Anda di halaman 1dari 3

MODUL 10

Peningkatan Kekuatan Baja dengan Perlakuan Panas

11.1 Diagram waktu-temperatur-transformasi


Dekomposisi eutektoid terjadi pada sistem paduan ferrous (besi-karbon) dan
sistem paduan non ferrous (tembaga alumunium, tembaga timah), tetapii memiliki arti
khusus dalam industri pengerasan baja. Pada sistem besi karbon (lihat Gambar) fasa
austenit, yang merupakan larutan padat dari karbon dalam besi fcc, berdekomposisi
ketika didinginkan menjadi struktur paduan yang disebut perlit, yang terdiri dari lamel
sementit (Fe3C) dan ferit berselang-seling. Namun, apabila kondisi pendinginan
sedemikian rupa sehingga struktur paduan yang terjadi jauh dari keadaan
kesetimbangan, dapat terjadi transformasi alternatif. Jadi, pada pendinginan yang
sangat cepat terbentuk fasa metastabil yang disebut martensit, yang merupakan
larutan padat lewat-jenuh dari karbon dalam ferit. Transformasi seperti ini
menghasilkan -mikrostruktur baja yang tidak homogen tetapi terdiri dari jarum martensit
yang mirip pelat yang tertanam dalam matriks austenit induk. Selain martensit.
terbentuk pula struktur lain yang disebut bainit bila pembentukan perlit tidak terjadi
karena austenit didinginkan dengan cepat melewati rentang temperatur di atas 550°C,
kemudian baja dibiarkan pada temperatur antara 250°C hingga 550°C. Struktur terdiri
dari butir ferit mirip pelat, serupa dengan pelat martensit, dan di dalamnya tampak
partikel karbida.

T0C

http://www.mercubuana.ac.id
Pada kedua proses ini telah disepakati bahwa laju pertumbuhan ditentukan
oleh difusi atom karbon, dan bahwa perubahan kristalografi mengikuti redistribusi
karbon. Nukleus yang aktif dari nodul perlit terdiri dari platelet ferit atau sementit
bergantung pada kondisi temperatur dan komposisi yang terdapat ketika terjadi
transformasi, tetapi umumnya adalah sementit. Nukleus terbentuk di batas butir, dan
setelah nukleus terbentuk kadar karbon di matriks sekitarnya berkurang, sehingga
terdapat kondisi yang sangat mendukung nukleasi pelat ferit yang berdekatan dengan
nukleus sementit. Pelat ferit kemudian menolak atom karbon ke austenit di sekitarnya
dan ini mendorong pembentukan nuklei sementit yang kemudian terus tumbuh. Pada
waktu bersamaan ketika nodul perlit tumbuh ke arah sisi, lamel ferit dan sementit
masuk ke dalam austenit, karena atom karbon, yang ditolak mendahului ferit yang
tumbuh, berdifusi menuju sementit yang sedang tumbuh . Akhirnya terbentuk suatu
pelat sementit dengan orientasi berbeda yang kemudian membentuk nukleus baru.
Austenit homogen, apabila dibiarkan pada temperatur konstan, menghasilkan
perlit pada laju konstan dengan jarak interlamel yang konstan pula. Namun, jarak
interlamel berkurang dengan turunnya temperatur, dan ketika temperatur mendekati
lutut kurva, kurang jelas bila dilihat melalui mikroskop optik. Terjadi peningkatan
kekerasan dengan berkurangnya jarak. Zener menjelaskan kebergantungan jarak
interlamel pada temperatur sebagai berikut. Bila jarak interlamel besar, jarak difusi
atom karbon agar terkonsentrasi di sementit juga besar, sehingga laju redistribusi
karbon menjadi lambat. Sebaliknya, apa-bila jarak interlamel kecil, maka daerah dan
energi antarmuka ferit-sementit membesar. Akibatnya, pro-porsi pelepasan energi
bebas yang besar pada transformasi austenit ke perlit diperlukan untuk memasok
energi antarmuka sehingga hanya tersisa sebagian kecil untuk menjadi "tenaga
penggerak" perubahan. Jadi, diperlukan keseimbangan antara dua kondisi yang
bertentangan agar pembentukan perlit berlanjut, dan pada temperatur konstan jarak
interlamel tetap kons-tan pula. Namun, karena perubahan energi-bebas, G, yang
menyertai transformasi bertambah dengan meningkatnya derajat pendinginan lewat,
daerah antarmuka yang lebih besar dapat dibenarkan jika temperatur transformasi
turun, dan menghasilkan pengurangan jarak interlamel dengan turunnya temperatur.
Mayoritas baja komersial umumnya tidak memiliki komposisi eutektoid (karbon
0,8%), tetapi hipoeutektoid (karbon < 0,8%). Pada baja seperti ini, pertama-tama
dibentuk ferit proeutektoid sebelum reaksi perlit dimulai dan ini digambarkan di kurva
TTT sebagai garis dekomposisi ketiga.

http://www.mercubuana.ac.id
tetapi terbentuk oleh proses geser, karena apabila ada mobilitas atomik, energi
regangan yang besar dan terkait dengan volume transformasi akan dapat ditiadakan.
Bentuk lentikular jarum martensit merupakan hasil langsung dari tegangan yang terjadi
di matriks sekitar-nya dan analog dengan efek yang sama yang dijumpai pada
kembaran mekanik. Energi regangan yang terkair dengan martensit dapat dibiarkan
karena pertumbuhan dari daerah geser tidak bergantung pada difusi: dan karena
daerah ini koheren dengan matriks, mereka dapat menyebar dengan cepat ke dalam
kristal. Perubahan energi-bebas yang besar berkaitan dengan pembentukan yang
cepat dari fasa baru tidak seimbang dengan energi regangan, sehingga dapat
mengurangi energi-bebas. Observasi langsung dari pelat martensit dengan TEM
menunjukkan bahwa ada dua jenis utama martensit, satu dengan struktur kembaran
yang disebut martensit asikular, dan satu lagi dengan kerapatan dislokasi yang tinggi
dan beberapa atau bahkan sama sekali tanpa kembaran, yang disebut martensit masif.
Berbeda dengan transformasi perlit yang mencakup redistribusi dari atom
karbon dan perubahan struktural, transformasi martensit hanya meliputi perubahan
struktur kristal. Sel struktur martensit adalah tetragonal pemusatan ruang, dan
merupakan struktur kubik pemusatan-ruang yang mengalami distorsi, sehingga dapat
dianggap sebagai larutan padat lewat jenuh dari karbon dalam besi . Baja dengan
struktur martensit sangat keras dan getas.

Gambar Diagram skematik dari bentuk deformasi yang dihasilkan pelat martensit. (a)
Garis kontur pada permukaan yang semula datar,· (b) potongan permukaan melalui AB.
Skala vertikal dibesarkan (dari Bilby and Christian, 1956; seizin the Institute of Metals).

11.4 Transformasi austenit-bainit

http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai