Pelaksanaan Screening Test Yussep Aldi PO. 62. 31. 3. 18. 241 Screening Test
Cara untuk mengidentifikasi
penyakit yang belum tampak melalui suatu test atau pemeriksaan atau prosedur lainnyA, yang dapat dengan cepat memisahkan antara orang yang mungkin menderita penyakit dengan orang yang mungkin tidak menderita. Tes untuk Uji Tapis
Tidak untuk mendiagnosis suatu
penyakit Pada hasil tes uji tapis yang positif harus dilakukan pemeriksaan yang lebih intensif. Tentukan apakah yang bersangkutan memang sakit atau tidak Bagi yang didiagnosis positif dilakukan pengobatan intensif agar tidak membahayakan bagi dirinya maupun lingkungannya. Tujuan Uji Tapis
• Mendeteksi dini penyakit tanpa gejala atau
gejala khas belum muncul pada orang yang tempak sehat (population of risk).
• Penemuan penyakit pada tahap dini
memungkinkan pengobatan yang lebih tuntas. Sasaran Uji Tapis
1. Infeksi bakteri : penyakit TBC
2. Infeksi virus : penyakit hepatitis , AIDS 3. Penyakit non infeksi : hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung, dll. Lokasi Uji Tapis 1. Dilapangan, contoh pada uji tapis penyakit TBC yang dilakukan dengan rontgen foto. 2. Dirumah sakit, contoh uji tapis terhadap penyakit karsinoma servic dengan pap smear. 3. Dirumah sakit khusus, contoh uji tapis terhadap penyakit glaukoma di rumah sakit mata. 4. Di pusat pelayanan khusus, midalnya uji tapis terhadap penyakit kanker payudara di pusat pelayanan kanker Pelaksanaan Uji Tapis 1. Pada orang yang tampak sehat dilakukan pemeriksaan (hasil ; Positif / Negatif). 2. Untuk hasil tes yang positif dilakukan pemeriksaan diagnostik yang lebih spesifik. 3. Jika hasilnya tetap positif, maka dilakukan pengobatan intensif. 4. Jika hasilnya negatif dapat dilakukan tes ulang dan seterusnya sampai semua penderita terjaring. Validitas Uji Tapis
1. Sensitivitas : kemampuan suatu tes untuk
mengidentifikasi individu dengan tepat, dengan hasil tes positif pada individu yang memang sakit. 2. Spesitivitas : kekampuan suatu tes mengidentifikasi individu dengan tepat, dengan hasil tes negatif pada individu yang memang sehat. Untuk menganalisa kedua komponen tersebut Keadaan penderita Hasil tes jumlah sakit Tidak sakit Positif a b a+b Negatif c d c+d Jumlah a+c b+d N Dimana : a = Positif benar (true positive) b = Positif semu (false positive) c = Negatif semu (false negative) d = Negatif Benar (true negatif) N = a+b+c+d Lanjutan … • Sensitivitas = a / (a+c) • Spesitivitas = d / (b+d) • Proporsi negatif semu = b / (b+d) • Proporsi positive semu = c / (a+c)
• Selain hal diatas dapat juga dihitung
perkiraan nilai kecermatan dengan tujuan untuk menaksir banyaknya orang yang benar-benar menderita dari semua hasil tes yang positif. Perkiraan nilai kecermatan
• Nilai kecermatan positif (positive accuracy) :
proporsi jumlah yang sakit terhadap semua hasil tes positif y= a/(a+b)
• Nilai kecermatan negatif (negative accuracy)
: proporsi jumlah yang tidak sakit terhadap hasil tes negatif z= d / (c+d) Dari Komplemennya Dapat Dihitung
• False positif : jumlah hasil tes positif semu
di bagi jumlah seluruh hasil tes positif. b/ (a+b)
• False negative : jumlah hasil tes negatif
semu dibagi dengan jumlah seluruh hasil tes negatif. c/ (c+d) Sekian dan Terima Kasih じゃ またね。ありがとう ございました JA, MATA NE. ARIGATOU GOZAIMASHITA