MANAJEMEN SEPSIS
Oleh :
Pembimbing :
dr. Arsanto Ranumiharso, Sp. An
3
INFEKSI SEPSIS SEPSIS BERAT SYOK SEPSIS
Proses patologis
yang disebabkan oleh
mikroorganisme
patogenik ke dalam
jaringan atau cairan
yang steril.
INFEKSI SEPSIS SEPSIS BERAT SYOK SEPSIS
INFEKSI +
RESPON INFLAMASI SISTEMIK
INFEKSI SEPSIS SEPSIS BERAT SYOK SEPSIS
Sitokin antiinflamasi
IL-1-reseptor antagonis (IL-1ra),
IL-4, IL-10
Bekerja memodulasi, koordinasi
atau represi terhadap respon
Kerusakan endothelial, disfungsi mikrovaskuler, dan yang berlebihan
kerusakan jaringan akibat gangguan oksigenasi dan
kerusakan organ akibat gangguan sirkulasi.
Patofisiologi
GAMBARAN KLINIS
Takikardi
Demam > 38
HR > 90 Hipoventilasi
derajat celcius
x/menit
Disfungsi hati,
paru, dan ginjal Hipotensi Ensefalopati
Ruam kulit :
meningokoksem
ia, sindrom syok
toksik, infeksi,
Capnocytophag
a, ektima
gangrenosum
KRITERIA SEPSIS
Respon sistemik ditandai dengan 2 atau Iebih tanda:
Sel darah putih > 12.000/mm3, atau > 10% bentuk immature/band
Trombositopenia
Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik
Pemeriksaan
Penunjang
Tatalaksana
Penatalaksanaan Awal meliputi :
Penilaian dan manajemen jalan nafas dan pernafasan
Saturasi oksigen lebih dari 93% harus dipertahankan untuk
hantaran oksigen yang adekuat pada jaringan
Riwayat penyakit
Pemeriksaan dan evaluasi harus dilakukan secara bersamaan
dengan usaha resusitasi
Pemeriksaan darah rutin dan kultur harus dikirim dengan
cepat dan tepat
Antibiotik dosis awal harus diberikan secepatnya
17
Setelah pemeriksaan awal,
Central Venous Catheter (CVC) pada vena jugularis atau
subklavikula harus di pasang pada hampir semua pasien
dengan syok sepsis untuk pemberian cairan yang cepat,
pemberian medikasi, pengawasan hemodinamik, dan
mungkin untuk mendapatkan saturasi oksigen vena (SCvO2)
18
Panduan Ringkas Penatalaksanaan Sepsis
Berdsarkan Surviving Sepsis Campaign
Dalam 3 jam pertama
Mengukur kadar laktat
Kultur darah untuk menentukan antibiotik yang sensitif
Pemberian antibiotik spektrum luas
Pemberian 30 cc/kgBB cairan kristaloid pada keadaan hipotensi atau laktat
≥ 4 mmol/L
Terapi cairan
Karena sepsis dapat menyebabkan syok disertai demam, venadilatasi
dan diffuse capillary leackage inadequate preload sehingga terapi cairan
merupakan tindakan utama
Terapi vasopresor
Bila cairan tidak dapat mengatasi cardiac output (arterial pressure
dan perfusi organ tidak adekuat) dapat diberikan vasopresor potensial
seperti norepinefrin, dopamine, epinefrin dan phenylephrine.
Terapi inotropik
Bila resusitasi cairan adekuat tetapi kontraktilitas miokard masih
mengalami gangguan dimana kebanyakan pasien akan mengalami
cardiac output yang turun sehingga diperlukan inotropik, seperti
dobutamine.
21
TERAPI ANTIBIOTIK
Antibiotik intravena seharusnya dimulai dalam 1 jam pertama setelah
diketahui terjadinya sepsis berat, setelah kultur diambil.
31
DAFTAR PUSTAKA
Robert MS, Halstead ES, et al. Definitions, Epidemiology and Pathophysiology. The Open Inflammation Journal, 2011.
Indonesian Research Partnership on Infectious Disease : Sepsis study. Diakses online pada tanggal 18 April 2019 : http://www.ina-
respond.net/sepsis-study/
Levy MM, Fink MP, Marshall JC, et al; SCCM/ESICM/ACCP/ATS/ SIS: 2001 International Sepsis Definitions Conference. Crit Care Med
2003; 31:1250–1256.
Dellinger RP, Levy MM, Rhodes A et al. Surviving sepsis campaign: international guidelines for management of severe sepsis and septic shock.
Intensive Care Med, 2012.
Connor EO., Venkatesh B., Lipman J., Mashongonyika C., Hall J. Procalcitonin in Critical Illness. Crit Care Res, 2001, 3:236–43.
Kaplan LJ. Systemic Inflammatory Response Syndrome. Diakses online pada tanggal 18 April 2019 :
http://emedicine.medscape.com/article/168943-overview#a0156
Batista RS, Gomes AP, et al. Sepsis: an update. Rev Bras Ter Intensiva, 2011; 23(2):207-216.
M. Moss, KE Hodgin. The epidemiology of Sepsis. United States. Division of Pulmonary Sciences and Critical Care Medicine, Department
of Medicine, University of Colorado Denver and Health Sciences Center. 2008.
Martin, Greg S, M.D David,dkk. The Epidemiology of Sepsis in the United States from 1979 through 2000. United States. NEJM. 2013
Widodo D, Pohan HT (editor). Bunga rampai penyakit infeksi. Jakarta: 2004; h.54-88.
Ron Daniels. Tim Nutbeam. ABC of Sepsis.2010. UK : Wiley Blackwell – BMJ books.
Bochud PY, Calandra T. Pathogenesis of sepsis: new concepts and implication for future treatment. BMJ 2003;325:262-266. Available at:
http://www.bmj.com
Nelwan RHH. Patofisiologi dan deteksi dini sepsis. Dalam: Pertemuan Ilmiah Tahunan Ilmu Penyakit Dalam 2003. Jakarta. 2003; h. S15-18.
Hotckins RS, Karl I. The pathophysiology and treatment of sepsis. N Engl J Med. 2003;348 (2): 138-150.
Jerry R. Balentine, DO, FACEP. Sepsis (Blood Infection). Diakses online pada tanggal 18 April 2019 :
http://www.emedicinehealth.com/sepsisblood_infection/page3_em.htm
Ferrer R, Artigas A, Suarez D, et al; Edusepsis Study Group: Effectiveness of treatments for severe sepsis: A prospective, multicenter, observational
study. Am J Respir Crit Care Med 2009; 180:861–866