaringan sekunder: Setelah 1. Lakukan pengkajian 1. Mengetahui
2019 tindakan operasi dilakukan nyeri secara keluhan nyeri
DS : tindakan komprehensif secara
DO : keperawatan 4 2. Observasi reaksi non komprehensif
- TD 104/62 mmHg jam, diharapkan verbal dari 2. Mengetahui
N 86 x/mnt nyeri berkurang ketidaknyamanan reaksi non verbal
RR 14 x/mnt atau hilang 3. Kontrol lingkungan dari nyero
SPO2 100% yang dapat 3. Mencegah
- Trauma kepala : SDH, SAH, edema KH : mempengaruhi nyeri terjadinya
serebri - Klien 4. Kaji tipe dan sumber peningkatan
- Post op craniotomi 05 oktober 2019 tampak nyeri untuk skala nyeri
- Pengkajian nyeri non verbal CCPOT 4: rileks, menentukan intervensi 4. Mengetahui
Nyeri sedang tenang 5. Tingkatkan istirahat sumber nyeri
- Wajah tegang, peka terhadap rangsangan dan dapat 6. Berikan posisi nyaman 5. Distraksi dari
- Tampak meringis kesakitan saat beristiraha 7. Kolaborasi dengan nyeri
analgetik habis t dokter untuk program 6. Memberikan rasa
- Gelisah saat analgetik habis dan terasa - Tanda- terapi analgetik untuk nyaman
nyeri tanda vital mengurangi nyeri
- Nadi cepat 139 x/menit normal
- Klien mendapat terapi analgetik morphin TD 120/80
10 mg mmHg
N 60-100
x/menit
RR 16-20
x/menit
S 36,5-37,5
◦C
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tgl/ No. Paraf dan


Tindakan Keperawatan dan Hasil
Waktu DK Nama Jelas
11/10/19 1 1. Memonitor tanda-tanda vital
H/ TD 118/73 N: 66 RR:18 S:36,5 SPO2:100%
2. Mengauskultasi suara nafas
H/ vesikuler
3. Melakukan perawatan mulut secara rutin
H/ oral hygiene dilakukan 2 kali perhari, pada pagi dan sore
4. Memonitor status oksigen
H/ SPO2 100%, klien menggunakan nasal kanul 3liter
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat
H/ inhalasi dengan flumucil dan pulmicort
11/10/19 2 1. Memantau adanya tanda dan gejala dari peningkatan tekanan intra kranial
H/ klien mengalami penurunan kesadaran, kesadaran CM, GCS E4 M6
V5, tidak ada muntah proyektil, adanya nyeri di bagian kepala post op
craniotomi skala 5
2. Memberikan posisi semifowler
H/ klien tampak nyaman dengan posisi semi fowler
3. Mempertahankan lingkungan yg tenang dan nyaman
H/ lingkungan bersih, tenang dan nyaman, klien hanya boleh dijenguk
oleh keluarga saat jam besuk dan maksimal 2 orang
4. Memonitor tanda-tanda vital
H/ TD 118/73 N: 66 RR:18 S:36,5 SPO2:100%
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
H/ mannitol infusion 20% 500ml
11/10/19 3 1. Memonitor tanda-tanda vital
H/ TD 118/73 N: 66 RR:18 S:36,5 SPO2:100%
2. Mengkaji tingkat kesadaran
H/ kesadaran compos mentis, GCS 15
3. Mempertahankan posisi kepala pada posisi semifowler
H/ klien nyaman dalam posisi semifowler
4. Mengobservasi intake dan output
H/ I: 2948 O:2150+44 balance = +759
5. Mengkaji fungsi-fungsi yg lebih tinggi, seperti bicara saat pasien sadar
H/ klien mengerti dengan perintah sederhana seperti mengangkat tangan,
klien dapat menjawab pertanyaan sederhana seperti nama bapak siapa
6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat
H/ neulin 500mg/4ml, asam traneksamat 500mg/5ml, mannitol infusion
20% 500ml
11/10/19 4 1. Memonitor tanda-tanda vital
H/ TD 118/73 N: 66 RR:18 S:36,5 SPO2:100%
2. Mengkaji fungsi sirkulasi perifer secara komprehensif
H/ nadi: 66 x/mnt, edema : tidak ada, CRT : , 2 detik, tidak ada sianosis,
akral hangat
3. Menginspeksi kulit dan palpasi anggota badan
H/ kulit tampak kemerahan, tidak ada sianosis, tidak ada edema, CRT , 2
detik, akral hangat, nadi teraba kuat
4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
H/ transfusi PRC 250cc
11/10/19 5 1. Melakukan pengukuran nyeri secara komprehensif
H/ P : kll
Q : perih, ngilu
R : kepala dan pundak kanan
S : 7/10
T : saat digerakkan
2. Mengobservasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan
H/ klien tampak meringis kesakitan saat akan dirubah posisinya, klien
mengatakan sakit pada pundak kanannya, wajah tampak tegang, muka
memerah, peka terhadap rangsangan (kalo pundaknya dipegang dia
langsung kesakitan
3. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
H/ lingkungan tenang dan nyaman, keluarga boleh menjenguk hanya 2
orang pada saat jam besuk
4. Memberikan posisi nyaman
H/ klien nyaman pada posisi semifowler
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi analgetik untuk
mengurangi nyeri
H/ fentanyl stop, tamoliv 1gr
EVALUASI KEPERAWATAN

No. Hari/ Tgl/ Evaluasi Hasil (SOAP) Paraf dan Nama


DK Jam (Mengacu pada tujuan) Jelas

1 Jumat, S:-
11/10/19 O:
TD 118/73 N: 66 RR:18 S:36,5 SPO2:100%
ETT dan ventilator sudah dilepas
Klien dapat mengeluarkan sputum secara mandiri
Sudah tidak dilakukan suctioning
Terapi inhalasi flumucil dan pulmicort, oksigen nasal kanul 3 liter
A: masalah keperawatan teratasi sebagian
P: asuhan keperawatan dihentikan, klien pindah ke ruang ranap
2 Jumat, S: -
11/10/19 O:
TD 118/73 N: 66 RR:18 S:36,5 SPO2:100%
klien mengalami penurunan kesadaran, kesadaran CM, GCS E4 M6 V5,
tidak ada muntah proyektil, adanya nyeri di bagian kepala post op
craniotomi skala 5
Terapi obat : mannitol infusion 20% 500ml
A: Masalah keperawatan teratasi
P: asuhan keperawatan dihentikan, klien pindah ke ruang ranap
3 Jumat, S: -
11/10/19 O:
TD 118/73 N: 66 RR:18 S:36,5 SPO2:100%
Kesadaran CM GCS15
Hb 10,1 g/dl
klien mengerti dengan perintah sederhana seperti mengangkat tangan,
klien dapat menjawab pertanyaan sederhana seperti nama bapak siapa
Terapi obat: neulin 500mg/4ml, asam traneksamat 500mg/5ml, mannitol
infusion 20% 500ml
A: masalah keperawatan teratasi sebagian
P: asuhan keperawatan dihentikan, klien pindah ke ruang ranap
4 Jumat, S; -
11/10/19 O:
TD 118/73 N: 66 RR:18 S:36,5 SPO2:100%
nadi: 66 x/mnt, edema : tidak ada, CRT : , 2 detik, tidak ada sianosis, akral
hangat, kulit tampak kemerahan, tidak ada sianosis, tidak ada edema, CRT
, 2 detik, akral hangat, nadi teraba kuat
A: Masalah keperawatan teratasi
P: asuhan keperawatan dihentikan, klien pindah ke ruang ranap

5 Jumat, S:
11/10/19 P : kll
Q : perih, ngilu
R : kepala dan pundak kanan
S : 7/10
T : saat digerakkan
O:
TD 118/73 N: 66 RR:18 S:36,5 SPO2:100%
klien tampak meringis kesakitan saat akan dirubah posisinya, klien
mengatakan sakit pada pundak kanannya, wajah tampak tegang, muka
memerah, peka terhadap rangsangan (kalo pundaknya dipegang dia
langsung kesakitan
Ada fraktur di collum humeri
Tamoliv 1gr
A: masalah keperawatan belum teratasi
P: asuhan keperawatan dihentikan, klien pindah ke ruang ranap
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan definisi cedera kepala diatas maka penulis dapat menarik suatu kesimpulan bahwa cedera kepala adalah
suatu cedera yang disebabkan oleh trauma benda tajam maupun benda tumpul yang menimbulkan perlukaan pada
kulit, tengkorak, dan jaringan otak yang disertai atau tanpa pendarahan. Cedera kepala dibedakan menjadi tiga, yaitu
cedera kepala ringan, cedera kepala sedang dan cedera kepala berat. Tanda gejala yang ditimbulkan akibat cedera
kepala yaitu, Pusing menetap dan sakit kepala, kesulitan berkonsentrasi, pelupa, kelemahan pada salah satu tubuh,
gangguan kesadaran, perubahan TTV, fraktur, nyeri, menetap atau setempat.

B. Saran
Kelompok menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, kelompok
mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar kelompok dapat berbuat lebih baik lagi di
kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kelompok pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Serta mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan cedera kepala, lebih teliti dalam
memberikan intervensi keperawatan kepada klien dengan cedera kepala, dapat memberikan pendidikan kesehatan
terhadap keluarga maupun klien, baik di rumah sakit maupun di rumah.

Anda mungkin juga menyukai