Anda di halaman 1dari 20

N

W E

PAJAK S
REKLAME
Aisyah Nur Rahmadani
Ayu Rahmaliah
Dolorosa
Nita Rumantir
Ricky Gunawan
Pajak Reklame

Biaya yang harus dibayar agar mendapatkan izin penyelenggaraan


reklame. Jika tidak membayar pajak reklame, baliho atau spanduk Anda akan
diturunkan.
Di Jakarta, pajak reklame diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2011.
Dalam Perda tersebut dijelaskan, pajak reklame adalah pungutan yang
dikenakan atas semua penyelenggaraan reklame. Kita biasanya
mengidentikkan reklame dengan media periklanan besar yang ditempatkan pada
area yang sering dilewati masyarakat umum seperti sisi jalan raya. Reklame
umumnya berisi informasi dengan ilustrasi yang besar dan menarik.
Dalam Perda Pajak Reklame DKI Jakarta, yang termasuk kategori reklame
adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak garamnya
dirancang untuk tujuan komersial memperkenalkan, menganjurkan,
mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa,
orang, atau badan, yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan/atau
dinikmati oleh umum.

Secara garis besar reklame dibedakan menjadi dua jenis yaitu Reklame
Produk dan Reklame Non-Produk. Reklame Produk adalah reklame yang berisi
tentang suatu barang atau jasa dimana tujuan reklame tersebut semata-mata
untuk keperluan promosi, sedangkan Reklame Non Produk adalah jenis reklame
yang semata-mata memuat nama perusahaan / badan / nama profesi atau usaha,
termasuk juga logo, simbol atau identitas badan / perusahaan dan usaha yang
dapat diketahui oleh khalayak umum.
Dasar Hukum Pemungutan Pajak Reklame
Dasar hukum pemungutan Pajak Reklame pada suatu kebupaten atau kota diatur dalam :
1. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan atas UU Nomor
18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.
3. Peraturan daerah Kabupaten/kota yang mengatur tentang Pajak Reklame. Seperti
Perda provinsi DKI Jakarta No. 12 Tahun 2011 tentang pajak reklame.
4. Keputusan Bupati/walikota yang mengatur tentang Pajak reklame sebagai aturan
pelaksanaan peraturan daerah tentang Pajak reklame pada kabupaten / kota
dimaksud.
Subjek Pajak Reklame Objek Pajak Reklame

Adalah orang pribadi atau badan Adalah semua


yang menggunakan reklame penyelenggaraan reklame.
Objek Pajak Reklame meliputi:
1 Reklame papan / billboard / videotron dan sejenisnya

2 Reklame kain

3 Reklame melekat / stiker 7 Reklame apung

4 Reklame selebaran 8 Reklame suara

5 Reklame berjalan 9 Reklame film / slide

6 Reklame udara 10 Reklame peragaan


Tidak termasuk sebagai Objek Pajak Reklame adalah:

1. Reklame yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah;


2. Penyelenggaraan reklame melalui internet, televisi, radio, warta harian, warta
mingguan, warta bulanan, dan sejenisnya;
3. Label / merek produk yang melekat pada barang yang diperdagangkan, yang berfungsi
untuk membedakan dari produk sejenis lainnya;
4. Nama pengenal usaha atau profesi yang dipasang melekat pada bangunan tempat
usaha atau profesi diselenggarakan dengan ketentuan yang mengatur nama pengenal
usaha atau profesi tersebut yang luasnya tidak melebihi 1m², ketinggian maksimum 15
(lima belas meter dengan jumlah reklame terpasang tidak lebih dari 1 (satu) buah;
Tidak termasuk sebagai Objek Pajak Reklame adalah:

5. penyelenggaraan reklame yang semata-mata memuat nama tempat ibadah dan tempat
panti asuhan;
6. penyelenggaraan reklame yang semata-mata mengenai pemilikan dan/atau peruntukan
tanah, dengan ketentuan luasnya tidak melebihi 1 m² (satu meter persegi) dan
diselenggarakan di atas tanah tersebut kecuali reklame produk;
7. diselenggarakan oleh perwakilan diplomatic, perwakilan konsulat, perwakilan PBB serta
badan-badan khususnya badan-badan atau lembaga organisasi internasional pada
lokasi badan-badan dimaksud.
WAJIB PAJAK REKLAME

Wajib Pajak Reklame adalah orang


pribadi atau badan yang
menyelenggarakan reklame.
Dalam hal reklame diselenggarakan
sendiri secara langsung oleh orang
pribadi atau badan, Wajib Pajak
Reklame adalah orang pribadi atau
badan tersebut.
Dalam hal reklame diselenggarakan
melalui pihak ketiga, pihak ketiga
tersebut menjadi Wajib Pajak
Reklame.
Dasar Pengenaan Pajak

Dasar pengenaan pajak reklame adalah Nilai Sewa Reklame (NSR). Jika reklame
diselenggarakan oleh pihak ketiga, NSR ditetapkan berdasarkan dari nilai kontrak
reklame. Namun, jika reklame diselenggarakan sendiri, NSR dihitung berdasarkan
pada jenis, bahan yang digunakan, lokasi penempatan, jangka waktu
penyelenggaraan, jumlah, dan ukuran media reklame.

Jika reklame diselenggarakan oleh pihak ketiga, namun pihak tersebut tidak
memiliki kontrak reklamenya, maka NSR ditetapkan dengan menggunakan faktor
sebagaimana reklame yang diselenggarakan sendiri. Di Jakarta, NSR telah ditetapkan
dalam Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Penetapan Nilai Sewa Reklame Sebagai Dasar Pengenaan Pajak Reklame.
TARIF NSR
REKLAME PRODUK
No Kelas Ukuran dan Ketinggian NSR (Rp)
Jangka Waktu Reklame
01 Protokol A 1 M2 dan 1 Hari s.d 15 Meter Rp. 125.000,-

02 Protokol B 1 M2 dan 1 Hari s.d 15 Meter Rp. 100.000

03 Protokol C 1 M2 dan 1 Hari s.d 15 Meter Rp. 75.000

04 Ekonomi I 1 M2 dan 1 Hari s.d 15 Meter Rp. 50.000

05 Ekonomi II 1 M2 dan 1 Hari s.d 15 Meter Rp. 25.000

06 Ekonomi III 1 M2 dan 1 Hari s.d 15 Meter Rp. 15.000

07 Lingkungan 1 M2 dan 1 Hari s.d 15 Meter Rp. 10.000


TARIF NSR REKLAME
NON-PRODUK
No Kelas Ukuran dan Ketinggian NSR (Rp)
Jangka Waktu Reklame
01 Protokol A 1 M2 dan 1 Hari s.d 15 Meter Rp. 25.000,-

02 Protokol B 1 M2 dan 1 Hari s.d 15 Meter Rp. 20.000

03 Protokol C 1 M2 dan 1 Hari s.d 15 Meter Rp. 15.000

04 Ekonomi I 1 M2 dan 1 Hari s.d 15 Meter Rp. 10.000

05 Ekonomi II 1 M2 dan 1 Hari s.d 15 Meter Rp. 5.000

06 Ekonomi III 1 M2 dan 1 Hari s.d 15 Meter Rp. 3.000

07 Lingkungan 1 M2 dan 1 Hari s.d 15 Meter Rp. 2.000


HASIL PERHITUNGAN NILAI SEWA REKLAME (NSR)
NSR
NSR BERDASARKAN DURASI 30 DETIK/TAYANG/HARI PADA MASING-MASING
Lokasi
PENGELOMPOKAN (CLUSTER) UKURAN LUAS BIDANG REKLAME LAYAR
No penempatan/
Ukuran 8 m2 s.d 16 m2 s.d 24 m2 s.d 32 m2 s.d 50 m2 s.d Diatas Durasi/
s.d 8 m2
16 m2 24 m2 32 m2 50 m2 100 m2 100 m2 Tayang

1 Protokol A 10.000 12.500 15.000 17.500 20.000 22.500 25.000 30detik

2 Protokol B 8.000 10.000 12.000 14.000 16.000 18.000 20.000 30detik

3 Protokol C 6.000 7.500 9.000 10.500 12.000 13.500 15.000 30detik

4 Ekonomi I 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000 9.000 10.000 30detik

5 Ekonomi II 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500 5.000 30detik

6 Ekonomi III 1.500 1.500 2.000 2.250 2.500 2.750 3.000 30detik

7 Lingkungan 800 1.000 1.200 1.400 1.600 1.800 2.000 30detik


•NSR untuk setiap penambahan luas bidang reklame Light Emitting Diode (LED) dan sejenisnya setiap
100 m2 (seratus meter persegi) kedua dan seterusnya dikenakan tambahan 25% (dua puluh lima
persen) dari hasil perhitungan NSR.
•Hasil perhitungan NSR untuk jenis reklame lainnya ditetapkan sebagai berikut:
a. reklame melekat : Rp 1.000,00/cm2 (seribu rupiah per centimeter persegi)
(sekurangkurangnya Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) setiap kali penyelenggaraan.
b. reklame selebaran : Rp 10.000,00/lembar (sepuluh ribu rupiah per lembar)
sekurangkurangnya Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) setiap kali
penyelenggaraan.
c. reklame berjalan/kendaraan : Rp 50.000,00/m2/hari (lima puluh ribu rupiah) per meter
persegi per hari.
d. reklame udara : Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah) untuk paling lama 1 (satu) bulan
penayangan.
e. reklame apung : Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah) untuk paling lama 1 (satu) bulan
penayangan.
f. reklame suara : Rp 5.000,00/30 detik (lima ribu rupiah per tiga puluh detik) bagian
waktu yang kurang dari 30 (tiga puluh) detik dihitung menjadi 30 (tiga puluh)
detik.
g. reklame file/slide :Rp 10.000,00/30 detik (sepuluh ribu rupiah per tiga puluh detik),
bagian waktu yang kurang dari 30 (tiga puluh) detik dihitung menjadi 30 (tiga
puluh) detik.
h. reklame peragaan : Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) per setiap penyelenggaraan

•Untuk penyelenggaraan reklame di dalam ruangan (indoor) dihitung dan ditetapkan sebesar
50% dari NSR.
•Untuk penyelenggaraan reklame rokok dan minuman beralkohol dikenakan tambahan pajak
sebesar 25% dari hasil perihutungan NSR.
•Untuk setiap penambahan ketinggian sampai dengan 15 meter, dikenakan tambahan pajak
sebesar 20% dari Hasil Perhitungan NSR.
Cara Perhitungan
Tarif Pajak Reklame
Pajak Reklame
Di Jakarta, tarif pajak
reklame diatur melalui Peraturan Besaran Pokok Pajak Reklame

Daerah Nomor 12 Tahun 2011, yang terutang dihitung dengan


cara mengalikan tarif pajak yaitu
tentang Pajak Reklame. Tarif
25% dengan dasar pengenaan
yang dikenakan untuk reklame,
pajak yaitu Nilai Sewa Reklame
sebesar 25%. Di luar Jakarta,
(NSR).
aturan ini banyak diadaptasi
untuk diterapkan di daerah
masing-masing.
Hasil Perhitungan NSR sebagaimana
dimaksud dalam dasar pengenaan pajak
ditetapkan dengan Peraturan Gubernur.

Contoh : Perusahaan A ingin


memasang Baliho ukuran 3 X 6 meter
di area Kuningan (Protokol A)
sebanyak 6 buah selama 7 hari maka
perhitungannya adalah sebagai berikut
Jawab :
Pajak Reklame = 18 m x 6 buah x
125.000 x 7 hari x 25% = Rp.
23.625.000
SANKSI
1. Pihak pemesan reklame dan/atau pihak ketiga, yang

menyampaikan Nilai Kontrak Reklame yang tidak benar atau

tidak sesuai dengan Nilai Kontrak Reklame yang sebenarnya

seperti mengurangi atau memalsukan Nilai Kontrak Reklame

yang berakibat terdapatnya kerugian Pajak Daerah dikenakan

sanksi administrasi dan sanksi pidana di bidang perpajakan

atau sanksi pidana sesuai peraturan perundang-undangan.

2. Sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

berupa kenaikan sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari

Pajak Reklame yang kurang dibayar ditambah dengan bunga

sebesar 2% (dua persen) sebulan yang dihitung sejak

tanggal Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) Pajak Reklame

pertama kali diterbitkan.

3. Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

dengan cara menerbitkan Surat Tagihan Pajak Daerah

(STPD).
KETENTUAN PIDANA
1. Wajib pajak yang karena kealpaannya tidak
menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak benar
atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang
tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah dapat
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu)
tahun atau denda paling banyak 2 (dua) kali jumlah
pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.
2. Wajib pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan
SPTPD atau mengisi dengan tidak benar atau tidak
lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar
sehingga merugikan keuangan daerah dapat dipidana
dengan pidana penjara paling lama 2 tahun atau denda
paling banyak 4 kali jumlah pajak terutang yang tidak
atau kurang dibayar.
Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai