Metode Pembuatan & Peralatan, Evaluasi & Stabilitas

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 18

GEL

(METODE PEMBUATAN & PERALATAN,


EVALUASI & STABILITAS)

KELOMPOK : A2
DIMAS ADE SETYAWAN (611610005)
EUNIKE CHYNTHIA (611610009)
EVA SEFIANA (611610010)
FORMULASI

R/ Zinc Oksida 2,5%


CMC-Na 3%
Propilen Glikol 5%
Nipasol 0,2%
Etanol qs
Parfum qs
Aquades Ad 50 g
No Bahan Fungsi

1 Zinc Oksida Bahan aktif

2 CMC-Na Gelling agent

3 Propilen Glikol Humektan dan pelarut

4 Nipagin , nipasol Pengawet

5 Ethanol Pelarut

6 Parfum Agar sediaan gel memiliki bau yang enak

7 Aquades Pelarut
METODE PEMBUATAN

Timbang sejumlah bahan yang diperlukan (ZnO 1,25 g, CMC-Na 1,5


g, propilen glikol 2,5 g, nipasol 0,1 g)

Kemudian lebur CMC-Na di atas penangas menggunakan aquades


(fase air)

ZnO kemudian dilebur menggunakan ethanol ad larut (fase minyak)

Kemudian pada ZnO ditambahkan propilen glikol dan nipasol


Kemudian campurkan fase air dan fase minyak ke dalam mortir, lalu
homogenkan

Kemudian tambahkan parfum

Tambahkan aquades ad 50 g

Lalu aduk homogen

Masukkan ke dalam wadah sediaan gel


PERALATAN
WADAH GEL

Gel lubrikan harus dikemas dalam tube dan harus


disterilkan

Gel untuk penggunaan mata dikemas dalam tube


steril

Gel untuk penggunaan pada kulit dapat dikemas


dalam tube atau pot salep

Wadah harus diisi cukup penuh dan kedap udara


untuk mencegah penguapan
No Gambar Nama
1 Timbangan Analitik

2 Bunsen dan kaki tiga


No Gambar Nama
3 Batang Pengaduk

4 Spatel
No Gambar Nama
5 Cawan Porselen

6 Penjepit kayu
No Gambar Nama
7 Sudip

8 Korek api
No Gambar Nama
9 Mortir dan stamfer

10 Gelas beker
No Gambar Nama
11 Gelas ukur

12 Pipet tetes
EVALUASI SEDIAAN GEL
1. Uji Organoleptis
Dilakukan dengan cara diamati tampilan fisik sediaan berupa bentuk, warna dan bau (Depkes
RI,1995)
* GEL biasanya memiliki tekstur setengah padat berwarna jernih, bau khas tergantung bahan
aktif yang digunakan
2. Uji Homogenitas
Dilakukan dengan cara dioleskan GEL pada kaca objek  kemudian diratakan dan diamati
ada atau tidaknya partikel yang belum tercampur secara homogen (Depkes RI,1995)
3. Uji pH
Dilakukan dengan cara mencelupkan elektroda pH meter yang sudah dikalibrasi kedalam
sediaan GEL  setelah itu dililihat nilai pH meter yang menunjukkan angka yang stabil
* pH GEL harus sesuai dengan pH kulit yaitu 5-6,5 (Voigt, 1994: 381)
EVALUASI SEDIAAN GEL
4. Uji Viskositas
Dilakukan dengan menggunakan viskometer stormer  dimasukkan sediaan GEL ke dalam wadah
Silinder (bob)  dimasukkan kedalam tengah-tengah Cup  diberi seri beban tertentu  dicatat
waktu yang diperlukan untuk berputar setiap 25 putaran
* Semakin tinggi viskositas maka semakin besar daya tahanan suatu cairan untuk mengalir (Voigt,
1994: 381), selain itu tipe aliran sediaan GEL biasanya Pseudoplastik
5. Uji Daya Sebar
Dilakukan dengan menimbang sediaan GEL 1 gram diletakkan diatas plat kaca (dialasi kertas
milimeter blok)  diberikan variasi beban (50 g, 100 g, 200 g, dan 500 g)  diukur diameter
sediaan GEL setiap 1 menit
* Daya sebar GEL yang baik yaitu antara 5-7 cm (Garg et all,2002)
STABILITAS SEDIAAN GEL

1. Pengamatan Cycling Test


Sediaan GEL disimpan pada suhu 4± 20C selama 24 jam  kemudian dipindahkan ke dalam
oven yang bersuhu 40 ± 20C selama 24 jam (satu siklus)  Uji ini dilakukan sebanyak 6 siklus
atau selama 12 hari kemudian diamati adanya pemisahan fase (Marinda, 2012)
2. Pemeriksaan Stabilitas Suhu
Sediaan GEL disimpan dalam beberapa suhu yang berbeda  suhu rendah (4± 20C), suhu
kamar (27± 20C), dan suhu tinggi (40± 20C) selama 21 hari  dilakukan pengamatan
organoleptis, Ph, Homogenitas, Daya Sebar dan Viskositas (Chandira dkk,2010)
STABILITAS SEDIAAN GEL

3. Uji Sentrifugasi
Sediaan GEL dimasukkan kedalam tabung sentrifugasi  dimasukkan ke dalama alat
sentrifugasi  diatur dengan kecepatan 5000 rpm selama 30 menit  diamati apakah terjadi
pemisahan (Budiman,2008)
4. Uji Sineresis Gel
Sineresis yang terjadi selama penyimpanan diamati dengan menyimpan gel pada suhu ±10 °C
selama 24, 48 dan 72 jam  GEL ditempatkan pada cawan untuk menampung air yang
dibebaskan dari dalam gel selama penyimpanan  Sineresis dihitung dengan mengukur
kehilangan berat selama penyimpanan lalu dibandingkan dengan berat awal gel (Latimer,2012)
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, R. Oktadefitri, Y., Lucida, H.2013. Formulasi Krim Tabir Surya Dari Kombinasi Etil P-Metoksisinamat Dengan Katekin,
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Teknisi Sains Farmasi dan Klinik III, Padang : Fakultas Farmasi Universitas Andalas.
Budiman, Muhammad Haqqi. 2008. Uji Stabilitas dan Aktivitas Antioksidan Sediaan Krim yang Mengandung Ekstrak Kering Tomat
(Solanum lycopersicum L.).Depok: Universitas Indonesia.
Chandira, R.M., Pradeep, A. Pasupathi, Bhowmik, D., Chinjaranjib, B Jayakar, Tripathi, K K., Kumar, K P Sampath. 2010. Design,
Development and Formulation of Antiacne Dermatological Gel. Journal of Chemical and Pharmaceutical Research. ISSN No : 0975-
7384.
Depkes, RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., dan Siglal, A. K. 2002, Spreading of Semisolid Formulation: An Update. Pharmaceutical Technology.
Latimer G (editor). 2012 .Official Methods of Analysis of AOAC International, 19th Edition
Lieberman, Lachman, 1993. Pharmaceutical Dosage Forms, Parenteral Medication, Vol. II, 2nd Ed. Hal. 576.
Marinda, Wenny Silvia. 2012. Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Gel Liposom yang Mengandung Fraksinasi Ekstrak Metanol Kulit
Manggis (Garcinia mangostana L.) sebagai Antioksidan. Depok: Universitas Indonesia.
Voight, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai